PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah lahirnya kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata
pelajaran?
b. Bagaimana tujuan pendirian kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata
pelajaran?
c. Serta apa peran dan kontribusi kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata
pelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya kelompok kerja guru dan musyawarah guru
mata pelajaran.
2. Untuk mengetahui tujuan pendirian kelompok kerja guru dan musyawarah guru
mata pelajaran.
3. Dan untuk mengetahui peran dan kontribusi kelompok kerja guru dan musyawarah
guru mata pelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2 Anwar Yasin, Sistem Pelatihan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar PEQIP, (Jakarta: Majalah
Mutu, 1999), h. 28
3 Munir A. Azis, Mutu ( Jakarta: PEQIP, 1994) Vol III no 01, h. 19
4 Ibid
5 Ibid
dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. MGMP berada di
tingkat sekolah lanjutan, baik SLTP maupun SLTA.
Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut Musyawarah Guru
Bidang Studi, adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non
struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Menengah (SLTP atau
SLTA) di suatu wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman
guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas
pembelajaran.
Selain ditingkat komisariat, MGMP pun memilki wadah yang lebih luas
ditingkat kabupaten atau kota. Hal ini untuk lebih mencakup permasalahan-
permasalahan yang ada pada guru secara meluas sehingga kesenjangan yang
ada pada guru lebih kecil, dan mereka dapat lebih mengetahui permasalahan
dan solusinya dari hasil pertemuan kelompok kerja tersebut secara
menyeluruh.
6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah, (Jakarta: PEQIP, 1997),
h. 1
7 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 133
8 H. M. Arifin, Ilmu Pendidika Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), edisi I, cet. ke-2, h.. 222
kemajuan dan penemuan-penemuan baru yang ada hubungannya dengan
pembelajaran dapat bertambah, hal ini dapat terlaksana melalui kegiatan
diskusi, seminar atau training di KKG.
b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam menyusun Administrasi
Pembelajaran. Selain tugas mengajar guru juga harus menyusun dan
mempersiapkan kelengkapan administrasi kelasnya, membuat daftar kelas,
daftar nilai, menyusun format penilaian, menyusun berkas nilai dan
pekerjaan lainnya. Teknik dan cara pembuatan administrasi tersebut
mungkin tidak dapat dipahami oleh guru di sekolahnya, seentara melalui
KKG hal-hal tersebut dapat terselesaikan dengan tuntas.
c. Meningkatkan pengetahuan guru dalam melaksanakan manejemen
kelas.Sebagai pemimpin kelas guru harus mampu mengatur seluruh kegiatan
belajar agar berjalan secara kondusif dan bernilai guna. Pengaturan ini
memerlukan ilmu manejemen. Melalui KKG dapat dibicarakan lebih lanjut
tentang bagaimana memanejemen kelas dengan baik.
d. Meningkatkan kepandaian guru dalam merancang, membuat dan menyusun
alat-alat atau media yang dipergunakan dalam pembelajaran.
e. Keyakinan dan harga diri guru.9 Dengan bertambahnya pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh melalui KKG dengan sendirinya kemampuan
tersebut akan meningkatkan keyakinan diri guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Meningkatnya keyakinan diri guru atas dasar meningkatnya
pengetahuan dengan sendirinya juga harga dirinya akan naik
Tujuan MGMP yang ditulis Oleh Soetjipto hampir sama dengan pendapat
Mulyasa yaitu untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi guru.
9 Henri Surya Hasibuan (Kepsek SD Citra Al Madina Padang), Wawancara, tanggal 23 Juli 2007
10 Soetjipto dan Raflis, Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta. 2009
3. Untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru
dalam melaksanakan tugas-tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif
pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing,
guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
4. Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi
dan sistem pengujian yang sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Saling berbagi Informasi dan pengalaman dari hasil lokakaryanya,
simposium, seminar, diklat, classromm action reseach, referensi dan lain-
lain. Kegiatan profesional yang dibahas bersama-sama.
6. Mampu menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school
reform), khususnya focus classroom reform, Sehingga berproses pada
reorientasi pembelajaran yang efektif.
C. Peran dan Kontribusi Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP)
11 Saondi, Ondi dan Aris Suherman. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama. 2010
Dalam pelaksanaannya kelompok kerja guru mempunyai kewenangan dalam
penyusunan dan pelaksanaan berbagai kegiatan. Kewenangan kelompok kerja
guru tersebut adalah:
12 Salman. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan KKG. Padang: Gugus II kec. Bungus TL. Kabung. 2006. h. 3
13 Ibid
e. Memecahkan masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing.
14 Salman, Prinsip-Prinsip Pelaksanaan KKG, (Padang: Gugus II kec. Bungus TL. Kabung,, 2006), h. 3
15 Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian guru dan kepala
sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
dihadapinya dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya secara efektif. Wadah
musyawarah guru seperti MGMP merupakan suatu wadah yang efektif dalam
memantapkan profesi guru, karena di MGMP guru dapat berdiskusi dan
menelaah mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dalam
merancang model pembelajaran dan implementasi KTSP secara efektif dan
efisien.