Analisa Perhitungan Setting Arus Dan Wak PDF
Analisa Perhitungan Setting Arus Dan Wak PDF
ABSTRAK
Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahan
yang mungkin timbul dalam pengoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya hubung singkat menimbulkan banyak kerugian,
kerugian pada sistem transmisi kelistrikan maupun kerugian di pihak konsumen energi
listrik. Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan cara memasang
peralatan pengaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yang
bekerja dengan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan hubung singkat fasa ke tanah
dan fasa-fasa menimbulkan arus gangguan hubung singkat yang besarnya melebihi seting
arus pada relai arus lebih, sehingga relai arus lebih memicu Pemutus Tenaga bekerja sesuai
dengan setting waktu yang diterapkan, sehingga resiko kerusakan pada sistem kelistrikan
dapat dihindar.
Kata kunci: arus, hubung singkat, relai arus lebih, setting relai, transformator.
ABSTRACT
Short circuit phase to grounding and phase to phase were problems that may emerged in the
power transformer operation at substation. Short circuit caused a lot of detriments, in the
electrical transmission system and consumers. This fault could be eliminated by using
electrical safety equipments that put in transformer. Over current relay was one of the
electrical safety equipments that operated with Circuit Breaker (CB). The fault caused by
short circuit would produced electrical current that exceed of current relay setting and time
setting has been reach by the protection relay,then protection relay will send trip signal to the
Circuit Breaker changed from Normally Cloce (NC) Condition to Normally Open (NO)
condition. This new condition would eliminated risks in the electrical systems.
Key words: current, over current relay, relay setting, short circuit, transformer.
secara otomatis memberikan sinyal atau perintah Relai ini memberikan perintah trip pada pemutus
untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) tenaga (PMT) pada saat terjadi gangguan hubung
agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari singkat dan besar arus gangguannya mencapai
sistem normal. Di samping itu relai juga berfungsi arus settingnya (Is) dan jangka waktu kerja relai
untuk menunjukkan lokasi dan macam gangguannya mulai pick up sampai relai bekerja sangat singkat
sehingga memudahkan evaluasi pada saat terjadi tanpa tunda waktu (20 ms - 60 ms).
gangguan (Tjahjono, 2000).
2. Relai arus lebih waktu tertentu
Pada prinsinya relai pengaman yang terpasang
Relai ini akan memberikan perintah trip pada
pada sistem tenaga listrik mempunyai tiga macam
PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
fungsi, yaitu:
dan besar arus gangguannya mencapai setting (IS)
Mendeteksi, mengukur dan menentukan bagian dan jangka waktu kerja relai mulai pick up
sistem yang terganggu serta memisahkan sampai relai kerja diperpanjang dengan waktu
secepatnya. tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relai.
Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari
peralatan yang terganggu. 3. Relai arus lebih terbalik (inverse)
Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian Relai ini akan memberikan perintah trip pada
sistem yang lain, yang tidak terganggu di dalam PMT pada saat terjadi gangguan bila arus
sistem tersebut dan dapat beroperasi normal serta gangguan mencapai nilai settingnya (IS) dan
mencegah meluasnya gangguan. jangka waktu kerja relai mulai pick up sampai
kerja relai diperpanjang berbanding terbalik
dengan besarnya arus gangguan. Pada relai ini
Relai Arus Lebih sumbu tegak merupakan waktu dalam detik dan
Proteksi arus lebih adalah proteksi terhadap sumbu datar adalah berapa kali besarnya arus
perubahan parameter arus yang sangat besar dan gangguan yang melewati relai terhadap arus
terjadi pada waktu yang cepat, yang disebabkan oleh penyetelannya (n x Iset). Penyetelan waktu
hubung singkat. Pada proteksi arus lebih ini, relai ditunjukkan dengan kurva yang sering digunakan
akan pick-up jika besar arus melebihi nilai seting dan disebut dengan Td (time dial) atau TMS
(Tjahjono, 2000). Elemen dasar dari proteksi arus (time multiple setting) yang dirumuskan sebagai
lebih adalah relai arus. Proteksi arus lebih meliputi berikut (PT. PLN, 2005c):
proteksi terhadap gangguan hubung singkat yang
dapat berupa gangguan hubung singkat fasa-fasa, k
t TMS (Td ) x c (1)
satu fasa ke tanah serta hubung singkat antar fasa.
Proteksi terhadap hubung singkat antar fasa dikenal
I / I S
1
sebagai proteksi arus lebih dan relai yang digunakan
disebut relai arus lebih (over current relay). Jika Relai Arus Lebih pada Transformator Daya
arus gangguan mengalir melalui tanah, gangguan ini Relai pengaman pada transformator dibedakan
disebut gangguan hubung singkat ke tanah dan relai menjadi dua yaitu elektris dan mekanis. Relai-relai
yang digunakan disebut proteksi hubung tanah pengaman elektris yaitu relai differential, relai arus
(ground fault relay). lebih untuk sisi primer dan sekunder, relai arus
Pada proteksi transformator daya, relai arus
lebih digunakan sebagai tambahan bagi relai Tabel 1. Konstanta karakteristik OCR
differensial untuk memberikan tanggapan terhadap No Deskripsi k c α
gangguan luar. Relai arus lebih yang digunakan
1 Definit time - 0-100 -
adalah relai arus lebih tanpa perlambatan waktu,
relai arus lebih dengan karakteristik waktu yang 2 Standart inverse 0,14 0 0,02
berbanding terbalik dengan besar arus dan relai arus 3 Very inverse 13,5 0 1
lebih dengan komponen arah. Relai arus lebih
terdapat beberapa karakteristik waktu yang 4 Extremely inverse 80 0 2
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: 5 Long time inverse 120 0 1
1. Relai arus lebih seketika (instantaneus) Sumber: PT. PLN, 2005c
27
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)
28
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34
1
Ia 2
3
Ia a 2 Ib aIc (3) arus pada fasa B dan C, sedangkan tegangan untuk
fasa tersebut menjadi drop (menjadi nol). Diagram
rangkaian untuk gangguan antar fasa ditunjukkan
1 (4)
Ia 0 Ia Ib Ic dalam gambar di bawah ini (Stevenson, 1984).
3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data spesifikasi transformator
daya dan setting relai arus lebih, kemudian
melakukan pengamatan dan pengambilan data
Gardu Induk. Berdasarkan data-data yang ada,
dilakukan analisa dan perhitungan besar arus
gangguan terhadap relai proteksi sehingga relai arus
bekerja dan mentripkan pemutus tenaga / CB
(Circuit Breaker). Gambar 6. Diagram Blok Trafo #1 GI Cawang Lama
30
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34
31
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)
Zbase
Vbase 3 2
6 , 667
Ia
Ib
Ia 0
A Ia 1
Sbase 3
Ic Ia 2
3Sbase 3103
Ibase 1,732x103 Ampere 0
Vbase
0,088 6,72 i
Nilai Impedansi 0,088 6,72 i
Ia2 = Ia1
Perhitungan Setting Relai Arus Lebih
= 2,577 – 0,026i
Sisi 150 kV
Ia0 = Ia1
Arus nominal sisi 150 kV : 231 Ampere
= 2,577 – 0,026i
Ratio CT : 300/5 Ampere
Ia Ia 0
Ib A Ia 1 1. Setting relai arus lebih(OCR)
Ic Ia 2 Arus setting sisi primer
32
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34
33
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)
34