Anda di halaman 1dari 40

KULIAH PENDAHULUAN

GEOLOGI STRUKTUR
INDONESIA

TC - GSI
Dosen

■ Nama : Tiggi Choanji, ST., MT. dan Yuniarti Yuskar ST., MT.
■ Pendidikan : S1 Geologi Unpad, S2 Geologi ITB
■ Pengalaman :
5 tahun di bidang akuisisi seismik 2D/3D,
1 tahun di bidang studi Geologi dan Geofisika bawah
permukaan.
Kontak : tiggichoanji@gmail.com
Outline

■ Pendahuluan
■ Tektonik Asia Tenggara dan Indonesia
■ Tektonik Indonesia Barat
– Sumatra
– Jawa
– Kalimantan
■ Tektonik Indonesia Timur
– Sulawesi
– Irian Jaya
KONTRAK PERKULIAHAN
Kesepakatan Antara Dosen dan Mahasiswa
Dalam Proses Pembelajaran (Kuliah)

■ Mata Kuliah : Geologi Struktur Indonesia


■ Kode Mata Kuliah : TG 42231
■ Tahun Ajaran : 2015/2016

■ Pada hari ini Selasa, tanggal 2 Februari 2016 telah bersepakat hal-hal yang berkenaan dengan
penyelenggaraan proses pembelajaran (kuliah) sebagai berikut:
■ Tempat Kuliah/Praktikum dan Waktu
– Kuliah : 104,
– Hari/Waktu : Kamis/ Jum’at 08:45 – 11:30
■ Dosen Pengajar : Yuniarti Yuskar, ST., MT dan Tiggi Choanji, ST., MT.
■ Toleransi Keterlambatan
a. Dosen : 15 Menit
b. Mahasiswa : 15 Menit
Sanksi bila terlambat bagi:
a. Dosen : Mahasiswa Boleh Pulang
b. Mahasiswa : Mahasiswa tidak diperbolehkan masuk
Lanjutan...

Tugas-tugas
– Prakuliah/Kuis (waktu tidak ditentukan) : Disetujui
– Evaluasi Tengah Semester (sesuai jadwal) : Disetujui
– Evaluasi Akhir Semester (sesuai jadwal) : Disetujui
– Makalah/Diskusi (sesuai kesepakatan) : Disetujui
– Praktikum dan Kuliah Lapangan (sesuai kesepakatan) : Disetujui

■ Tata cara penilaian


a. Bobot Penilaian : Dibagi menjadi dua yaitu Teori dan Praktikum/Kuliah Lapangan

- Teori (100%) terdiri dari:

1. Absen : 10% (minimal kehadiran 75%, jika tidak


memenuhi maka tidak dapat mengikuti UAS)

2. Prakuliah/Kuis : 10%

3. Tugas/Presentasi/Diskusi : 15%

4. UTS : 25%

5. UAS : 40%

Total Nilai : 100%


b. Kriteria Penilaian
Nilai Disetujui
A ≥ 81
B 71-80
C 61-70
D 51-60
E < 50
■ Peraturan Lain
– Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan perkuliahan
– Absen : 75% dari jumlah tatap muka
Mahasiswa yang tidak ikut kuliah 3 kali berturut-turut dari awal tidak dibenarkan mengikuti
kuliah selanjutnya (Kecuali Sakit, ada keterangan Dokter)

Pakaian : Rapi, sesuai dengan peraturan UIR.


- Laki-laki : Tidak boleh pakai kaus oblong
- Perempuan : Wajib berjilbab sesuai ketentuan syar’i
– Alas kaki : Sepatu
– Makan di kelas : Tidak diperkenankan
– Minuman ringan : Diperbolehkan (sekedarnya)
– Handphone : Digetarkan saja (jawab keluar)
– Lain-lain (mahasiswa) : Tidak Ada
– Sanksi Pelanggar : Peringatan 1,2,3 keluar (dan tidak dibenarkan
lagi mengikuti perkuliahan seterusnya)
Kontrak perkuliahan ini telah disepakati dan akan dilaksanakan
sebaik baiknya.

Pekanbaru 2 Februari 2016


Wakil Mahasiswa, Dosen Pengampu

............................... Yuniarti Yuskar, ST., MT


NIM : NIDN : 1003068503
PENDAHULUAN
■ Luas wilayah Indonesia sekitar 7 juta km persegi. Memiliki : 13.700 pulau, 129
gunungapi aktif (13 % gunungapi aktif di dunia berada di Indonesia).
■ Wilayah Indonesia dialasi oleh kerak bumi (continent dan oceanic) yang
tebalnya sekitar 5 – 30 km.
■ Geologi Indonesia merupakan hasil interaksi tumbukan 3 lempeng
besar/megaplate (triple junction), masing-masing lempeng Eurasia, India-
Australia dan Pasifik (Hamilton,1979). Akibat interaksi ke 3 lempeng tersebut
maka terbentuklah beberapa keunikan secara geologi, antara lain
terbentuknya : Busur kepuluan ganda, pulau berbentuk huruf “K”, lajur
kegempaan yang aktif, jalur gunungapi aktif, palung laut dalam dan lajur
anomali gayaberat negatif.
■ Wilayah Indonesia memiliki 2 paparan yang secara tektonik sudah stabil, yaitu
paparan sunda dan paparan sahul-Arafura. Daerah yang terletak diantara
kedua paparan tersebut berupa busur kepulauan dan cekungan laut dalam
yang rumit geologinya (van Bemmelen,1949).
■ Litologi Paparan Sunda : Batuan sedimen, beku dan metamorf yang seluruhnya
berumur pra-Tersier yang telah terdeformasi kuat.
■ Litologi Paparan Sahul-Arafura : Didominasi oleh batuan metamorf berumur
Paleozoikum hingga mesozoikum.
■ Luas wilayah Indonesia sekitar 7 juta km persegi. Memiliki : 13.700 pulau, 129
gunungapi aktif (13 % gunungapi aktif di dunia berada di Indonesia).
Convergent
Boundaries : (a)
oceanic vs continent,
(b) oceanic vs
oceanic, (c) continent
vs continent

Press and Siever (1998)

Wilayah Indonesia dialasi oleh kerak bumi (continent dan oceanic) yang tebalnya
sekitar 5 – 30 km.
Geologi Indonesia merupakan hasil interaksi tumbukan 3 lempeng besar/megaplate (triple junction),
masing-masing lempeng Eurasia, India-Australia dan Pasifik (Hamilton,1979).
PAPARAN
■ Indonesia memiliki dua paparan, yaitu Paparan Sunda dan Paparan
Sahul-Arafura. Keduanya mengalasi laut dangkal yang sangat luas
dengan kedalaman rata-rata 200 m.
■ Paparan Sunda merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang terletak
di IBB sedangkan Paparan Sahul dijumpai di IBT dan merupakan
bagian dari Lempeng India-Australia.
■ Paparan Sunda yang sebagian terbenam di bawah laut sebarannya
meliputi Semenanjung Malaya, sebagian besar Pulau Sumatera, Pulau
Jawa, Pulau Kalimantan, sebagian Laut Jawa dan sebagian Laut Cina
Selatan.
■ Paparan Sahul-Arafura sebarannya membentang mulai dari bagian
barat Papua, Laut Arafura, bagian selatan Laut Timor dan berlanjut ke
arah selatan hingga mendekati daratan Australia sekarang.
■ Paparan Sunda dilingkupi oleh busur kepulauan ganda, jalur vulkanik
dan non-volkanik serta palung laut dalam di bagian luarnya. Busur
vulkanik ditandai dengan deretan kerucut gunungapi aktif. Palung Laut
Jawa dapat mencapai kedalaman -7000 m di bawah laut.
PAPARAN
■ Daerah yang letaknya diantara Paparan Sunda dan paparan Sahul-
Arafura dijumpai :

1. Diantara kedua paparan tersebut merupakan daerah yang paling


aktif secara tektonik.
2. Busur kepulauan ganda yang membentuk setengah lingkaran,
yaitu Busur Banda dan pulau yang membentuk huruf “K” (Sulawesi
dan Halmahera).
3. Dijumpai pula pulau-pulau yang tidak membentuk busur kepulauan
yaitu Pulau Bacan, Obi, Banggai-Sula, Buru, Seram, Buton, Tukang
Besi dan Sumba.
4. Dijumpai laut dalam seperti Laut Banda (5000m), Palung Weber
(7000m) dan Laut Sulawesi (6000m).
5. Dijumpai pegunungan lipatan di sebelah utara Paparan Arafura,
yaitu Pegunungan Jayawijaya (>5000m dpl).
Paparan Sunda dan Paparan Sahul
PAPARAN SUNDA (SUNDA SHELF)
PAPARAN SAHUL (SAHUL SHELF)

Hill (2005)
KEGEMPAAN
■ Wilayah jalur gempa di Indonesia membentang mulai dari Sumatra, Jawa,
Nusatenggara, Banda. Di sekitar Banda jalur kegempaan ini bercabang dua,
satu ke arah utara menuju Sulawesi dan Maluku Utara hingga ke Filipina dan
jalur yang kedua ke arah timur sepanjang Papua hingga New Guniea.
■ Pusat gempa bumi dikelompokan menjadi 3 berdasarkan pada hiposentersnya,
yaitu gempa dangkal (0-90 km), gempa menengah (90-150 km) dan gempa
dangkal (>150 km).
■ Sebaran pusat gempa berkaitan erat dengan jalur subduction dan sejumlah
sesar aktif. Gempa dangkal berada di zona subduction-depan busur; gempa
sedang berada pada zona depan busur-busur gunungapi dan gempa dalam
terletak di dalam zona busur gunungapi-belakang busur.
■ Jalur gempa di Jawa hingga kepulauan Kai, umumnya berupa gempa dangkal.
Dari data kegempaan umumnya pusat gempa berada di bagian selatan Jawa,
artinya pusat gempa berada di zona palung hingga depan busur.
■ Di Sumatra jarang ditemukan gempa bumi dalam (belakang busur) mungkin
pengaruh adanya sesar Sumatra (subduction miring).
■ Di Sulawesi bagian tengah, Maluku bagian tengah dan Papua, umumnya gempa
bumi bersifat dangkal, mungkin diakibatkan oleh pengaruh adanya sesar Sorong.
Daeran ini pula tidak memiliki gunungapi aktif.
MAGMATISMA
■ 13% Gunungapi aktif di dunia terdapat di Indonesia, jumlahnya 129
gunungapi (Sudrajat, 1992). Jalur gunungapi di Indonesia merupakan
terminal dari dua rangkaian gunungapi global, yaitu berasal dari jalur
Mediteranian (Eropa dan Asia) dan Circum Pasific (Amerika dan Asia
Timur)
■ Gunungapi aktif Kuarter di Indonesia membentang sepanjang 7000 km
mulai dari Sumatra, Jawa, Nusatenggara, Banda dan menerus ke utara
melalui Sulawesi utara-Sangihe dan Maluku Utara, yang keduanya terus
berlanjut hingga Filipina.
■ Beberapa gunungapi di Indonesia yang melegenda karena kekuatan
letusannya, adalah Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Gunung
Tambora yang terletak di Nusatenggara meletus pada tahun 1815,
sedangkan Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883.
■ Keberadaan jalur gunungapi berkaitan erat dengan sistem palung busur
yang posisinya berada di atas zona Benioff. Busur gunungapi itu dapat
mencapai lebar 150 km dan umumnya berada pada zona gempa
menengah dan dalam.
MAGMATISMA
■ Ada beberapa kelainan pada sistem palung busur tertentu
di Indonesia, misalnya jalur gunungapi di Sumatra tidak
disertai dengan zona gempa dalam. Selanjutnya di daerah
Alor dan Wetar keberadaan jalur gunungapinya berada jauh
dari jalur subduksi yaitu berada di bagian utara Laut
Banda.Di daerah Sulawesi Utara jalur gunungapinya tidak
disertai zona palung laut dalam. Selanjutnya jalur
gunungapi di Halmahera tidak didampingi oleh palung laut
dalam dan zona gempa dalam dan terakhir di kawasan
tengah Sulawesi, tengah Papua tidak memiliki jalur
gunungapi serta tidak dijumpai zona gempa menengah.
ANOMALI GAYA BERAT
■ Vening Meinesz (1930) : Di kawasan Indonesia dijumpai jalur anomali
gaya berat negatif terbentang hampir 6.000 km. Jalur ini menunjukan
adanya jalur subduction.
■ Sobari dkk (1993) : Berdasarkan pada Peta Anomali Bouger yang
dibuatnya diketahui bahwa di kawasan Indonesia dijumpai jalur anomali
gaya berat negatif yang membentang mulai dari baratdaya Sumatra,
selatan jawa dan menghilang di daerah Sumba. Jalur anomali ini muncul
lagi di Timor menerus ke Kep. Tanimbar selanjutnya membelok ke utara
melalui P. Seram, Buru dan Obi. Jalur ini selanjutnya berbelok ke barat
melalui Kep. Banggai-Sula dan selanjutnya berbelok kembali ke arah
selatan menuju Sulawesi tenggara.
■ Jalur anomali negatif juga ditemukan di utara Papua tepatnya di Laut
Pasific. Jalur ini membentang barat-timur dan membelok ke utara
menuju timurlaut Halmahera. Jalur anomali tersebut juga merupakan
batas-batas lempeng Pasific dengan lempeng India-Australia.
■ Jalur anomali positif ditemukan di IBB, yaitu di sebagian Sumatra, Jawa
dan kalimantan. Daerah ini merupakan bagian dari Lempeng Asia yang
diketahui sebagai Kraton Sunda. Jalur anomali positif juga ditemukan di
IBT yaitu di sekitar Leher dan bagian barat Papua, pantai selatan Timor,
Busur Banda Luar dan pesisir timur seram. Daerah ini merupakan
bagian dari Paparan Sahul-Arafura dan merupakan bagian dari Lempeng
India-Australia yang merupakan daerah Kraton Australia.
ANOMALI GAYA BERAT
■ Dengan metoda geofisika diketahui bahwa tebal rata-rata Lempeng
Samudra Hindia sekitar 5,7 km, Lempeng Pasific sekitar 6,49 km,
Lempeng Benua Australia sekitar 27,8 km dan Lempeng Benua Asia
sekitar 39,3 km.
ANOMALI GAYA BERAT

■ Dengan metoda geofisika diketahui bahwa tebal rata-rata Lempeng


Samudra Hindia sekitar 5,7 km, Lempeng Pasific sekitar 6,49 km,
Lempeng Benua Australia sekitar 27,8 km dan Lempeng Benua Asia
sekitar 39,3 km.
DATA UMUR BATUAN
■ Penentuan umur batuan megmatisma dan batuan metamorf secara
radiometri telah banyak dilakukan di Indonesia, yaitu dengan
mengunakan K/Ar, Rb/Sr, U/Th dan “Jejak Belah” (JB). Untuk batuan
berumur Kuarter dilakukan dengan “Radikarbon” (C14) dan
kemagnetan purba. Penentuan umur dengan analisa fosil dilakukan
untuk batuan sedimen.
BATUAN BERUMUR KENOZOIKUM (KUARTER)

■ Melalui pentarikhan C.14, batuan sedimen Kuarter di


Sumatra berusia 25.879 tahun, Jawa berumur 90.000
tahun, Bali - Sumbawa sekitar 27.000 tahun, batugamping
koral di Nusatenggara sekitar 200.000 tahun dan di Papua
sekitar 36.390 tahun.
■ Batuan magmatisma di Sumatra (Bukit Barisan) berumur
1,8 jtyl, Jawa sekitar 1,55 jtyl, Nusatenggara sekitar 1,4 jtyl,
Sulawesi Utara sekitar 0,8 jtyl dan Halmahera Utara sekitar
1,3 jtyl.
■ Batuan metamorf termuda ditemukan di Leher Papua pada
batuan sekis yang berumur 1.08 jtyl– 1,46 jtyl. Di Pulau
Bacan pada batuan yang sama enunjukan umur 0,21 jtyl –
0,30 jtyl.
MANTLE TOPOGRAPHY
Tectonics of
Indonesia :
constraints from
mantle tomography

Maruyama (1999)

vertical section of P wave


speed to a depth of 2000 km

Hall and Spakman (2005)


Sedimentary Basins Of The Indonesian
Region
Hardy et al. (1997)

Sedimentary basins of the Indonesian region

AWANG H. SATYANA – BPMIGAS


INDONESIA BASIN TYPES

mod. from Pertamina and Beicip (1982, 1985)


SELESAI

Artinya:
Maha suci engkau Allah, dan segala puji bagi-Mu.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau.
aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
TC - GSI

Anda mungkin juga menyukai