PENDAHULUAN
1
dengan kemoterapi untuk meningkatkan resektabilitas tumor dan pada
beberapa kasus dapat memungkinkan untuk dilakukannya Breast
Conserving Surgery (BCS). Setelah menjalani operasi, penanganan LABC
dapat dilanjutkan dengan terapi adjuvant berupa kemoterapi, radioterapi
untuk meminimalkan rekurensi lokal, targeting terapi, maupun hormonal
terapi untuk tumor dengan reseptor hormon yang positif. Prognosis dari
pasien dengan LABC sangat beragam bergantung dari kondisi tumor dan
terapi multimodal yang diberikan. 3
Akhir-akhir ini banyak dikembangkan terapi komplementer dari
terapi standar yang sudah baku untuk meningkatkan survival dan
prognosis dari pasien kanker payudara. Beberapa di antaranya adalah
dengan menggunakan vitamin C dosis tinggi, statin, dan metformin.
Metformin merupakan salah satu terapi komplementer yang banyak diteliti
karena harganya yang murah dan telah banyak dipakai untuk penanganan
diabetes tipe 2. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes
berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara dan
kanker lainnya.4,5 Diabetes dapat memicu karsinogenesis melalui
peningkatan insulin-like growth factors, adanya hormon seks-steroid,
hiperglikemi, dan inflamasi kronik.6,7 Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pemakaian metformin tidak hanya menurunkan resiko terjadinya
kanker, namun juga meningkatkan prognosis pada pasien yang telah
terkena kanker.8.9 Sebuah penelitian epidemiologi pada 2529 wanita
dengan kanker payudara menunjukkan hasil complete response patologi
pada terapi neoadjuvant sistemik pada pasien diabetes yang menerima
metformin (24%) dibanding pasien diabetes yang tidak menerima
metformin (8%) dan pasien non diabetes yang tidak menerima metformin
(16%)10
Metformin bekerja melalui efek langsung dan tidak langsung. Efek
langsung terjadi karena metformin menghambat sintesis protein melalui
jalur AMPK (Adenosin Monophosphate-activated Protein Kinase) yang
pada akhirnya akan menurunkan proliferasi / mitosis sel kanker.
Sedangkan efek tidak langsung terjadi karena metformin menurunkan
2
kadar gula darah melalui inhibisi glukoneogenesis hepar, meningkatkan
penyerapan glukosa dari darah, dan meningkatkan sensitifitas insulin
sehingga sel kanker yang notabene menyerap glukosa lebih banyak
dibanding sel normal akan dibuat “kelaparan” dan pada akhirnya akan
memicu apoptosis sel kanker.10
Ki67 merupakan pemeriksaan imunohistokimia yang banyak
dipakai untuk menilai indeks mitosis. Penelitian yang telah banyak
dilakukan dalam hal ini adalah pada kanker prostat, otak, payudara, dan
nephroblastoma. Untuk tumor – tumor tersebut, nilai prognostik survival
dan kekambuhan tumor telah banyak teruji pada analisis uni dan
multivariabel.11 Sementara untuk menilai indeks apoptosis dapat dipakai
pemeriksaan BCL-2, BAX ataupun TUNEL.
Pada penelitian kami akan dianalisa efek metformin sebagai terapi
komplementer terhadap respon terapi dan indeks mitosis pada pasien
Locally Advanced Breast Cancer yang menjalani kemoterapi neoadjuvant
baik pada pasien diabetes maupun pasien non diabetes.
3
Menganalisis perbedaan respon terapi dan indeks mitosis antara
pasien Locally Advanced Breast Cancer yang mendapat kemoterapi
neoadjuvant saja dengan yang mendapat kombinasi kemoterapi
dan metformin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. 1 Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan keganasan tersering ke-2 di
Indonesia setelah kanker servik, namun menempati urutan pertama di
negara barat atau maju, dengan angka kematian yang tinggi, mencapai 40
ribu kasus pertahun di Amerika Serikat. Di Indonesia, angka pasti insiden
kanker payudara belum ada. Namun data International Agency for Cancer
Research dan World Health Organization (Cancer Mondial Globocan)
tahun 2002 menunjukkan insiden sebesar 26,1 per 100.000 perempuan 12,
sementara berdasarkan data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan
Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI), tahun 1998 di 13 rumah sakit di
Indonesia kanker servik menduduki peringkat pertama dari seluruh kasus
kanker sebesar 17,2% diikuti kanker payudara 12,2%. 13 Di Surabaya
khususnya di RSU Dr. Soetomo didapatkan 386 kasus baru di tahun 2010
dan menempati peringkat kedua keganasan terbanyak pada wanita
setelah kanker leher rahim.2
Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
5
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya < 2 cm
Klinis :
6
mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada kgb aksila ;
Catatan :
M : metastasis jauh.
Grup stadium :
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1* N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1* N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
7
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
8
Di negara maju LABC hanya berkisar sekitar 5% dari keseluruhan
kanker payudara sementara di negara berkembang berkisar sekitar 50%.
Di Indonesia, sebanyak 40-80% pasien datang dengan LABC. Perbedaan
yang jauh ini dapat disebabkan kesadaran masyarakat yang rendah,
akses ke fasilitas kesehatan yang terbatas dan ketersediaan mamografi.
LABC adalah grup yang sangat heterogen. Beberapa kanker tumbuh
lambat dan sering terabaikan sementara yang lain tumbuh cepat dan
agresif.15
Penanganan LABC memiliki dua tujuan utama yaitu kontrol
lokoregional dan eradikasi metastasis sistemik yang tersembunyi. LABC
memerlukan terapi multimodal berupa gabungan antara terapi
lokoregional dan terapi sistemik. Dalam sebuah penelitian didapatkan
hasil 50 – 70% pasien dengan LABC T3N1 atau T0-3N2 dan 30 – 50%
dengan LABC T4 atau N3 tetap bebas dari kanker selama 5 tahun setelah
terapi multimodal.16
Modalitas terapi yang dapat dipakai adalah :14
1. Pembedahan
Peran modalitas bedah pada LABC adalah terbatas. Pada beberapa
penelitian pemberian terapi neoadjuvant pada stadium ini perlu
dipertimbangkan. Secara umum jenis pembedahan yang dapat
dilakukan pada kanker payudara adalah mastektomi radikal, Modified
Radical Mastectomy, mastektomi simple dan BCS (Breast Conserving
Surgery)
2. Radioterapi
Radioterapi merupakan terapi lokoregional dan pada umumnya
eksternal dengan Co60 ataupun terapi dengan sinar X. Radioterapi
dapat dilakukan sebagai neoadjuvant, adjuvant, maupun paliatif
3. Kemoterapi
9
Kemoterapi diberikan sebagai kombinasi. Kombinasi kemoterapi yang
telah menjadi standar adalah :
- CMF (Cyclophosphamide – Methotrexate – 5 Fluoro Uracil)
- CAF/CEF (Cyclophosphamide – Adriamycin / Epirubicin – 5 Fluoro
Uracil)
- T-A (Taxanes / Paclitaxel / Doxetacel – Adriamycin)
- Gapecitabine (Xeloda oral)
4. Terapi hormonal
Pemberian terapi hormonal terutama pada penderita kanker payudara
dengan reseptor hormonal (steroid receptor) yang positif terutama ER
(estrogen receptor) dan PR (progesteron receptor). Pemberian terapi
hormonal dapat bersifat additif maupun ablatif. Obat-obatan yang
dipergunakan sebagai terapi hormonal adalah Tamoxifen, Aromatase
inhibitor, dan GnRH.
5. Terapi biologis (terapi target molekul / terapi imunologi)
Pada umumnya terapi target molekul diberikan bersama kemoterapi.
Obat yang dipakai adalah Trastuzumab untuk kanker dengan ekspresi
Her2/Neu yang positif dan Bevacizumab untuk kanker dengan
ekspresi VEGF/R positif.
Ukuran tumor yang besar, derajat diferensiasi yang rendah, dan
status reseptor estrogen yang negatif sering dikaitkan dengan hasil yang
jelek.17
10
- Kemoterapi terapeutik diberikan pada Metastatic Breast Cancer dengan
tujuan paliatif tanpa menutup kemungkinan memperpanjang survival.
Kemoterapi ini diberikan sampai metastasis hilang atau terjadi
intoksikasi.
11
2. Menghambat enzim topoisomerase II, mencegah istirahat supercoiled
DNA sehiingga mengeblok transkripsi dan replikasi DNA.
Doxorubicin/Adriamyci 50 mg/m2 iv
n
500 mg/m2 iv
Cyclophosphamide
AC T
12
Cyclophosphamide 50 mg/m2 po Tiap hari
Adriamycin 60 mg/m2 iv
13
2.4. Terapi Komplementer
14
yang lain yang masih dianggap CAM adalah meditasi, penyembuhan
mental, dan terapi yang menggunakan hal-hal kreatif seperti seni,
musik, atau tarian.
5. Terapi energi
a. Terapi biofield
15
b. Terapi berbasis bioelektromagnetik
16
2. Partial Response (PR) : tumor mengecil lebih dari 30% dan tidak
terdapat tumor baru
4. Stable Disease (SD) : tumor mengecil kurang dari 30% atau membesar
tidak lebih dari 20%
Antigen Ki67 atau MKI67 adalah protein yang dikode oleh gen
MKI67 pada manusia yang berhubungan dengan proliferasi sel. Antigen ini
juga dihubungkan dengan transkripsi RNA ribosom. Inaktivasi antigen
28
Ki67 memicu inhibisi sintesis RNA ribosom. Protein Ki67 adalah
penanda untuk proliferasi sel. Selama interphase, antigen Ki67 dapat
terdeteksi dengan jelas dalam nukleus sel, sementara sebagian besar
protein lainnya berada pada permukaan kromosom pada saat mitosis.
Ki67 muncul pada semua fase aktif siklus sel (G1, S, G2, dan mitosis),
29
namun hilang pada saat sel beristirahat (G0).
17
Ki67 sering dikorelasikan dengan perjalanan klinis kanker. Ki67 memiliki
potensi kegunaan untuk menilai prognosis, memprediksi respon atau
resistensi kemoterapi atau terapi endokrin, estimasi resiko kekambuhan,
dan penanda efektifitas terapi terutama terapi endokrin. 11
Gambar 1. Pengecatan Ki67 pada tumor otak dengan grading proliferasi tinggi
HER2 (-)
HER2 (-)
18
HER2 (+)
HER2 (-)
1. A1C > 6,5%. Tes ini harus dilakukan di laboratorium yang sudah
terstandarisasi
2. Glukosa Darah Puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L). Puasa diartikan tidak
adanya asupan kalori selama minimal 8 jam
3. Glukosa Darah Post Prandial > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) yang dikenal
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral. Tes ini harus sesuai dengan
standar WHO yaitu dilakukan dengan asupan glukosa sebesar 75 gram
yang dilarutkan dalam air
4. Glukosa Darah Acak > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) pada pasien dengan
gejala klasik hiperglikemi atau krisis hiperglikemi
Massa (kg)
19
BMI = -----------------------
Tinggi (m) 2
Overweight 25 – 30
20
Diabetes atau lebih tepatnya hiperinsulinemia dapat memicu
karsinogenesis melalui peningkatan insulin-like growth Berbasis
Anthracyclinetors, hiperglikemi, dan inflamasi kronik. 6,7 Efek mitogenik dari
insulin memiliki mekanisme yang kompleks dan beragam. Insulin dapat
mengikat dan mengaktifkan reseptor Insulin-like Growth Berbasis
Anthracyclinetor-I (IGF-I) yang memiliki efek mitogenik. Insulin juga
menurunkan IGF-I Binding Protein (IGF BP1) sehingga meningkatkan
IGF-I bebas yang merupakan bentuk aktif faktor pertumbuhan sel. 34
Banyak sel kanker memiliki Insulin Receptor (IR) yang berlebih sehingga
memicu pertumbuhan sel kanker. 35 Kondisi metabolisme yang abnormal
pada pasien diabetes juga meningkatkan stres oksidatif dan
menyebabkan kondisi pro inflamasi yang permanen. Kondisi yang
berlangsung lama ini menurunkan kapasitas anti oksidan intraseluler
sehingga membuat sel yang rentan mengalami degenerasi malignant. 36
21
normal. Diet ketogenik mengurangi pertumbuhan sel kanker melalui
berbagai macam mekanisme antara lain37 :
5. Menurunkan angiogenesis
6. Memicu apoptosis
7. Menekan onkogen p53 yang merupakan mutasi titik paling sering pada
kanker pada manusia. Lebih dari 50% tumor pada manusia mutasi titik
atau delesi pada gen p53. Diet ketogenik dapat menekan onkogen p53
pada percobaan pada binatang
2.8. Metformin
22
menurunkan absorpsi glukosa dari saluran cerna. 39 Metformin masuk ke
dalam sel dengan transport aktif oleh Organic Cation Transporters (OCT)
1, 2, dan 3 yang banyak terdapat pada beberapa organ seperti hati, otot,
dan ginjal. 40
23
sampai 1, 7 gr/hari) dan meningkatkan dosis secara bertahap. Metformin
merupakan obat diabetes yang paling jarang dilaporkan terjadi hipoglikemi
terutama jika digunakan sebagai monoterapi. Hal ini karena metformin
tidak mengganggu respon simpatomatik atau simpatoadrenal terhadap
hipoglikemi. Penelitian Fruehwald-Schultes dkk menyimpulkan kombinasi
metformin dan insulin justru menurunkan frekuensi kejadian hipoglikemi
pada pasien dengan diabetes tipe 2.43
24
mengurangi populasi sel pencetus kanker pada kanker payudara dengan
overactivity Her-2.48
Gambar 3. Mekanisme anti kanker dari metformin melalui efek tidak langsung
25
proliferasi sel kanker.55 Aktivasi metformin-mediated AMPK memicu inhibisi
sinyal mTOR, mereduksi fosforilasi Eukaryotic initiatin Berbasis
Anthracyclinetor 4E-Binding Protein (4E-BPs) dan ribosomal protein S6
Kinase (S6Ks), yang pada akhirnya menyebabkan inhibisi sintesis protein
dan proliferasi sel kanker.56,57,58,59
BAB III
Metformin
26
Efek langsung Efek tidak langsung
Glukoneogenesis
mTORC1
Proliferasi sel Ca
Apoptosis sel Ca
Mitosis
Respon klinis
Tidak diteliti
27
meningkatkan sensitifitas insulin sehingga menigkatkan apoptosis sel
kanker. Kedua hal ini akan mempengaruhi respon terapi sel kanker.
BAB IV
METODE PENELITIAN
28
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metformin sebagai
terapi komplementer untuk kemoterapi neoadjuvant pada Locally
Advanced Breast Cancer. Parameter yang dinilai adalah respon
terapi dan Ki67 untuk menilai indeks mitosis.
4.2. Sampling
4.2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah pasien kanker payudara yang berobat
ke bagian Bedah RSU Dr Sutomo Surabaya selama bulan
November 2013 sampai Agustus tahun 2014.
4.2.2. Sampel
Sampel penelitian adalah pasien kanker payudara dengan LABC
yang berobat ke bagian Bedah RSU Dr Sutomo Surabaya selama
bulan November 2013 sampai Agustus tahun 2014 yang
memperoleh neoadjuvant kemoterapi beserta parafin blok dari sel
kanker.
n= -------------------------------
( µ 1 - µ 2 )2
Zα/2 = 1,96
Zβ = 0,84
29
= 20,15 %
= 23,56 %
= 3,86
n = besar sampel
30
2. Penderita yang telah mendapat terapi radiasi atau kemoterapi
sebelumnya.
1. Respon terapi
1. Pemberian Metformin
3.Tumor yang
menyebabkan edema
payudara/lengan, atau
31
Inflamasi
ulserasi kulit payudara
32
diambil adalah respon
yang terbaik.
Respon terhadap
kemoterapi
1. Complete
Response (CR) :
semua tumor
menghilang
2. Partial Response
(PR) tumor mengecil
lebih dari 30% dan
tidak terdapat tumor
baru
3. Progressive disease
(PD) tumor
membesar lebih dari
20% atau muncul
tumor baru
4. Stable Disease
(SD) : tumor
mengecil kurang dari
30% atau membesar
tidak lebih dari 20%
33
operasi (setelah
perlakuan). Jika tumor
belum operabel setelah
3 kali kemoterapi, maka
pasien akan menjalani
biopsi ulang untuk
pemeriksaan Ki67
34
bulan Mei 2013 sampai Oktober tahun 2014, dengan rencana jadwal
kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan Mei Juni Nov Agust Sept Okt
2013 2013 2013 2014 2014 2014
Penelusuran
pustaka
Penyusunan
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Analisa data
Penyusunan
karya akhir
Ukuran tumor
Operasi
Analisa data
Pelaporan
36
pertama sampai menjelang waktu operasi. Penderita juga akan
memperoleh premedikasi sebelum kemoterapi sesuai standar di bagian
onkologi dan tablet Ondansetron 3 x 8 mg setelah kemoterapi untuk
meminimalisir efek samping. Pengukuran tumor untuk menilai respon
terapi dilakukan 4 kali yaitu sebelum kemoterapi 1, 2, 3, dan sebelum
operasi. Pemeriksaan Ki67 diambil dari biopsi sebelum kemoterapi dan
dari sediaan hasil operasi. Jika tumor belum operabel setelah 3 kali
kemoterapi, maka pasien akan menjalani biopsi ulang untuk pemeriksaan
Ki67. Data penelitian dikumpulkan dalam suatu formulir penelitian yang
telah disiapkan, kemudian dilakukan pengolahan dan dianalisis
menggunakan paket program statistik.
37
5. Biaya tak terduga Rp. 500.000,-
------------------------
Total Rp 4.000.000,-
BAB V
38
Penelitian dilakukan pada 42 pasien kanker payudara dengan LABC
yang berobat ke bagian Bedah RSU Dr Sutomo Surabaya selama bulan
November 2013 sampai Agustus tahun 2014 yang memperoleh
neoadjuvant kemoterapi berbasis Anthracyclin. Data penelitian yang
diperoleh meliputi respon terapi, indeks mitosis, jenis sel kanker, subtipe
biologi intrinsik sel kanker, status komorbid pasien berupa Diabetes
Mellitus dan status nutrisi pasien. Sampel penelitian berjumlah 42 orang
yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama hanya
memperoleh kemoterapi sedangkan kelompok kedua memperoleh
kemoterapi dan Metformin.
39
nutrisi Normal 11 10 21 (50%)
Overweight 5 8 13 (31%)
Obese 4 - 4 (9,5%)
Infiltrating
1 2 3 (7,1%)
Lobular Ca
Invasive Lobular
Ca 2 1 3 (7,1%)
5. Subtipe Luminal A - - -
biologi
Luminal B Her-2 (-) 10 10 20 (47,6)
intrinsik
sel kanker Luminal B Her-2(+) 5 4 9 (21,4%)
Her-2 type
3 1 4 (9,5%)
Basal like
3 6 9 (21,4%)
40
underweight, 21 orang (50%) penderita memiliki status nutrisi yang
normal, sedangkan 13 orang (31%) penderita memiliki status overweight
dan 4 orang (9,5%) penderita menderita obesitas. Status komorbid berupa
Diabetes Mellitus hanya dimiliki 8 pasien (19%) sedangkan 34 orang
sisanya (81%) tidak menderita Diabetes Mellitus.
41
Respon terapi Total
PR SD
Chi-Square test
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelompok yang tidak mendapat
Metformin sebanyak 4 pasien (19%) mengalami partial respon dan 17
pasien (81%) mengalami stable disease. Pada kelompok yang
memperoleh Metformin sebanyak 8 pasien (38,1%) mengalami partial
respon dan 13 pasien (61,9%) mengalami stable disease. Namun dari
hasil penghitungan secara statistik didapatkan p = 0,306 (p > 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa respon terapi pasien Locally
Advanced Breast Cancer yang mendapat kombinasi kemoterapi berbasis
anthracycline dan metformin tidak berbeda bermakna dengan yang
mendapat kemoterapi neoadjuvant berbasis anthracycline saja
42
Metformin 6 (28,6%) 12 (57,1%) 3 (14,3%) 21 (100%)
VI. PEMBAHASAN
43
tahun. Ditinjau dari status nutrisi, sebanyak 50% penderita memiliki status
nutrisi yang normal. Sedangkan 40,5% penderita memiliki status nutrisi di
atas normal dengan rincian 31% penderita memiliki status nutrisi
overweight dan 9,5% penderita menderita obesitas. Status nutrisi ini dinilai
dari penghitungan Body Mass Index (BMI) dan dikelompokkan
berdasarkan kriteria WHO. Status komorbid berupa Diabetes Mellitus
hanya dimiliki 8 pasien (19%). Status Diabetes ini ditentukan berdasarkan
kriteria American Diabetes Association dan riwayat penyakit pasien
sebelumnya.
44
dua kali lipat dibanding yang tidak memperoleh Metformin (delapan pasien
dibanding empat pasien). Namun dari hasil penghitungan secara statistik
didapatkan p = 0,306 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
respon terapi pasien Locally Advanced Breast Cancer yang mendapat
kombinasi kemoterapi berbasis anthracycline dan metformin tidak berbeda
bermakna dengan yang mendapat kemoterapi neoadjuvant berbasis
anthracycline saja.
45
dibedakan mengenai status diabetes penderita sehingga hasil yang
didapatkan kurang optimal. Pada penelitian kami hanya 8 pasien (19%)
yang menderita diabetes dengan tipe diabetes yang belum diketahui.
46
pemeriksaan insulin yang lain dimana pada penelitian kami hal tersebut
tidak dilakukan. Jarak waktu antara kemoterapi terakhir dengan pasien
masuk rumah sakit juga turut mempengaruhi hasil Ki67 post operasi.
7.1. Kesimpulan
47
2. Tidak ada perbedaan perubahan indeks mitosis pada pasien Locally
Advanced Breast Cancer yang mendapat kombinasi kemoterapi
berbasis anthracycline dan metformin dengan yang mendapat
kemoterapi neoadjuvant berbasis anthracycline saja.
7.2. Saran
48