Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTIKM

FISIKA LANJUTAN

“NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE”

Tanggal Pengumpulan : 04 Mei 2017


Tanggal Praktikum : 27 April 2017
Waktu Praktikum : 07.30 – 10.00 Wib

Nama : Reza Fathurahman S


Nim : 11150163000043
Kelompok : 7 (Tujuh)
Nama Anggota :
1. Septiani Winahyu (11150163000022)
2. Amalia Novianty (11150163000023)
3. Abdul Muhyi (11150163000039)
Kelas : Pendidikan Fisika 4A

LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
A. Tujuan
1. Mempelajari nuclear magnetic resonance pada fluorin dan gliserin
2. Menntukan lebar garis pada resonansi flourin
3. Menentukan factor g pada gliserin dan fluorin
4. Mengamati bentuk gelombang (sinyal) pada sampel flourin dan gliserin

B. Dasar Teori

Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode


analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan
untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru.
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) merupakan alat yang digunakan pada
penentuan struktur molekul organik. Spektroskopi H-NMR memberikan
informsi mengenai lingkungan kimia atom hidrogen. (Creswell, Olaf and
Malcon, 1982:100)
Spektroskopi H-NMR didapatkan pada penyerapan gelombang radio
oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada
dalam medan magnet yang kuat. (Ralph J.Fessenden, 1983:50)
Inti yang digunakan akan mempunyai gerakan yang sama seperti yang
diberikan oleh pengaruh medan magnet yang digunakan. Bila medan
magnet diberikan, inti akan mulai presisi sekitar sumbu putarnya sendiri
dengan Frekuensi Agular. (Hardjono, 1991:109)
Jika bidang magnet luar yang kuat itu tidak ada spin inti dari int
magnetik diarahkan secara random. Jika inti diletkkan diantara ujung
magnet yang kuat, maka mereka mengadopsi orientasi spesifik.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan
sintetik yang baru, kemurnian dari komponen dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami
reaksi kimia.
Dapat spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting.
Ini dapat digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk
memahami efek dinamis seperti perubahan pada suhu dan mekanisme
reaksi, dan merupakan instrumen tak ternilai untuk memahami struktur dan
fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini digunakan untuk berbagai
variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun larutan.
Aplikasi Spektroskopi NMR biasanya digunakan untuk
mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa
kimia.

Sebagai contoh:

1. Menentukan kemurnian obat-obatan.


2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atau obat-
obatan.
3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah
terjadi disitus yang benar pada molekul.
4. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki
sifat yang diinginkan.

C. Alat dan Bahan


No. Gambar Nama Alat dan Bahan

1. Osilator NMR

2. DC Power Supply 16 V/ 5A

3. Kumparan
4. Osiloskop

5. Gliserin

6. Fluorin

7. Kabel Penghubung

8. Teslameter

Tangensial B-Probe
9. Multicore Cable 6 Pole 1,5
m
D. Langkah Kerja
No. Gambar Langkah Kerja

Siapkan alat dan bahan untuk


praktikum NMR
1.
Rangkai alat seperti pada
gambar disamping

Untuk Percobaan I
Letakkan tabung sample
2.
gliserin tepat ditengah-tengah
kumparan

3. Hidupkan Osilator NMR

Nyalakan Osiloskop, setting


pada mode XY dan pilih “fast
4.
sweep” lalu setting amplitude
pada nilai yang cukup besar.

Setting nilai frekuensi pada


nilai maksimum, kemudian
atur amplitude HF secara
5.
perlahan-lahan hingga LED
merah menyala dimana F pada
layar sekitar 16-19 MHz.

Perlahan-lahan naikkan arus


yang mengalir pada kumparan
6.
sehingga muncul sinyal NMR
pada layar Osiloskop.
Kemudian atur tombol
7. pengatur tegangan untuk
mengubah nilai arus

Untuk Percobaan II
Kita ganti sample gliserin
8. dengan sample fluorin dan
letakkan ditengah-tengah
kumparan
Kemudian lakukan kembali
langkah kerja pada step ke-3
9. sampai step ke-8. Lalu catat
nilai frekuensi yang tertera
pada NMR Osilator

Amati bentuk gelombang


keluaran pada osiloskop. Lalu
10.
bandingkan dengan bentuk
gelombang pada percobaan I

Untuk Percobaan III


11. Siapkan alat tambahan berupa
Teslameter

- Hubungkan Axial B-Probe


(Jarum) dengan
Teslameter
12.
- Lalu dekatkan Axial B-
Probe tersebut didekat
kumparan magnetic.
Mengatur batas Teslameter
pada range 2000 mT
Catat hasil medan magnet
yang tertera pada Teslameter
13.
pada saat arus yang
dikeluarkan 0,0 A -5,0 A
dengan rentang 0,5 A disetiap
percobaan
E. Data Percobaan
• Percobaan I (dengan sampel Gliserin)
No. I (A) F (MHz)
1. 3,0 16,4
2. 3,1 16,7
3. 3,2 17,12
4. 3,3 17,6
5. 3,4 18,02
6. 3,5 18,3
7. 3,6 18,57
8. 3,7 18,79
9. 3,8 19,13
10. 3,9 19,40
11. 4,0 19,59

• Percobaan II (dengan sampel Fluorin)


No. I(A) F(MHz)
1 3,0 15,72
2 3,1 16,3
3 3,2 16,51
4 3,3 16,61
5 3,4 16,93
6 3,5 17,23
7 3,6 17,74
8 3,7 17,91
9 3,8 18,25
10 3,9 18,56
11 4,0 18,77

• Percobaan III (Kalibrasi medan magnet)


No. I (A) B
1 0,0 0
2 0,5 63
3 1,0 128
4 1,5 193
5 2,0 256
6 2,5 317
7 3,0 376
8 3,5 419
9 4,0 457
10 4,5 482
11 5,0 504

F. Pengolahan Data
Dengan menggunakan hubungan medan magnet dengan konstanta
Boltzman :
B = KI
Dengan mengkonversi persamaan tersebut ke metode square (regresi) :
Y = bx + a → Y=B;K=B;α=I

a. Kalibrasi medan magnet


No. I (A) B (mT) I2 B2 IB
1 0.5 63 0.25 3969 31.5
2 1.0 128 1 16384 128.0
3 1.5 193 2.25 37249 289.5
4 2.0 256 4 65536 512.0
5 2.5 317 6.25 100489 792.5
6 3.0 376 9 141376 1,128.0
7 3.5 419 12.25 175561 1,466.5
8 4.0 457 16 208849 1,828.0
9 4.5 482 20.25 232324 2,169.0
10 5.0 504 25 254016 2,520.0
∑ 27.5 3,195.0 96.3 1,235,753.0 10,865.0

• Koefisien regresi a
(∑ 𝐵) (∑ 𝐼 2 ) − (∑ 𝐼) (∑ 𝐼𝐵)
a= 𝑛 (∑ 𝐼 2 )− (∑ 𝐼)2
(3195)(96,25)−(27,5)(10865)
= 10(96,25)− (27,5)2
(307518,75)−(298787,5)
= 962,5− 756,25
(8731,25)
= = 42,33
(206,25)

• Koefisien regresi b
𝑛 (∑ 𝐼𝐵)−(∑ 𝐼)(∑ 𝐵)
b= 𝑛 (∑ 𝐼 2 )−(∑ 𝐼)2
10 (10865)−(27,5)(3195)
= 10 (96,25)−(27,5)2
108650−87862,5
= 962,5−756,25
20787,5
= = 100,78
206,25

• Koefisien regresi r
𝑛 (∑ 𝐼𝐵)−(∑ 𝐼)(∑ 𝐵)
r=
√[𝑛 (∑ 𝐼 2 )−(∑ 𝐼)2 ][𝑛 (∑ 𝐵2 )−(∑ 𝐵)2 ]

10 (10865)−(27,5)(3195)
=
√[10 (96,25)−(27,5)2 ][10 (1235753)−(3195)2
108650−87862,5
=
√[962,5−756,25][12357530−10208025]
20787,5 20787,5 20787,5
= = = = 0,987
√(206,25)(2149505) √443335406,3 21055,53

Jadi, Y = bx + a = 100,78x + 42,53


Hubungan Arus Listrik Terhadap
Medan Magnet
600
Medan Magnet (mT)

500 y = 100.79x + 42.333


R² = 0.9747
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6
Arus Listrik (A)

b. Menentukan factor g pada gliserin


µ𝑛 . 𝑔
v= .𝐵 𝐵 = 𝐾𝐼

𝑇
𝐾 = 0,126 𝐴

• Mencari nilai B
B1 = KI1 = (0,126)(3,0) = 0,378 T
B2 = KI2 = (0,126)(3,1) = 0,3906 T
B3 = KI3 = (0,126)(3,2) = 0,4032 T
B4 = KI4 = (0,126)(3,3) = 0,4158 T
B5 = KI5 = (0,126)(3,4) = 0,4284 T
B6 = KI6 = (0,126)(3,5) = 0,4410 T
B7 = KI7 = (0,126)(3,6) = 0,4536 T
B8 = KI8 = (0,126)(3,7) = 0,4662 T
B9 = KI9 = (0,126)(3,8) = 0,4788 T
B10 = KI10 =(0,126)(3,9) = 0,4914 T
B11 = KI11 = (0,126)(4,0) = 0,504 T

V
No. B (T) B2 V2 BV
(MHz)
1 0.378 16.4 0.142884 268.96 6.1992
2 0.3906 16.7 0.152568 278.89 6.52302
3 0.4032 17.12 0.16257 293.0944 6.902784
4 0.4158 17.6 0.17289 309.76 7.31808
5 0.4284 18.02 0.183527 324.7204 7.719768
6 0.441 18.3 0.194481 334.89 8.0703
7 0.4536 18.57 0.205753 344.8449 8.423352
8 0.4662 18.79 0.217342 353.0641 8.759898
9 0.4788 19.13 0.229249 365.9569 9.159444
10 0.4914 19.4 0.241474 376.36 9.53316
11 0.504 19.59 0.254016 383.7681 9.87336
∑ 4.851 199.62 2.156755 3634.3088 88.482366

• Koefisien regresi a
(∑ 𝑉) (∑ 𝐵) − (∑ 𝐵) (∑ 𝐵𝑉)
a= 𝑛 (∑ 𝐵2 )− (∑ 𝐵)2
(199,62)(4,851)−(4,851)(88,481)
= 11(2,1567)− (4,851)2
(968,45)−(429,22)
= 23,7237−23,53
(539,13)
= (0,1937) = 2783,32

• Koefisien regresi b
𝑛 (∑ 𝐵𝑉)−(∑ 𝐵)(∑ 𝑉)
b= 𝑛 (∑ 𝐵2 )−(∑ 𝐵)2
11 (88,481)−(4,851)(199,62)
= 11 (2,1567)−(4,851)2
973,291−968,35
= 23,7237−23,53
4,941
= 0,1937 = 25,50

• Koefisien regresi r
𝑛 (∑ 𝐵𝑉)−(∑ 𝐵)(∑ 𝑉)
r=
√[𝑛 (∑ 𝐵2 )−(∑ 𝐵)2 ][𝑛 (∑ 𝑉 2 )−(∑ 𝑉)2 ]

11 (88,481)−(4,851)(199,62)
=
√[11 (2,1567)−(4,851)2 ][11 (3634,28)−(199,62)2 ]
973,291−968,35
=
√[23,7237−23,53][39977,08−39848,14]
4,941 4,941 4,941
= = = = 0,988
√(0,1937)(128,94) √24,98 4,997
Jadi, Y = bx + a = 25,50x + 2783,32
𝜇𝑔 ℎ𝑏
b= 𝑔=
ℎ 𝜇𝑜
𝐽
𝜇𝑜 = 5,051 𝑥 10−27 𝑇, dan h = 6,626𝑥10−34 𝐽𝑠

(6,626 𝑥 10−34 )(25,50)


𝑔=
5,051 𝑥 10−27
168,963 𝑥 10−34
𝑔=
5,051 𝑥 10−27
𝑔 = 33,451 𝑥 10−34 𝑥 10−27
𝑔 = 33,451 𝑥 107 = 0,334 𝑥 10−5

Literature g = 5,5857
5,5857 – 0,334 𝑥 10−5
Error = | | 𝑥100%
5,5857

5,2517 𝑥 10−5
= 𝑥 100%
5,5857

= 0,94 𝑥 10−5 𝑥 100%


= 0,00094%

Hubungan Medan Magnet Terhadap


Frekuensi Resonansi
25
Frekuensi resonansi (MHz)

20 y = 25.454x + 6.9384
R² = 0.9826
15
10
5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Medan Magnet (T)
c. Menetukan factor g pada fluorin
V
No. B (T) B2 V2 BV
(MHz)
1 0.378 15.72 0.142884 247.1184 5.94216
2 0.3906 16.3 0.152568 265.69 6.36678
3 0.4032 16.51 0.16257 272.5801 6.656832
4 0.4158 16.61 0.17289 275.8921 6.906438
5 0.4284 16.93 0.183527 286.6249 7.252812
6 0.441 17.23 0.194481 296.8729 7.59843
7 0.4536 17.74 0.205753 314.7076 8.046864
8 0.4662 17.91 0.217342 320.7681 8.349642
9 0.4788 18.25 0.229249 333.0625 8.7381
10 0.4914 18.56 0.241474 344.4736 9.120384
11 0.504 18.77 0.254016 352.3129 9.46008
∑ 4.851 190.53 2.156755 3310.103 84.43852
• Koefisien regresi a
(∑ 𝑉) (∑ 𝐵) − (∑ 𝐵) (∑ 𝐵𝑉)
a= 𝑛 (∑ 𝐵2 )− (∑ 𝐵)2
(190,19)(4,851)−(4,851)(84,433)
= 11(2,1567)− (4,851)2
(922,61)−(409,58)
= 23,7237−23,53
(513,03)
= (0,1937) = 2648,58

• Koefisien regresi b
𝑛 (∑ 𝐵𝑉)−(∑ 𝐵)(∑ 𝑉)
b= 𝑛 (∑ 𝐵2 )−(∑ 𝐵)2
11 (84,433)−(4,851)(190,19)
= 11 (2,1567)−(4,851)2
928,76−922,61
= 23,7237−23,53
6,15
= 0,1937 = 31,75

• Koefisien regresi r
𝑛 (∑ 𝐵𝑉)−(∑ 𝐵)(∑ 𝑉)
r=
√[𝑛 (∑ 𝐵2 )−(∑ 𝐵)2 ][𝑛 (∑ 𝑉 2 )−(∑ 𝑉)2 ]

11 (84,433)−(4,851)(190,19)
=
√[11 (2,1567)−(4,851)2 ][11 (3310,06)−(190,19)2 ]
928,76−922,61
=
√[23,7237−23,53][36410,6−36172,2]
6,15 6,15 6,15
= = = = 0,90
√(0,1937)(238,4) √46,178 6,80

Jadi, Y = bx + a = 31,75x + 2648,58

Hubungan Medan Magnet Terhadap


Frekuensi Resonansi
19
Frekuensi Resonansi (MHz)

18.5 y = 23.03x + 7.1827


R² = 0.991
18
17.5
17
16.5
16
15.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Medan Magnet (T)
G. Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang NMR, nuklir magnetic resonansi adalah
pengumpulan dari satu atau lebih puncak resonansi pada frekuensi berbeda.
Percobaan NMR bertujuan untuk menentukan jumlah, jenis dan posisi relatife suatu
inti pada molekul dengan melibatakan sifat magnetis dari inti. Dalam percobaan
pertama mengamati sinyal NMR inti gliserin dan yang kedua inti florin.
Inti pada gliserin dan florin memiliki spin I = 1/2. Untuk mendeteksi transisi
berputar antara dua tingkat ini sampel ditempatkan dalam u-core. Celah u-core yang
terletak antara celah dari medan Bo. Sehingga sinyal resonansi diamatai dalam
ketergantungan dari medan magnet.
Pada percobaan pertama mengamati sinyal NMR pada sampel gliserin dan
florin. Dengan nilai arus yang semakin meningkat pada sempel gliserin frekuensi
yang didapat saat mengamati sinyal pada layar osiloskop frekuensi yang didapatkan
semakin meningkat. Bigitu juga dengan florin, nilai arus yang smakin meningkat,
frekuensi yang didapat semakin meningkat. Bentuk sinyal pada gliserin dan florin
memiliki perbedaan yang signifikan.
Pada percobaan yang kedua menentukan factor g. data percobaan
didapatkan arus yang diatur semakin besar, sanagt mempengaruhi medan magnet
yang didapatkan. Semakin besar nilai arus maka medan magnet yang didapatkan
akan semakin besar pula. Hanya NMR resolusi tinggilah yang dapat menguraikan
struktur halus yang sesuai dengan puncak absorpsi. Intstrumen tersebut
menggunakan medan magnet yang cukup tinggi.

H. Kesimpulan
1. Pada percobaan NMR ini bertujuan untuk menentukan jumlah, jenis, dan posisi
relative inti pada molekul dengan melibatkan sifat magnetis dari inti
2. Bentuk sinyal yang dihasilkan gliserin seperti gergaji. Sedangkan pada florin
berbentuk v. sehingga dapat terlihat lebar garis pada inti gliserin memiliki lebar
garis yang lebih kecil dibandingkan dengan inti florin
3. Semakin besar nilai arus maka semakin besar pula medan magnet yang
didapatkan
I. Komentar/Saran
1. Saat mencari sinyal pada sempel gliserin dan florin di layar osiloskop di
perlukan kesabaran
2. Nilai arus pada ammeter mudah sekali bergeser. Jadi diperlukan ketelitian
dalam pengambilan data
3. Mengetahui terlebih dahulu komponen yang akan dicari

J. Daftar Pustaka

Creswell, C.J.,A.R.Olaf,M.C.Malcolm,1982,Analisis Spektrum Senyawa Organik,


Edisi Kedua:ITB, Bandung
Fessenden, Ralph J, and Fessenden, Joan S. 1922, Kimia Organik, Erlangga:Jakarta
Hardjono Sastrohamidjojo.1991.Spektroskopi, Yogyakarta:Liberty.
K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai