Anda di halaman 1dari 9

Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau (Alocasia Macrorrizha) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

PEMBUATAN BIOETANOL DARISENTEHIJAU(ALOCASIA MACRORRIZHA)


SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Machrus Afif Romdloni


S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail:machrusafif@rocketmail.com

Marsudi
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: marsudi_rizky@yahoo.com

Abstrak
Permasalahan energi dunia saat ini adalah tidak sebandingnya jumlah produksi bahan bakar
minyakdengan konsumsinya. Oleh sebab itu perlu adanya energi alternatif dengan memanfaatkan
tumbuh-tumbuhan berpati yang mengandung karbohidrat sebagai bioetanol. Salah satunya sente hijau.
Sente hijau adalah tanaman yang dianggap tidak ada nilai gunanya. Kandungan yang terdapat dari 100
gram sente adalah 20 gram karbohidrat, 0,62 gram protein, 0,13 gram Lemak, 1,49 gram Abu.
Karbohidrat merupakan syarat utama bahan baku untuk dijadikan bioetanol. Sehingga perlu dikaji secara
mendalam. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dengan tiga tahapan proses. Proses pertama yaitu tahap
persiapan, 500 gramumbi sente disakarifikasi kemudian dicampur air 1000 gram dan secara bertingkat
untuk mendapatkan kadar etanol > 90%. Proses destilasi kedua dan destilasi ketiga dilakukan dengan
garam dan silica gel untuk mempermudah menyerap uap air, sehingga etanol yang dihasilkan lebih murni.
Selanjutnya bioetanol diuji spesifikasinya sesuai standart 1500 gram. Tahap selanjutnya adalah fermentasi
menggunakan ragi (saccharomyces cerevisiae) dengan perbandingan 10 gram, 15 gram dan 20 gram
dalam waktu 3 hari, 4 hari dan 5 hari. Terakhir tahap distilasi, yaitu pemisahan kadar etanol dan air
dengan suhu 78oC. Destilasi dilakukan mengacukepada ASTM(American Standart Testing of Materials).
Hasil dari penelitian ini didapatkan kondisi proses yang optimal pada perbandingan 500 gram umbi sente,
1000 gram air, 15 gram ragi selama 4 hari untuk dilanjutkan ke pembuatan bioetanol dalam skala besar.
Proses pembuatan skala besar dengan bahan baku umbi sente 2000 gram, 4000 gram air, 60 gram ragi dan
fermentasi 4 hari menghasilkan 1250 ml bioetanol pada distilasi I dengan kadar 23%, distilasi II dengan
penambahan garam 175 gram menghasilkan bioetanol 700 ml kadar 57%, distilasi III dengan
penambahan garam 75g menghasikan 450 ml bioetanol kadar 83% dan distilasi IV menggunakan silika
gel 25 g menghasilkan 200 ml bioetanol kadar 94,96%. Hasil uji karakteristik diperoleh bioetanoldengan
nilai kalori sebesar 5444,78Kcal/kg, flash point15oC, pour point< -70oC, densitas 0,8281 gr/cm3 dan
viskositas 3,45 cSt.
Kata kunci:bioetanol, umbi sente, fermentasi, distilasi

Abstract
Today’s world energy problems is not match between amount of fuel production and consumption.
Therefore need for new alternative by utilizing herbs that contain starchy carbohydrates as bioethanol.
One of these is green sente. green sente is a plant that is considered useless. The content of 100 grams
sente is 20 grams carbohydrates, 0.62 grams of protein, 0.13 grams of fat, 1.49 grams of Ashes.
Carbohydrates are the main requirements for the raw materials used bioethanol. So that needs to be
studied deeply the use of green sente bubl as raw material for bioethanol. This type of research is an
experimental, with three stages of the process. The first process is the preparation phase, 500 grams of
tubers sente saccharification then mixed with water 1000 grams and 1500 grams. The next phase is
fermented used yeast (Saccharomyces cerevisiae) with comparison 10 grams, 15 grams and 20 grams in 3
days, 4 days and 5 days. The last phase distillation, the separation of ethanol and water with a temperature
of 78oC. Distillation is done in stages to obtain the ethanol content of > 90%. The second distillation
process and third distillation with salt and silica gel to absorb of water vapor to simplify, so pure ethanol
produced can get more. Furthermore bioethanol tested according to standard specifications refer to ASTM
(American Standard Testing of Materials).The results of this research on samples obtained at the optimal
ratio of 500 grams of sente bubl, 1000 grams of water, 15 grams of yeast for 4 days to proceed to large-
scale bioethanol production. The process of making a large-scale material 2000 grams of sente bubl sente,
4000 grams of water, 60 grams of yeast and fermentation 4 days resulted in 1250 ml of ethanol in the first
distillation with 23% concentration, distillation II with the addition of 175 grams salt produce bioethanol
700 ml content 57%, distillation III with the addition of 75g salt resulted 450 ml content 83% ethanol and
distilled IV using 25 g of silica gel resulted in 200 ml of ethanol content of 94.96%. Characteristics of the

11
JTM. Volume 03 Nomer 02 Tahun 2014, 11-19

bioethanol from sente bulb is a heating value of 5444.78 Kcal / kg, 15 oC flash point, pour point <-70oC,
density of 0.8281 g / cm 3 and a viscosity of 3.45 cSt.
Keywords: bioetanol, sente bubls, fermentation, distilation

PENDAHULUAN dari aren dan sejenisnya. Tanaman berselulosa juga


Permasalahan energi dunia saat ini adalah tidak dapat digunakan sebagai bioetanol seperti jerami padi,
sebandingnya jumlah produksi bahan bakar minyak limbah tapioka, janggel (tongkol) jagung dan lain
(BBM) dengan konsumsinya. Dikarenakan sebagainya juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
perkembangan teknologi industri maupun transportasi bioetanol (Prihandana, dkk., 2008:26).
setiap tahunnya yang semakin meningkat sehingga Alternatif yang dapat digunakan adalah degan
konsumsi bahan bakar semakin meningkat juga. Hal ini memanfaatkan pati yang terkandung dalam umbi sente
menyebabkan harga minyak dunia selalu mengalami (Alocasia macrorrizha). Sente merupakan salah satu
kenaikan. Tidak terkecuali di negara Indonesia jenis tanaman dari keluarga talas-talasan yang banyak
Salah satu sumber energi yang keberadaanya tumbuh di daerah tropis. Umumnya sente terdapat di
menempati urutan pertama adalah minyak bumi. Sebagai daerah-daerah pedesaan pinggiran sawah yang lembab
sumber energi yang tidak dapat diperbarui maka perlu dan tumbuh liar di pinggiran sungai. Sente cepat
adanya upaya untuk mengalihkan penggunaan sumber pertumbuhannya dan mudah sekali berkembang biak.
energi lain yang dapat diperbarui mengingat jumlah Menurut Dalimartha (2006:79) Sente termasuk tanaman
minyak bumi yang semakin berkurang keberadaanya. beracun yang menyebabkan gatal-gatal jika dikonsumsi.
Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Usaha Minyak dan Gas sente dapat ditemukan tumbuh subur di hutan, semak-
Bumi (BP Migas) menyatakan tiap tahun cadangan semak, sekitar tumpukan sampah, tanah lembab sekitar
minyak Indonesia berkurang 8%, dengan cadangan sungai, pinggir selokan dan tempat-tempat lainnya 500m
minyak saat ini diperkirakan sekitar 3,9 miliar barel, – 1200m di atas permukaan laut
jumlah tersebut tinggal 12 tahun lagi. (Sumber: Dalam penelitian Chotimah, Siti dan Tri Fajarini,
http://www.starberita.com. Diakses 19 Januari 2014.). Desi (2013) sente mengandung asam oksalat yang
Menghadapi krisis BBM yang telah melanda menyebabkan rasa gatal. Sehingga sente tidak dijadikan
Indonesia, maka para ahli mulai mencari alternatif baru sebagai bahan pangan utama dari jenis umbi-umbian.
sebagai sumber bahan bakar pengganti BBM dari Kandungan yang terdapat dari 100gr sente adalah 20gr
minyak bumi dengan bahan bakar alternatif yang dapat karbohidrat, 0 ,62gr protein, 0,13gr Lemak, 1,49gr Abu,
diperbaharui (renewable) untuk diverifikasi ke dalam 89,69mg Ca, 143,07mg P, 4,96mg Fe, dan 1254,64mg
sumber energi masa depan. Saat ini, para pakar Kalsium oksalat (Chotimah dan Tri, 2013).
teknologi yang tergabung dalam Badan Pengkajian dan Dari penelitian yang dilakukan oleh Yudi Effendi
Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan dengan judul “Uji produksi bioethanol sebagai bahan
bahan bakar alternatif untuk menggantikan keberadaan bakar dari umbi sente(Maranta Arundinacea Linn)
BBM yang sumbernya semakin menipis. Salah satunya menggunakan katalisator pupuk urea sebagai extender
bahan bakar alternatif yang berasal dari alam yang di premium”. Serta penelitian yang dilakukan Endah Retno
peruntukkan sebagai pengganti atau pencampur BBM dkk dengan judul “Bioetanol Fuel Grade Dari Talas
jenis premium untuk sarana transportasi yang diberi (Colocasia Esculenta)” menjadi alasan yang cukup untuk
nama etanol/bioetanol atau yang selanjutnya akan mengambil penelitian pembuatan bioetanol dari umbi-
disebut biopremium.(Sumber: umbian maupun talas-talasan yang terdapat di lingkungan
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahanbakar. Diakses pada sekitar.
tanggal 10 Januari 2014). Tujuan daripenelitian ini adalah mengetahui
Salah satu upaya adalah beralih ke penggunaan langkah-langkah proses pembuatan bioetanol dari umbi
bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui yaitu sente, mencari perbandingan umbi sente, jumlah air dan
etanol. Bioetanol merupakan cairan hasil proses ragi pada saat proses fermentasi yang tepat, untuk
fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menghasilkan bioetanol dengan kadar tertinggi, yang
menggunakan bantuan mikroorganisme.Bahan baku selanjutnya yaitu mencari karakteristik bioetanol yang
untuk memproduksi bioetanol bisa didapatkan dari dihasilkan dari umbi sente dan manfaat dari penelitian
berbagai tanaman, seperti tanaman berkabohidrat yaitu ini adalah dapat membantu meningkatkan nilai guna dari
singkong (cassava), jagung (corn), gandum (shorgum), tanaman yang tidak bermanfaat atau tanaman liaryang
dan bahan seperti lainnya. Tanaman yang mengandung mengandung karbohidrat maupun glukosa sebagai
gula seperti tetes tebu (molasses), nira dari kelapa, nira penghasil bioetanol dengan memanfaatkan umbi dari
Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau(Alocasia Macrorrizha) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

tanaman sente. memperoleh data tentang proses Penelitian inidilakukan di:


pembuatan bioetanol dari umbi sente, hasil penelitian  Laboratorium bahan bakar dan pelumas Jurusan
bisa dijadikan referensi dan solusi untuk Teknik Mesin Universitas Negeri
mengembangkan bahan bakar alternative sehingga bisa Surabayauntuk proses pembuatan bioetanol.
menjadi sarana untuk mengatasi krisis bahan bakar di  Laboratorium TAKI (Team Afiliasi dan
Indonesia yang semakin hari semakin meningkat Konsultasi Industri) Jurusan Teknik Kimia FTI-
kebutuhannya. ITS untuk memperoleh nilai kadar etanol.
 Laboratorium Unit Produksi Pelumas Pertamina
METODE Surabaya untuk analisis flash point, pour point,
Rancangan Penelitian dan densitas.
 Laboratorium motor bakar Universitas
MULAI Brawijaya untuk nilai viskositas dan nilai kalor.

Permasalahan yang Variabel Penelitian


Keterangan:
dihadapi  Variabel bebas
: Tidak Didukung
1. Literatur Variabel pada penelitian ini adalah
: Ya Studi Pendahuluan 2. Penelitian Sebelumnya perbandingan antara berat/massa ragi yang diberikan
3. Tinjauan Pustaka
pada saat proses fermentasi yaitu 10, 15, 20 gram
Merumuskan Masalah dan air 1000 dan 1500 gram.
 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar
Persiapan Bahan 500 g Umbi
bioetanol, nilai kalor, titik nyala (flash point), titik
tuang (pour point), densitas dan viskositas.
Umbi Sente dikukus 100oC selama  Variabel Kontrol
60 menit dan diblender
Variabel kontrol dalam penelitian ini antara
Air 1000 dan 1500g lain:
Variasi Fermentasi Fermentasi
3,4 dan 5 hari - Jumlah umbi sente yang digunakan sama
Variasi ragi
10,15 dan 20 g sebanyak 500 gram.
By product / ampas Penyaringan - Umbi sente yang digunakan berasal dari
Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Provinsi
Distilasi Suhu 78oC Jawa Timur.
- Jumlah perbandingan air yang digunakan sama
Hasil Hasil Paling Optimal yaitu 1:2 dan 1:3, umbi sente 500 gram dengan air
1000dan 1500 gram.
Pembuatan Bioetanol Skala Besar Menggunakan
Perbandingan Dengan Kadar Etanol Tertinggi - Lamanya fermentasi yang dilakukan sama yaitu 4
hari.
Distilasi - Jumlah ragi yang diberikan sama yaitu 10,15 dan
20 gram.
-Garam 250g Distilasi Bertingkat Suhu 78oC
- Temperatur pada proses fermentasi adalah 28 °C.
-Silika gel 25g - Temperatur pada proses distilasi adalah 78C.

Bioetanol >90%
Definisi Operasional Variabel
Lab. TAKI ITS
(Kadar Etanol)  Kadar Bioetanol
Uji Karakteristik
Lab. UPPS (pour point, Kadar bioetanol adalah perbandingan jumlah
flash point, densitas) etanol dan jumlah air yang diukur menggunakan
Analisis Data Dan (Kadar Etanol)
Lab. Motor Bakar UB alkoholmeter. Kadar bioetanol ditunjukkan dengan
Pembahasan
(nilai kalor dan prosentase.
viskositas)
(Kadar Etanol)  Densitas
Kesimpulan
Densitas (gr/cm3)adalah massa minyak (gr) per
satuan volume (cm3) pada suhu tertentu. Alat uji
SELESAI densitas adalah Gravimetry. Metode uji densitas
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian adalah ASTM D 4052.

13
JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 11-19

 Flash point (titik nyala) - Connector


Titik nyala (flash point) adalahsuhu terendah di - Kompor gas dan tabung LPG 3 kg
mana uap minyak bumi dalam campurannya dengan - Saringan
udara akan menyala kalau dikenaiuji nyala (test  Instrumen Penelitian
flame) pada kondisis tertentu. Metode yang Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah
digunakan adalah metode ASTM D 93 dan satuan sebagai berikut:
flash point adalah oC. Alat uji flash point adalah Line - Timbangan elektronik dengan akurasi 0,1 gram
High Term UKM-135. - Gelas Erlenmeyer 250 ml
 Pour point (titik tuang) - Alcoholmeterdan GC System
Titik tuang(pour point) adalah suhu terendah di - Thermocontrol
mana minyak bumi dan produknya masih dapat - Bomb Calorimeter, untuk mengukur heating
dituang atau mengalir apabila didinginkan pada value ASTM D 240
kondisi tertentu(ASTM D97) dan satuan pour point - Viscometry, untuk mengukur viscosity ASTM D
adalah oC. Alat uji pour point adalah Ref.SR-N21H. 445
 Nilai Kalori - Gravimetry, untuk mengukur densitas ASTM D
Nilai kalor adalah kalor yang dihasilkan oleh 4052
pembakaran sempurna 1 kilogram bahan bakar padat - Line High Term UKM-135, untuk mengukur
atau cair dan 1 satuan volume bahan bakar gas, pada flash point ASTM D 93
keadaan baku. Satuan nilai kalor adalah Kcal/kg, alat - Ref.SR-N21H, untuk mengukur pour point
uji nilai kalor adalah Bomb Calorimeter. Metode uji ASTM D 97.
nilai kalor adalah ASTM D 240.
 Viskositas Teknik Pengumpulan Data
Viskositas adalah kekentalan dari suatu minyak Dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
yang menunjukkan sifat menghambat terhadap aliran melakukan percobaan terhadap objek yang akan diteliti
dan menunjukkan sifat pelumasannya pada dan mencatat data-data yang diperlukan. Data-data yang
permukaan benda yang dilumasinya. Viskosimeter diperlukan adalah komposisi yang sesuai pada
yang banyak digunakan adalah viskosimeter pipet pembuatan bioetanol berbahan baku umbi sente agar
yang bekerja berdasarkan hukum poisuille yang memperoleh hasil yang maksimal. Pengujian
berlaku untuk cairan yang mengalir secara laminar. karakteristik dari bioetanol tersebut di lakukan di
Metode uji viskositas ASTM D 445 laboratorium Laboratorium TAKI Jurusan Teknik Kimia
FTI-ITS, UPPS pertamina dan Laboratorium motor
Bahan, Peralatan, dan Instrumen Penelitian bakar UB.
 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Prosedur Penelitian
sebagai berikut: Pembuatan Bioetanol Skala Kecil
- Umbi sente  Persiapan bahan
- Ragi tape merk NKL - Umbi sente sebanyak 500 gram dan peralatan
- Air yang dibutuhkan pada tahap persiapan bahan
- Garam mulai disiapkan.
- Silica gel. - Umbi sente dicuci sampai bersih agar kotoran
 Peralatan yang melekat pada umbi sente hilang, kemudian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian umbi sente dipotong-potong kecil-kecil.
adalah sebagai berikut:  Sakarifikasi
- Labu leher dua kapasitas 1000 gram - Semua peralatan pada proses sakarifikasi mulai
- Kompor listrik berdaya 600 watt dipersiapkan.
- Condensor liebig - Umbi sente yang dipotong kecil-kecil
- Thermocouple dimasukkan ke dalam panci dan kukus selama 60
- Tabung erlenmeyer menit pada suhu 100°C
- Blender - Umbi sente yang telah dimasak lalu didinginkan.
- Pipa platik - Potongan kecil-kecil umbi sente diblender
- Pompa air sampai menjadi bubur dengan menambahkan air
- Ember penampung air sebanyak 1000 dan 1500 gram.
Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau(Alocasia Macrorrizha) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

- Cairan bubur umbi sente didinginkan sampai Pembuatan Bioetanol Skala Besar
dingin.  Persiapan Bahan, Sakarifikasi, dan Fermentasi
 Fermentasi - Proses persiapan bahan, sakarifikasi dan
- Peralatan yang digunakan pada proses fermentasi fermentasi pada pembuatan bioetanol skala besar
mulai disiapkan. sama seperti pada pembuatan bioetanol skala
- Cairan bubur umbi sente hasil sakarifikasi kecil hanya umbi sente, jumlah air, dan jurigen
dimasukkan ke dalam jurigen kapasitas 5 liter. yang digunakan berkapasitas besar yaitu sesuai
- Ragi tape (SaccharomycesCerevisae) merk dengan hasil distilasi kecil yang menghasilkan
NKLsebanyak 10,15 dan 20 gram dihaluskan kadar etanol tertinggi.
dengan penumbuk hingga menjadi serbuk.  Distilasi
- Ragi tape yang telah halus dimasukkan ke dalam - Proses distilasi ini menggunakan alat distilasi
jurigen yang berisi cairan bubur umbi sente. skala besar yang berkapasitas 5,5 liter. Hasil
- Temperatur fermentasi 28°C, dan waktu distilasi skala besar didistilasi secara
fermantasi selama 4 hari. berkelanjutan untuk mencapai kadar bioetanol >
- Jurigen proses fermentasi yang mengembang 90%. Bioetanol dan air sangat susah dipisahkan
dapat dibuka setelah 4 hari. Kondisi yang karena kedua komponen tersebut termasuk
diperoleh adalah pada permukaan cairan pati azeotrop (dua komponen yang selisih titik
umbi sente yang telah difermentasi terdapat 2 didihnya berdekatan), oleh sebab itu untuk
lapisan yaitu lapisan cairan fermentasi yang pemisahan bioetanol dan air harus dilakukan
masih bercampur air dan lapisan bawah berupa distilasi berulang kali (kontinyu) dan
cairan ampas pati. ditambahkan garam (NaCl). Proses distilasi tahap
- Cairan fermentasi disaring serta diperas agar ini juga ditambahkan silica gel pada pangkal
terpisah antara cairan hasil fermentasi dengan condensor leibig, agar air yang masih bercampur
ampas umbi. Cairan hasil fermentasi dapat dengan bioetanol dapat diserap oleh silica gel.
dihirup aroma umbi sente yang menyengat karena - Proses distilasi dilakukan terus menerus sampai
sudah mengandung etanol. mencapai kadar bioetanol di atas 90%.
 Distilasi - Bioetanol dengan kadar di atas 90% siap diuji
- Pemanas listrik disiapkan dan pasang karakteristiknya di laboratorium.
thermocontrol pada pemanas listrik agar suhu
yang dihasilkan dapat optimal dan panasnya Teknik Analisis Data
merata. Penelitian ini menggunakan metode statistika
- Labu leher 2 kapasitas 1000 ml, gelas erlenmeyer deskriptif dan analisis regresi. Metode statistik deskriptif
250 ml, connector serta condensor liebig mulai merupakan metode statistik dengan mengumpulkan
disiapkan. Semua alat tersebut dirangkai menjadi informasi atau data dari setiap hasil perubahan yang
satu dan pada condensor liebig dipasang selang terjadi melalui eksperimen secara langsung. Statistik
yang telah dialiri air dengan bantuan pompa air deskriptif juga menjelaskan cara cara penyajian data,
untuk mempercapat pendinginan. Proses dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik
pendinginan sebaiknya menggunakan bak garis maupun batang, diagram lingkaran, dan pictogram
penampung yang besar agar proses pendinginan (Sugiyono, 2010:29).
berjalan dengan optimal.
- Cairan hasil fermentasi dimasukkan ke dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
labu distilasi dan mulai proses distilasi selama 4 Proses Pembuatan Bioetanol dari Sente Hijau
jam dengan memanaskannya pada suhu 80ºC.  Pembuatan bioetanol skala kecil.
Diusahakan suhu tetap stabil agar air tidak ikut Pembuatan bioetanol skala kecil yang dilakukan
menguap bersama bioetanol yang nantinya akan untuk mencari perbandingan air, ragi dan hari yang
mengakibatkan kandungan bioetanol rendah atau bisa menghasilkan etanol dengan kadar tertinggi.
pada bioetanol hasil distilasi masih mengandung Beberapa variasi yang dilakukan pada pembuatan
air yang banyak. bioetanol yaitu variasi air 1000 dan 1500 gram, berat
- Hasil distilasi disimpan ke dalam botol kapasitas ragi 10, 15 dan 20 gram, lama fermentasi 3, 4 dan 5
100 ml sebanyak sampel yang dibuat. hari. Pembuatan skala kecil ini dilakukan sebanyak
18 kali sesuai dengan banyaknya sampel
perbandingan yang telah dibuat. Proses pembuatan
bioetanol skala kecil dengan langkah-langkah berikut:

15
JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 11-19

- Persiapan bahan Perbandingan Umbi Sente, Air, Ragi Dan Hari


- Sakarifikasi Dengan Kadar Tertinggi
- Fermentasi Setelah melakukan proses pembuatan bioetanol
- Distilasi skala kecil didapatkan data yang disajikan dalam
 Proses pembuatan skala besar tabel untuk proses analisa. Untuk mempermudah
- Persiapan Bahan, Sakarifikasi, dan Fermentasi melakukan analisa, maka tabel dan grafik dibagi
Proses persiapan bahan, sakarifikasi dan menjadi dua bagian sesuai dengan perbedaan
fermentasi pada pembuatan bioetanol skala besar perbandingan umbi sente dan air.
sama seperti pada pembuatan bioetanol skala kecil.
Dalam pembuatan bioetanolskala besar peneliti Tabel 2.Data Hasil Destilasi Berdasarkan
membuat komposisi 4 kali lebih besar yaitu 2000 Perbandingan 500 gram Umbi Sente
gram umbi sente, 4000 gram air, dan 60 gram ragi dan 1000 gram air.
pada jurigen kapasitas 20 liter. Umbi Jumlah perbandingan Kadar
- Distilasi No Sente Berat Lama Etanol
Air
Alat destilasi yang digunakan untuk skala besar . (gram) Ragi Fermentasi (%)
(gram)
adalah yang berkapasitas 5,5 liter. Berbeda dengan (gram) (hari)
proses pembuatan bioetanol skala kecil pada skala 1 3 10%
besar terdapat proses lanjutan untuk bisa 2 10 4 12%
menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi dan 3 5 8%
mencapai lebih dari 90% yaitu dengan melakukan 4 3 17%
5 500 1000 15 4 23%*
distilasi bertingkat. Distilasi bertingkat dengan
6 5 15%
azeotrope menggunakan penambahan garam dan
7 3 7%
distilasi bertingkat menggunakan silica gel. Pada
8 20 4 10%
proses distilasi bertingkat menggunakan prosedur
9 5 5%
yang sama dengan pada saat proses distilasi skala
kecil karena perlengkapan dan kapasitas dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perbandingan
alat.yang digunakan juga sama. 500 gram umbi sente dan 1000 gram air
menghasilkan bioetanol dengan kadar tertinggi yaitu
Tabel 1.Pembuatan Bioetanol Skala Besar 23% pada perbandingan 500 gram umbi sente, 1000
gram air, 15 gram ragi selama 4 hari fermentasi.
Fermen Distil Bioetanol
Umbi sente Air Ragi Garam
Silika gel Kadar
tasi asi dihasikan
Tabel 3.Data Hasil Destilasi Berdasarkan
2000 g 4000 g 60 g 4 hari - - I 1250 ml 23%
Perbandingan 500 gram Umbi Sente
Dari Hasil Distilasi I 1250 ml 175 g - II 700 ml 57%
Dari Hasil Distilasi II 700 ml 75 g III 450 ml 83%
dan 1500 gram air.
Dari Hasil Distilasi III 450 ml - 25 g IV 200 ml 94,96%

Umbi Jumlah perbandingan Kadar


Pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa proses Sente Etanol
pembuatan skala besar dengan bahan baku umbi sente No. Berat Lama
(gram) Air (%)
2 kg, 4 kg air, 60 g ragi dan fermentasi 4 hari Ragi Fermentasi
(gram)
menghasilkan 1250 ml bioetanol pada distilasi I dengan (gram) (hari)
1 3 8%
kadar 23%, pada distilasi II menghasilkan 700 ml
2 10 4 5%
dengan kadar 57%, pada distilasi III dilakukan dengan
3 5 5%
distilasi azeotrope yaitu dengan penambahan garam 4 3 10%
250 g untuk meningkatkan titik didih air sehingga 5 500 1500 15 4 8%
dapat menghasikan 450 ml kadar 83% dan pada 6 5 5%
distilasi IV menggunakan silika gel 25 g yang 7 3 14%*
bertujuan untuk menyerap kandungan air yang ada 8 20 4 10%
pada bioetanol hasil fermentasi sehingga dapat 9 5 7%
menghasilkan 200 ml kadar 94,96%.
Keterangan: - (*)menunjukkan parameter kadar
bioetanol tertinggi.
- 1 hari= 24 jam
Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau(Alocasia Macrorrizha) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Tabel 2menunjukkan bahwa perbandingan 500


gram umbi sente dan 1500 gram air menghasilkan Berdasarkan gambar 3 menunjukkan kadar etanol
bioetanol dengan kadar tertinggi yaitu 14% pada yang maksimal dihasilkan pada fermentasi 3 hari dari
perbandingan 500 gram umbi sente, 1000 gram air, masing-masing variasi ragi yaitu 14. Hal ini
20 gram ragi selama 3 hari fermentasi. Dengan menunjukkan pada fermentasi 3 hari penguraian glukosa
demikian kadar etanol tertinggi diperoleh pada tabel menjadi etanol lebih baik dikarenakan banyaknya
1dengan kadar etanol 23% pada perbandingan 500 perbandingan air tetapi banyaknya ragi juga akan
gram umbi sente dan 1000 gram air. berpengaruh.. Sedangkan pada lama fermentasi 4 hari
dan 5 hari kadar etanol lebih rendah masing-masing 8%
dan 10% karena penguraian karbohidrat (pati) umbi
sente masih belum sepenuhnya terurai. Variasi ragi 20
gram mampu mengurai lebih meksimal dibandingkan 10
gram dan 25 gram dikarenakan jumlah perbandingan air
1500 gram sehingga menghasilkan kadar etanol
tertinggi.
Dari gambar 2 dan gambar 3menunjukan bahwa
perbandingan air, ragi dan hari yang optimal dalam
proses fermentasi umbi sente sangat berpengaruh
terhadap kadar dari bioetanolyang dihasilkan, karena air
merupakan media perkembangbiakan bakteri dan ragi
merupakan bakteri yang mengurai karbohidrat yang ada
dalam pati umbi sente dalam proses fermentasi.
Gambar 2.Grafik Analisis Data Kadar Bioetanol Dengan demikian perbandingan yang tepat dalam
Hasil Distilasi Perbandingan 500 gram pembuatan bioetanoldari umbi sente adalah 500 gram
Umbi dengan 1000 gram Air umbi sente 1000 gram air dan 15 gram ragi dengan lama
waktu fermentasi 4 hari. Selanjutnya, perbandingan
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan kadar etanol
tersebut digunakan sebagai variabel tetap pada proses
yang tertinggi dihasilkan pada fermentasi 4 hari dari
fermentasi skala besar.
masing-masing variasi ragi yaitu 23%. Hal ini
menunjukkan pada fermentasi 4 hari penguraian glukosa
menjadi etanol lebih baik. Sedangkan pada lama Tabel 4.Kadar dan Volume Bioetanol dari Umbi
fermentasi 3 hari dan 5 hari kadar etanol lebih rendah Sente Melalui Distilasi Bertingkat
masing-masing 12% dan 10% karena penguraian
karbohidrat (pati) umbi sente masih belum sepenuhnya Distilasi Volume bioetanolyang Kadar bioetanol
terurai. Variasi ragi 15 gram dan air 1000 gram mampu dihasikan (ml) (%)
mengurai lebih meksimal dibandingkan 10 gram dan 20 Distilasi I 1250 ml 23%
gram sehingga menghasilkan kadar etanol tertinggi. Distilasi II 700 ml 57%
Distilasi III 450 ml 83%
Distilasi IV 200 ml 94,96%

Berdasarkan Tabel diatas distilasi bertingkat


dilakukan sebanyak empat kali untuk mencapai
kadar bioetanol di atas 90%. Penelitian ini
menghasilkan produk bioetanol berkadar 94,96%
yang bisa digunakan sebagai campuran premium.

Gambar3.Grafik Analisis Data Kadar Bioetanol Hasil


Distilasi Perbandingan 500 gram
Umbi dengan 1500 gram Air

17
JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 11-19

kadar bioetanol sebesar 94,96 %, sedangkan


bioetanol murni mempunyai kadar 100%. Hal ini
disebabkan karena pada bioetanol umbi sente
masih terdapat kandungan kadar air. Untuk
menaikan lagi dari kadar 95% menjadi kadar yang
lebih tinggi lagi sangat susah dan memerlukan alat
distilasi yang berteknologi tinggi.
 Densitas.
Tabel 5menunjukkan bahwa bioetanol dari
umbi sente memiliki densitas sebesar 0,8281 g/cm3,
kadar densitas ini masih lebih tinggi dari pada
Gambar 4.Grafik Distilasi Bertingkat densitas bioetanol murniyaitu 0,816g/cm3. Hal ini
Terhadap Kadar Bioetanol disebabkan karena pada bioetanol dari umbi sente
masih terdapat kandungan air. Semakin kecil
Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa densitas berarti semakin ringan berat jenisnya dan
kadar bioetanol umbi sente yang didapat dari distilasi I semakin baik pula kualitasnya.
sebesar 23%, pada distilasi II sebesar 57%, pada  Nilai kalor.
distilasi III sebesar 83%, dan distilasi IV sebesar 94,96 Tabel5menunjukkan bahwa nilai kalori
%. Dengan demikian pada distilasi bertingkat ini dapat bioetanol dari umbi sente sebesar 5444,78 Kcal/Kg
dikatakan bahwa, semakin sering dilakukan distilasi sedangkan untuk bioetanolmurni sebesar6380
bertingkat maka kadar bioetanol yang dihasilkan akan Kcal/Kg. Nilai kaloribioetanolumbi senteyang
semakin meningkat. masih dibawah dari nilai kaloribioetanol murni.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa energi yang
Uji Karakteristik Bioetanol dihasilkan bioetanoldari umbi sentelebih rendah
 Hasil Uji Karakteristik dari energi yang dihasilkan bioetanol murni. Dan
Pengujian yang dilakukan di Laboratorium juga Semakin tinggi nilai kalori bahan bakar
TAKI (Team Afiliasi dan Konsultasi Industri) menunjukkan bahan tersebut akan semakin sedikit
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, Laboratorium pemakaian bahan bakar.
UPPS Pertamina dan Laboratorium Motor Bakar  Titik nyala.
Universitas Brawijaya mendapatkan hasil Tabel 5menunjukkan bahwa titik nyala (flash
karakteristik bioetanol dari umbi sente dan akan point) bioetanoldari umbi sente yaitu 15oC,
dibandingkan dengan bioetanol murni yang sedangkan untuk bioetanol murni sebesar 12,7 oC.
disajikan dalam tabel berikut: Flash point bioetanoldari umbi senteyang
dihasilkan di atas dari flash point daribioetanol
Tabel5. Perbandingan Karakteristik Bioetanol Murni murni. Hal ini membuktikan bahwa bioetanoldari
dengan BioetanolUmbi Sente umbi sente akan terbakar pada suhu 15oC yaitu
lebih tinggi dibandingkan dengan bioetanol murni.
Bioetanolumbi
Karakteristik Bioetanolmurni Satuan Jadi dapat disimpulkan semakin rendah flash
sente
pointsuatu bahan bakar, maka bahan tersebut akan
Kadar 100* 94,96 %
Densitas 0,816* 0,8281 gram/cm3 makin mudah terbakar, namun sebaliknya
Nilai kalor 6380 * 5444,789 Kcal/kg s e makin tinggi flash point suatu
Titik tuang -114,* < -70 o
C bahan,makabahantersebut akansemakin lama
Titik nyala 12,7 * 15 o
C terbakar.
Viskositas 1,523 3,456 cSt  Titik tuang.
Keterangan :* Richard J. Lewis, Sr (Condensed Tabel 5menunjukkan titik tuang (pour point)
Chemical Dictionary) bioetanol dari umbiyaitu < -70oC sedangkan untuk
A. Hardjono, 2001
bioetanol murni hanya mencapai -114oC. Hal ini
George Gramanger Brown, 1973
menunjukkan bahwa bioetanol dari umbi sente
Pembahasan Hasil Uji Karakteristik dapat digunakan pada daerah tropis maupun daerah
 Kadar etanol. dingin termasuk di Indonesia. Bahkan di daerah
Pengujian kadar bioetanol ini menggunakan yang memiliki suhu dibawah 0 oC atau minus.
GC (Gas Chromatography) system, dan diperoleh
Pembuatan Bioetanol Dari Sente Hijau(Alocasia Macrorrizha) Sebagai Bahan Bakar Alternatif

 Viskositas. Saran
Tabel 5menunjukkan bahwa viskositas Saran yang peneliti sampaikan adalah sebagai
bioetanol dari umbi sente dengan kadar 94,96% berikut:
adalah 3,456 cSt sedangkan bioetanol murni  Agar memanfaatkan tanaman liar lainnya yang tidak
mempunyai viskositas 1,523 cSt. Semakin besar ada nilai ekonomisnya tetapi mengandung
viskositas fluida, maka semakin sulit suatu fluida karbohidrat maupun glukosa, sehingga
untuk mengalir dan juga menunjukkan semakin memungkinkan untuk membuat bioetanol sebagai
sulit suatu benda bergerak didalam fluida tersebut. bahan bakar alternatif.
 Pengolahan bahan baku umbi sente menjadi etanol
PENUTUP dijadikan tepung terlebih dahulu dikarenakan kadar
Simpulan air pada umbi sente yang besar. Sehingga bisa lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data optimal dalam menghasilkan kadar etanol.
yang terdapat dalam pembahasan, maka dapat  Perlu dilakukan perhitungan biaya pembuatan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: bioetanolsecara lebih rinci agar nilai ekonomis dapat
 Proses pembuatan bioetanol dari umbi sente dijadikan acuan untuk produksi besar.
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pembuatan
bioetanol skala kecil untuk mendapatkan variasi DAFTAR PUSTAKA
perbandingan yang tepat untuk menghasilkan Chotimah, Siti dan Tri Fajarini, Desi 2013 Reduksi
kadar bioetanol yang optimal meliputi memasak kalsium oksalat dengan perebusan
umbi sente, memberi ragi dan air sesuai dengan menggunakan larutan Nacl dan penepungan
variasi perbandingan, melakukan proses untuk meningkatkan kualitas Sente (alocasia
fermentasi, melakukan penyaringan hasil Macrorrizha) sebagai bahan pangan. Jurnal.
fermentasi dan melakukan distilasi dan Jurusan Teknik Kimia Fakultas
pembuatan bioetanol skala besar untuk Teknik:UNDIP.
memproduksi bioetanol dalam jumlah banyak dan Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat
menghasilkan kadar yang tinggi untuk bisa Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara,
dipasarkan dan digunakan sebagai campuran Anggota Ikapi.
bahan bakar yang selanjutnya akan bisa George Granger Brown. (1973). Unit Operations. New
digunakan sebagai energi alternatif. York Tokyo: Modern Asia Edition.
 Didapatkan hasil perbandingan dari variasi umbi Hardjono. A. (2001). Teknologi Minyak Bumi.
sente, air, ragi dan lama fermentasi yang tepat Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
dengan kadar bioetanol yang optimal pada Hariani, Ike. 2013.Proses Produksi Bioethanol Dari
perbandingan 500 gram umbi sente, 1000 gram Bahan Baku Buah-buahan yang Sudah Tidak
air, 15 gram ragi dan 4 hari fermentasi. Layak Konsumsi. Skripsi Program S1
 Proses pembuatan skala besar dengan bahan baku Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri
umbi sente 2000 gram, 4000 gram air, 60 gram Surabaya
ragi dan fermentasi 4 hari menghasilkan 1250 ml Lewis, Richard J., Sr. Condensed Chemical Dictionary.
bioetanol pada distilasi I dengan kadar 23%, Prihandana, Rama, dkk. (2007). Bioetanol Ubi Kayu
distilasi II dengan penambahan garam 175 gram Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta: PT
menghasilkan bioetanol 700 ml kadar 57%, AgromediaPustaka.
distilasi III dengan penambahan garam 75g Rubiandini, P. 2012. Cadangan Minyak Bumi Tinggal
menghasikan 450 ml bioetanol kadar 83% dan 12 Tahun Lagi. (Online)
distilasi IV menggunakan silika gel 25 g http://www.starberita.com, diakses pada
menghasilkan 200 ml bioetanol kadar 94,96%. tanggal 19 Januari 2014.
Hasil uji karakteristik bioetanol umbi sente Sugiyono, Dr. 2010. Statistika Untuk Penelitian.
diperoleh bioetanoldengan nilai kalori sebesar Bandung: Alfabeta.
5444,78 Kcal/kg, flash point 15oC, pour point< -
70oC, densitas 0,8281 gr/cm3 dan viskositas 3,45
cSt.

19

Anda mungkin juga menyukai