1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2.4.1 Cisplatin
Cisplatin merupakan agen yang saat ini digunakan untuk mengobati kanker
testis, ovarium, paru-paru, kandung kemih, dan kepala-leher21. Meskipun
pengobatan berhasil, cisplatin harus digunakan secara hati-hati, yaitu dengan
indikasi yang tepat. Cisplatin bersifat nefrotoksik (merusak ginjal) dan pasien
membutuhkan peningkatan asupan air dan ekskresi sebelum, selama, dan setelah
terapi sehingga pemberian kepada pasien perlu penyesuaian dosis dan pemantauan
fungsi ginjal22. Selain itu, cisplatin dapat menyebabkan mual dan muntah sehingga
perlu dicegah dan diobati dengan menggunakan obat-obatan, seperti ondansetron.
Sebaliknya, jika mual dan muntah tidak dapat dikendalikan, dosis cisplatin
kemungkinan perlu dikurangi atau dihentikan sepenuhnya.
Cisplatin memiliki tingkat myelotoxicity yang rendah (penekanan sumsum
tulang) namun tetap terkait dengan dosis23. Para pasien dengan terapi cisplatin perlu
dimonitor kadar magnesium dan kalsium yang rendah dalam darah, masalah
pendengaran, tingkat sel darah merah dan putih, fungsi trombosit, fungsi hati dan
status neurologis. Tinnitus (telinga berdenging) dan gangguan pendengaran dalam
rentang frekuensi tinggi dapat terjadi, tetapi biasanya bersifat sementara dan
menghilang setelah pengobatan dihentikan. Kerusakan saraf perifer dan lainnya
dapat terjadi, terutama setelah perawatan yang berkepanjangan. Pengobatan
cisplatin harus dihindari jika ada riwayat alergi terhadap senyawa yang
mengandung cisplatin atau platinum, ginjal, gangguan pendengaran, depresi
sumsum tulang dan mereka yang sedang hamil atau menyusui (Kategori D)21.
Penggunaan cisplatin juga perlu dihindari jika digunakan bersamaan dengan obat
nefrotoksik dan ototoksik lain, seperti antibiotik golongan aminoglikosida atau loop
diuretik21.
2.4.2 Carboplatin
Carboplatin, turunan dari cisplatin, sebagian besar digunakan dalam
pengobatan kanker ovarium lanjut20. Carboplatin bekerja dengan mekanisme yang
mirip dengan cisplatin. Namun, carboplatin memiliki efek samping yang sedikit
berbeda, yaitu dengan nefrotoksisitas, neurotoksisitas, ototoksisitas, mual dan
muntah yang minimal dialami oleh pasien20. Selain itu, carboplatin lebih bersifat
myelotoxic, yang merupakan alasan paling umum untuk penurunan dosis. Efek
samping lainnya termasuk kerusakan hati, ototoxicity dan gangguan elektrolit.
Kerontokan rambut terjadi pada 2% pasien23. Carboplatin harus dihindari pada
pasien dengan masalah ginjal parah yang sudah ada sebelumnya, myelosupresi
parah, mereka yang memiliki riwayat hipersensitivitas dan selama kehamilan dan
menyusui (Kategori D)23.
2.4.3 Oxaliplatin
Oxaliplatin termasuk dalam kelas baru senyawa berbasis platinum dan telah
terbukti efektif dalam berbagai kanker yang tidak merespon dengan baik terhadap
cisplatin. Mekanisme kerjanya tidak sepenuhnya dipahami tetapi dipercaya dapat
berinteraksi dengan DNA dengan cara yang mirip dengan cisplatin dan
carboplatin24. Oxaliplatin biasa digunakan dengan obat lain pada stadium III
(kriteria Duke) kanker usus besar setelah pengangkatan total kanker primer, dan
dalam pengobatan kanker kolorektal lanjut24,25. Efek yang merugikan adalah efek
cisplatin dan carboplatin, dan juga termasuk fibrosis paru (jaringan parut pada
jaringan ikat paru-paru). Terapi harus dihentikan dalam kasus gejala pernapasan
yang tidak dapat dijelaskan23. Kontraindikasi yang digunakan adalah cisplatin dan
carboplatin.
2.4 Resistensi Platinum pada Kanker Ovarium
DAFTAR PUSTAKA