Anda di halaman 1dari 10

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

KUAT TEKAN BETON DENGAN ADITIF FLY ASH EX. PLTU MPANAU TAVAELI
I Wayan Suarnita*

Abstract
The need of building materials increased with increasing rate of physical development. Should be
attempted in the alternative building materials binder which is applied in buildings. One
alternative is the binder of fly ash. Fly ash pozzolan properties and can react with lime at room
temperature with an aqueous medium and form a compound that binds.
This study aims to determine the influence of fly ash on compressive strength of concrete.
Determination of mixture composition based on SK SNI T-15-1990-03. This study varying fly ash
additive between 5%, 10%, 15%, 20% and 25% as an additive.
Results of laboratory tests showed that the use of concrete with fly ash as an additive to concrete
compressive strength increased from 5.088%, 9.473%, 12.103%, 14.034% to 15.437% of normal
concrete.
Key words : compressive strength, fly ash, concrete

Abstrak
Kebutuhan bahan bangunan makin meningkat seiring dengan meningkatnya laju
pembangunan fisik. Perlu diusahakan adanya bahan bangunan pengikat alternatif yang
diperuntukan pada bangunan struktural dan nonostruktural. Salah satu bahan pengikat alternatif
adalah fly ash (abu terbang). Abu terbang memiliki sifat pozzolan dan dapat bereaksi dengan
kapur pada suhu ruang dengan media air dan membentuk senyawa yang bersifat mengikat.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh abu terbang terhadap kuat tekan beton.
Penentuan komposisi campuran berdasarkan SK SNI T-15-1990-03. Penelitian ini memvariasikan
bahan tambah abu terbang antara 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% sebagai bahan tambah.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkkan bahwa beton dengan penggunaan abu terbang
sebagai bahan tambah dalam campuran beton mengalami peningkatan kuat tekan antara
5,088%, 9,473%, 12,103%, 14,034% hingga 15,437% dari beton normal.
Kata Kunci : Kuat tekan, abu terbang, beton

1. Pendahuluan sebagai bahan tambah dalam


Salah satu bahan pengikat campuran beton.
alternatif adalah fly ash (abu terbang). Pemanfaatan abu terbang
Abu terbang merupakan sisa sebagai bahan tambah dalam
pembakaran batubara dari Pembangkit campuran beton merupakan salah satu
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memiliki usaha untuk menanggulangi masalah
sifat pozzolan dan dapat bereaksi lingkungan, karena abu terbang
dengan kapur pada suhu kamar merupakan bahan buangan (limbah)
dengan media air dan membentuk yang dapat mengakibatkan
senyawa yang bersifat mengikat. Bahan pencemaran lingkungan sekitarnya.
pengikat alternatif ini dikembangkan Khususnya Perusahaan Listrik
dengan memanfaatkan abu terbang Tenaga Uap (PLTU) Mpanau Palu setiap

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 1 - 10

harinya membutuhkan 450-500 ton Sebagian abu dasar berupa lelehan


batubara perhari untuk menggerakkan abu disebut terak (slag). Abu terbang
dua unit mesin PLTU. Abu terbang yang ditangkap dengan electric Precipitator
dihasilkan dari PLTU Mpanau 6 % dari sebelum dibuang ke udara melalui
penggunaan batubara yaitu berkisar 27- cerobong.
30 ton perharinya. Pozolan dapat dipakai
sebagai bahan tambahan atau sebagai
pengganti sebagian semen portland.
2. Tinjauan Pustaka Bila dipakai sebagai pengganti
Abu terbang adalah bagian sebagian semen portland umumnya
dari sisa pembakaran batu bara pada berkisar antara 10% - 35% berat semen
boiler pembangkit listrik tenaga uap (Tjokrodimulyo, 1996).
yang berbentuk partikel halus dan Dalam SK SNI S-15-1990-F spesifikasi abu
bersifat pozzoland, berarti abu terbang Terbang sebagai bahan tambahan
tersebut dapat bereaksi dengan kapur untuk campuran beton disebutkan ada
pada suhu kamar (24°C - 27°C) dengan 3 jenis abu terbang, yaitu :
adanya media air membentuk senyawa a. Abu terbang kelas F, adalah abu
yang bersifat mengikat. Dengan sifat terbang yang dihasilkan dari
pozzolan tersebut abu terbang pembakaran batubara, jenis antrasit
mempunyai prospek untuk digunakan pada suhu 1560°C.
berbagai keperluan bangunan. Abu b. Abu terbang kelas N, adalah hasil
bahan anorganik sisa pembakaran kalsinasi dari pozolan alam seperti
batubara dan terbentuk dari perubahan tanah diatonoce, shale (serpih), tuft,
bahan mineral karena proses dan batu apung.
pembakaran. Pada pembakaran c. Abu terbang kelas C adalah abu
batubara pada pembangkit tenaga terbang yang dihasilkan dari
listrik terbentuk dua jenis abu yaitu Abu pembakaran limit atau batubara
terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom dengan kadar karbon ± 60 %. Abu
ash). Partikel abu yang terbawa gas terbang ini mempunyai sifat pozolan
buang disebut abu terbang, sedangkan dan sifat seperti semen dengan
abu yang tertinggal dan dikeluarkan kadar kapur di atas 10 %.
dari bawah tungku disebut abu dasar.

Gambar 1. Sampel Abu Terbang

2
Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli
(I Wayan Suarnita)

2.1 Sifat-sifat Abu terbang ini dapat diketahui dari daya ikat
• Warna yang dihasilkan apabila dicampur
dengan kapur. Kehalusan butiran abu
Abu terbang berwarna abu-abu,
terbang mempunyai pengaruh pada
bervariasi dari abu-abu muda sampai
sifat pozolan, makin halus makin baik
abu-abu tua. Makin muda warnanya
sifat pozolannya.
sifat pozolannya makin baik. Warna
hitam yang sering timbul disebabkan • Kepadatan (density)
karena adanya karbon yang dapat Kepadatan abu terbang bervariasi,
mempengaruhi mutu abu terbang. tergantung pada besar butir dan
hilang pijarnya. Biasanya berkisar
• Komposisi
antara 2,43 gr/cc sampai 3 gr/cc.
Unsur pokok abu terbang adalah
Luas permukaan spesifik rata-rata 225
silikon dioksida SiO2 (30% - 60%),
m2/kg - 300 m2/kg. Ukuran butiran
aluminium oksida Al2O3 (15% - 30%),
yang kecil kadang-kadang terselip
karbon dalam bentuk batu bara yang
dalam butiran yang besar yang
tidak terbakar (bervariasi hingga 30%),
mempunyai fraksi lebih besar dari 300
kalsium oksida CaO (1% - 7%) dan
μm.
sejumlah kecil magnesium oksida
MgO dan sulfur trioksida SO3. • Hilang pijar
Hilang pijar menentukan sifat pozolan
• Sifat Pozolan
abu terbang. Apabila hilang pijar 10%
Sifat pozolan adalah sifat bahan yang
- 20% berarti kadar oksida kurang,
dalam keadaan halus dapat bereaksi
sehingga daya ikatnya kurang, yang
dengan kapur padam aktif dan air
berarti sifat pozolannya kurang.
pada suhu kamar (24°C - 27°C)
membentuk senyawa yang padat • Persyaratan mutu menurut SK SNI S-15-
tidak larut dalam air. Abu terbang 1990-F
mempunyai sifat pozolan seperti Persyaratan kimia dan fisik abu
pada pozolan alam, mempunyai terbang dapat dilihat pada Tabel 1
waktu pengerasan yang lambat. Hal dan Tabel 2.

Tabel 1. Persyaratan Kimia Abu terbang

No Senyawa Kadar (%)

1. Jumlah oksida SiO2 + Fe2O3 minimum 70


2. SO3 maks 5
3. Hilang pijar maks 6
4. Kadar air maks 3
5. Total alkali dihitung sebagai Na3O maks 1,5
Sumber: SNI 03-2460-1991

Tabel 2. Persyaratan Fisik Abu terbang


N0 Senyawa Kadar (%)
1 Kehalusan : 34
Jumlah yang tertinggal dia atas ayakan no. 325
(0,045mm) maks %

3
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 1 - 10

Tabel 2 (lanjutan)
N0 Senyawa Kadar (%)
Indeks keaktifan pozolan :
1) Dengan menggunakan semen portland kuat tekan
75 % KT adukan
2 pada umur 28 hari, minimum
pembanding
2) Dengan menggunakan kapur padam yang aktif,
550
kuat tekan 7 hari, minimum N/m

Kekekalan bentuk pengembangan/penyusutan


3 0,8
dengan autoclave, maksimum %

105 % dari
4 Jumlah air yang digunakan jumlah air untuk
adukan
pembanding
Keseragaman :
Berat jenis dan kehalusan dari contoh uji masing-masing
tidak boleh banyak berbeda dari rata-rata 10
5 benda uji atau dari seluruh benda uji yang jumlahnya
kurang dari 10 buah, maka untuk :
1) berat jenis, perbedaan maksimum dari rata-rata, %
5
2) presentase partikel yang tertinggal pada ayakan
5
no. 325 perbedaan dari rata-rata, %
6 Pertambahan penyusutan karena pengeringan (pada
umur 28 hari maksimum, %) 0,03

Reaktifitas dengan alkali semen : 0,02


7 Pengembangan mortar pada umur 14 hari,
maksimum %
Sumber: SNI 03-2460-1991

2.2 Pengaruh Abu terbang Kegunaan abu terbang


Abu terbang sudah banyak adalah sebagai berikut:
dipakai sebagai bahan bangunan. 1) Untuk pekerjaan beton/bahan
Pemakaian abu terbang sebagai bahan bangunan bersemen :
campuran atau pengganti sebagian - Sebagai bahan tambah untuk
semen porland telah dikenal lama di memperbaiki mutu beton karena
Negara-negara penghasil batubara, mempunyai sifat pozoland,
khususnya untuk pembuatan beton memudahkan pekerjaan beton
massa pada konstruksi bendungan atau juga menambah kekuatan.
beton yang berada di daerah agresif. Di - Sebagai pengganti sebagian
Indonesia semen abu terbang sudah semen sehingga lebih murah pada
dipakai pada bangunan penahan beton, paving block dan lain-lain.
gelombang untuk menahan erosi di - Sebagai bahan pengisi sehingga
tanah Lot-Bali, bangunan tambak beton akan lebih kedap terutama
udang , PLTU Kamojang, Jawa Barat. untuk DAM, bak penampung dan
pipa drainase.

4
Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli
(I Wayan Suarnita)

2) Untuk penggunaan lainnya proses (suhu pembakaran) serta


- Pada pekerjaan jalan sebagai jalan jenis abu batubaranya.
penstabil tanah dan bahan pengisi
di bawah lapisan drainase. Karena abu terbang
- Bahan baku pembuatan agregat mempunyai kandungan utama silikat
ringan dengan proses kalisinasi. dioksida (SiO2) maka pada suhu biasa
- Sebagai bahan pembuat bahan dapat bereaksi secara kimiawi dengan
keramik, pemisah besi, mineral kapur bebas (Ca(OH)2) yang
aluminat dan lain-lain. merupakan hasil sampingan proses
hidrasi antara semen dan air
2.3 Keuntungan dan Kelemahan Abu menghasilkan calcium-silikat-hidrat (C –
Terbang S – H) yang merupakan sumber
kekuatan beton.
Abu terbang yang baik
mutunya memiliki sifat-sifat yang
menguntungkan diantaranya karena 2.4 Kuat Tekan Beton
kehalusan serta bentuknya yang bundar
Kuat tekan beton merupakan
dan tidak porous, menyebabkan abu
gambaran mutu beton, karena
terbang dapat memperbaiki mutu
biasanya kenaikan kuat tekan beton
beton
akan diikuti oleh perbaikan sifat beton
1) Keuntungan pada beton segar:
yang lainnya. Menurut SNI 03-1974-1990
- Memperbaiki sifat pengerjaan
- Mengurangi terjadinya bleeding yang dimaksud dengan kuat tekan
dan segregasi beton adalah besarnya beban
persatuan luas, yang menyebabkan
- Mengurangi jumlah panas hidrasi
benda uji beton hancur bila dibebani
yang terjadi
dengan gaya tertentu, yang dihasilkan
- Mengurangi jumlah air campuran
oleh mesin uji tekan. Pengujian kuat
2) Keuntungan pada beton keras : tekan beton dilakukan dengan cara
- Meningkatkan kerapatan pada memberi gaya tekan aksial secara
beton bertahap terhadap benda uji silinder,
- Menambah daya tahan beton sampai benda uji mengalami Pmak
terhadap serangan agresif (sulfat) keruntuhan. Besarnya kuat tekan beton
- Meningkatkan kekuatan beton dapat dihitung dengan cara membagi
pada jangka panjang beban maksimum pada saat benda uji
hancur dengan luas penampang
3) Kelemahannya adalah : benda uji. Kuat tekan beton tersebut
- Pemakaian abu terbang kurang dapat dicari dengan menggunakan
baik untuk pengerjaan beton Persamaan:
yang memerlukan waktu
pengerasan dan kekuatan awal
yang tinggi karena proses Pmaks
pengerasan dan penambahan f'c =
Ac
kekuatan betonnya agak lambat
yang disebabkan karena
terjadinya reaksi pozoland. Keterangan:
- Pengendalian mutu harus sering f'c = kuat tekan beton, MPa.
dilakukan karena mutu abu Pmaks = beban maksimum, N.
terbang sangat tergantung pada Ac = luas penampang, mm2 .

5
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 1 - 10

kantongan/zak dengan berat


Pmaks masing-masing 50 kg per zak.
2) Air
Air yang akan digunakan adalah air
bersih yang memenuhi persyaratan
untuk campuran beton, yaitu air
yang tersedia di Laboratorium Bahan
dan Beton, Jurusan Teknik Sipil
30 cm Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Palu.
3) Agregat
- Agregat halus
Agregat halus yang akan
digunakan adalah pasir dari
15 cm
sungai Palu.
- Agregat kasar
Agregat kasar yang akan
Gambar 2. Benda Uji Silinder digunakan adalah batu pecah
yang berasal dari Buluri.
4) Abu terbang
3. Metode Penelitian Abu terbang yang akan digunakan
Tahapan-tahapan yang adalah abu terbang dari hasil
dilakukan dalam pelaksanaan limbah PLTU Mpanau Palu.
penelitian ini dapat dikelompokkan Pengambilan abu terbang dilakukan
dalam beberapa tahap, yaitu tahap pada satu lokasi pengambilan yaitu
persiapan bahan penelitian , tahap Hopper. Hopper merupakan
pembuatan benda uji dan tahap bangunan berbentuk kerucut yang
pelaksanaan/pengujian. berfungsi menampung abu terbang
(ukuran partikelnya agak halus)
yang berhasil ditangkap oleh alat
3.1 Penyediaan Bahan Penelitian
precipitator electrik sebelum
Bahan utama yang akan
dimasukkan ke silo abu terbang.
digunakan dalam penelitian untuk
menghasilkan beton normal, yaitu:
3.2 Pembuatan benda uji
1) Semen
Pembuatan benda uji dibuat
Semen yang akan digunakan
variasi, yaitu persentase penambahan
adalah semen portland type I yang
abu terbang, sehingga kebutuhan
terdapat di pasaran Kota Palu
benda uji seperti terlihat pada Tabel 3.
dengan merek dagang Semen Tiga
roda yang terdapat dalam

Tabel 3. Kebutuhan benda uji masing-masing variasi


Perbandingan Jumlah
Nama Umur
Benda Uji
benda uji Semen (%) Abu terbang (%) (hari)
(buah)
B1 100 5 28 5
B2 100 10 28 5

6
Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli
(I Wayan Suarnita)

Tabel 3 (lanjutan)
Perbandingan Jumlah
Nama Umur
Benda Uji
benda uji Semen (%) Abu terbang (%) (hari)
(buah)
B3 100 15 28 5
B4 100 20 28 5
B5 100 25 28 5

Tabel 4. Berat jenis bahan tambah Abu terbang

Jenis Bahan I II Rata-rata Spesifikasi

Abu terbang 2,41 2,43 2,42 -

Tabel 5. Komposisi kimia Abu terbang


No. Unsur kimia
Persentase (%)
Urut abu terbang
1 CaO 3,76
2 SiO2 48,51
3 Al2O3 15,30
4 MgO 2,21
5 Fe2O3 8,68
6 H2O 18,76
7 Na2O 1,05
8 K2O 1,71

Tabel 6. Hasil rancangan komposisi campuran beton


Proporsi campuran tiap 1 m3
Jumlah semen 394,23 kg
Jumlah air 215,22 kg
Jumlah agregat halus 626,34 kg
Jumlah agregat kasar 1164,20 kg
Total 2399.99 kg

4. Hasil Pengujian Komposisi kimia Abu terbang


4.1 Pemeriksaan abu terbang disajikan pada Tabel 5.
• Berat Jenis Abu terbang
Berat jenis abu terbang hasil 4.2 Hasil rancangan campuran beton
pengujian dapat dilihat pada Rancangan komposisi
Tabel 4. campuran beton dihitung berdasarkan
• Kandungan kimia Abu terbang data-data pemeriksaan bahan
penyusun beton dan spesifikasi yang

7
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 1 - 10

diinginkan. Setelah data-data 4.3 Hasil Pengujian Beton


pemeriksaan untuk membuat • Hubungan berat isi beton terhadap
rancangan komposisi campuran beton persentase abu terbang
diperoleh, kemudian dilakukan Dari hasil pemeriksaan berat isi beton
perhitungan rancangan campuran untuk masing-masing komposisi
dengan menggunakan metode SNI 03- campuran beton diperoleh berat isi
3449-1994. Hasil perhitungan rancangan beton rata-rata adalah seperti terlihat
komposisi campuran beton untuk tiap dalam Tabel 7, Gambar 3.
m3 disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 7. Hasil Pengujian Berat Isi Beton


Kode Umur Berat Isi
Bentuk Benda
No Benda (hari) rata-rata
Uji
Uji (gr/cm²)
1 BN Silinder 28 2,4251
2 B1 Silinder 28 2,4222
3 B2 Silinder 28 2,4163
4 B3 Silinder 28 2,4123
5 B4 Silinder 28 2,4085
6 B5 Silinder 28 2,4052

Gambar 3. Grafik hubungan berat isi beton terhadap variasi abu


terbang sebagai bahan tambah

8
Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli
(I Wayan Suarnita)

Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin • Hasil pengujian Kuat Tekan Beton
besar kadar abu terbang yang Pengujian kuat tekan beton dilakukan
digunakan pada campuran beton, terhadap benda uji silinder beton
maka semakin rendah berat isi dari dengan menggunakan mesin uji
beton tersebut. Untuk beton normal tekan Compression Machine dengan
berat isi rata-rata yang dihasilkan penambahan beban antara 2 sampai
sebesar 2.4251 gr/cm², pengujian 4 kN/cm2 perdetik. Pengujian kuat
berat isi beton dengan penggunaan tekan beton dilakukan setelah beton
abu terbang sebagai bahan tambah mencapai umur 28 hari dengan
untuk variasi 5 %, 10 %, 15 %, 20 % dan pengurangan sebagian semen dan
25 % berat isi rata-rata yang dihasilkan tanpa pengurangan semen dengan
antara 2,4222 gr/cm², 2,4163 gr/cm², variasi abu terbang (5%, 10%, 15%,
2,4123 gr/cm², 2,4085 gr/cm² hingga 20%, dan 25%). Hasil uji kuat tekan
2,4052 gr/cm². Hal ini disebabkan beton normal dan beton dengan
karena abu terbang memiliki berat penggunaan abu terbang sebagai
jenis yang rendah dibandingkan berat bahan tambah.
jenis semen.

Tabel 8. Hasil pengujian kuat tekan beton normal dan beton dengan penggunaan
abu terbang sebagai bahan tambah pada umur 28 hari
No Kode Kuat Tekan
Bentuk benda uji Satuan
Benda uji Benda Uji Rata-Rata
1 BN Silinder MPa 32,2718
2 B1 Silinder MPa 33,9137
3 B2 Silinder MPa 35,3291
4 B3 Silinder MPa 36,1783
5 B4 Silinder MPa 36,8011
6 B5 Silinder MPa 37,2541

Gambar 4. Grafik hubungan antara kuat tekan beton normal dan


beton dengan penggunaan abu terbang tanpa
pengurangan semen

9
Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 1 - 10

Hasil dari pengujian kuat tekan rata- terbang, sehingga kuat tekan beton
rata beton normal dan beton dengan maksimum belum tercapai.
penggunaan abu terbang sebagai
bahan tambah disajikan dalam Tabel
8, dan Gambar 4. 6. Daftar Pustaka
Dari hasil pengujian kuat tekan beton Departemen Pekerjaan Umum, SK SNI T-
rata-rata umur 28 hari, diperoleh untuk 15-1990-03 Tata cara
beton normal dan beton dengan Pembuatan Rencana
penambahan abu terbang sebesar Campuran Beton Normal,
5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari berat Jakarta.
semen adalah sebesar 32,2718 MPa,
Departemen Pekerjaan Umum, SK SNI-
33,9137 MPa, 35,3291 MPa, 36,1783
03-2460-1991 Spesifikasi Abu
MPa, 36,8011 MPa dan 37,2541 MPa
Terbang Sebagai Bahan
atau mengalami peningkatan dari
Tambah, Jakarta.
beton normal antara 5,088%, 9,473%,
12,103%, 14,034% hingga 15,437%. Marzuki, P.F dan Jogaswara, E, Potensi
Dari Gambar 4, terlihat bahwa Semen Alternatif dengan bahan
semakin besar kadar abu terbang Dasar Kapur Padalarang dan Fly
yang digunakan semakin tinggi nilai ash Suralaya untuk Konstruksi
kuat tekan yang dihasilkan. Hal ini Ruma Sederhana,
disebabkan karena dengan Mulyono, Tri, 2004, Teknologi Beton, edisi
menambahkan abu terbang ke I, Penerbit ANDI, Yogyakarta
dalam semen sebagai bahan
tambah dan tanpa mengurangi Murdock, L.J., dan Brook, K.M., 1999,
proporsi semen akan meningkatkan Bahan dan Praktek Beton, Edisi
unsur pengikat dalam semen yaitu Keempat, Penerbit Erlangga,
silika (SiO2) sehingga kuat tekan yang Jakarta.
dihasilkan meningkat.
Tjokrodimuljo, KI., 1996, Teknologi Beton,
Biro Penerbit Yogyakarta 1996.
http://anitahilma.wordpress.com/2008/0
5. Kesimpulan
7/10/abu-terbang-batubara-
Berdasarkan hasil pengujian sebagai-adsorben/, diakses
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Desember 2008
berikut :
a. Penggunaan abu terbang sebagai http://www.baungcamp.com/?articles&
bahan tambah pada umur 28 hari post=Manfaat_Abu_Batubara,
dengan variasi 5 % menghasilkan diakses Desember 2008
kuat tekan rata-rata sebesar 33,9137
www.majarikanayakan.com, diakses
MPa, variasi 10 % 35,3291 MPa,
Desember 2008
variasi 15 % 36,1783 MPa, variasi 20 %
36,8011 MPa dan variasi 25 % 37,2541 www.PT Pusaka Jaya Palu Power.com,
MPa. Atau mengalami peningkatan diakses Desember 2008
kuat tekan terhadap beton normal.
b. Pada penelitian ini penggunaan abu
terbang sebagai bahan tambah nilai
kuat tekan yang dihasilkan
mengalami peningkatan seiring
dengan bertambahnya proporsi abu

10

Anda mungkin juga menyukai