Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang selalu
memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir dengan judul : ANALISIS SISTEM AIR BERSIH DI RW 12
KELURAHAN KREO KOTA TANGERANG.

Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini minimal dapat


menjawab permasalahan yang memang ingin diteliti, semoga laporan ini tidak sia-
sia dan dapat menjadi perhatian pembaca. Sehingga diharapkan dapat
menimbulkan ketertarikan untuk melakukan penelitian lanjutan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan bimbingan, petunjuk, masukkan dan bantuan dari berbagai pihak.
Mengingat ruang yang tersedia terbatas dan tidak mungkin di sebutkan satu
persatu, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar
besarnya kepada :
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan material yang menjadi salah satu sumber kehidupan bagi
manusia. Air tawar yang digunakan hanya berjumlah 3% dari total air yang
terkandung di bumi. Air tersebut terdapat dalam sungai, danau dan di bawah
permukaan tanah. Pemanfaatan air tawar harus dilakukan secara
berkesinambungan. Kuantitas air yang dimanfaatkan harus mencapai jumlah yang
minimal sementara kualitas air yang dimanfaatkan harus memenuhi standar
kualitas tertentu (Dharmasetiawan, 2004).

Air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk menunjang berbagai kegiatan


manusia, yang mencakup air bersih domestik dan non domestik. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih maka sesuai Undang-Undang No.5 Tahun 1962 dibentuk
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM berfungsi sebagai perusahaan
milik pemerintah daerah yang memberikan jasa pelayanan dalam bidang air
minum. PDAM mendistribusikan air bersih dengan sistem perpipaan (Akhmad,
2012).

Kinerja pelayanan PDAM tidak lepas dari sistem distribusi yang merupakan
suatu jaringan perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir, dan
perlengkapannya. Kebutuhan air bersih akan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Dengan demikian sistem distribusi akan semakin
kompleks dan membutuhkan penanganan khusus. Sistem distribusi air bersih
sering bermasalah dalam hal kuantitas, tekanan, kontinuitas dan kualitas air
(Brebbia dan Ferrante, 1983).

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan PDAM dan bagaimana


sebenarnya masyarakat RW 12 menghadapi persoalan ini perlu dilakukan studi
tentang kinerja pelayanan penyediaan air bersih. Dengan demikian diharapkan
akan dapat diketahui gambaran nyata tentang kondisi penyediaan air bersih
termasuk berbagai permasalahannya untuk dapat dicari cara pemecahannya.
Disamping itu dapat diketahui adanya kerawanan air bersih yang timbul pada
kawasan yang menjadi obyek studi sehingga hal ini akan dapat menjadi bahan
evaluasi dan masukan bagi para perencana kota khususnya pihak PDAM dan
sebagai bahan pembelajaran masyarakat untuk menyadari manfaat besar dari air
bersih.

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kinerja sistem distribusi
air minum yang telah dilakukan oleh PDAM dalam memenuhi kebutuhan air
minum di RW 12 Kelurahan Kreo dengan jumlah penduduk 19.000 jiwa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi pola pemakaian air bersih oleh masyarakat khususnya


pada RW 12 Kelurahan Kreo, mencakup tingkat konsumsi masyarakat dan
kebutuhan air bersih

3. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh/persyaratan yang harus


terpenuhi agar suatu sistem distribusi air bersih dapat berjalan, yang meliputi
kapasitas tampungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, debit aliran,
kecepatan aliran,dan tekanan

4. Menganalisa kualitas dan kuantitas air bersih yang dihasilkan oleh PDAM,
dibandingkan dengan besarnya kebutuhan air bersih masyarakat di lingkungan
Perumnas Banyumanik

5. Menganalisa tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan air bersih


dengan meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil permasalahan mengenai sistem distribusi air bersih


PDAM di RW 12. Ruang lingkup penelitian adalah kualitas, kuantitas, kontinuitas
dan tekanan air bersih yang menjadi tolak ukur dari kinerja sistem distribusi air
bersih. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi Epanet 2.0

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka
lebih lanjut akan dikaji masalah kinerja jaringan, serta tingkat kepuasan
masyarakat terhadap sistem distribusi air bersih PDAM dalam memenuhi
kebutuhan air bersih masyarakat RW 12 Kelurahan Kreo, yaitu sebagai berikut :

1. Apakah pelayanan yang diberikan oleh PDAM telah memberikan


pelayanan/hasil kerja yang optimal dalam memenuhi kebutuhan air
bersih warga RW 12 Kelurahan Kreo?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi air bersih
oleh PDAM saat ini belum dapat berjalan secara optimal?
3. Apakah masyarakat telah puas dengan tingkat pelayanan sistem distribusi
air bersih yang ada?
4. Adakah kecenderungan masyarakat terhadap pemilihan sistem
penyediaan air bersih yang ada saat ini?

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini sistematika penulisan akan disusun menjadi 7 (tujuh) bab
saling melengkapi dan saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan
yang utuh. Adapun sistematika penulisan adalah diuraikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menguraikan yang menjadi latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan


masalah, maksud dan tujuan yang ingin dicapai, ruang lingkup, dan sistematika
dari penulisan laporan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas dasar teori tentang air bersih, kebutuhan air bersih, sistem
distribusi air bersih, aplikasi epanet 2.0

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Mendeskripsikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, kondisi umum dari
lokasi penelitian yang meliputi kependudukan, perekonomian, kondisi topografi,
klimatologis, kondisi perumahan, serta fasilitas umum dan sosial yang ada

Bab IV Metodologi Penelitian

Membahas metode penelitian yang berisikan tentang alur pikir penelitian,


pembatasan penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan
data, instrumen penelitian serta pengolahan dan analisis data penelitian.

Bab V Data dan Pembahasan

Memaparkan karakteristik data penelitian, hasil pengolahan data penelitian dan


membahas tentang hasil dari penelitian yang dibandingkan dengan studi literatur,
untuk mengetahui kondisi yang ada di daerah studi.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Memberikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dianggap perlu
untuk meningkatkan kinerja serta tingkat kepuasan pelanggan terhadap sistem
distribusi air bersih PDAM Banyumanik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih

Secara umum, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Pada tahun
2000 pelayanan air bersih di Indonesia baru mencapai 47% atau sekitar 42 juta
penduduk dengan rincian untuk daerah perkotaan sebesar 39% atau sekitar 33 juta
penduduk, dan di pedesaan hanya menjangkau 8% atau sekitar 9 juta penduduk
(Sutrisno, 2004).

Sebagian besar masyarakat di daerah perkotaan masih menggunakan air


sungai sebagai sumber air. Air sungai umumnya telah tercemar limbah hasil
industri dan rumah tangga. Peningkatan permasalahan air di perkotaan sebanding
dengan kebutuhan air bersih yang terus meningkat, karena adanya pertumbuhan
penduduk dan perkembangan kota. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
perkotaan maka Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) didirikan untuk
mengelola sistem penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan. Penyediaan air
bersih harus memperhatikan sumber, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air agar
dapat memenuhi kebutuhan dan layak bagi kesehatan (Sutrisno, 2004).

1. Kebutuhan Air

Kebutuhan air bersih dan pemakaian air bersih merupakan hal pokok yang
harus diketahui dalam sebuah sistem penyediaan air minum. Kebutuhan air
dipengaruhi oleh besarnya populasi penduduk, tingkat ekonomi, kebudayaan dan
skala perkotaan. Kebutuhan air bersih dari satu kota berbeda dengan kota yang
lain. Kebutuhan air dapat dibagi menjadi kebutuhan air domestik dan kebutuhan
air non domestik. Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan domestik
meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni rumah. Tingkat
kebutuhannya bervariasi sesuai dengan kondisi pemukiman, banyaknya penghuni
rumah, karakteristik penghuni dan ada tidaknya perhitungan pemakaian air.
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk
keperluan selain rumah tangga dan sambungan kran umum. Contoh dari
kebutuhan non dimestik seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran,
perdagangan dan fasilitas sosial. Rata-rata Kebutuhan Air dapat dilihat pada
Lampiran 2.

2. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi merupakan sistem yang berfungsi untuk mendistribusikan


air yang telah memenuhi syarat penyediaan air bersih ke seluruh daerah
pelayanan. Sistem ini merupakan sistem yang berhubungan langsung dengan
pelanggan sehingga harus optimal dalam pengoperasiannya. Sistem perpipaan
merupakan rangkaian pipa yang menghubungkan reservoir dengan pelanggan.
Berdasarkan banyaknya jumlah air yang dialirkan, pipa pada sistem distribusi
dibagi menjadi pipa primer, pipa sekunder dan pipa tersier. Pipa primer digunakan
untuk mendistribusikan air bersih dari outlet reservoir ke daerah pelayanan
melalui titik-titik penyadapan (tapping) sambungan sekunder. Pipa sekunder
digunakan untuk menyalurkan air dari pipa utama sampai ke pipa tersier, dan pipa
tersier digunakan untuk menyalurkan air sampai ke pelanggan (Enri, 1989).

Dalam sistem distribusi air terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan,
yaitu luas daerah pelayanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani, kebutuhan
air, topografi daerah pelayanan, dan jenis sambungan jaringan pipa distribusi.
Jaringan perpipaan merupakan faktor penting dalam sistem distribusi air bersih.
Pada jaringan ini pipa-pipa saling dihubungkan sehingga dapat mengalirkan air
dari beberapa rangkaian menuju keluaran tertentu. Menurut Djoko (1991) ada dua
sistem jaringan perpipaan distribusi air yang biasa diterapkan di PDAM, yaitu:

1. Sistem percabangan

Pada sistem ini pipa-pipa distribusi tidak saling berhubungan sehingga air
mengalir dalam satu arah dan hanya disuplai dari satu jalur pipa utama. Ujung
pipa dari pipa utama biasanya tertutup sehingga menyebabkan tertumpuknya
kotoran yang dapat mengganggu pendistribusian air.
Gambar 1. Sistem percabangan pada sistem distribusi air

2. Sistem loop
Gambar 1. Sistem percabangan pada
Pada sistem ini ujung-ujung pipa disambungkan satu dengan lain. Dengan
sistem distribusi air
demikian aliran air lebih baik. Kecil kemungkinan aliran menjadi tertutup apabila
terdapat kotoran, karena air di dalam pipa terus mengalir dan selalu terjadi
pergantian air.

Gambar 2. Sistem loop pada sistem distribusi air

Metode penyaluran air yang digunakan dalam sistem distribusi air bersih
tergantung pada kondisi topografi wilayah pelayanan. Menurut Dharmasetiawan
(2004), sistem pengaliran yang dipakai adalah:

1. Metode gravitasi

Metode ini digunakan apabila perbedaan elevasi sumber air cukup besar
dengan elevasi daerah pelayanan sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Metode ini sangat ekonomis dan biasanya menghasilkan tekanan
yang besar sehingga perlu adanya alat untuk mengurangi tekanan.
2. Metode pemompaan

Pada metode ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang


diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir ke pelanggan. Pompa
digunakan apabila elevasi antara sumber air dan daerah pelayanan tidak terlalu
besar sehingga tidak terdapat tekanan yang cukup untuk mendistribusikan air.

3. Metode gabungan

Pada metode gabungan, saat pemakaian tinggi atau debit puncak yang
digunakan untuk distribusi air adalah sistem gravitasi dengan mengalirkan air dari
reservoir. Air yang dialirkan memiliki tekanan yang besar sehingga diharapkan
dapat mengalirkan air secara merata keseluruh pelanggan pada pemakaian tinggi.
Pada pemakaian normal atau kapasitas debit rata-rata distribusi air menggunakan
pompa.

Kehilangan air merupakan masalah utama yang dihadapi oleh hampir seluruh
PDAM di Indonesia. Tingkat kehilangan air di PDAM secara nasional rata-rata
38%. Kategori kehilangan dan pemborosan ini sebesar 75 lt/kapita per hari. Jika
jaringan pipa distribusi tepat dan pemeliharaan yang cermat, kehilangan air dapat
diturunkan hingga 20 lt/kapita per hari (PDAM, 2010).

KEBOCORAN TEKNIS KEBOCORAN NON TEKNIS


1. Pengurasan pipa 1. Tetesan air dari kran pelanggan
2. Pengurasan lumpur pada Instalasi Pengolahan 2. Pengurangan tagihan air pada sambungan
Air bermeter
3. Pencucian saringan pasir 3. Penggunaan air melalui sambungan liar
4. Operasi pompa 4. Kehilangan air akibat meter yang tidak teliti
5. Kebocoran pipa transmisi 5. Penggunaan air melalui sambungan resmi tanpa
6. Penggunaan air dan kebocoran pada Instalasi meteran
Pengolahan Air, reservoir dan pompa 6. Kesalahan membaca meteran air dan kesalahan
7. Pengurangan pipa distribusi membuat rekening
8. Penggunaan pemadam kebakaran
9. Kebocoran jaringan pipa distribusi termasuk
Sambungan Rumah

Tabel 1 Penyebab Kehilangan Air


3.
4. Aplikasi Epanet 2.0

Epanet adalah salah satu software yang banyak digunakan untuk menganalisa
jaringan distribusi air. Program komputer yang berbasis windows ini melakukan
simulasi profil hidrolis dan perlakuan kualitas air bersih dalam suatu jaringan pipa
yang terdiri dari titik/node pipa, pompa, valve, dan reservoir. Aplikasi ini dapat
juga menjadi dasar analisa dari berbagai macam sistem distribusi, detail desain,
model kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor dan beberapa unsur lainnya (Lewis,
2000).

Dalam menghitung kehilangan tekanan pada aplikasi ini menggunakan rumus


Hazen-William. Secara umum rumus Hazen-William adalah sebagai berikut
(Lewis, 2000):

1.85
𝑄
ℎ𝑙 = ( ) .𝐿
0.2785. 𝐶. 𝑑 2.63

Keterangan:

C= Koefisien Hazen-William. Untuk pipa Poly Vinyl Chloride (PVC) nilai C


adalah 130

d= Diameter pipa dalam (m)

S= Kemiringan lahan

hL= Headloss mayor (m)

L= Panjang pipa (m)

Epanet 2.0 juga dapat membantu menentukan alternatif strategis manajemen


dalam sistem jaringan pipa distribusi air bersih. Sebagai contoh Epanet 2.0
digunakan sebagai penentu alternatif sumber apabila terdapat banyak sumber.
Epanet 2.0 juga digunakan sebagai penentu pioritas terhadap pipa yang akan
dibersihkan atau diganti. Output dari Epanet 2.0 antara lain gambaran debit yang
mengalir dalam pipa, tekanan air pada masing-masing titik/node dan besarnya
konsentrasi unsur kimia yang terkandung di dalam air bersih yang didistribusikan
(Soufyan dan Morimura,
Tabel 2. Input data dalam Epanet 2.0
2005). Input Output
 Peta jaringan pipa  Hidrolik head masing-masing titik
 Jenis sumber air  Tekanan dan kualitas air
 Node dari komponen distribusi
 Elevasi
 Jenis pipa distribusi
 Panjang pipa distribusi
 Diameter pipa distribusi
 Beban masing-masing node
 Faktor fluktuasi pemakaian air
 Konsentrasi sisa khlor di sumber
Sumber: Soufyan dan Morimura (2005)
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu

Penelitian “Analisis Sistem Distribusi Air Bersih di RW 12 Kelurahan Kreo”


dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan April-Agustus 2017. Pengambilan data
dilaksanakan mulai dari reservoir perumahan (inlet) sampai pipa pelayanan di
rumah pelanggan. RW 13 mempunyai luas kurang lebih 10 ha. Lokasi RW 12
dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Bahan dan Alat

Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer
bersumber dari observasi lapangan dan pengukuran secara langsung di lapangan.
Data sekunder yang digunakan berupa peta wilayah pelayanan, peta jaringan pipa
pelayanan air bersih, jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan, data indikator
kinerja PDAM Tirta Pakuan. Alat yang digunakan, yaitu notebook dengan
program Microsoft Excell, Epanet 2.0, alat tulis, kalkulator.

3. Prosedur Analisis Data

a. Pengumpulan data

Data yang dibutuhkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada wilayah
penelitian. Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk mendapatkan data-data
yang membantu dalam menganalisis sistem distribusi PDAM Tirta Pakuan.

b. Sampling pelanggan

Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah sampel yang digunakan


untuk mewakili jumlah pelanggan yang ada di wilayah penelitian. Penentuan
jumlah sampel dari jumlah populasi pelanggan menggunakan rumus Slovin
(Junadi, 1995):

𝑁
𝑛=
1 = 𝑁𝑒 2

keterangan:

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = batas ketelitian (1-10%)

c. Pengolahan dan analisis data

Kegiatan yang dilakukan mencakup identifikasi peta wilayah pelayanan dan


peta jaringan pipa pelayanan air bersih. Setelah itu dilakukan analisis tentang
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih, serta menghitung debit air dan
tekanan pada wilayah pelayanan. Selain itu juga diidentifikasi kendala-kendala
yang timbul pada sistem distribusi air bersih, dan dilanjutkan dengan membuat
simulasi sistem distribusi air bersih dengan menggunakan aplikasi Epanet 2.0.

Anda mungkin juga menyukai