Kasus
An.T 1 tahun dirawat diruang anak RS Gombong dengan diagnosa medik
Bronkopneumonia. Hari ini adalah hari pertama perawatannya. Ibu klien
mengatatakan klien batuk berdahak kurang lebih satu bulan yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik di dapatkan data pasien tampak pucat, lemah, BB 8 kg, Tb 50
cm, auskultasi paru bunyi ronchi dan terdapat sekret di lobus medial dektra dan
sinistra, terdapat otot bantu pernafasan. TD tdak diukur, N 90 x/menit, T 38,5
celsius, RR : 35 x/menit. Dari riwayat sebelumnya An. T serring batuk pilek di
usia 1 tahun 5x batuk pilek, panas.
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Pengkaji :
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : An Si
Umur : 5 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
BB : 5,1 kg
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny ZL
Umur : 32 tahun
Hubungan : Ibu Kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan ankanya sesak dan malas minum ASI, pencetus
mgkn pilek dan kadang-kadang batuk, muntah 4x, diare bercampur
lendir5x/hri 2 hari yang lalu.
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV : N:90x/menit,S:38,5⁰C,RR:35x/menit
2. data: pasien tampak pucat, lemah, BB : 8 kg,TB : 50cm, auskultasi paru :
ronkhi dan terdapat secret di lobus medial deksta dan sinistra, terdapat otot bantu
pernapasan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Ditemukan lekositosis (15.000 – 40.000/mm3). Normal lekosit 4.000 –
10.000/mm3.
b. Pembiakan sputum terdapat sel polimononuklear (pmN) diplococcus gram
positif berbentuk lancet.
2. Radiologi
Terdapat bayangan kesuraman yang homogen pada satu lobus/lebih dan terlihat
konsolidasi pada satu lobus/lebih , serta bercak infiltrat pada satu lobus/lebih.
3. Analisa Gas Darah
PH : .... (7,35 – 7,45)
PO2 : .... (80 – 104 mmHg)
PCO2 : .... (35 – 45 mmHg)
HCO3 : ....
F. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
Ds
1. Ibu pasien Obstruksi jalan nafas Ketidak
mengatakan klien efektifan
batuk berdahak bersihan jalan
sejak ± I bulan nafas
yang lalu.
2. Usia 1 tahun
batuk pilek sudah
5x.
DO
1. Auskultasi paru:
ronkhi
2. Terdapat secret
di lobus medial
dextra dan sinistra.
3. Pasien tampak
pucat dan lemah.
4. TTV: N 90
x/menit, RR
35x/menit,
S 38,5 C.
DO
1. Terdapat otot
bantu pernapasan.
2. RR : 35x/mnt.
Pasien tampak
pucat dan lemah.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan adanya penumpukan
lendir pada jalan nafas, yang ditandai dengan klien batuk, pilek, sesak nafas,
bunyi nafas grok-grok, pernafasan cuping hidung, terdapat suara ronchi basah,
adanya retraksi intercostae, frekuensi pernafasan 52 kali/menit, pada hasil
labororium pH 7,337, PCO2 29,1, PO2 67,2 dan HCO3 15,4, denyut nadi 138
kali/menit.
2. Peningkatan suhu tubuh (Hiperthermia) berhubungan dengan invasi dari
bakteri, yang ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh 38,5 0C, badan
panas, klien rewel, denyut nadi 90 kali/menit, frekuensi pernafasan 35 kali/menit,
dan terdapat sekret di lobus medial dektra dan sinistra
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplay O2 dan kebutuhan, yang ditandai dengan klien sesak nafas, rewel, tidak
ada respon di saat diajak bermain, nampak malas, nampak kelemahan dan hanya
tiduran di tempat tidur, terpasang O2 2 liter/menit.
H. Intervensi
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan adanya
penumpukan lendir pada jalan nafas.
a. Tujuan : Jalan nafas klien kembali efektif dan pernafasan normal dalam
jangka waktu 1 x 1 jam.
b. Kriteria hasil :
1) Ibu klien mengatakan sesak dan batuk anaknya berkurang
2) Pergerakan dada sesuai dengan tarikan nafas
3) Tidak ada retraksi intercostae
4) Secara bertahap suara abnormal pernafasan (ronchi, stidor) menghilang
5) Frekuensi pernafasan 26-30 kali/menit.
c. Rencana tindakan :
1) Lakukan pendekatan pada keluarga secara therapiutic
R : Pendekatan pada keluarga secara therapiutic dapat menciptakan hubungan
yang baik.
2) Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada
R : Pernafasan dangkal dan cepat, gerakan dada yang tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada.
3) Berikan posisi semi fowler dan bantal yang ringan diatas abdomen untuk
menambah ekspirasi.
R : Dengan posisi semi fowler akan meningkatkan ekspansi paru dalam
pengambilan oksigen
4) Berikan nebulizer selama 15 menit
R : Pemberian neulizer dengan uap hangat berfungsi untuk menghangatkan dan
melembabkan mucosa pada jalan nafas sehingga lendir menjadi encer.
5) Berikan oksigen (O2) sesuai advis dokter
R : Oksigenasi dapat membantu pemenuhan kebutuhan jaringan.
6) Berikan hidrasi peroral dan perenatal secara adekuat bila memungkinkan
sesuai advis
R : Dengan pemberian hidrasi peroral atau penenteral secara adekuat akan
mempengaruhi pengenceran dari pergerakan lendir sehingga mudah untuk
dikeluarkan.
7) Observasi tanda-tanda vital (rr, nadi, suhu)
R : Observasi merupakan langkah untuk mengetahui adanya perubahan dan untuk
menentukan langkah perawatan selanjutnya.
8) Kolaborasi dengan dokter terutama dalam pemberian pengobatan yaitu
antibiotik (Ampicilin, Kemicetine) dan Kortokosteroid (Dexamethason).
R : Kolaborasi merupakan fungsi interdependen dari perawat. Dan pemberian
obat seperti antibiotika berfungsi untuk membunuh microorganisme penyebab.
Obat anti inflasi untuk menyembuhkan peradangan pada organ tubuh.
I. Implementasi
Melakukan apa yang telah dirancanakan. Pada setiap dilakukan asuhan
keperawatan yang merupakan realisasi dari rencana tindakan yang telah
dilakukan dan telah ditentukan dan pelaksanaan ini dapat sesuai dengan
perencanaan atau dapat menyimpang dari rencana semula. Hal ini tergantung
pada kondisi dari klien.
(H. Lismidar. 1990. Hal 60).
J. Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dan menerapkan kegiatan
yang dilakukan dengan sengaja secara terus menerus dengan melibatkan klien,
perawat, keluarga dan anggota tim lainnya.