Pankreas Merupakan Sebuah Organ Eksokrin dan Endokrin
Pankreas, organ yang terletak di rongga kiri atas abdomen, memiliki fungsi utama sebagai kelenjar eksokrin yang mensekresikan enzim-enzim pencernaan seperti amilase, lipase, dan tripsinogen. Fungsi kedua ialah sebagai kelenjar endokrin yang mensekresikan hormon pankreas, dua diantaranya ialah insulin dan glukagon. Hormon pankreas berfungsi untuk meregulasi gula darah,yakni glucagon untuk menginduksi gluconeogenesis dan glikogenolisis sedangkan insulin dikeluarkan saat gula dalam darah tinggi. Lajur Persinyalan Sekresi Insulin Sel endokrin bekerja berdasarkan stimuli dari luar, disebut juga eksositosis yang dependen terhadap stimuli.insulin dalam pancreas disimpan dalam bentuk granula Salah satu stimuli adalah peningkatan gula darah setelah makan yang akan mengaktifkan transporter GLUT2 untuk memasukkan glukosa ke sel β pankreas dan selanjutnya masuk ke siklus glikolisis untuk membentuk ATP. Peningkatan rasio ATP/ADP akan menutup kanal KATP sehingga terjadi depolarisasi membran diikuti dengan pembukaan kanal VDC. Peningkatan kalsium intraselular mengakibatkan pelepasan insulin dari granula insulin. Molekul utama yang memediasi fusi dari granula insulin adalan SNAP-25, syntaxin1, dan synaptobrevin 2 yang tergabung dalam kelompok SNARE.bersama dengan SM protein, mereka membentuk kompleks SNARE. Untuk menginisiasi fusi, synaptobrevin 2 akan terlebih dulu melakukan fusi dengan SNARE yang terdapat pada membrane sel target. Selain peran dari SNARE kompleks, dibutuhkan sensor kalsium untuk inisiasi fusi dari membrane, yang dibantu oleh synaptotagmin untuk melakukan proses eksositosis yang dependen terhadap kalsium. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Sekresi Hormon Pankreas Selain menginduksi pengeluaran insulin, glukosa juga dapat meningkatkan laju pengeluaran insulin melalui rangkaian metabolisme-cAMP yakni rangkaian kaskade yang mengaktivasi protein kinase A kemudian meningkatkan jumlah granula insulin yang sensitif terhadap kalsium. Hormone GLP-1 yang disekresi oleh sel L dan hormone GIP yang disekresi oelh sel K melalui ransangan digesti dari glukosa, fruktosa, asam amino, dan asam lemak, juga meningkatkan potensi pengeluaran insulin melalui mekanisme efek inkretin. Ketika GLP1 dan GIP terikat ke reseptor masing-masing, terjadi perubahan konformasi pada struktur reseptor yang diikuti oleh perubahan guanosin difosfat menjadi guanosin trifosfat dan G5αsubunit reseptor. Subunit ini akan menstimulasi jalur sinyal cAMP. Selain itu GLP1 dapat berperan dalam kanal VDC yang akan meningkatkan potensi pelepasan insulin. Asam lemak bebas juga dapat memodulasi pelepasan insulin melalui interaksi ikatan asam lemak bebas rantai panjang dengan rangkaian reseptor asam lemak bebas-protein G di sel β-pankreas. Rangkaian ini akan mengaktivasi phospholipase C yang akan bekerja dengan hasil akhir pelepasan kalsium ke sitosol untuk menstimulasi sekresi insulin. Sementara itu, asam lemak bebas rantai pendek dan hormone norepinefrin yang dikeluarkan saat stress akan menghambat pengeluaran insulin melalui hambatan terhadap kanal kalsium. Keterkaitan Antara Pulau-Pulau Pankreas dan Organ Lain Pancreas memiliki banyak persyarafan simpatis maupun parasimpatis. Otak memiliki reseptor insulin yang tersebar luas di seluruh area termausk hipotalamus, korteks serebri, serebelum, dan hipokampus. Adanya lesi pada regio otak dapat mempengaruhi sekresi insulin oleh pancreas, contohnya kerusakan pada hipotalamus ventromedial menyebabkan hipersekresi, sekresi glucagon dimodulasi oleh factor neutropik dari hipotalamus, dan sistem melanocortin dapat menurunkan level insulin basal melalui stimulasi saraf simpatetik. NPY juga dapat menghambat pengeluaran insulin dan berkurangnya efek NPY akan meningkatkan sekresi insulin basal, insulin prandial, serta peningkatan ukuran islet. Efek inhibisi oleh NPY ini dependen terhadap Gβγ- dan kalsium. Berikutnya ada melanin concentrating hormone, VIP,PACAP, dan gastrin releasing peptide yang dapat menstimulasi insulin. Mereka menstimulasi pengeluaran insulin melalui berbagai macam jalur seperti extracellular signal-regulated kinase (ERK)/Akt dan modulasi influks kalsium, cAMP, PI3K signaling, PI3K/PKC signaling, dan mobilisasi kalsium dari rongga intraselular. Satu lagi pengaturan insulin oleh otak tanpa peranan kadar glukosa yang disebut dengan respon insulin fase sefalik. Respon ini penting untuk menjaga kadar insulin postprandial. Mekanisme yang mendasari adalah mekanisme kolinergik dan nonkolinergik. Keterkaitan kedua dijalin oleh islet pankreas dengan liver. Liver merupakan organ utama bagi proses glikolisis dan glikogenolisis/gluconeogenesis. Glikogenolisis adalah proses yang mengakibatkan pelepasan fosfat dan glukosa bebas. PGC1 yang diaktivasi melalui gluconeogenesis hepatic, Bersama dengan HNF4, menginduksi transkripsi dari phosphoenolpyruvate carboxykinase, diikuti dengan reverse glikolisis, yaksi inhibisi terhadap glikolisis berkelanjutan dan menghasilkan rpoduksi glukosa alih-alih piruvat. Dalam hal ini, inaktivasi glikogen sintase hepatis oleh PKA menurunkan sintesis glikogen dan meningkatkan kadar glukosa hepatis. Insulin sebaliknya menstimulasi glikolisis melalui ekspresi gen glucokinase hepatis yang berperan dalam konversi glukosa menjadi glukosa6P. Melalui jalur PI3K, insulin akan mengaktivasi glikogen sintase. Selain insulin dan glucagon dalam liver, HNF1α dapat menutup sekresi insulin melalui respon terhadap kalsium intraselular. Hepatokinasi betatrofin (TD26), RIFL, lipasin, atau ANGPTL 8 merupakan factor yang menstimuli proliferasi sel β, namun tidak pada manusia, dan sejauh ini hal tersbut masih dalam penelitian. Keterkaitan berikutnya merupakan keterkatian antara pancreas dengan saluran cerna. Usus mengeluarkan hormone saat terdapat nutrisi di dalamnya, melipusi GLP1 dan GIP. Kedua hormon ini menstimulasi respon pancreas terhadap kadar nutrisi yang diserap untuk mengeluarkan insulin. Selain incretin, ada pula dekretin yang disekresi pada saat puasa untuk menekan pelepasan insulin, disekresikan pada lumen gastrointestinal, disebut limostatin dan neuromedin U. neuromedin U akan berikatan dengan reseptor yang disekresikan oleh pancreas untuk menekan pengeluaran insulin. Hormone lain yang berperan adalah gastin dan kolesistokinin yang meningkatkan pertumbuhan islet, menginduksi proliferasi precursor sel ductular, dan neogenesis sel β. CCK juga berperan dalam potensiasi sekresi insulin basal maupun yang terinduksi oleh glukosa dan asam amino dalam tubuh. Insulin juga diregulasi oleh keterkaitan antara jaringan adiposa dan otot melalui reseptor GLUT4. Adipokin dan miokin memodulasi pengeluaran insulin melalui hormone leptin yang disekresikan oleh jaringan adiposa. Reseptor leptin terletak di nucleus arkuata hipotalamus untuk meregulasi asupan makan pada manusia, juga pada islet pancreas dimana stimulasi leptin akan menurunkan sekresi insulin melalui aktivasi kanal K ATP. Adipokin lain juga berperan dalam menekan sekresi insulin dalam potensi dan mekanisme yang berbeda-beda.. Modulasi Sekresi Insulin Sebagai Terapi Terhadap Diabetes Dengan diketahuinya mekanisme regulasi pancreas terhadap insulin, kini telah dikembangkan berbagai macam obat yang bekerja pada pancreas sebagai terapi terhadap DMtipe2. Sulfonylurea (SU), sekalipun tidak mentargetkan pancreas atau sekresi insulin secara spesifik, menurunkan absorbsi glukosa di intestinal dan meningkatkan sensitivitas insulin. SU merupakan salah satu obat awal terhadap DMtipe2. SU bekerja dengan cara berikatan dengan SU reseptor pada kanal KATP yang akan menyebabkan inaktivasi dari kanal tersebut. Kelompok pengobatan lain disebut dengan incretin mimetic yang terdiri dari GLP1 dan GIP. Pada terapi diabetes, obat ini berfokus sebagai reseptor antagonis. GLP1 menginduksi kaskade sinyal yang meningkatkan potensi sekresi insulin. Metformin merupakan obat yang paling banyak dipakai sebagai lini pertama pengobatan diabetes. Metformin disebut insulin sensitizer karena menurunkan pengeluaran glukosa hepatic dan juga meningkatkan pengambilan glukosa ke jaringan perifer dengan cara aktivasi AMPK α2. Metformin juga membantu penurunan berat badan dengan cara menurunkan asupan makanan. Metformin dapat bekerja pada fungsi sel β untuk meningkatkan ekspresi gen insulin. Selain metformin, obat lain yang mningkatkan sensitivitas insulin adalah thiazolidinedione, yang bekerja dengan melibatkan aktivasi PPARγ untuk menginduksi lipogenesis dan mengurangi asam lemak bebas dari peredaran darah. Pioglitazone juga mencegah apoptosis dengan menurunkan ekspresi gen penginduksi apoptosis. Inhibitor α-glukosidase seperti acarbose menurunkan pemecahan pati menjadi glukosa di usus halus dan menurunkan bioavailabilitasnya, menyebabkan penurunan glukosa yang masuk ke peredaran darah. Selain itu juga dapat menurunkan tekanan darah, membantu penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin dan kadar trigliserida, dan menurunkan ukuran sel β dalam rangka menunda kejadian diabetes.