b. Areola : daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi
dan masing masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm. Areola berwarna merah
muda pada wanita yang berkulit cerah, lebigh gelap pada wanita yang berkulit coklat dan
warna tersebut menjadi lebih gelap ada waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira –
kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut tuberkulum
montgomery.
c. Papilla mamae : Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila
mammae suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla mammae
berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang merupakan ductus
Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan
terbenam (inverted).
MIKRO
Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli dilapisi oleh sel –
sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari darah
yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel – sel
mioepitel yang kadang – kadang di sebut sel keranjang atau sel laba – laba. Apabila sel –
sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh
darah.
b. Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
c. Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. Meluas
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai berikut : Mulai dari
bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI
dalam sistem payudara:
1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan
estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat
melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu,
sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone
(LH)
3. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin merupakan suatu
hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peran penting untuk
memproduksi ASI, dan meningkat selama kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta
pada ahir proses persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur
menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan
menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian pertama
pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
4. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya,
seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus
di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan
banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum
melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun,
ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).