Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

PERAN ASAM FOLAT DALAM FUNGSI REPRODUKSI


WANITA

Pembimbing :
dr. Ismu Setyo Djatmiko, Sp.OG

Oleh :
Laurenca Lunarizky 2015 – 061 – 093
Marcia Kumala 2015 – 061 – 095
Evan Mahendra 2015 – 061 - 097
Caroline Claudia 2015 – 061 – 098
Betharia Susi 2015 – 061 – 099
Nathaniel Herlambang 2015 – 061 – 100

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KEBIDANAN


& PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA
RSUD R. SYAMSUDIN SH
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam folat sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh pada masa pembelahan dan
pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan asam folat untuk memproduksi
sel darah merah dan mencegah anemia. Manfaat asam folat untuk ibu hamil sangat banyak.
Terutama bagi sang bayi yang dikandungnya. Asam folat penting dikonsumsi pada trimester
pertama masa kehamilan. Pada masa ini, asam folat berperan pada perkembangan tabung
saraf. Tabung saraf ini berperan untuk mengoptimalkan fungsi sumsum tulang belakang dan
otak pada calon bayi. Hal ini bermanfaat untuk mencegah bayi lahir cacat. Kecacatan bayi,
antara lain anencephaly dan spina bifida. Kecacatan tersebut dapat berdampak pada
kecacatan seumur hidup ataupun kematian sebelum atau sesudah kelahiran.1
Asam folat merupakan vitamin B yang diperlukan untuk membentuk sel baru. Setelah
konsepsi, asam folat membantu mengembangkan sel saraf dan otak janin. Konsumsi asam
folat yang cukup pada minggu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan
(periode kritis) dapat mengurangi risiko kelainan susunan saraf pada bayi. 2
Centers for Disease Control and Prevention melaporkan hampir 300.000 bayi lahir
dengan kelainan karena defisiensi asam folat. Kelainan yan paling sering Neural Tube
Defects (NTD). NTD adalah semacam cacat bawaan pada saraf sumsum tulang belakang di
mana pembuluh saraf tidak dapat menutup dengan sempurna. Namun dengan mengkonsumsi
asam folat pada masa kehamilan ditemukan bahwa banyak penurunan angka penderita NTD
dari sekitar 150.000-210.000 pada negara berkembang. CDC merekomendasikan agar wanita
hamil mengkonsumsi suplemen asam folat minimal 400 mcg/hari selama masa kehamilannya
guna menurunkan risiko kecacatan bayi. Konsumsi asam folat dalam jumlah konsisten dari
sumber makanan sulit dilakukan. Asam folat didapat dari makanan yang dikonsumsi seperti
sayuran hijau. Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat
dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil. Sekitar 24-60% wanita, baik di negara
berkembang maupun di negara maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan
asam folat di dalam makanan sehari-hari mereka tidak mencukupi kebutuhan. 3
Di Indonesia memang belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita NTD.
Namun setiap bulan, dari 300 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM), janin 3 pasien diantaranya terbukti menderita NTD. Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 adalah 34/1000 kelahiran hidup,
sedangkan di Sumatera Utara adalah 46/1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian
bayi adalah karena ibu kurang mengonsumsi asam folat selama kehamilannya.4

1.2 Rumusan Masalah


Apa sajakah peran asam folat bagi fungsi reproduksi wanita?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui peran asam folat bagi fungsi reproduksi wanita.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui mekanisme sintesis asam folat beserta sumber
makanan yang kaya akan asam folat.
2. Untuk mengetahui manfaat asam folat secara umum dan hal – hal yang
ditimbulkan apabila terjadi defisiensi asam folat.
3. Untuk mengetahui peran asam folat bagi fertilitas wanita.
4. Untuk mengetahui peran asam folat bagi ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Folat


Asam folat (folic acid, folate, folacin, vitamin B9, vitamin B C, pteroyl-L-glutamic
acid, pteroyl-L-glutamate, pteroylmonoglutamic acid) adalah vitamin yang larut air. Asam
folat merupakan senyawa induk dari sekumpulan senyawa yang secara umum disebut folat.
Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM) 441. Molekul asam folat terdiri dari tiga gugus
yaitu pteridin, suatu cincin yang mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic
acid (PABA) dan asam glutamat. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat,
sehingga membutuhkan asupan dari makanan. Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai
fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homosistein. Vitamin ini terutama
penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa
memerlukan asam folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Folat
dan asam folat mendapatkan namanya dari kata latin folium (daun). 5

Gambar 1. Asam Folat6

2.1.1 Sumber Asam Folat7


Asam folat dapat ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan,
terutama sebagai poliglutamat dalam bentuk metil atau formil tereduksi. Sumber
utama asam folat berasal dari sayuran hijau, hati, biji-bijian, kuning telur, gandum,
susu, produk fermentasi dan produk-produk sereal yang difortifikasi asam folat.
Sumber-sumber yang paling kaya akan asam folat adalah ragi, hati, ginjal, sayur-
sayuran berwarna hijau, kembang asam folat merupakan senyawa induk dari
sekumpulan senyawa yang secara umum disebut folat. Walaupun banyak bahan
makanan yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam
air, sering kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena proses
memasak. Contoh sayuran dan buah yang mengandung asam folat tinggi antara lain
yaitu bayam, asparagus, alpukat, brokoli, telur, bit merah, seledri, selada, jagung,
psang, jeruk, tomat, alpukat, dan lain lain.

2.1.2 Metabolisme Asam Folat 5,6


Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk poliglutamat.
Setelah memasuki sel dengan bantuan reseptor folat maka asam folat diubah dalam
bentuk aktif yaitu tetrahydrofolate yang nantinya terlibat dalam transfer atom karbon
yang digunakan untuk mensintesis nukleotida atau, melalui konversi homosistein
menjadi metionin, untuk metilasi dari berbagai substrat. Proses ini diatur oleh banyak
molekul, termasuk enzim dan vitamin selain asam folat (misalnya, vitamin B6 dan
B12).
Aktivitas beberapa enzim, seperti metionin sintase, dipengaruhi oleh enzim
lain, seperti methionine synthase reductase. Enzim dan faktor-faktor yang mungkin
penting dalam pengembangan neural tube seperti 5, 10-Methyilenetetrahydrofolate
reductase, methyl transferase, cyctathionine β-sinthase vitamin B6. Sebagian besar
asam folat dari makanan masuk dalam bentuk poliglutamat.
Absorpsi terjadi sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum
proksimal dan 50-80% di antaranya dibawa ke hati dan sumsum tulang. Folat
diekskresi melalui empedu dan urin. Di mukosa usus halus, poliglutamat dari
makanan akan dihidrolisis oleh enzim pteroil poliglutamathidrolase menjadi
monoglutamat yang kemudian mengalami reduksi/ metilasi sempurna menjadi 5 metil
tetrahidrofolat (5-metil THF). Metil THF masuk ke dalam sel dan mengalami
demetilasi dan konjugasi. Dengan bantuan enzim metil transferase, 5-metil THF akan
melepaskan gugus metilnya menjadi tetrahidrofolat (THF). Terjadilah regenerasi
tetrahydrofolate melalui reduksi dihydrofolate yang dikatalisis enzim dihydrofolat
reductase. Tetrahydrofolat (THF) yang diproduksi tersebut akan mengubah kofaktor
N5-N10 methyltetrahydrofolate melalui kerja serine transhydroxymethylase sehingga
memungkinkan untuk melanjutkan proses sintesi dTMP. Siklus ini sering disebut
sebagai siklus sintesis Dtmp.
Senyawa N5-methyltetrahydrofolate diperlukan untuk mengkonversi
homosistein menjadi metionin. Gagalnya sintesis N5-methyltetrahydrofolate berakibat
pada peningkatan konsentrasi serum homosistein. Dari data sumber terdapat korelasi
positif antara homosistein serum yang meningat dengan penyakit-penyakit vaskular
oklusif seperti jantung iskemik dan stroke. Oleh karena itu suplementasi asam folat
bermanfaat untuk memperbaiki satus folat dan mengurangi prevalensi
hiperhomosisteinemia

Gambar 2. Metabolisme asam folat 6

2.1.3 Defisiensi Asam Folat


Defisiensi asam folat adalah kondisi saat tubuh seseorang kekurangan asupan
asam folat. Penyebab defisiensi asam folat ialah sebagai berikut : 8
1. Diet yang inadekuat: bayi dan anak-anak, orang tua, pemanasan, kemiskinan.
2. Malabsorpsi: tropical sprue, blind loop syndrome, steatorrhea, malabsorpsi
folat kongenital, reseksi jejunum, Crohn’s disease.
3. Peningkatan kebutuhan: kehamilan, laktasi prematuritas, anemia hemolitik,
keganasan, inflamasi kronik, hipertiroidisme.
4. Obat-obatan: fenitoin, primidon, fenobarbital, kontrasepsi oral, methotrexate.
5. Defisiensi enzim bawaan: dihidrofolat reduktase, 5-metil THF transferase.
6. Lain-lain: alkoholisme, penyakit hati. Defisiensi asam folat apabila kadar
asam folat di bawah normal yaitu folat serum < 3 ng/ml dan folat entrosit<
130 mg/ml.
Kondisi defisiensi asam folat sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh terlebih
untuk kesehatan ibu dan janin pada ibu hamil. Status gizi merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan pada masa kehamilan, karena status diet dan nutrisi ibu hamil
mempunyai dampak langsung pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan
dilahirkan. Asam folat (vitamin B9) sangat penting bagi anda selama kehamilan,
kekurangan asam folat dapat mengakibatkan anemia. Kekurangan asam folat pada
kehamilan akan menyebabkan neural tube defect atau kecacatan pada otak dan
sumsum tulang belakang janin yang pembentukannya terjadi pada minggu ke-3
sampai minggu ke-4 kehamilan. Asam folat juga bermanfaat untuk produksi sel darah
merah sehingga mencegah anemia megaloblastik. Tambahan asam folat sangat
diperlukan untuk janin kembar, spina bifida mungkin bisa dicegah jika calon ibu
minum 0,4 mg asam folat sehari ini disarankan untuk semua wanita hamil khususnya
mereka yang pernah melahirkan bayi dengan spina bifida. Kekurangan asam folat
pada ibu hamil berdasarkan penelitian bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada
bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami kecacatan pada otak dan sumsum tulang
belakang. Sering kalau para ibu tidak menyadari dirinya kekurangan asam folat
karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan. 8,9,10
Kekurangan asam folat terutama menyebabkan gangguan metabolism DNA,
akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel-sel yang cepat membelah, seperti
sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina dan
serviks rahim, kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan menyebabkan
anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah (glositis) dan
8
gangguan saluran cerna. Menurut WHO kejadian cacat bawaan fisik di Amerika
Serikat (AS) 1,32 per 1.000 kelahiran salah satunya karena kekurangan asam folat.
Kekurangan asam folat menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi lahir
dengan berat badan rendah, down syndrome, keguguran dan anencephaly. Bayi
mengalami kelainan pembuluh darah rusaknya endokel pipa yang melapisi pembuluh
sarah menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya. Kelainan lainnya adalah
bayi mengalami gangguan air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan
emosi tinggi. Pada anak perempuan saat dewasa tidak mengalami menstruasi. Pada
ibu hamil kekurangan asam folat menyebabkan meningkatnya resiko anemia,
sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu, dan pucat.
Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintetis
DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Tubuh memerlukan asam folat 50
mcg/hari. Pada keadaan infeksi, kehamilan, laktasi/menyusui, anemia hemolitik, serta
tumor ganas, kebutuhan asam folat meningkat sampai 300 – 400 mcg/hari, bahkan
lebih. 8,10
Pada fase awal pertumbuhan dari janin, sintesa asam nukleat dan protein
berada pada periode puncak, karena itu kebutuhan ibu meningkat secara cepat. Jika
asam folat tidak cukup maka sintesa asam nukleat akan dihambat dan sel tidak
sanggup membentuk DNA sehingga terjadi gangguan proses metilasi protein, lemak
dan myelin, serta penimbunan homosistein. Kekurangan asam folat juga dapat
menyebabkan antara lain homocysteinemia, graying of hair,anemia, NTD, fatigue,
insomnia, memory problems/dementia, depression, apathy dan terosklerosis.
Penutupan tabung saraf pada janin berlangsung pada 4 minggu pertama kehamilan,
dan keadaan hamil ini sering tidak/belum disadari, oleh karena itu sangatlah penting
bagi seorang wanita untuk mengkonsumsi asam folat sebelum terjadinya kehamilan.10

2.2. Pengaruh Asam Folat terhadap Fertilitas11


Defisiensi primer dari asam folat dapat menyebabkan peningkatan konsistensi
homosistein total (tHcy) yang dapat memperburuk kualitas oosit, fertilisasi, implantasi,
embriogenesis, dan akibatnya terhadap fetus. Selama masa prekonsepsi dan folikulogenesis,
kebutuhan akan asam folat akan meningkat. Setelah terjadinya fertilisasi, blastokista akan
mengalami demetilisasi, yang selanjutnya diikuti oleh metilisasi gen-gen. Berdasarkan
Boxmeer et al, mereka menunjukkan bahwa suplementasi asam folat secara signifkan dapat
meningkatkan kadar asam folat dan menurunkan konsentrasi tHcy. Berdasarkan Szymanski
W et al, yang meneliti hubungan antara homosistein dan cairan folikel, ditemukan bahwa
cairan folikular memang mengandung homosistein, dan terdapat hubungan yang signifikan
antara homosistein yang ada di cairan folikular dengan tingkat kematangan oosit. Oosit yang
terpapar dengan konsentrasi homosistein yang rendah ternyata malah memiliki kualitas yang
lebih baik dan tingkat kematangan yang lebih tinggi. Suplementasi asam folat disini berperan
untuk menghilangkan kadar homosistein di cairan folikular maupun di serum, sehingga
diperoleh kualitas dan kematangan oosit yang lebih baik.
Asam folat juga dikatakan dapat meningkatkan kadar hormon progesteron dan
menurunkan risiko anovulasi, seperti yang diteliti oleh Gaskins et al. Pada penelitian tersebut
didapatkan bahwa wanita yang lebih banyak mengkonsumsi suplementasi asam folat
memiliki kadar progesteron pada fase luteal yang 16% lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita yang mengkonsumsi suplementasi asam folat dengan jumlah yang sedikit. Pada
penelitian ini ditemukan juga bahwa pada wanita yang mengkonsumsi suplementasi asam
folat yang lebih banyak, risiko anovulasi cenderung berkurang. Hal ini sesuai dengan logika
bahwa asam folat akan meningkatkan kadar hormon progesteron yang akibatnya juga akan
meningkatkan kesempatan ovulasi sehingga menurunkan kesempatan terjadinya anovulasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Westphal et al. juga mendapatkan hasil yang sama dimana
pada penelitian in terjadi peningkatan kadar progesteron pada fase mid-luteal dan
peningkatan rate kehamilan pada wanita yang mengkonsumsi suplemen asam folat dibanding
dengan wanita yang tidak mengkonsumsi suplemen tersebut.
Selain berguna untuk kualitas dan kematangan oosit serta peningkatan hormon
porgesteron, asam folat juga ternyata berfungsi untuk proses implantasi dan keberlangsungan
kehamilan. Asam folat memiliki peranan penting dalam pembentukan DNA dan modifikasi
epigenetik. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa suplementasi asam folat
prekonsepsional menghasilkan perbaikan kualitas embrio dan kesempatan untuk hamil, dan
juga menurunkan risiko infertilitas ovulatorik.

2.3 Asam Folat dalam Kehamilan12,13


Asam folat penting untuk mencegah defek pembentukan tabung neural pada masa pre
konsepsi dan peri konsepsi. Defek pembentukan tabung neural terjadi dari awal konsepsi
sampai 4 minggu setelah terjadinya konsepsi. Defek tabung neural yang paling sering adalah
anensefali dan spina bifida yang dapat menyebabkan kematian dan paralisis parsial maupun
total.
Penelitian yang dilakukan di tujuh negara menemukan bahwa suplementasi asam folat
sebanyak 4 mg/ hari sebelum konsepsi memiliki efek protektif terhadap kejadian defek
tabung neural sebesar 72%. Mekanisme proteksi asam folat terhadap defek tabung neural
sendiri belum ditemukan. Suplementasi asam folat penting diberikan pada wanita usia subur
sebelum terjadi konsepsi, karena seringkali saat kehamilan disadari, sudah terlambat bagi
asam folat untuk memberikan efek protektif.
Lembaga Kesehatan di Inggris merekomendasikan suplementasi asam folat bagi
wanita usia subur yang mungkin akan hamil, sebesar 0,4 mg/ hari sampai usia kehamilan 12
minggu dan mengkonsumsi makanan tinggi asam folat (sayuran hijau, jeruk, daging, kacang,
dll). Wanita hamil yang belum mengonsumsi suplemen asam folat harus diberikan asam folat
secepatnya hingga usia gestasi 12 minggu. Wanita dengan riwayat keluarga defek tabung
neural direkomendasikan mengonsumsi suplemen asam folat dengan dosis lebih tinggi yaitu
5 mg/ hari hingga usia kehamilan 12 minggu.
2.3.1 Asupan Asam Folat
Manusia sepenuhnya tergantung pada sumber makanan atau suplemen untuk
asupan folat. Rekomendasi harian asam folat bagi wanita hamil adalah 0,4 mg/ hari.
Sumber makanan utama yang kaya folat termasuk kacang- kacangan, sayuran hijau,
dan sereal yang difortifikasi folat. Makanan lain dari dengan kandungan folat rendah
seperti jus jeruk dan roti tawar juga merupakan kontributor penting untuk asupan folat
karena sering dikonsumsi. Tablet multivitamin memiliki kandungan folat tinggi dan
bioavailabilitas yang lebih besar.
Terdapat penelitian yang dilakukan Cuskelly dkk, yang meneliti kadar folat
dalam darah pada wanita yang diberikan tambahan asupan folat dengan 3 cara, yaitu
konsumsi tablet suplemen asam folat; konsumsi makanan yang difortifikasi asam
folat; dan konsumsi makanan yang kaya folat secara alamiah. Hasilnya didapatkan
bahwa setelah 3 bulan, terjadi kenaikan kadar folat dalam darah pada kelompok tablet
suplemen dan kelompok makanan fortifikasi. Faktor perilaku seperti merokok,
konsumsi alkohol, dan kontrasepsi oral diasosiasikan dengan kadar folat yang rendah.

Gambar 3. Kadaar Asam Folat dalam Makanan

2.3.2 Metabolisme Folat


Folat sangat penting untuk perkembangan janin. Folat berperan penting
sebagai kofaktor bagi banyak reaksi seluler penting yang diperlukan untuk
pembelahan sel karena perannya dalam sintesis DNA. Folat juga substrat untuk
berbagai reaksi untuk metabolisme beberapa asam amino. Gangguan sintesis DNA
menimbulkan pembelah sel yang abnormal. Sel yang aktif membelah, seperti pada
sistem hematopoietik adalah sistem yang paling rentan terhadap gangguan dalam
sintesis DNA. Maka, salah satu manifestasi klinis awal defisiensi asam folat adalah
hipersegmentasi neutrofil, diikuti dengan produksi sel megablastik dari sum-sum
tulang, sel darah makrositik, dan akhirnya anemia makrositik. Berikutnya, terjadi
kelainan pembelahan sel epitel dan sel gonad.
Janin mengalami perkembangan dan pembelahan sel yang tinggi dan
berkelanjutan. Maka kebutuhan asam folat meningkat saat terjadi pertumbuhan
jaringan yang cepat. Selama kehamilan, proses yang membutuhkan asupan folat
adalah peningkatan jumlah sel darah marah, pembesaran uterus, dan pertumbuhan
plasenta dan janin.
Efek metabolik dari defisiensi asam folat adalah peningkatan homosistein.
Hiperhomosisteinemia terjadi saat terjadi kekurangan asupan konsumsi asam folat.
Mutasi gen C667T untuk koding enzim metilenetetrahidrofolat reduktase ditemukan
berhubungan dengan defek tabung neural dan spina bifida, dan mungkin berhubungan
dengan aspek perkembangan janin yang lain. Diestimasikan ¼ dari defek tabung
neural disebabkan oleh mutasi gen C667T.
Selama kehamilan, asupan folat dari diet dan mutasi gen dapat mempengaruhi
kadar folat darah dan menyebabkan gangguan pembelahan sel pada janin dan
plasenta. Sehingga berakibat pada peningkatan risiko abortus spontan, kelahiran
prematur, atau IUGR. Sebaliknya, asupan folat yang berlimpah pada ibu dan bayi
dapat mendukung pertumbuhan janin, meningkatkan berat badan lahir, dan
meningkatkan durasi gestasi.

2.3.3 Asam Folat dan Kehamilan


Penelitian oleh Brian Hibbard mengusulkan bahwa deteksi anemia
megaloblastik pada usia kehamilan trimester 2 dan 3 dapat mendeteksi defek
metabolisme folat. Hibbard memberikan hipotesis tentang defisiensi folat absolut dan
relatif selama kehamilan. Defisiensi folat absolut disebabkan oleh asupan folat yang
kurang dari diet, sedangkan defisiensi folat relatif disebabkan defek metabolik dari
utilisasi folat.
Didapatkan bahwa pada wanita hamil dengan defisiensi folat, risiko abruptio
plasenta meningkat sebanyak 4x dan risiko abortus spontan meningkat hingga 5x.
Komplikasi lain seperti berat badan lahir rendah, perdarahan antepartum, kelainan
kongenital, dan kematian perinatal juga meningkat pada wanita hamil dengan
defisiensi folat.

2.3.4 Abortus Spontan dan Kematian Janin


Penelitian yang dilakukan pada tikus menemukan bahwa defisiensi folat
berat meningkatkan risiko kematian janin, sedangkan defisiensi folat sedang
menyebabkan berat badan lahir rendah pada tikus. Kadar homosistein
menggambarkan asupan folat atau defek pada metabolisme folat. Konsentrasi
homosistein ditemukan meningkat secara signifikan pada wanita yang melahirkan
bayi dengan defek tabung neural. Sekitar setengah dari kehamilan pada wanita dengan
homosisteinuria herediter berakhir dengen kematian janin. Konsentrasi homosistein
yang tinggi dapat menjadi penanda untuk meningkatnya risiko kelainan
perkembangan janin.
Penelitian yang dilakukan Wouters dkk menemukan bahwa lebih dari 20%
dari wanita dengan abortus habitualis mengalami hiperhomosisteinemia,
dibandingkan dengan 7% dari subjek kontrol. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Czeizel dan Hook menemukan bahwa wanita yang diberi suplemem multivitamin dan
asam folat mengalami peningkatan dalam diagnosa kehamilan jika dibandingkan
dengan wanita yang tidak diberi suplemen. Czeizel dan Hook berhipotesis bahwa
suplemen asam folat mencegah abortus spontan sehingga kehamilan dipertahankan
cukup lama sampai diagnosis kehamilan dibuat.

2.3.5 Komplikasi Kehamilan


Penelitian oleh Hibbard menemukan bahwa defisiensi asam folat
meningkatkan risiko abruptio plasenta, peneliti lain menemukan bahwa mutasi gen
C667T berhubungan dengan peningkatan risiko preeklamsia pada wanita Jepang.
Hiperhomosisteinemia diasosiasikan dengan dengan hipertensi dalam kehamilan dan
abruptio plasenta, yang merupakan faktor risiko untuk IUGR dan kelahiran preterm.
Penelitian oleh Leeda dkk menguji 207 pasien dengan riwayat preeklamsia
atau IUGR untuk hiperhomosisteinemia. 17% pasien yang positif
hiperhomosisteinemia diberikan suplementasi asam folat dan vitamin B6. 14 wanita
mengalami kehamilan lagi, dan jika dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya,
terjadi peningkatan berat badan lahir sebanyak 1800 gram dan peningkatan usia
gestasi hingga 7,2 minggu. Namun, penelitian ini tidak memiliki grup kontrol, maka
penyebab dari hasil penelitian ini masih tidak bisa dipisahkan dengan faktor perancu.
Pengaruh defisiensi asam folat terhadap pembentukan defek tabung neural
pertama kali dikemukakan pada tahun 1960an. Defek tabung neural yang dapat
bermanifestasi sebagai, anensefali, ensefalokel, spina bifida, terjadi pada 1.5/1000
kelahiran akibat kekurangan asam folat. Mekanisme bagaimana terjadinya defek
tabung neural atau bagaimana peran asam folat dalam mencegah kelainan kongenital
sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui. Salah satu teori yang dikemukakan
dalam terjadinya defek tabung neural adalah terjadinya mutasi gen 5, 10
methylenetetrahydrofolate reduktase, perbedaan gen insulin-like growth factor 2, dan
hiperhomosisteinemia atau efek langsung pada epitel neural pada embrio yang terjadi
pada kehamilan dengan defisiensi asam folat.
Defisiensi asam folat juga berkaitan dengan kelainan kongenital seperti cleft
lip, cleft palate, kelainan jantung, dan kelainan ekstremitas. Defisiensi asam folat juga
dapat menyebabkan anemia megaloblastik, yang dikarakteristikan dengan sel darah
merah yang berukuran besar dan imatur pada hapusan darah tepi. Gejala utama
termasuk, mudah lelah, dan kehilangan nafsu makan. Jika anemia bertambah parah,
maka gejala seperti sesak nafas, kelelahan, sakit kepala, gangguan gastroinstestinal,
dan palpitasi dapat terjadi. Anemia megaloblastik dapat menjadi fatal jika tidak segera
ditangani.

2.3.6 Pengaruh terhadap Berat Badan Lahir dan Usia Gestasi


Peran asam folat dalam sintesis DNA dan replikasi sel dapat memberi
pernyataan bahwa asam folat dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan fetus dan usia
gestasi. Defisiensi folat juga dapat mempengaruhi pertumbuhan konsepsi, eritropoesis
maternal, pertumbuhan uterus, dan kelenjar mammae, dan pertumbuhan plasenta.
Asupan folat yang rendah baik dari suplementasi maupun dari pola makan
berhubungan dengan karakteristik maternal yang mencerminkan status gizi yang
kurang, termasuk asupan energi yang kurang, kurangnya peningkatan berat badan
selama kehamilan, dan tingginya angka anemia defisiensi besi saat memulai
pelayanan antenatal. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat serum folat
dengan asupan yang kaya akan folat, dimana dalam sebuah studi Camden yang
melibatkan 832 wanita, asupan folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko
terjadinya berat badan lahir bayi rendah dan kelahiran prematur setelah faktor lain
seperti usia maternal, ras, suku, merokok, kenaikan berat badan selama kehamilan dan
asupan nutrisi mikronutrien lainnya dikendalikan.
Banyak studi-studi observasional mengemukakan bahwa asupan folat yang
baik memiliki efek dalam peningkatan berat badan bayi lahir, dan usia gestasi.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Cloherty JP, Stark A, Eichenwald E. Manual of neonatal care. 2014


2. Wilson D.r, et. Al. Pre-conception Folic Acid and Multivitamin Supplementation for
the Primary and Secondary Prevention of Neural Tube Defects and Other Folic Acid-
Sensitive Congenital Anomalies; 2015
3. CDC. Plan ahead folic acid can help prevent certain birth defects; Jan 2017
4. Kemenkes RI; Profil Kesehatan Indonesia 2014
5. Murray R.K., Granner, D.K., & Rodwell, V.W. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta:
Buku kedokteran EGC, 2009
6. Balion, C.; Kapur, B.M. Folate. Clinical utility of serum and red blood cell analysis.
Clin. Lab. News 2011, 37, 8–10.

7. Dietitians of Canada, Food sources of folate acid-sheet, Canada;2016


www.dietitians.ca

8. WHO, Daily Iron and Folic Acid Supplementation In Pregnant Women, 2012
9. Yasmin N, The Relationship between Folic Acid and Risk of Autism Spectrum
Disorders, 2014

10. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. Folic Acid Deficiency. In: Williams
Obstetrics. 24st Ed, The Mc Graw-Hill Companies. New York : 2014
11. Prasad A. The role of folic acid in promoting reproductive health and pregnancy
outomes. 2014.
12. Scholl T, Johnson W. Folic acid : influence on the outcome of pregnancy. Am Soc
Clin Nutr. 2000;71:129 5S-30 3S.
13. Talaulikar V, Arulkumaran S. Folic acid in pregnancy. Elsevier Ltd. 2013;23(9):286

Anda mungkin juga menyukai