OLEH :
Saat ini penanganan yang dilakukan terhadap limbah hanyalah pembuatan petis dari kepala
udang, sedangkan kulit udang dan limbah cair udang hanya dibuang tanpa penanganan atau
perlakuan tertentu. Permasalahan yang kemudian timbul adalah terjadinya pencemaran lingkungan
terutama lingkungan perairan disekitar tambak. Dampak pencemaran yang ditimbulkan dan
berakibat pada masyarakatnya di sekitar adalah mulai yang paling ringan yaitu bau yang menusuk
hidung, gatalgatal pada kulit bila dikontak langsung, iritasi pada kulit, kemudian pada limbah (cair
dan padat) menumpuk tanpa penanganan, akan merupakan sumber penyakit karena pada limbah
tersebut merupakan media untuk berkembangbiaknya bermacam-macam bibit penyakit.
Limbah yang dihasilkan dari kulit, kepala, maupun ekor udang ini dapat digunakan sebagai
bahan baku penghasil kitin kitosan dan turunannya yang bernilai tinggi. Hal ini berguna sebagai
agensia pengedapan pengolahan limbah cair yang dihasilkan saat proses pengolahan udang.
Namun dalam pengolahan limbah padat ini perlu dilakukan beberapa tahapan proses yaitu
demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi.
Dengan demikian, dalam pengolahan limbah padat maupun cair dari pengolahan udang
harus dilakukan dengan cara yang tepat agar tidak menimbulkan pencemaran di area sekitar tempat
pengolahan dan menghindarkan dari bibit penyakit. Selain itu dengan pengolahan limbah udang
dengan cara yang tepat akan dapat mengurangi limbah tersebut serta dapat meningkatkan
pemanfaatan udang sebagai hasil perikanan secara maksimal
Tujuan
Untuk mengetahui penanganan limbah cair dan limbah padat dari pengolahan udang
Untuk mengetahui cara menghasilkan tepung chitosan dari kulit udang sebagai agensia penanganan
limbah cair pengolahan udang dan memahami tahapannya
Untuk mengetahui manfaat dalam pengolahan limbah padat dari pengolahan udang