Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah
Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah
A. Masalah utama
Harga diri rendah.
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.Gangguan harga diri
rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dari harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana
Keliat, 1999). Dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
dapat diekpresikan secara langsung dan tak langsung.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan (Cowsisend, 1998).
Scholtz dan Videback (1998 mengemukakan bahwa ganggua harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.
D. POHON MASALAH
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
Rasa bersalah
Adanya penolakan
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika
diajak bercakap-cakap
Core Problem
Berduka disfungsional
Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Tindakan :
Tindakan :
Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional
http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-jiwa-harga-diri-rendah-hdr.html
A. MASALAH UTAMA
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir
namun dipelajari.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara
sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan
stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat
dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan :
pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
D. POHON MASALAH
↓
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Core problem
↓
Berduka disfungsional
1. Masalah keperawatan :
a. Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
Tindakan :
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
Tindakan :
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.ht
ml
A. DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana
Keliat, 1998).
B. Rentang HDR
Rentang harga diri rendah :
1. Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2. Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai
dengan kenyataan.
3. Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai
keinginan.
4. Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat
kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5. Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih
karena orang lain.
Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :
a) Konsep diri posistif
b) Gambaran diri yang tepat dan positif
c) Ideal diri yang realistis
d) Harga diri yang tinggi
e) Penampilan diri yang memuaskan
f) Identitas yang jelas
C. FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
1. Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus
sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh
KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat
atau sakit atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
2. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar
mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari
luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
D. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic.
Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial
yang berubah
E. Faktor Presipitasi
1. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5. Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan
dan perawatan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda
sebagai berikut :
Produktivitas menurun.
Mengukur diri sendiri dan orang lain.
Destructif pada orang lain.
Gangguan dalam berhubungan.
Perasaan tidak mampu.
Rasa bersalah.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
Pandangan hidup yang pesimis.
Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang bertentangan.
Penolakan terhadap kemampuan personal.
Destruktif terhadap diri sendiri.
Menolak diri secara sosial.
Penyalahgunaan obat.
Menarik diri dan realitas.
Khawatir.
H. Masalah Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : HDR
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
5. Kerusakan komunikasi
DS :
- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :
- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal
Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan.
I. Rencana Keperawatan
Diagnosa : Harga Diri Rendah (HDR).
Tujuan umum :
Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau
menyetujui.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang
diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan
bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki
oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu
mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap
aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian
yang realistic.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek –
aspek.
Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah
pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai
dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas kebersihan klien.
Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional :
Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan
merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga
berinteraksi
dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien
sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga
timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa
hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa
dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan
menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah
perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih
aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri,
memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan
aktivitas tersebut.
Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan
memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga
tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam
penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke
masyarakat.
Hasil yang diharapkan :
Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem
pendukung).
Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang
realistis.
J. Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
1. Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b) Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR).
c) Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d) Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4) Utamakan memberi nilai yang realitas.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
4 minggu. - Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas
disini
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif
yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10
menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri,
memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak
mau bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas
tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan
positif yang mas miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki
yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang aja mas?
5. Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang
klien memberi senyum.
b) Diagnosa keperawatan
HDR
c) Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d) Tindakan keperawatan
1) Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem
pendukung yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?
Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini
?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat
berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Harga Diri Rendah (HDR)
a. Definisi
Keperawatan adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang
terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses Association) mendefinisikan
keperawatan mental dan psikiatrik sebagai : “Suatu bidang spesialisasi praktik
keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya”.
Gangguan harga diri sendiri sebagi evaluasi diri dan perasaan-prasaan
tentang diri atau kemampuan diri negatif, yang dapat di eksperikan secara langsung
maupun tidak langsung.
Klien gangguan jiwa kronis mempunyai harga diri yang rendah khususnya
dalam hal identitas dan prilaku. Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk
mengatasi kekurangnnya, tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari
kegagalan (takut gagal) dan tidak berani mencapai sukses.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-
cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagl mencapai keinginan.
e. Tujuan Keperawatan
1. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya
2. Pasien tidak mengalami ditress
3. Pasien tidak memperlihatkan perasaan curiga terhadap lingkungannya
4. Pasien mampu melakukan hubungan interpersonal yang baik
5. Pasien mampu mengontrol prilaku marah
6. Pasien mampu mengembalikan gairah seksualnya
7. Pasien tidak lagi putus ada
8. Pasien tidak melakukan prilakukekrasan
2. Sebab-sebab kejiwaan/psikologis
Bermacam pengalaman, frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami
akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifat-sifatnya di kemudian hari.
3. Sebab-sebab budaya/kultural
Kebudayaan secara tehnis adalah ide atau tingkah laku yang dapat di lihat
maupun tidak dapat terlihat. Faktor budaya menentukan “warna” gejala-gejala,
disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang
misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan itu.
Bebrapa faktor-faktor lebudayaan tersebut :
a. Cara-cara membesarkan anak
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang
tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin
bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi
penurut yang berlebihan.
b. Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan satu dengan yang lain
: antara masa lalu dengan sekarang sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
c. Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan yang ada
Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan
nayangan-bayangan yang menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin
jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.
d. Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi
Dalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin
meningkat dan makin ketat untuk meningkatkan ekonomi.
e. Perpindahan-perpindahan kesatuan keluarga
Khusus untuk anak-anak yang sedang berkembang, kepribadiannya,perubahan-
perubahan lingkungan, (kebudayaan dan pergaulan), hal ini cukup mengganggu.
f. Masalah golongan minoritas
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat
mengakibatkan rasa pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap
acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan orang banyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
V. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Klien
Pernikahan
Tinggal Serumah
Penjelasan :
- Klien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara
- Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya
- Orang yang paling dekat dengan klien adalah kakak kandungnya.
b. Konsep diri
1. Citra tubuh
Pada saat dikaji klien memangatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
2. Identitas diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki.
3. Peran.
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya
dan adik sekaligus kakak dari saudara kandungnya.
4. Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang
tuanya dan keluarganya yang lain
5. Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid.
c. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman
sekamarnya karena klien merasa tidak nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.
Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid
d. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam klien mengatakan percaya adanya Allah SWT
2. Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka
melakukannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Pembicaraan
Dalam pembicaraan klien terputus-putus dan tampak ketakutan
Masalah keperawatan : Gangguan komunikai verbal
c. Akhuitas motorik
Pada saat dikaji klien kelihatan lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang
bergairah
Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas motorik
d. Alam perasaan
Pada saat dikaji ekspresi wajah Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin
segera pulang dan berkumpul dengan kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid.
e. Apek
Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun
menyedihkan.
Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang
tak berwujud
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h. Proses fikir
Klien mengalami gangguan proses pikir Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan
klien yang berbelit-belit sampai pada tujuan/sasaran
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir Sirkumstansial
i. Isi pikir
Pada saat melakukan pertemuan dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila
ketemu dengan orang lain
j. Tingkat kesadaran
1. Orientasi waktu
Klien bisa menyebutkan hari ini (Jum’at), besok dan kemarin
2. Orientasi tempat
Klien bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat
3. Orientasi orang
Klien bisa menyebutkan nama anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan
adiknya
k. Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada
dirinya, baik yang telah terjadi 1 bulan, seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan
klien baik, terbukti klien dapat menilai dan membedakan warna baju antara klien
dengan perawat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai
dibersihkan sendiri dan klien mampu merapihkan pakaiannya kembali
c. Personal hygiene
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien mandi 2 x/hari, memakai
sabun, gosok gigi memakai pasta gigi, klien mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
d. Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan
dari orang lain
f. Penggunaan obat
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum
obat sendiri dari dokter.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan melakukan perawatan lanjutan.
Kebagian rawat jalan RSJ Cimahi
DO :
DO :
DO :
DO :
DO :
Nama : Nn. N
No. CM : 002864
DIAGNOSA PERENCANAAN
No.
KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IM
HASIL
1 2 3 4 5 6
- Klien Tujuan
mengatakan tidak khusus o Dalam 2 x Membina Dengan M
mau bergaul pertemuan klien hubungan terbinanya h
dngan teman o Klien dapat mau meneirma saling percaya hubungan saling p
sekamarnya membina kehadiran percaya
karena ia merasa hubungan perawat berjabat o Salam merupakan o S
saling percaya tangan/bersalam terapeutik langkah utama
sudah sembuh ”As
an o Perkenalkan untuk melakukan se
DO : terapeutik
o Klien mau diri dengan n
- Klien tampak menyebut kan sopan
o P
sering menyendiri nama, mau o Tanyakan nam sa
di tempat tidur menjawab salam lengkap p
- Klien lebih o Klien mau sa
o Tanyakan m
banyak diam mengutarakan nama A
- Klien tampak perasaannya panggilan
walaupun G
yang
DIAGNOSA PERENCANAAN
No.
KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IM
HASIL
1 2 3 4 5 6
o M
u
b
m
d
te
se
k
su
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
meminum obatnya n
selama masih d
dianjurkan 1
g
ti
b
n
o Jelaskan o Dengan sa
pinsip-prinsip menjelaskan
b
minum obat prinsip-prinsip st
minum obat yang d
benar diharapkan x
klien tidsak salah g
dalam penggunaan ti
obat ti
ti
o M
k
b
b
o
m
p
p
se
o M
p
b
DIAGNOSA PERENCANAAN
No.
KRITERIA RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI IM
HASIL
1 2 3 4 5 6
“B
y
ad
d
w
o
m
su
te
p