Anda di halaman 1dari 9

Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)

ANALISA PERHITUNGAN SETTING ARUS DAN WAKTU PADA


RELAI ARUS LEBIH (OCR)
SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA
DI GARDU INDUK CAWANG LAMA JAKARTA
Sutarti
Sekolah Tinggi Teknologi Indragiri
Rengat Indragiri Hulu

ABSTRAK
Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahan
yang mungkin timbul dalam pengoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya hubung singkat menimbulkan banyak kerugian,
kerugian pada sistem transmisi kelistrikan maupun kerugian di pihak konsumen energi
listrik. Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan cara memasang
peralatan pengaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yang
bekerja dengan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan hubung singkat fasa ke tanah
dan fasa-fasa menimbulkan arus gangguan hubung singkat yang besarnya melebihi seting
arus pada relai arus lebih, sehingga relai arus lebih memicu Pemutus Tenaga bekerja sesuai
dengan setting waktu yang diterapkan, sehingga resiko kerusakan pada sistem kelistrikan
dapat dihindar.

Kata kunci: arus, hubung singkat, relai arus lebih, setting relai, transformator.

ABSTRACT
Short circuit phase to grounding and phase to phase were problems that may emerged in the
power transformer operation at substation. Short circuit caused a lot of detriments, in the
electrical transmission system and consumers. This fault could be eliminated by using
electrical safety equipments that put in transformer. Over current relay was one of the
electrical safety equipments that operated with Circuit Breaker (CB). The fault caused by
short circuit would produced electrical current that exceed of current relay setting and time
setting has been reach by the protection relay,then protection relay will send trip signal to the
Circuit Breaker changed from Normally Cloce (NC) Condition to Normally Open (NO)
condition. This new condition would eliminated risks in the electrical systems.

Key words: current, over current relay, relay setting, short circuit, transformer.

PENDAHULUAN dapat diandalkan pada peralatan sistem tenaga listrik


Transformator merupakan peralatan yang sangat serta pengoperasian dan pemeliharaan yang baik.
vital dalam penyaluran sistem tenaga listrik karena Relai proteksi harus dapat mengenal kondisi
transformator merupakan peralatan yang abnormal pada sistem tenaga dan melakukan langkah
menyalurkan energi listrik langsung ke konsumen -langkah yang dianggap perlu untuk menjamin
baik konsumen tegangan tinggi, tegangan menengah pemisahan gangguan dengan kemungkinan gangguan
maupun tegangan rendah. Dalam sistem penyaluran terkecil terhadap operasi normal (PT. PLN,2005c).
tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan
terutama gangguan yang disebabkan oleh alam.
Relai Pengaman
Gangguan yang sering terjadi antara lain kawat
penghantar putus, kerusakan pada pembangkit, Relai pengaman adalah suatu piranti baik elektrik
gangguan pada saluran transmisi akibat petir serta maupun magnetik yang dirancang untuk mendeteksi
gangguan hubung singkat. Dengan adanya gangguan suatu kondisi ketidaknormalan pada peralatan sistem
yang tidak dapat diprediksi maka diperlukan suatu tenaga listrik yang tidak diinginkan. Jika kondisi
peralatan pengaman (sistem proteksi) yang tepat dan abnormal tersebut terjadi maka relai pengaman
26
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34

secara otomatis memberikan sinyal atau perintah Relai ini memberikan perintah trip pada pemutus
untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) tenaga (PMT) pada saat terjadi gangguan hubung
agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari singkat dan besar arus gangguannya mencapai
sistem normal. Di samping itu relai juga berfungsi arus settingnya (Is) dan jangka waktu kerja relai
untuk menunjukkan lokasi dan macam gangguannya mulai pick up sampai relai bekerja sangat singkat
sehingga memudahkan evaluasi pada saat terjadi tanpa tunda waktu (20 ms - 60 ms).
gangguan (Tjahjono, 2000).
2. Relai arus lebih waktu tertentu
Pada prinsinya relai pengaman yang terpasang
Relai ini akan memberikan perintah trip pada
pada sistem tenaga listrik mempunyai tiga macam
PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
fungsi, yaitu:
dan besar arus gangguannya mencapai setting (IS)
 Mendeteksi, mengukur dan menentukan bagian dan jangka waktu kerja relai mulai pick up
sistem yang terganggu serta memisahkan sampai relai kerja diperpanjang dengan waktu
secepatnya. tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relai.
 Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari
peralatan yang terganggu. 3. Relai arus lebih terbalik (inverse)
 Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian Relai ini akan memberikan perintah trip pada
sistem yang lain, yang tidak terganggu di dalam PMT pada saat terjadi gangguan bila arus
sistem tersebut dan dapat beroperasi normal serta gangguan mencapai nilai settingnya (IS) dan
mencegah meluasnya gangguan. jangka waktu kerja relai mulai pick up sampai
kerja relai diperpanjang berbanding terbalik
dengan besarnya arus gangguan. Pada relai ini
Relai Arus Lebih sumbu tegak merupakan waktu dalam detik dan
Proteksi arus lebih adalah proteksi terhadap sumbu datar adalah berapa kali besarnya arus
perubahan parameter arus yang sangat besar dan gangguan yang melewati relai terhadap arus
terjadi pada waktu yang cepat, yang disebabkan oleh penyetelannya (n x Iset). Penyetelan waktu
hubung singkat. Pada proteksi arus lebih ini, relai ditunjukkan dengan kurva yang sering digunakan
akan pick-up jika besar arus melebihi nilai seting dan disebut dengan Td (time dial) atau TMS
(Tjahjono, 2000). Elemen dasar dari proteksi arus (time multiple setting) yang dirumuskan sebagai
lebih adalah relai arus. Proteksi arus lebih meliputi berikut (PT. PLN, 2005c):
proteksi terhadap gangguan hubung singkat yang
dapat berupa gangguan hubung singkat fasa-fasa, k
t  TMS (Td ) x c (1)
satu fasa ke tanah serta hubung singkat antar fasa.
Proteksi terhadap hubung singkat antar fasa dikenal
I / I S  
1
sebagai proteksi arus lebih dan relai yang digunakan
disebut relai arus lebih (over current relay). Jika Relai Arus Lebih pada Transformator Daya
arus gangguan mengalir melalui tanah, gangguan ini Relai pengaman pada transformator dibedakan
disebut gangguan hubung singkat ke tanah dan relai menjadi dua yaitu elektris dan mekanis. Relai-relai
yang digunakan disebut proteksi hubung tanah pengaman elektris yaitu relai differential, relai arus
(ground fault relay). lebih untuk sisi primer dan sekunder, relai arus
Pada proteksi transformator daya, relai arus
lebih digunakan sebagai tambahan bagi relai Tabel 1. Konstanta karakteristik OCR
differensial untuk memberikan tanggapan terhadap No Deskripsi k c α
gangguan luar. Relai arus lebih yang digunakan
1 Definit time - 0-100 -
adalah relai arus lebih tanpa perlambatan waktu,
relai arus lebih dengan karakteristik waktu yang 2 Standart inverse 0,14 0 0,02
berbanding terbalik dengan besar arus dan relai arus 3 Very inverse 13,5 0 1
lebih dengan komponen arah. Relai arus lebih
terdapat beberapa karakteristik waktu yang 4 Extremely inverse 80 0 2
dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu: 5 Long time inverse 120 0 1
1. Relai arus lebih seketika (instantaneus) Sumber: PT. PLN, 2005c

27
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)

terbatas (REF atau restricted earth fault) untuk sisi


primer dan sekunder serta relai sisi netral (SBEF
atau stand by earth fault) untuk melindungi resistor
netral trafo pada saat terjadi gangguan ke tanah.
Sedangkan untuk relai pengaman mekanis antara
lain relai bucholz, relai jansen dan relai suddent
pressure di mana setiap relai pengaman mempunyai
fungsi tersendiri.
Gangguan pada transfornator dibedakan menjadi
dua yaitu gangguan internal dan eksternal. Untuk
gangguan internal dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis gangguan yaitu gangguan incipien dan
gangguan elektris. Gangguan incipien merupakan
suatu gangguan yang dimulai gangguan yang kecil Gambar 1. Skema sistem proteksi transformator
atau tidak berarti, namun secara lambat akan
menimbulkan kerusakan. Gangguan jenis ini akan dialiri arus listrik atau lebih dikenal dengan
dideteksi oleh relai pengaman mekanis seperti relai elektroda. Pada kondisi normal eletroda-elektroda
bucholz, relai jansen dan relai sudden pressure. tersebut dalam kondisi terhubung, sebaliknya pada
Sedangkan gangguan internal elektris merupakan kondisi abnormal maka elektroda-elektroda akan
gangguan elektris yang dideteksi oleh relai proteksi terpisah dan memutuskan hubungan listrik dari satu
utama transformator yaitu relai differential dan relai sisi ke sisi yang lainnya (PT. PLN, 2005a).
hubung tanah terbatas (REF).
Gangguan yang sering terjadi pada transformator Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
merupakan gangguan di luar daerah pengamanan
transformator seperti hubung singkat satu fasa ke Pada gangguan satu fasa ke tanah misal fasa A
tanah ataupun gangguan antar fasa. Gangguan ini mengalami gangguan akan menyebabkan kenaikan
mempunyai pengaruh terhadap transformator daya arus pada fasa A dan drop tegangan di phasa A
sehingga transformator harus segera dikeluarkan (menjadi nol) sedangkan arus pada phasa yang lain
dari sistem, bila gangguan tersebut terjadi hanya menjadi nol yang diikuti dengan kenaikan tegangan
setelah waktu tertentu untuk memberi kesempatan fasa yang lain (phasa B dan Phasa C tidak sama
relai pengaman daerah yang terganggu bekerja. dengan nol sedangkan arus phasa B sama besarnya
Untuk kondisi gangguan di luar daerah dengan phasa C yaitu nol ampere) (Tjahjono, 2000).
pengamanannya misalnya gangguan hubung singkat Gangguan tidak simetris menyebabkan arus tidak
pada di sisi 20 kV atau di penyulang 20 kV maka seimbang dalam sistem, sehingga dibutuhkan
relai arus lebih dengan perlambatan waktu komponen simetris untuk perhitungannya
digunakan sebagai pengamannya. Koordinasi yang sebagaimana uraian di atas. Rangkaian gangguan
baik untuk pengaman cadangan transformator ini satu fasa ke tanah:
sangat diperlukan untuk memperoleh selektivitas
yang tepat dengan daerah berikutnya yang terkait.
Berikut ini merupakan skema proteksi pada
transfomator daya (PT. PLN, 2005c).

Pemutus Tenaga (PMT)


Gambar 2. Gangguan satu fasa ke tanah
Pemutus tenaga (PMT) atau lebih dikenal dengan
istilah Circuit Breaker (CB) merupakan suatu
piranti saklar mekanik yang secara otomatis akan Dari persamaan arus untuk gangguan tidak simetris
membuka atau memutuskan rangkaian listrik maka diperoleh:
apabila terjadi ketidaknormalan pada suatu sistem
1
tanpa adanya kerusakan. Ia 1 
3

Ia  aIb  a 2 Ic  (2)

Pemutus tenaga terdiri atas kontak-kontak yang

28
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34

1
Ia 2 
3

Ia  a 2 Ib  aIc  (3) arus pada fasa B dan C, sedangkan tegangan untuk
fasa tersebut menjadi drop (menjadi nol). Diagram
rangkaian untuk gangguan antar fasa ditunjukkan
1 (4)
Ia 0   Ia  Ib  Ic  dalam gambar di bawah ini (Stevenson, 1984).
3

Kondisi di titik gangguan:


Ib = Ic = 0
Va = 0 dan Ia ≠ 0
1 1
Ia1 
3

Ia aIb a2Ic Ia1  Ia
3
 (5)
Gambar 4. Diagram rangkaian gangguan fasa-fasa
1 1 (6)
Ia2  (Iaa2IbaIc) Ia2  Ia Kondisi pada saat gangguan adalah sebagai
3 3
berikut:
1
Ia0  Ia  Ib  Ic  Ia0  1 Ia (7) Vb = VC Ia = 0 dan Ib = - Ic
3 3
Dengan VB = VC komponen-komponen simetri
sehingga: tegangan adalah sebagai berikut:
1 (8) Va0  1 1 1 Va 
Ia1  Ia 2  Ia 0  Ia
3 V   1 1 a a2 V  (11)
 a1  3   B 
Va2  1 a2 a VB 
Pada gangguan satu fasa ke tanah, rangkaian
urutan positif, negatif dan urutan nol terhubung seri, Karena IB = - IC dan Ia = 0, komponen-
seperti ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini. komponen simetri arus diperoleh dari persamaan
berikut ini:
Ia0  1 1 1  0 
 I   1 1 a a2  I  (12)
 a1  3   C 
Ia2  1 a2 a  IC 

sehingga Ia0 = 0 dan Ia2 = - Ia1 , dimana:


Gambar 3. Rangkaian urutan pada gangguan Ea
satu fasa ke tanah I a1  (13)
Z1  Z 2

dimana: Gambar 5 merupakan gambar rangkaian


(9) pengganti untuk gangguan fasa-fasa.
Va0 + Va1 + Va2 = Ea – (Z0 + Z1 + Z2) Ia1
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besar
Mengingat:
arus hubung singkat yang mengalir apabila terjadi
Va0 + Va1 + Va2 = 0 gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, dua
= Ea – (Z0 + Z1 + Z2) Ia1 fasa ke tanah dan gangguan fasa-fasa pada incoming
20 kV Trafo #1 150/20 kV 60 MVA di GI Cawang
Maka diperoleh: I  E Lama Jakarta.
a1
Z0  Z1  Z2

sehingga 3xE (10)


Ia 
Z0  Z1  Z2

Gangguan Hubung Singkat Fasa-fasa


Pada gangguan antar fasa fasa B dan fasa C
mengalami gangguan akan menyebabkan kenaikan Gambar 5. Rangkaian pengganti gangguan fasa-fasa
29
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data spesifikasi transformator
daya dan setting relai arus lebih, kemudian
melakukan pengamatan dan pengambilan data
Gardu Induk. Berdasarkan data-data yang ada,
dilakukan analisa dan perhitungan besar arus
gangguan terhadap relai proteksi sehingga relai arus
bekerja dan mentripkan pemutus tenaga / CB
(Circuit Breaker). Gambar 6. Diagram Blok Trafo #1 GI Cawang Lama

Spesifikasi Pemutus Tenaga Sisi 20 kV dan


HASIL DAN PEMBAHASAN Penyulang
Spesifikasi Transformator Daya GI Cawang Tabel 3 merupakan data pemutus tenaga sisi 20
Lama kV dan penyulang Trafo #1 150/20 kV 60 MVA GI
Gardu Induk Cawang Lama terdapat dua buah Cawang Lama.
transformator daya dan dua buah transformator
interbus. Tulisan ini hanya akan membahas Perhitungan Arus Hubung Singkat
mengenai Transformator Daya #1 150/20 kV 60
MVA dengan merk MEIDEN type BORSL-E. Data- Perhitungan arus gangguan hubung singkat pada
data transformator adalah sebagai berikut : jaringan 20 kV Trafo #1 150/20 kV 60 MVA di GI
 Instalasi : Konventional Cawang Lama dengan panjang saluran dari sisi
sekunder Trafo ke sel incoming 20 kV 100 meter dan
 Jumlah fasa : 3 fasa
impedansi Trafo sebesar 12,83% dengan asumsi
 Frekuensi : 50 Hz beban 55 Mwatt.
 Impedansi : 12.83%
 Daya pengenal : 60 MVA
 Tegangan sisi tinggi : 150kV
 Tegangan sisi rendah: 20 kV
 Arus nominal sisi 150 kV : 231 Ampere
 Arus nominal sisi 20 kV : 1650 Ampere
 Vektor group : YnYn0
Gambar 7. Single Line Trafo #1 dan Titik Gangguan
Setting Relai Arus Lebih Trafo #1 150/20 kV 60
MVA Parameter Dasar
Berikut ini diagram blok Trafo #1 150/20 kV 60
j  1
MVA di GI Cawang Lama beserta setting relai arus
lebih yang terpasang pada incoming 20kV Trafo #1
a  0,5  0,5 j 3
dan penyulang yang menjadi beban di Trafo #1
150/20 kV 6 0 MVA. 1 1 1 
Daftar penyulang Trafo #1 150/20 kV 60 MVA A 1 a2 a 
GI Cawang Lama : 1 a a2
1. Penyulang Jangka 4. Penyulang Arjuna
2. Penyulang Pensil 5. Penyulang Oplet 2
k 
3. Penyulang Bima 6. Penyulang Tractor 360
Tabel 1 dan 2 merupakan data relai arus lebih Et =1
pada incoming serta penyulang Trafo #1 150/20 kV Sbase = 60 MVA
60 MVA sisi 20 kV GI Cawang Lama. Vbase = 20 kV

30
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34

Tabel 2. Data seting OCR

Lokasi Merk/Type Relai Ratio CT Inom Iset Iprim Td Iinst

P. Jangka MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

P. Pensil MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

P. Bima MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

P. Arjuna MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

P. Oplet MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

P. Tractor MCGG52 300/5 5 5 300 0,05 2220

Tabel 3. Data seting GFR

Lokasi Merk/Type Relai Ratio CT Inom Iset Iprim Td Iinst

P. Jangka MCGG52 300/5 5 1.35 81 0.08 Blok

P. Pensil MCGG52 300/5 5 1.35 81 0.08 Blok

P. Bima MCGG52 300/5 5 1.35 81 0.08 Blok

P. Arjuna MCGG52 300/5 5 1.35 81 0.08 Blok

P. Oplet MCGG52 300/5 5 1.35 81 0.08 Blok

P. Tractor MCGG52 300/5 5 1.25 81 0.08 Blok

Tabel 4. Data pemutus tenaga

Lokasi Merk Media Ratio CT Imax

Incoming 20 kV Goldstar Vacuum 2000/5 2000

P. Jangka ABB SF6 300/5 300

P. Pensil Fuji Vacuum 300/5 300

P. Bima ABB SF6 300/5 300

P. Arjuna ABB SF6 300/5 300

P. Oplet ABB SF6 300/5 300

P. Tractor Goldstar Vacuum 300/5 300

31
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)

Zbase 
Vbase  3 2

 6 , 667 
 Ia 
 Ib 
  Ia  0 
  A  Ia  1 
 Sbase  3     
 Ic    Ia  2 
3Sbase 3103
Ibase 1,732x103 Ampere  0 
Vbase
   0,088  6,72 i 
Nilai Impedansi  0,088  6,72 i 

Ztotal1pu = 0,129 + 1,687i x 10-3 pu IbФФ = -IcФФ


Ztotal2pu = 0,129 +1,687i x 10-3 pu IfaultФФ = IbФФ
Ztotal0pu = 0,13 + 5,062i x 10-4 pu = -0,088 – 6,72 i pu

Perhitungan gangguan satu fasa ke tanah IfФФ = IfaultФФ . Ibase


Ib = 0 = -152,443 – 1,164i x 104 Ampere
Ic = 0 | IfФФ| = 1,164 x 104 Ampere
Et = 11.640 Ampere
Ia1 
Ztotal 1 pu  Ztotal 2 pu  Ztotal 0 pu Besar arus gangguan fasa-fasa ke tanah sebesar
= 2,577 - 0,026i 11.640 Ampere.

Ia2 = Ia1
Perhitungan Setting Relai Arus Lebih
= 2,577 – 0,026i
 Sisi 150 kV
Ia0 = Ia1
Arus nominal sisi 150 kV : 231 Ampere
= 2,577 – 0,026i
Ratio CT : 300/5 Ampere
 Ia   Ia 0 
 Ib   A  Ia 1  1. Setting relai arus lebih(OCR)
   
 Ic   Ia 2  Arus setting sisi primer

 7 ,731  0 ,077 i  = 1,2 x arus nominal trafo


  0  pu
 = 1,2 x 231
 0 
= 277,2 Ampere

IФa = Ia.Ibase Dipilih 300 Ampere

= 1,339 x 104 – 133,931i Ampere Arus setting sisi sekunder :

|IФa| = 1,339 x 104 Ampere  300 x


1
RatioCT
= 13.390 Ampere
Besar arus gangguan satu fasa ke tanah sebesar 1
 300 x
300 / 5
13.390 Ampere.
= 5 Ampere
Perhitungan gangguan fasa – fasa Tap relai = 5 / In relai = 1
IaФФ0 = 0 2. Setting waktu rele OCR
IaФФ = 0 Sesuai kaidah aturan yang diterapkan di
lingkungan PT. PLN (persero) P3B Jawa Bali
Et
Ia1  untuk waktu kerja rele OCR sisi 150 kV
Ztotal1 pu  Ztotal 2 pu  = 3,88 – 0,051i pu
sebesar 0,55 detik sehingga penerapan setting
waktunya sebagai berikut:
IaФФ2 = - IaФФ1 = - 3,88 + 0,051i pu

32
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (1), Maret 2010: 26-34

k Arus setting sisi sekunder :


t  TMS ( Td ) x c
I / I S  
1
1
 2000 x
0,14 RatioCT
0,55  TMS (Td ) x 0
11640 / 300 0 , 02  1
1
0,55 = TMS (Td) x 1,844
 2000 x
2000 / 5
0 , 55 = 5 Ampere
TMS ( Td )   0 ,3
1 , 844
Tap relai = 5 / In relai = 1
Setting relai gangguan tanah (GFR) 2. Setting waktu rele OCR
Arus setting sisi primer
k
t  TMS (Td ) x c
= 0,1 x arus nominal NGR I / I S  1
= 0,1 x 1000
0 ,14
= 100 Ampere 0 ,9  TMS (Td ) x 0
11640 / 2000  0 , 02 1
Dipilih 120 Ampere
0,9 = TMS (Td) x 3,9047
Arus setting sisi sekunder :
0 ,9
1 TMS (Td )   0 , 23
 120 x 3,9047
RatioCT
3. Setting relai gangguan tanah (GFR)
1
 120 x Arus setting sisi primer
300 / 5
= 0,2 x arus nominal trafo
= 2 Ampere
= 0,2 x 1650
Tap relai = 2 / In relai = 0,4
= 330 Ampere
3. Setting waktu GFR
Dipilih 400 Ampere
k
t  TMS (Td ) x c Arus setting sisi sekunder :
I / I S  1
1
0 ,14  400 x
1,3  TMS (Td ) x 0 RatioCT
1000 / 120 
0 , 02
1
1
1,3 = TMS (Td) x 3,2319  400 x
2000 / 5
1,3 = 1 Ampere
TMS ( Td )   0 ,4
3 , 2319
Tap relai = 1 / In relai = 0,2
 Sisi 20 kV 4. Setting waktu GFR
Arus nominal trafo = 1650 Ampere k
t  TMS ( Td ) x c
Ratio CT : 2000/5 Ampere I / IS  1

1. Setting relai arus lebih(OCR)


0,14
Arus setting sisi primer 0,7  TMS(Td)x 0
11640/ 4000,02 1
= 1,2 x arus nominal trafo
0,7 = TMS (Td) x 2,0074819
= 1,2 x 1650
0 ,7
= 1980 Ampere TMS (Td )   0 ,3
2 , 0074819
Dipilih 2000 Ampere

33
Analisa Perhitungan Setting Arus dan Waktu pada Relai (Sutarti)

KESIMPULAN 4. Setting yang diterapkan menggunakan sistem


bertingkat dimulai dari sisi penyulang 20 kV,
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa
incoming 20 kV trafo dan terakhir sisi 150 kV
kesimpulan sebagai berikut :
sehingga pemadaman beban pada saat terjadi
1. Besar arus gangguan satu fasa ke tanah yang gangguan dapat diminimalisir, hanya sisi yang
terjadi pada saluran kabel 20 kV menuju mengalami gangguan yang dipadamkan serta
incoming 20 kV sebesar 13.390 Ampere dan kehandalan operasi trafo tetap terjaga.
gangguan fasa-fasa sebesar 11.640 Ampere
sehingga arus gangguan hubung singkat fasa-fasa
yang digunakan dalam perhitungan setting relai DAFTAR PUSTAKA
proteksi untuk memperoleh sensitivitas dan PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005a. ”Buku
kehandalan relai, diharapkan dengan arus Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Pemutus
gangguan terkecil relai proteksi dapat Tenaga”. Badan Penerbit PLN. Jakarta.
mendeteksi gangguan tersebut.
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005b. ”Modul
2. Setting relai arus lebih (OCR) sisi 150 kV Pelatihan Pengaman Transformator”. Badan Penerbit
sebesar 300 Ampere untuk sisi primer, 5 ampere PLN. Jakarta.
untuk sisi sekunder dengan tap pada relai 1 dan PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 2005c. ”Modul
waktu kerja relai (TMS) atau time dial sebesar Pelatihan Relai OCR”. Badan Penerbit PLN. Jakarta.
0,3. Sedangkan untuk Ground fault relay (GFR)
Stevenson, William D. Jr. 1984. ”Analisa Sistem Tenaga
sebesar 120 Ampere untuk sisi primer, sisi
Listrik”. McGraw-Hill. Inc New York.
sekunder sebesar 2 Ampere, tap relai 0,4 dan
waktu kerja relai GFR (TMS) atau time dial Tjahjono, Hendro. 2000. ”Modul Kuliah Analisa Sistem
sebesar 0,4. Tenaga Listrik”. Universitas Jaya Baya. Jakarta.

3. Setting relai arus lebih (OCR) sisi 20 kV sebesar


2000 Ampere untuk sisi primer, 5 ampere untuk
sisi sekunder dengan tap pada relai 1 dan waktu
kerja relai (TMS) atau time dial sebesar 0,23.
Sedangkan untuk Ground fault relay (GFR) sisi
20 kV sebesar 400 Ampere untuk sisi primer, sisi
sekunder sebesar 1 Ampere, tap relai 0,2 dan
waktu kerja relai GFR (TMS) atau time dial
sebesar 0,3.

34

Anda mungkin juga menyukai