Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Sediakan buku catatan praktikum yang dapat digunakan sebagai buku jurnal Praktikum

2. Baca dengan seksama penuntun setiap percobaan yang akan dilakukan

3. Buatlah skema kerja setiap praktikum yang akan saudara lakukan dengan ringkas dan
mudah dipahami

4. Periksa setiap alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan, apakah sudah tersedia
dengan lengkap

5. Berhati-hatilah bekerja dengan alat-alat yang digunakan, karena kalau rusak atau pecah
disamping harus mengganti dengan alat yang sama, ada kemungkinan dapat mencelakan
diri anda sendiri

6. Bekerja dengan cermat dan penuh pengertian, sehingga percobaan berjalan dengan baik
dan dengan hanya satu kali percobaan.

7. Berhati-hatilah terhadap api dan bahan kimia pada waktu melakukan suatu percobaan

8. Amati dengan seksama setiap percobaan yang saudara lakukan dan catatlah hasilnya pada
buku catatan (jurnal) praktikum

9. Cuci alat-alat setelah saudara selesai mengerjakan suatu percobaan serta bersihkan meja
kerja saudara

10. Buatlah laporan dari percobaan yang sudah selesai dikerjakan dan serahkan laporan
tersebut kepada asisten minggu berikutnya

11. Selamat bekerja !


MIKROSKOP
Mikroskop merupakan alat bantu yang digunakan untuk memperbesar suatu objek yang tidak
dapat diamati dengan mata telanjang. Saat ini sudah berkembang berbagai macam mikroskop
yang disesuaikan dengan tujuan dari pengamatan yang dilakukan, misalnya mikroskop
fluorescens digunakan untuk mengamati sel atau bagian sel yang sudah diberi penanda dengan
suatu senyawa fluorescens, mikroskop elektron digunakan untuk mengamati sel atau bagian sel
dengan pembesaran yang tinggi.

Prinsip kerja dari mikroskop adalah pem-fokus-an bayangan yang diperbesar dari suatu specimen,
yang tidak terlihat oleh mata, dengan bantuan suatu lensa atau medan magnet tertentu. Dua
parameter penting dalam penggunaan mikroskop yang harus diperhatikan adalah perbesaran dan
daya resolusi. Perbesaran dalam mikroskop merupakan perbandingan bayangan dengan ukuran
sebenarnya. Daya resolusi merupakan pengukuran kejelasan bayangan, sehingga jarak minimum
di antara dua titik dapat dipisahkan dan dua titik yang terpisah masih dapat dibedakan dengan
jelas. Gambar 1 memperlihatkan salah satu mikroskop cahaya yang akan digunakan dalam
kegiatan praktikum ini.

Okuler

Cincin ‘focusing’ okuler

Pemutar lensa
objektif
Lensa objektif
Meja preparat

Kondensor Pengatur
meja Sekrup
Diafragma medan penggerak
kasar/halus
Pengatur diafragma

Cermin
Sumber
cahaya

Gambar 1. Mikroskop cahaya dengan bagian-bagiannya

Komponen utama pada mikroskop :


1. Lensa objektif, yang berfungsi untuk melihat bayangan secara lebih detail
2. Lensa okuler, yang berfungsi untuk perbesaran tambahan
3. Kondenser yang berfungsi untuk mengontrol pencahayaan pada mikroskop.
Berdasarkan sumber cahaya yang digunakan, maka mikroskop terbagi menjadi dua jenis, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Mikroskop Cahaya
Mikroskop ini menggunakan lensa kaca dan cahaya tampak untuk membentuk bayangan benda.
Daya resolusinya sekitar 0,2 m. Mikroskop cahaya yang umum digunakan memiliki
keterbatasan dalam hal perbesaran objek, sehingga objek yang berukuran kurang dari 0,2 m
tidak akan dapat teramati dengan jelas. Mikroskop cahaya secara efektif dapat membesarkan
objek sampai 1000 x, lebih dari itu objek yang diamati akan terlihat buram.

Perbaikan mikroskop cahaya telah banyak dilakukan, di antaranya adalah untuk memperbaiki
kontras dari bayangan, sehingga objek dapat terlihat secara jelas. Para ilmuwan juga telah
mengembangkan metoda untuk melabel/mewarnai komponen sel tertentu agar dapat terlihat
secara visual.

Jenis Mikroskop Cahaya

1. Mikroskop cahaya untuk mengamati objek tanpa diwarnai (‘brightfield microscope’).


Cahaya dari sumber akan menembus spesimen secara langsung. Sedikit kontras dan
struktur sel tidak dapat terlihat secara detail
2. Mikroskop fase kontras. Kontras bayangan ditingkatkan dengan cara meningkatkan
indeks refraksi (kapasitas untuk membengkokan cahaya), sehingga memperjelas daerah
gelap dan terang dalam sel. Mikroskop ini terutama bermanfaat untuk mengamati sel
hidup yang tidak berpigmen.
3. Mikroskop Nomarksi (‘Differential Interference Contranst’ - DIC). Mikroskop ini
menggunakan dua sinar terpolarisasi. Bayangan terlihat seolah-olah seperti suatu relief.
4. Mikroskop fluorescence. Pada mikrsokop ini, gelombang cahaya yang digunakan akan
menyebabkan terjadinya eksitasi elektron pada atom yang ada pada senyawa alami di
dalam sel atau pewarna yang ditambahkan ke dalam sel. Dengan demikian, sinar
fluorescent yang teramati berasal dari zat warna yang ada di dalam sel. Senyawa
fluorescent akan menyerap sinar dengan panjang gelombang rendah, mis. UV, dan
meneruskan sinar dengan panjang gelombang yang lebih panjang (sinar tampak).
5. Mikroskop confocal menggunakan sinar laser dan optik khusus untuk sayatan optikal.
Bayangan yang tampak adalah bayangan benda yang berada dalam daerah focus yang
dalam. Bayangan di luar itu akan tampak seperti daerah gelap. Sistem pemfokusan lebih
ditingkatkan baik pada cahaya yang distimulasi maupun cahaya yang diteruskan sehingga
diperoleh bayangan dua dimensi yang lebih tajam dibandingkan dengan mikrsoskop
fluorescence. Mikroskop ini terutama digunakan untuk spesimen yang diwarna
fluorescence.

Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron menggunakan magnet untuk memfokuskan sinar elektron, seperti halnya
lensa kaca pada mikroskop cahaya untuk meluruskan sinar. Kita tidak mungkin dapat melihat
elektron, oleh sebab itu mikroskop ini menunjukkan bayangan benda dengan layar fluorescent
atau foto. Daya resolusi mikroskop elektron ini adalah sekitar 0,5 nm, atau sekitar 400.000 kali
daya resolusi mata manusia. Daya resolusi yang sangat kecil menyebabkan mikroskop ini
memungkinkan untuk melihat dan membedakan struktur sub seluler secara jelas.
A B C

Gambar 2. Penampakan sel/jaringan tumbuhan dengan menggunakan lima macam mikroskop


yang berbeda. A. mikroskop brighfield, B. mikroskop fase kontras, C. mikroskop Nomarski/DIC,
D. mikroskop fluorescence,

Jenis mikroskop elektron :

1. Mikroskop elektron transmisi (Transmission Electron Microscope) (Gambar 3A).


EelektronBdifokuskan pada objek dengan menggunakan magnet. Objek akan tampak lebih
gelap apabila menyerap elektron. Jika elektron dapat melewati objek, maka objek akan
terlihat pada layar fluorescent (Gambar 3B dan 4A).

2. Mikroskop elektron skaning (Scanning Electron Microscope) mengarahkan elektron pada


permukaan spesimen, yang akan menyebabkan elektron yang lain diteruskan. Elektron-
elektron ini yang kemudian akan teramati di layar. Penampakan objek pada SEM akan
terlihat seperti struktur tiga dimensi (Gambar 4B).

3. Mikroskop krioelektron (Cryoelectron microscope), menggunakan sampel yang


dibekukan untuk mereduksi aberasi/penyimpangan yang mungkin terlihat ketika sample
diperlakukan dengan bahan kimia. Sayatan tebal dapat direkonstruksi secara tiga dimensi
dengan menggunakan komputer.
A B

Gambar 3. TEM (A) dan penampakan spesimen di bawah TEM (B)

A B

Gambar 4. Penampakan spesimen di bawah TEM (A) pada perbesaran yang lebih rendah dari
pada Gambar 3B, dan SEM (B)

Pencahayaan Köhler

Sebelum menggunakan mikroskop, kenali dengan baik bagian-bagiannya dan cara


penggunaannya. Agar spesimen yang akan kita amati terlihat dengan baik, lakukan dahulu
langkah-langkah pencahayaan Köhler di bawah ini :
1. Amati spesimen di bawah mikroskop, fokuskan spesimen sehingga terlihat dengan jelas.
Gunakan perbesaran objektif paling kecil (4X)
2. Kecilkan ukuran diafragma dengan memutar pengatur diafragma sehingga kita dapat melihat
bagian tepi lintang pandang yang cukup jelas (tidak kabur).
3. Gerakan kondenser sehingga spesimen maupun bagian tepi lintang pandang terlihat jelas
(fokus)
4. Gerakan lintang pandang sehingga benar-benar berada di bagian tengah dengan menggunakan
pemutar/pengatur kondenser
5. Buka/lebarkan diafragma sehingga bagian tepi lintang pandang tepat berada di bagian bidang
pandang
6. Atur kembali kondenser untuk menambah atau mengurangi kontras. Pembukaan kondenser
yang optimum tergantung dari spesimen yang dilihat. Jangan menggunakan pengatur
kondenser untuk mengatur intensitas cahaya
7. Sesuaikan intensitas cahaya dengan menggerakan pengatur cahaya. Gunakan filter bila
diperlukan!

Pembuatan Preparat Segar (Gambar 5)

• Bersihkan kaca objek dan kaca tutup dengan sabun dan air kemudian alkohol 95%
• Teteskan air atau pewarna (reagen) di atas kaca objek.
• Buat sayatan setipis mungkin simpan di atas air/pewarna
• Gunakan pinset untuk memegang kaca penutup
• Letakkan salah satu ujung kaca penutup pada kaca objek tanpa menyentuh air/pewarna
yang mengandung spesimen
• Turunkan kaca penutup perlahan-lahan sampai menyentuh air/pewarna
• Lepaskan pinset secara perlahan sehingga kaca penutup menyentuh spesimen dengan
posisi yang baik
• Hilangkan kelebihan air dengan menggunakan kertas saring atau tissue pada salah satu
ujung kaca penutup. Hati-hati jangan sampai spesimen ikut terbawa saat kelebihan cairan
diambil.
• Jika menggunakan larutan pewarna, ketika kelebihan zat warna ditarik pada satu ujung
kaca penutup, tambahkan air pada ujung lainnya dari kaca penutup. Jangan
menghilangkan seluruh larutan pewarna.

Harus diingat bahwa sayatan harus terendam dalam reagen dengan baik sehingga tidak ada
gelembung udara yang terperangkap, karena gelembung udara akan mengganggu pengamatan.

Bila spesimen yang akan dibuat sayatannya mempunyai struktur yang tipis dan lemas sehingga
sulit untuk disayat misalnya daun rumput-rumputan, spesimen dapat disisipkan ke dalam bahan
pendulung seperti wortl, lobak atau empulur singkong (Gambar 6). Setelah spesimen dan bahan
pendukung mempunyai permukaan yang sama tinggi, spesimen kemudian disayat tipis bersama
dengan bahan pendukung.
Gambar 5. Tahapan pembuatan preparat segar
Gambar 6. Penyayatan spesimen dengan menggunakan bahan pendukung wortel.

Sel Tumbuhan

Setiap organisme tersusun atas unit yang dinamakan sel. Pada tumbuhan, sel terdiri atas protoplas
yang dikelilingi oleh dinding sel (Gambar 7). Dinding sel merupakan bagian mati dari sel,
sedangkan protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel.

Gambar 7. Struktur sel tumbuhan

Seluruh sel tumbuhan terbentuk dari meristem yang kemudian berkembang menjadi beberapa tipe
sel yang dikelompokkan menjadi jaringan. Pada tumbuhan terdapat tiga sistem jaringan, yaitu
jaringan dermal, jaringan dasar/pengisi dan jaringan pembuluh. Jaringan dermal menutupi
permukaan luar tumbuhan dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar.
Jaringan dermal tersusun oleh epidermis, yang terdiri atas sekelompok sel yang kompak. Pada
beberapa bagian tumbuhan, epidermis akan mensekresikan kutikula yang berfungsi untuk
mencegah penguapan air yang berlebihan. Jaringan dasar merupakan jaringan utama pengisi
tubuh tumbuhan, misalnya parenkim, kolenkim dan sklerenkim merupakan jaringan dasar yang
umum. Jaringan pembuluh melalukan air, nutrisi, hormon dan mineral di dalam tumbuhan.
Jaringan pembuluh tersusun atas xilem, floem, parenkim dan sel kambium.
LATIHAN :
1. Ambil satu helai rambut filamen (tangkai sari) bunga Rhoeo discolor, letakkan di atas
kaca objek yang telah ditetesi air dan tutup perlahan dengan kaca tutup. Ambil rambut
dengan hati-hati supaya diperoleh sel-sel yang hidup daan tidak rusak. Pilih bunga yang
baru mekar atau belum mekar. Amati dan gambarkan sel yang anda lihat di bawah
mikroskop!

2. Pada preparat ini sapat dilihat adanya aliran plasma (sirkulasi) yang dapat diamati dengan
mengikuti gerakan mitokondria.

3. Buat penampang permukaan daun Vallesneria dalam air. Pada sel mesofil, aliran plasma
yang dapat diamati adalah aliran yang searah atau rotasi

4. Buat kerokan umbi kentang, letakkan di atas kaca objek yang telah diberi satu tetes air
atau larutan I2KI tutup dengan kaca tutup. Amati pati yang terlihat dan gambarkan
strukturnya!

5. Buat penampang melintang daun Ficus elastica, batang suji (Pleomele angustifolia) dan
tangkai daun Carica papaya, letakkan masing-masing di atas kaca objek yang berbeda,
yang telah diberi air. Tutup dengan kaca tutup! Bandingkan dan gambarkan kristal yang
ada pada tumbuhan tersebut. Setelah teramati, pada preparat daun Ficus teteskan larutan
cuka di tepi kaca tutup dan amati apa yang tejadi dengan kristal tersebut!

Pembuatan Larutan
Dalam percobaan-percobaan, seringkali kita berhubungan dengan berbagai macam larutan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi larutan yang paling sering digunakan adalah persen
(%), molar (M), molal, dan ppm.

1. Persen (%) : menunjukkan perbandingan jumlah berat gram zat terlarut dalam 100 gram
larutan (w/w) atau dapat pula merupakan perbandingan antara jumlah berat zat terlarut
dalam 100 mL larutan (w/v), atau sejumlah volume zat terlarut dalam 100 mL larutan
(v/v).

Contoh : larutan 20% glukosa (w/w)


Dibuat sebagai berikut :

20 g glukosa + 80 g air  100 g larutan

2. Molar (M) : sejumlah mol zat dilarutkan dalam air sampai volume larutan menjadi 1 L.

1 M glukosa adalah 1 mol glukosa ditambah air sampai volume menjadi 1 L.

3. Molal : sejumlah mol zat dilarutkan dalam 1000 g air.

1 molal glukosa adalah 1 mol glukosa dilarutkan dalam 1000 g air.

4. ppm : singkatan dari part per million (persejuta bagian).


1 ppm suatu zat adalah : 1 mg zat + air sampai menjadi 1000 g larutan.
Dalam prakteknya sering kali dibuat dengan cara melarutkan 1 mg zat dalam 1 L air.

LATIHAN :

Pembuatan Larutan CuSO4


Hitung dan kemudian timbang zat CuSO4 untuk membuat larutan CuSO4 dengan konsentrasi
berikut :
(i) 5 % sebanyak 40 mL.
(ii) 25 ppm sebanyak 100 mL.

Pembuatan Larutan Sukrosa

Hitung dan kemudian timbang zat Sukrosa untuk membuat larutan Sukrosa dengan konsentrasi
berikut :
a. 0,25 M dengan 10 mL
b. 0,2 M dengan 10 mL
c. 0,15 M dengan 10 mL

PENGUKURAN POTENSIAL OSMOTIK (PO)

Metabolisme tumbuhan memerlukan air dari lingkungan. Air berperan penting dalam
kehidupan tumbuhan. Penyerapan air oleh tumbuhan dilakukan pada bulu akar. Berdasarkan
prosesnya, penyerapan air dapat dilakukan melalui difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa
tersebut dapat dilakukan jika terdapat perbedaan tekanan potensial air antara larutan di luar sel
tumbuhan dengan di dalam sel tumbuhan tersebut. Salah satu peristiwa yang disebabkan oleh
adanya pertukaran larutan dari dan ke dalam sel tumbuhan adalah peristiwa plasmolisis.
Plasmolisis merupakan pemisahan sitoplasma sel tumbuhan dari dinding sel akibat kehilangan air.

Alat dan Bahan:


1. Larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,15 M, 0,2 M, dan 0,25 M
2. Daun Rhoeo discolor yang masih segar
3. Silet
4. Jarum jara
5. Gelas objek/cover glass
6. Mikroskop cahaya
7. Pipet tetes
8. Vial/Botol kaca

Cara Kerja
1. Isi vial atau botol kaca dengan 10 mL larutan sukrosa yang telah dibuat, satu vial/botol kaca
untuk satu konsentrasi
2. Buatlah sayatan permukaan epidermis bawah daun Rhoeo discolor, paling sedikit
mengandung 25 sel yang berwarna merah (masih mengandung antosianin)
3. Amati keadaan sel di bawah mikroskop
4. Masukkan 2-3 sayatan ke dalam masing-masing botol kaca/vial yang berisi larutan sukrosa
5. Biarkan sayatan berada dalam larutan selama 30 menit
6. Setelah 30 menit, periksa sayatan permukaan epidermis bawah daun Rhoeo discolor tadi di
bawah mikroskop cahaya dengan reagen larutan sukrosa dimana sayatan tersebut disimpan
7. Cari konsentrasi sukrosa di mana 50% dari jumlah sel epidermisnya telah mengalami
plasmolisis. Keadaan ini disebut insipien plasmolisis
Catatan: sel pada keadaan insipien plasmolisis akan memiliki potensial osmotik yang sama
dengan PO larutan yang digunakan.

Hitung Potensial osmotik dengan menggunakan rumus berikut.

Gambar 8 Perbandingan sel yang belum dan telah mengalami plasmolisis

Anda mungkin juga menyukai