PROPOSAL
LAPORAN AKHIR
Disusun Oleh :
Chandra Trio Pamungkas NIM. 1531120022
Fariz Dimas B S NIM. 1531120090
Syahrul Munir Kurniawan NIM. 1531120086
Dewasa ini penyaluran energi listrik di Indonesia masih terus berkembang dan
dituntut untuk selalu meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan serta
keandalannya.
Sistem distribusi merupakan salah satu sistem yang berperan penting sebagai
media penyaluran energi listrik. Terutama penyaluran dari jaringan tegangan
menengah menuju konsumen baik industri maupun rumah tangga. Kebutuhan akan
energi listrik yang terus berkembang menghendaki suatu kontinuitas suplai listrik
serta kualitas dari suplai listrik itu sendiri. Oleh karena itu, kualitas daya listrik
harus selalu terjaga keandalannya.
Pada proses penyaluran energi listrik tidak luput dari adanya gangguan.
Gangguan – gangguan yang terjadi akan berdampak langsung pada beban
(konsumen). Jika hal ini terjadi, maka penyaluran listrik ke beban juga akan
terputus.
Kebakaran yang terjadi sering kali disebabkan oleh arus pendek listrik
dikarenakan pemakaian listrik yang melebihi kapasitas instalasi yang telah
ditentukan dan juga disebabkan karena penambahan pemasangan instalasi yang
tidak mengikuti prosedur serta dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan instalatur
resmi. Selain itu, alat pengaman yang tidak berfungsi ketika terjadi gangguan beban
lebih dan gangguan hubung singkat. Selanjutnya, gangguan listrik yang disebabkan
umur instalasi yang sudah lama atau kadaluarsa.
Oleh karena itu dalam Laporan Akhir ini penulis mengambil judul
“PEMELIHARAAN PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH DI
GTT(Gardu Trafo Tiang) no.164 POLITEKNIK NEGERI MALANG”
1. Penulis hanya mengambil data yang berlokasi di GTT (gardu trafo tiang) no 164
Politeknik Negeri Malang.
2. Pengertian Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) beserta
komponennya
3. Langkah – langkah pemeliharaan PHB-TR pada GTT(Gardu Trafo Tiang)
no.164 Politeknik Negeri Malang.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam penulisan Laporan Akhir ini adalah :
a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik dari out put trafo sisi
tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan diteruskan ke Jaringan Tegangan
Rendah ( JTR ) melalui kabel jurusan ( opsty cable ) yang diamankan oleh
NH fuse jurusan masing – masing.
b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
2.1.3.1 Kontruksi
Menurut konstruksinya PBH – TR dibagi menjadi 2 (dua) macam konstruksi yaitu:
Setiap PHB TR kerangkanya terbuat dari besi, kanal U atau pipa baja
cetakan. Ukuran minimum komponen yang digunakan untuk kerangka PHB adalah
sebagai berikut :
Pelat baja : 2 mm
Besi kanal U : 50 x 38 x 5 mm
Unit kerangka harus cukup kuat menahan perlakuan normal operasi dan
gerakan– gerakan lainnya tanpa menunjukkan adanya kelemahan / kerusakan.
Khususnya jika saklar utama dioperasikan atau pada saat penghubung pengaman
lebur dimasukkan atau dikeluarkan.
Semua bagian kerangka harus dilindungi dengan cat anti karat ( Zinc
Chromate atau Red Lead ) dua lapis atas dengan galvanis celup panas ( hot dip
galvanizing ). Tebal lapisan minimum 500 gram per m2, atau dengan ketebalan
± 70 mikron.
b. Perlengkapan Listrik
Semua tembaga untuk hubungan listrik harus dilapisi timah atau perak
dengan katebalan minimum 8 mikron. Semua mur dan baut termasuk bagian
lainnya untuk perlengkapan hubungan listrik harus dilapisi Cadmium dengan
ketebalan minimum 8 mikron.
Saklar pemutus beban dalam posisi terbuka dapat dikunci dan dapat
dioperasikan buka/ tertutup dengan tangkai operasi (handle) yang terletak didepan
atau disebelah kanan jika dilihat dari depan saklar.
Jika saklar pemutus beban merupakan jenis putar, maka pusat tangkai putar
tidak boleh melebihi tinggi 1 meter dari dasar PHB untuk PHB pasangan dalam dan
0,5 meter untuk PHB pasangan luar. Tangkai operasi dalam posisi tertutup harus
membentuk sudut kurang dari 30° dengan ventilasi.
b. Sistem busbar
Sistem busbar terbuat dari Tembaga Elektrolit. Pemasangan dan penyambungan
hanya dapat dilakukan dengan mur – baut. Pemboran lubang berulir pada tembaga
tidak dianjurkan.
1. Empat busbar kolektor ( Netral ditempatkan paling bawah atau paling kiri
), khusus untuk PHB pasang dalam, setiap ujung busbar disebelah kanan
dibor dengan empat buah lubang untuk kemungkinan perluasan dengan
empat keluaran PHB tambahan.
Jarak bebas dan jarak rambat untuk busbar tembaga dan hubungannya
sekurang-kurangnya harus sesuai dengan jarak bebas dan jarak rambat pada
peralatan yang langsung berhubungan dengannya (sebagai contoh : sakelar utama).
Jarak tersebut harus tetap dipertahankan sepanjang bingkai dan harus terpasang
kuat pada dudukannya sehingga tidak akan berubah jika terjadi gaya dinamis dan
termis akibat hubung singkat.
Sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang terpasang di sisi tegangan
rendah 220 V, untuk melindungi trafo terhadap gangguan arus lebih yang
disebabkan karena hubung singkat dijaringan tegangan rendah maupun karena
beban lebih
2. Penghubung netral
Nilai pengenal arus dan penghubung netral harus sama dengan nilai pengenal
nominal unit pengaman lebur untuk fase. Jepitan harus sama juga dengan urut
pengaman lebur untuk fase.
3. Hubungan keluaran
Hubungan keluaran melalui bagian bawah dari perangkat hubung bagi dan
harus terdiri dari tiga terminal penghubung fase dan satu terminal penghubung
netral. Terminal penghubung harus didesain sehingga dapat digunakan untuk kabel
tembaga dengan luas penampang maksimum 150 mm2 dan harus disediakan lubang
yang sesuai dengan diameter 13 mm lengkap dengan ring dan mur baut.
4. Pemisah isolasi
Setiap dua atau lebih unit-unit pengaman lebur kutub tunggal fase yang sama,
harus dipisahkan dari fase-fase lainnya dengan pemisah isolasi. Di bagian bawah
PHB, pemisah vertikal harus dipasang untuk memisahkan setiap keluaran.
Pemisah vertikal tersebut dapat dipindahkan sepanjang palang isolasi dan terbuat
dari bahan yang kokoh dan tahan air.
5. Penghalang
Penghalang di desain untuk menutup setiap keluaran utama jika tiga buah
pelebur HRC dilepas. Terbuat dari bahan yang kokoh dan tahan air serta dapat
diukur untuk pengamanan.
6. Pemeriksaan
7. Penandaan
Netral dan fase dari setiap keluaran harus diberi penandaan yang sesuai : N ; 1
; 2 ; 3 / N ; R ; S ; T / Biru, Merah, Kuning, Hitam. Penulisan tanda harus
ditempatkan dekat dengan terminal kabel dan harus tetap terlihat jika konektor
kabel terpasang pada terminal keluaran. Di atas setiap unit keluaran harus terpasang
tempat label / penandaan yang terbuat dari bahan tahan karat dengan ukuran 80 x
30 mm.
2.1.3.6 Pengawatan
2.1.3.7 Perlengkapan
Setiap perangkat hubung bagi harus dikirim sebagai satu kesatuan dengan
semua perlengkapan yang diperlukan, antara lain sebagai berikut :
a. Satu unit masukan 400A, 500A, 630A, 800A, 1200A, atau 2000A.
b. Sistem busbar 400A, 500A, 630A, 800A, 1200A, atau 2000A
c. Empat unit keluaran utama
d. Satu keluaran untuk penerangan Gardu Distribusi
e. Satu keluaran untuk penerangan umum
f. Satu keluaran untuk lampu indikator hubung singkat
g. Tiga ampere meter kebutuhan maksimum dan trasformator arus 600–800–
1200-2000/5A
h. Dua kotak – kontak 32/6A
PHB tegangan rendah pasang luar harus dilengkapi dengan kabinet kedap
air dan akan terpasang di luar bangunan sebagai gardu distribusi pasangan tiang
pada ketinggian 1,2 m dari permukaan tanah. Kabinet harus dilengkapi dengan
gantungan perangkat dan perlengkapan lain yang sesuai termasuk mur dan baut
untuk pemasangan pada lengan penopang yang terpasang pada tiang beton atau
besi. Konstruksi kabinet harus kokoh dan kedap air. Terbuat dari pelat baja dengan
ketebalan tidak kurang dari 3 mm. Kabinet harus memiliki pintu yang dilengkapi
engsel di bagian depan dan harus bisa dikunci. Kabinet harus dibuat sedemikian
sehingga air, rayap, dan burung tidak dapat masuk kedalamnya.
Suhu udara sekitar tidak melebihi + 40°C dan rata – ratanya dalam 24 jam tidak
lebih 35°C
Suhuh udara sekitar tidak melebihi + 40°C dan rata – rata dalam 24 jam tidak
melebihi + 35°C.
Kondisi udara harus bersih dan kelembaban nisbinya tidak melebihi 50%
pada suhu maksimum +40°C. Kelembaban nisbi yang lebih tinggi diijinkan pada
suhu yang lebih rendah, misalnya 90% pada +20°C. Harus diperhatikan bahwa
pengembunan sewaktu – waktu dapat terjadi karena perubahan suhu.
2.1.5 Penandaaan
PHB tegangan rendah untuk Gardu Distribusi harus dilengkapi pelat nama
yang terbuat dari logam, terpasang pada posisi yang dapat / mudah terlihat. Semua
informasi harus jelas, tidak mudah lepas dan tidak mudah terhapus dengan digravir.
2.1.6 Pengujian
Uji rutin dimaksud untuk mendeteksi adanya gangguan pada hasil suatu
pekerjaan. Pengujian ini dilakukan pada setiap pekerjaan baru hasil dari rakitan atau
setiap unit bagian.
Uji serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sejumlah barang
(kelompok) untuk menentukan apakah kelompok tersebut diterima atau ditolak
karena tidak memenuhi kriteria yang sebelumnya ditetapkan. Pengujian ini
bertujuan menguji kembali hal – hal yang seharusnya telah dilakukan oleh pabrikan
pada waktu pengujian rutin.
- Pemeriksaan/inspeksi rutin
- Pemeliharaan rutin
- Pemeriksaan prediktif
- Perbaikan/penggantian peralatan
- Perubahan/penyempurnaan jaringan
Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik untuk mencapai suatu
tujuan pemeliharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik
berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan
terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Agar pemeliharaan
mendapatkan hasil yang baik, perlu dibuat jadwal pemeliharaan.
a. Pemeliharaan Mingguan
b. Pemeliharaan Bulanan
c. Pemeliharaan Triwulan
d. Pemeliharaan Semesteran
e. Pemeliharaan Tahunan
BAB III
METODOLOGI PEELITIAN
1. Studi Literatur
Studi literatur ini ditujukan untuk mendapatkan teori-teori yang akan dijadikan
sebagai landasan dari penelitian ini dan mencari referensi teori yang relefan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan. Studi ini meliputi tentang pemahaman
teori, konsep dan metode yang cocok untuk membentuk kerangka berfikir yang
logis dan lebih terarah. Literatur ini berupa buku, karya-karya ilmiah, jurnal dan
melalui artikel di internet yang berhubungan dengan penulisan laporan akhir.
2. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara observasi atau kunjungan langsung pada
tempat-tempat pengambilan data yaitu di Gedung AJ Politeknik Negeri Malang
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang akan digunakan
untuk Studi Perancangan Ulang Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah di Gardu
Distribusi
3. Wawancara
MULAI
KONSULTASI
SALAH DALAM
PENGUMPULAN
PENENTUAN
STUDI LITERATUR STANDAR
ADA
PENGUMPULAN DATA DI PERUBAHAN
LAPANGAN DATA DI
LAPANGAN
JIKA
PEMELIHARAAN PHB TR
PERHITUNGAN
SALAH
SESUAI
TIDAK SESUAI
APAKAH PEMELIHARAAN
SESUAI DENGAN STANDAR
YANG BERLAKU DAN
BENAR?
SELESAI
Uraian diagram alur pengerjan laporan akhir :
[1] PT PLN (Persero), Standar Konstruksi Gardu Distribusi Dan Gardu Hubung
Tenaga Listrik, Jakarta, 2010.
[2] PT PLN (Persero), Standar Perusahaan Listrik Negara 118-3-1, Jakarta, 1996.
LAMPIRAN