Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Adil

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kata keadilan berasal dari

kata dasar ”adil”, mempunyai arti kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan

yang tidak berat sebelah. Sehingga keadilan mengandung pengertian

sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak dan tidak

sewenang-wenang.

Menurut (W.J.S. Poerwodarminto,2000) kata adil berarti tidak berat

sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang dan tidak memihak.

Menurut (Drs. Kahar Masyhur,2003) memberikan defenisi tentang adil

adalah (1). Adil ialah meletakkan sesuatu pada tempatnya (2). Adil adalah

menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang lain tanpa kurang

(3). Adil adalah memberikan hak setiap yang berhak secara lengkap tanpa

lebih tanpa kurang antara sesama yang berhak, dalam keadaan yang sama

dan penghukuman orang jahat atau yang melanggar hukum sesuai dengan

kesalahan dan pelanggarannya.

Banyak ahli mencoba memberikan pendapat tentang kata “adil” atau

keadilan. Berikut ini beberapa pengertian keadilan menurut para ahli :

1. Plato, menurutnya keadilan hanya dapat ada di dalam hukum dan

perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli yang khusus

memikirkan hal itu.Untuk istilah keadilan ini Plato menggunakan


kata yunani”Dikaiosune” yang berarti lebih luas, yaitu mencakup

moralitas individual dan sosial. Penjelasan tentang tema keadilan

diberi ilustrasi dengan pengalaman saudagar kaya bernama

Cephalus. Saudagar ini menekankan bahwa keuntungan besar akan

didapat jika kita melakukan tindakan tidak berbohong dan curang.

Adil menyangkut relasi manusia dengan yang lain.

2. Aristoteles, adalah seorang filosof pertama kali yang merumuskan

arti keadilan. Ia mengatakan bahwa keadilan adalah memberikan

kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, fiat jutitia bereat

mundus. Selanjutnya dia membagi keadilan dibagi menjadi dua

bentuk yaitu:Pertama, keadilan distributif, adalah keadilan yang

ditentukan oleh pembuat undang-undang, distribusinya memuat jasa,

hak, dan kebaikan bagi anggota-anggota masyarakat menurut prinsip

kesamaan proporsional. Kedua, keadilan korektif, yaitu keadilan

yang menjamin, mengawasi dan memelihara distribusi ini melawan

serangan-serangan ilegal. Fungsi korektif keadilan pada prinsipnya

diatur oleh hakim dan menstabilkan kembali status quo dengan cara

mengembalikan milik korban yang bersangkutan atau dengan cara

mengganti rugi atas miliknya yang hilang atau kata lainnya keadilan

distributif adalah keadilan berdasarkan besarnya jasa yang diberikan,

sedangkan keadilan korektif adalah keadilan berdasarkan persamaan

hak tanpa melihat besarnya jasa yang diberikan.


3. Hans Kelsen, menurutnya keadilan tentu saja juga digunakan dalam

hukum, dari segi kecocokan dengan hukum positif-terutama

kecocokan dengan undang-undang. Ia menggangap sesuatu yang adil

hanya mengungkapkan nilai kecocokan relative dengan sebuah

norma “adil” hanya kata lain dari “benar”.

4. Jhon Rawls, Konsep keadilan menurut rawls, ialah suatu upaya

untuk mentesiskan paham liberalisme dan sosialisme. Sehingga

secara konseptual rawls menjelaskan keadilan sebagai fairness, yang

mengandung asas-asas, “bahwa orang-orang yang merdeka dan

rasional yang berkehendak untuk mengembangkan kepentingan-

kepentingannya hendaknya memperoleh suatu kedudukan yang sama

pada saat akan memulainya dan itu merupakan syarat yang

fundamental bagi mereka untuk memasuki perhimpuan yang mereka

hendaki.

5. Soekanto, menyebut dua kutub citra keadilan yang harus melekat

dalam setiap tindakan yang hendak dikatakan sebagai tindakan adil.

Pertama, Naminem Laedere, yakni "jangan merugikan orang lain",

secara luas azas ini berarti " Apa yang anda tidak ingin alami,

janganlah menyebabkan orang lain mengalaminya". Kedua, Suum

Cuique Tribuere, yakni "bertindaklah sebanding". Secara luas azas

ini berarti "Apa yang boleh anda dapat, biarkanlah orang lain

berusaha mendapatkannya". Azas pertama merupakan sendi equality

yang ditujukan kepada umum sebagai azas pergaulan hidup.


Sedangkan azas kedua merupakan azas equity yang diarahkan pada

penyamaan apa yang tidak berbeda dan membedakan apa yang

memang tidak sama.

6. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan

sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 ,

serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan

kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni

dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan

berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa Indonesia hak

tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks

pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral

tetapi meliputi ideologi, EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk

menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam

kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

7. Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan

sesuatu kepada setiap anggota masyarakat sesuai dengan haknya

yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat sebelah atau tidak

memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban,

mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan

tetap menurut peraturan yang telah ditetapkan. Keadilan merupakan

nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi berbagai

aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat.


Keadilan tidak hanya menjadi idaman setiap insan bahkan kitab suci

umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan risalah samawi.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

adil adalah memberikan sesuatu kepada seseorang sesuai dengan hak yang

harus diperoleh tanpa diminta dengan tidak berat sebelah atau tidak

memihak kepada salah satu pihak serta mengetahui hak dan kewajiban,

mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap

menurut peraturan yang telah ditetapkan.

B. Jenis-jenis Adil

1. Keadilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang

memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi

bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang

merupakan hak seseorang).

Contoh:

a. Adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B

sejumlah yang mereka sepakati, sebab si B telah menerima barang

yang ia pesan dari si A.

b. Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap

orang, maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan

melanggar hak dan tidak adil.


2. Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang

memberikan kepada masing-masing orang apa yang menjadi haknya

berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan

kecakapan, jasa atau kebutuhan. Contoh Adil kalau si A mendapatkan

promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya

selama ini.

3. Keadilan Legal(iustitia Legalis) yaitu keadilan berdasarkan Undang-

Undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan

bersama.

Contoh:

a. Adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas

b. Adil bila polisi lalulintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai

UU yang berlaku.

4. Keadilan Vindikatif(iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan

kepada masing-masing orang hukuman atau denda sesuai dengan

pelanggaran atau kejahatannya.

Contoh:

a. Adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan

korupsinya sangat besar.

b. Tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri

sebuah semangka dihukum berat.


5. Keadilan Kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan

kepada masing-masing orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta

sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang kehidupan.

Contoh:

a. Adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis,

bersyair sesuai dengan kreatifitasnya.

b. Tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena

syairnya berisi kritikkan terhadap pemerintah.

6. Keadilan Protektif(iustitia protective) adalah keadilan yang memberikan

perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindakan yang sewenang-wenang

pihak lain.

7. Keadilan Sosial menurut Franz Magnis Suseno , keadilan social adalah

keadilan yang pelaksanaannya tergantung dari struktur proses ekonomi,

politik, social, budaya dan ideologis dalam masyarakat. Maka struktur

social adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan social. Keadilan

social tidak hanya menyangkut upaya penegakkan keadilan-keadilan

tersebut melainkan masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan hidup

yang wajar bagi masyarakat.

C. Indikator Motivasi Adil

Indikator dari motivasi adil antara lain sebagai berikut:

1. Bersikap jujur.

2. Tidak memihak salah satu pihak.


3. Suka berbagi(dalam hal yang bersifat positif).

4. Rasa toleransi terhadap sesama yang tinggi.

5. Tanggung jawab yang tinggi.

6. Bijaksana dalam melakukan perbuatan.

7. Memiliki sifat keikhlasan yang tinggi.

8. Homogen dalam memilih teman.

9. Taat pada peraturan yang berlaku.

10. Dapat menerima pendapat orang lain.

11. Dapat berkerjasama dengan orang lain(dalam hal yang positif).

12. Memiliki rasa saling menghormati orang lain.

D. Angket Adil

QUESIONER MATEMATIKA

Nama :

Kelas :

Petunjuk Umum :

Berilah tanda cek list (√) pada kolom sebelah kanan untuk pilihan jawaban
anda !

No. Pertanyaan SS S TS STS Ket.


1 Saya menyukai cara SS :Sangat
mengajar guru matematika Setuju
saat menyampaikan materi
2 Saya berteman berdasarkan S : Setuju
suku saya anut.
3 Saya suka belajar bersama TS : Tidak
diluar jam sekolah Setuju
4 Saya suka menolong teman
yang dapat mendapatkan STS : Sangat
kesulitan. Tidak
Saya tidak mengerjakan Setuju
5
tugas tepat waktu.
Saya melakukan
musyawarah bersama
6
teman sebelum mengambil
keputusan.
Saya meminjamkan buku
7
kepada teman saya.
Saya berteman hanya
8
dengan orang yang pintar.
Saya selalu terlambat
9
kesekolah.
Saya suka menyalin tugas
10
teman.
Saya suka membuat
11 kegaduhan saat guru
menerangkan materi.
Saya suka bekerjasama
12
dengan teman dekat.
Saya tidak mudah berputus
13
asa.
Saya selalu piket
14 berdasarkan jadwal yang
ditetapkan.
Saya mengembalikan buku
15 yang saya pinjam dengan
tepat waktu.
Saya berbagi tugas saat
16 mendapat pekerjaan
kelompok dari guru saya.
Saya berteman hanya
17 dengan yang satu agama
dengan saya.
Saya suka mengejek teman
18
saya.
Saya suka melihat teman
19
saya saat tertimpa musibah.
Saya menghormati saat
20
teman saya beribadah.

Anda mungkin juga menyukai