Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES INDUSTRI KIMIA

PEMBUATAN TAWAS

Dibuat Oleh :

Fransisca Annatasya

116022

Akademi Kimia Industri Santo Paulus Semarang

Semarang

2017
Nama : Fransisca Annatasya

Judul Praktikum : Pembuatan Tawas

Tanggal Praktikum : 13 November – 14 November 2017

A. Tujuan :
1. Dapat mengetahui dengan benar bahan dan karakteristik produk
pembuatan tawas
2. Dapat mengetahui tahap pembuatan tawas dengan benar
B. Dasar Teori
Aluminium sulfat [Al2(SO4)3] atau yang lebih dikenal dengan tawas
merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam
industri pengolahan air. Alumunium adalah logam putih, liat, dan dapat
ditempa. Bubuknya berwarna abu – abu yang lebur pada 669°C. Asam nitrat
pekat membuat logam menjadi pasif. Alumunium sulfat membentuk garam
– garam rangkap dengan sulfat dari kation – kation monovalen dengan
bentuk kristal yang menarik, yang disebut tawas / alum (Vogel, G Shelva:
1985).Industri yang menggunakan aluminium sulfat dianta- ra- nya adalah
industri kertas, industri kulit, industri batik, industri tekstil, industri
kosmetik dan industri bahan pemadam api.
Kaolin merupakan salah satu jenis tanah liat yang bersifat menyerap air,
yang merupakan hasil pelapukan dan diskomposisi batuan beku dan batuan
metamorf yang komplek akan aluminium silika. Kaolin merupakan
lempung yang berkualitas tinggi, warna putih keabu-abuan dan ditemukan
sebagai endapan sedimenter.
Beberapa uji coba menyatakan konversi aluminium terlarut yang terbaik
pada reaksi antara kaolin dan asam sulfat diperoleh sebesar 82% yaitu pada
kondisi reaksi dengan temperatur 180oC selama 90 menit, dan putaran
pengaduk 350 rpm. Derajat keasaman (pH) produk aluminium sulfat yang
dihasilkan sebesar 3,2.
C. Alat dan Bahan
I. Alat
 Beaker glass
 Erlenmeyer
 Pipet tetes
 Cawan porselen
 Neraca analitis
 Gelas ukur
 Bunsen
 Kassa asbes
 Tripot
 Selang gas
 Corong
 Kertas saring
 Pengaduk
II. Bahan
 Aquades
 Kaolin
 H2SO4
D. Prosedur Kerja
1. Menimbang kaolin dan menghitung kebutuhan H2SO4
2. Melarutkan kaolin dengan aquades hingga terbentuk seperti bubur
3. Membuat H2SO4 encer
4. Menambahkan H2SO4 encer kedalam bubur kaolin sedikit demi sedikit
lalu diaduk dan sambil dipanaskan
5. Diaduk hingga homogen dan ditambah air
6. Mengecek pH
7. Pemanasan dihentikan saat reaksi berhenti dan mencapai pH 3
8. Menyaring untuk memisahkan filtrat dari residu
9. Filtrat dijenuhkan pada suhu tertentu
10. Disaring, ditimbang
E. Diagram Alir
Kaolin H2SO4 encer

Reaktor Pemanasan Pengecekan pH

Aquadest
Aquadest
Kristal Tawas

Pendinginan Penjenuhan Filtrasi

F. Perhitungan
Basis berat kaolin : 14,35 gram
Asumsi kaolin lebi banyak menggandum Al2O3
Reaksi : Al2O3 + 3H2SO4 + 15H2O → Al(SO4)3.18H2O
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 14,35 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol Al2O3 dianggap 100 % : = 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,1407 gmol
𝐵𝑀 102 ⁄𝑔𝑚𝑜𝑙

3
mol H2SO4 : x 0,1407 gmol = 0,4221 gmol (100 %)
1
100 𝑔𝑟𝑎𝑚
Real H2SO4 95 % : x 0,4221 gmol x 98 ⁄𝑔𝑚𝑜𝑙 = 43,543 gram
95
43,543 gram
Volume H2SO4 95 % : gram⁄ = 23,665 cc
1,84 cc
Akan dibuat H2SO4 30 % dari 95 %
Berat1 x Kadar1 = Berat2 x Kadar2
43,543 gram x 0,95 = Berat2 x 0,45
Berat2 = 91,92 gram
Volume air yang ditambahkan : 91,92 gram – 43,543 gram = 48,38 gram
= 48,4 cc
15 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa H2O untuk melarutkan kaolin : 1 x 0,1407 gmol x 18 ⁄𝑔𝑚𝑜𝑙

= 37,989 gram
= 38 cc
𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa teoritis AlSO4.7H2O = 0,1407 gmol x 666,7 ⁄𝑔𝑚𝑜𝑙

= 93,81 gram
Massa praktek AlSO4.7H2O = -
Rendemen = -
G. Data Pengamatan
Wujud Berat Rendemen
- - -
H. Pembahasan
Dalam pembuatan tawas ini menggunakan bahan dasar kaolin, asam sulfat
dan air. Dengan cara melarutkan antara kaolin dan air hingga tercampur
dengan dengan homogen dan terbentuk slury, setelah itu ditambahkan asam
sulfat encer, penambahan ini dilakukan sedikit demi sedikit hingga
tercampur homogen. Jika sudah tecampur merata ditambahkan air dalam
pemanasannya, pH dicek setiap 1 jam sekali adalah sudah naik menjadi pH
3 jika tidak berubah tetap dipanaskan dan ditambahkan air. Pemanasn
dihentikan jika pH sudah naik menjadi 3. Dalam prakteknya saat dicek ph
awalnya adalah 0, setelah 1 jam ph dicek menjadi 1, setelah menjadi agak
jenu lagi ph menjadi 0 kembali, proses ini membutukan waktu yang lama,
oleh karena itu disaring dan dijenuhkan sampai larutan berkurang banyak,
lalu didiamkan satu malam dan disaring akan menghasilan kristal tawas.
Namun setelah disaring tidak menghasilkan kristal tawas hal ini
dikarenakan penjenuhan yang kurang maksimal dan penambahan asam
sulfat yang kurang sehingga kaolin belum seluruhnya bereaksi.
I. Simpulan
Dari praktikum pembuatan tawas ini, tidak didapatkan tawas yang diingin
kan, sehingga tidak dapat mengetahui bentuk akhirnya.
J. Daftar Pustaka
Ismayanda, MH. 2011. Produksi Aluminium Sulfat dari Kaolin dan Asam
Sulfat Dalam Reaktor Berpengaduk Menggunakan Proses Kering.
http://www.jurnal.unsyiah.ax.id/index.php/RKL/artikeldownload/
245/231&ved=0ahUKEwjuk4P6jbr. Diakes tanggal 19 Desember
2017
Vogel, G Shelva. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Semarang, 20 Desember 2017

Pembimbing Praktikan

Ir. Ronny Windu S., MT. Fransisca Annatasya

Anda mungkin juga menyukai