Proposal Fix PT Kpuc
Proposal Fix PT Kpuc
KONSUMEN
penyebarannya dapat terjadi secara horizontal maupun vertical, dan merupakan lapisan
yang heterogen. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini maka batubara mempunyai
kualitas yang berbeda-beda meskipun tempat terbentunya terdapat pada suatu tempat.
Dengan adanya beda kualitas ini agar batubara yang mempunyai kualitas rendah dapat
kualitas tinggi dengan batubara kualitas rendah. Oleh karena sifatnya yang heterogen ini
maka penulis tertarik untuk meneliti percampuran yang tepat antara batubara kualitas
tinggi dengan kualitas rendah untuk memenuhi kebutuhan batubara sesuai dengan kriteria
kandungan air bawaan, kandungan abu, zat terbang, karbon tertambat, kandungan sulfur,
B. RUMUSAN MASALAH
terjadinya penurunan kualitas batubara akibat proses cleaning batubara kurang bersih,
pengaruh cuaca dan batubara berlumpur. Untuk meningkatkan kualitas batubara sesuai
dengan permintaan pasar dan parameter kualitas batubara yang sudah ditentukan adalah
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan yang tepat
antara batubara kualitas rendah dengan batubara kualitas tinggi untuk di blending
D. BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah membahas apa itu blending
permintaan konsumen.
E. METODOLOGI PENELITIAN
1.Studi Literatur
lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian ini
Literatur
Brosur-brosur
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas serta kesampaian
Yaitu dengan mengambil conto yang ada dilapangan untuk nantinya dianalisa di
laboratorium.
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah didapat sesuai
3. Pengambilan Data
Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun
dokumen.
4. Akusisi Data
Data-data yang telah diperoleh akan diolah, sehingga masalah yang ada dalam hal ini komposisi
F. DASAR TEORI
1. Genesa Batubara
Batubara adalah suatu endapan (batuan sedimen) yang tersusun atas karbon yang berasal
dari unsur organik yang terbentuk dari berbagai tumbuhan yang mengalami perubahan
atau pembusukan serta terendapkan atau termampatkan dari suatu struktur perlapisan
batuan. Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks, terbentuk dari tumbuh-
tumbuhan yang tertimbun berjuta-juta tahun lamanya, yang tidak lepas dari pengaruh
2. Teori drift, adalah material pembentuk lapisan batubara terjadi ditempat yang
demikian tumbuhan yang telah mati mengalami transportasi oleh media air
tetapi banyak dan kualitas kurang baik ( banyak mengandung mineral matter).
beberapa faktor antara lain tempat terdapatnya cekungan, umur, dan banyaknya
oleh batubara tersebut, baik yang bersifat kimiawi, fisik dan mekanis. Sifat-sifat ini akan
dapat dilihat atau disimpulkan dari data kualitas batubara hasil analisa dan pengujiannya.
Dari sejumlah data kualitas yang ada dapat diambil harga rata-ratanya, misalnya
kandungan air, kandungan abu, tetapi ada pula yang tidak dapat diambil harga rata-
kandungan air tersebut terdapat secara alami didalam batubara. Kandungan air dapat
dibedakan atas kandungan air bebas (free moisture), kandungan air bawaan (inherent
moisture) dan kandungan air total (total moisture). Kandungan air ini akan banyak
pembakarannya. Kandungan air bebas dapat naik dan turun tergantung dari
pemeliharaan batubara setelah di tambang baik pada saat diangkut dan pada saat
b. Kandungan Abu
Selain kualitas yang akan mempengaruhi penanganannya, baik sebagai fly ash
(abu terbang) maupun bottom ash (abu dasar) tetapi komposisinya yang akan
mempengaruhi pemanfaatan dan juga titik leleh yang dapat menimbulkan fouling
(tingkat pengotoran) pada pipa-pipa. Dalam hal ini kandungan Na2O dalam abu akan
sangat mempengaruhi titik leleh abu. Abu ini dapat dihasilkan dari pengotor bawaan
(inherent ash) maupun pengotor dari hasil penambangan. Komposisi abu sebaiknya
ditimbulkannya.
Kandungan zat terbang sangat erat kaitannya dengan kelas batubara tersebut,
makin tinggi kandungan zat terbangnya makin rendah kelasnya. Pada pembakaran
batubara, maka kandungan zat terbang yang tinggi akan lebih mempercepat
pembakaran karbon padatnya dan sebaliknya zat terbang yang rendah lebih
mempersukar proses pembakaran. Fixed carbon merupakan sisa padat dari hasil
Nilai kalori yaitu jumlah panas yang dihasilkan oleh pembakaran contoh batubara
di laboratorium. Pembakaran dilakukan pada kondisi standar,yaitu pada volume tetap dan
permukaan (adb). Nilai kalori dibagi menjadi du, yaitu nilai kalori dibagi menjadi dua,
Gross Calorific Value (GCV) adalah nilai kalori kotor sebagai nilai kalori
Net Calorific Value (NCV) adalah nilai kalori bersih hasil pembakaran
nilai kalori bersih ini dapat dicari setelah nilai kalori kotor batubara
100 TM
NCV = GCV
100 M 1
dimana:
TM = total moisture
M1 = inherent moisture
e. Sulfur Content
Kandungan sulfur atau belerang dapat berbeda dalam batubara sebagai mineral
Pirit, Markasit, Calsium Sulfat atau Belerang organic yang pada pembakarannya akan
f. Coal Size
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar. Butir
paling halus untuk ukuran <3 mm, dan ukuran paling kasar 50 mm. Ukuran butir
paling halus dibatasi Dustness dan tingkat kemudahan diterbangkan angin sehingga
mengotori lingkungan. Tingkat Dustness dan kemudahan beterbangan masih
untuk di gerus. Makin kecil bilangannya, maka semakin keras keadaan batubaranya.
Kedua sifat tersebut ditunjukkan oleh nilai muai bebas (free swelling index) dan
harga dilatasi, yang terutama memberikan gambaran sifat fisik pelunakan batubara
pada pemanasannya.
sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh material
pengertian di atas, maka tujuan dari sampling ialah untuk mengetahui kualitas
tersebut. Dalam tahap eksplorasi karakteristik batubara merupakan salah satu penentu
dalam studi kelayakan apakah batubara tersebut cukup ekonomis untuk di tambang
apa tidak, begitupun dalam tahap produksi dan pengapalan atau penjualan batubara
material, hal ini dikarenakan batubara merupakan heterogen solid material,selain itu
bervariasi, oleh karena itu dalam melakukan sampling batubara harus betul-betul
harus dilakukan dengan sistem yang benar dan menggunakan metode yang tepat,
guna memenuhi syarat (mewakili dari seluruh produk batubara yang ada).
Pengambilan sample dilakukan pada saat produksi batubara maupun pada saat
loading.
Untuk memperoleh sample yang representative maka ketiga factor diatas harus
golongan yaitu:
1. Manual sampling
2. Mechanikal sampling
Adapun cara pengambilan sample batubara pada stockpile batubara adalah dengan
cara manual dan menggunakan alat Scoop Standard. Pengambilan sampling dibuat
pada bagian-bagian tumpukan yaitu lot 1 bagian bawah tumpukan, lot 2 bagian
tengah tumpukan, dan lot 3 bagian atas tumpukan. Dilakukan dengan cara membuat
lubang pada masing-masing lot ditumpukan batubara produk dibuat dengan
4. Blending Management
berbeda sehingga membentuk satu batubara dengan kualitas tertentu yang diinginkan.
Dalam pelaksanaan pencampuran batubara ada beberapa hal yang harus menjadi
perhatian:
Hanya satu target parameter kualitas batubara yang bisa dicapai dengan
dikalkulasi secara kuantitatif pada saat blending) dan ada juga parameter
yang tidak bersifat addictive atau tidak dapat dihitung secara kuantitatif
yang dinyatakan dalam persen dan satuan berat, contoh: Total Moisture,
d) Blending Conveyor
Dalam proses pencampuran batubara dengan nilai kalori kualitas tinggi dan nilai
nilai kalori kualitas rendah, dimana hasil akhir dari proses pencampuran batubara
(blending) dihapakan diperoleh nilai kalori sesuai dengan target yang akan dicapai. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menentukan ratio komposisi berat batubara yang akan
diblending.
( K1 W1 ) ( K 2 W2 ) ...( K n Wn )
KC
(W1 W2 ) ...Wn
Keterangan :
K1 = Kualitas batubara 1
K2 = Kualitas batubara 2
Kn = Kualitas batubara n
W1 = Berat batubara 1
W2 = Berat batubara 2
Wn = Berat batubara n
adalah:
DAFTAR PUSTAKA
2. H.C. Rance, “Coal Quality Parameters and Their Influence In Coal Utilization” Shell
3. Muchjidin, 2006, Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara, Penerbit ITB, Bandung.
5. Sukandar Rumidi ,Ir ,Msc, Phd , “Batubara Dan Gambut “ Gajah Mada University, Press,
1995.