Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99%
terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker
payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada
perempuan. Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60
tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap
lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan
payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini
menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui
pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara
terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih
menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker
payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik
yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit
menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara
kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena
penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan,
sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan
hidup 18 – 30 bulan.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Asuhan


Kebidanan Pada Klien dengan diagnosa Ca Mamae
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui dan memahami pengertian Ca Mamae
- Mengetahui dan mamahami tanda dan gejala Ca Mamae
- Mengetahui dan memahami penyebab Ca Mamae

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Tindakan/ Perbeden


2.1.1 Pengertian
Mengganti balutan atau perban adlah suatu tindakan keperawatan
untuk mengganti perban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan
cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.

2.1.2 Tujuan
a. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan
dapat menjaga kebersihan luka
b. Melindungi luka dari kontaminasi
c. Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis verband )
d. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
e. Menurunkan pergerakan dan trauma
f. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan

2.1.3 Persiapan Alat/ Bahan


a. Alat-alat steril
1) Pinset anatomis 1 buah
2) Pinset sirugis 1 buah
3) Gunting bedah/jaringan 1 buah
4) Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
5) Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6) Sarung tangan 1 pasang
7) korentang/forcep

3
b. Alat-alat tidak steril
1) Gunting verban 1 buah
2) Plester
3) Pengalas
4) Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
5) Nierbeken 2 buah
6) Kapas alcohol
7) Aceton/bensin
8) Sabun cair anti septic
9) NaCl 9 %
10) Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
11) Sarung tangan 1 pasang
12) Masker
13) Air hangat (bila dibutuhkan)
14) Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah

2.1.4 Prosedur/ Cara


a. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dekatkan alat-alat ke pasien
c. Pasang sampiran
d. Perawat cuci tangan
e. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
f. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
g. Letakkan pengalas dibawah area luka
h. Letakkan nierbeken didekat pasien
i. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka)
dengan menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam
nierbeken. Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara
melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu
tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. ( Bila

4
masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan
aceton/ bensin )
j. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan berlahan
k. Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
l. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
m. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka
dan obat luka dengan memperhatikan tehnik aseptic
n. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
o. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
p. Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan
dengan terapi)
q. Menutup luka dengan cara:
1) Balutan kering
- Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi
dan bagian sekeliling kulit
- Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyera
- Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
2) Balutan basah – kering
- Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau
anti mikkrobial untuk menutupi area luka
- lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
- lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
3) Balutan basah – basah
- lapisan pertama kassa steril yang telah dilembabkan dengan
cairan fisiologik untuk menutupi area luka
- lapisa kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
- lapisan ketiga (lapisan paling luar) kassa steril yang sudah
dilembabkan dengan cairan fisiologik
r. Plester dengan rapi

5
s. Buka sarung tangan dan masukan kedalam nierbeken
t. Lepaskan masker
u. Atur dan rapikan posisi pasien
v. Buka sampiran
w. Evaluasi keadaan umum pasien
x. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan
bersih, kering dan rapi
y. perawat cuci tangan
z. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
Karsinoma mammae adalah karsinoma yang berasal dari
parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS,
1984)

2.2.2 Penyebab
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian
lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus
bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan
dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan

6
genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan
atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau
menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker
payudara. Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan
Sudart, 2001).

2.2.3 Gejala
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di
rasakan pada stadium dini menyebabkan bayak penderita yang berobat
dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit
penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker
payudara dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan
pengobatan (Ramli M, 2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut
semakin bayak , seperti:
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan
tangan, makin lama benjolan makin keras dan bentuknya tidak
beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri saat
ditekan,karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena terjadi
pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil
di bawah ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke
dalam yang tadinya berwarna merah muda berubah menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada
wanita yang tidak sedang hamil.

7
g. Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah
diobati.
h. Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange) akibat dari
neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan
piting kuli.

2.2.4 Penanganan
a. Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang
penerapannya tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan
kanker payudara biasanya meliputi
pembedahan/ operasi, radioterapi/ penyinaran,kemoterapi, dan terapi
hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk
tunggal, tetapi dalam beberapa kombinasi.
1. Pembedahan/operasi

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau


seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan
paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.
Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif
(menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan
dengan 3 cars yaitu:
a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan
sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan
pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi
direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang
dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.

8
c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

2. Radioterapi

Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena


kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara
setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cendrung menurun
sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan
bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti


kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang
bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai
target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh
obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal

Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai


hormone estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi
pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel
kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen
karena system kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengumpulan Data


I . Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Diagnosa : Tumor Payu dara/ sinistrat CA Mamae
Alamat : Tanah Luar
Umur : 37 Tahun
No. RM : 437286
Tanggal Masuk : 05 Januari 2017

3.2 Anamnesa
I. Data Subjektif ( Data Yang diperoleh dari pasien )
- Pasien datang dan mengatakan payu daranya terasa sakit
- Pasien mengalami keluar nanah di payudaranya

II. Data Obyektif ( Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan )


- TD : 120/60 mmHg
- N : 84 - 90 x Per/menit
- RR : 16 – 22 x Per/Menit

III. Prosedur Tindakan ( Mengganti Perban)


Tujuan :

- Untuk mengatahui tekanan darah pasien


Persiapan Alat :
1) Tensimeter
2) Stethoschope
3) Ballpoint
4) Lembar observasi

10
Persiapan Petugas :
- Bekerja dengan Ikhlas Hati
- Memakai hand scone
- Memakai masker ( Penutup wajah )
Persiapan Pasien :
- Mematuhi peraturan yang berlaku di ruangan
- Menyetujui tindakan yang akan dilakukan
Langkah-langkah Kerja :

- Alat- alat diletakkan di meja dekat pasien


- Perawat mencuci tangan
- Pasien di beritahukan
- Kalau luka dibalut, balutan digunting dengan gunting perban kalau
memakai plester dengan tangan perawat di lepaskan dari lekatan nya
- Duk penutup di buka letakkan di dekat penderita ( duk diletakkan
terbalik)
- Bengkok di letakkan di atas duk tadi
- Ambil satu pinset pembalut kain kasa , pembalut di buka di angkat
dan di masukkan dalam bengkok
- Ambil kapas bersih dengan pinset tadi,bersihkan bekas-bekas plester
bila ada kemudian buang ke dalam bengkok dengan pinset nya (
pinset nya tidak boleh dipakai lagi)
- Ambil pinset yang lain, satu ditangan kiri dan satu lagi ditangan
kanan ( pinset ditangan kiri hanya digunakan untuk mengambil kain
kasa,kapas dan lain-lain yang dipergunakan sedangkan pinset
ditangan kanan langsung berhubungan dengan luka)
- Tangan kiri mengambil kapas, celupkan kedalam larutan nacl,
pindahkan ke tangan kanan ( ujung pinset tidak boleh bersentuhan
jkemudian bersihkan luka itu hanya dengan satu kali jalan saja untuk
setiap gelintir kapas

11
- Kalau luka perlu di kompres tangan kiri mengambil kasa celupkan
kedalam kompres bila diperlukan, peras dengan tangan
kanan,kompres di letakkan di atas luka sampai secukup nya
- Tangan kiri mengambil pot plastic , pindahkan tangan kanan
letakkan di atas kompres tadi hingga kompres tertutup ( plastic
sedikit lebih besar dari pada kompres)
- Tutup dengan kain kasa kering ( steril)
- Kompres( luka) di plester / perban menurut kenutuhan dengan rapi
- Pinset kiri masukkan kedalam bengkok
- Dengan pinset masukkan kotoran-kotoran ke dalam kantong plastik
- Setelah selesai pasien ( penderita) di rapikan dan alat-aat di
bersihkan
- Perawat mencuci tangan

12
BAB IV
PEMBAHASAN

Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan,


atau analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap
pertama dari proses keperawatan.

Pada tahap pengkajian, penulis tidak banyak menemukan hambatan dalam


mendapatkan informasi baik dari klien, keluarga, dan perawat.

Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang
klien mencakup : riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan
masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual.

Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny. N didapatkan data


bahwa.Klien mengatakan nyeri dipayudara , keluarga Klien menanyakan tentang
penyakit keluarga tsb.

Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang
didapatkan oleh peneliti melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan
tanda pada klien dengan Ca Mamae, hanya saja format pengkajian yang peneliti
gunakan tidak mencakup seluruh aspek yang akan dinilai.

13
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Mengganti balutan atau perban adlah suatu tindakan keperawatan
untuk mengganti perban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan cara
mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang bersih.
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan
tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari
jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk
mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).

1.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan tentang
Asuhan kebidanan pada klien dengan Ca Mamae. Kita harus selau waspada dan
secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat kelainan, bisa langsung
diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum kanker
payudara itu bermetastasis lebih jauh

14
DAFTAR PUSTAKA

Lumungga, 2009, Dukungan Sosial pada Pasien Kanker Perlukah?, USU Press,
Medan.

Mangan Y, 2003, Cara Bijak Menaklukkan Kanker, PT Agromedia Pustaka,


Jakarta.

Mangan Y, 2009, Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker, PT Agromedia


Pustaka, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai