OLEH :
dr. Mahmudah
PENDAMPING :
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN F.4
Brebes, 2014
PENDAHULUAN
ASI adalah air susu ibu yang merupakan makanan paling sempurna bagi bayi, karena
mengandung semua zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi. ASI
eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain dalam jenis
maupun bentuk apapun kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin.
Dengan kata lain bahwa ASI eksklusif ini merupakan modal dasar kecerdasan anak sehingga
anak yang cerdas akan dapat menjadi sehat dan tumbuh kembang dengan optimal..
Pada tahun 2002 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya
(bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Dampak yang terjadi apabila bayi tidak diberi ASI adalah bayi tidak memperoleh zat
kekebalan tubuh dan tidak mendapat makanan yang bergizi tinggi serta berkualitas, sehingga
bayi mudah mengalami sakit yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
terlambat.
Manfaat dan keunggulan ASI dapat dilihat dari segi nutrisi yang terkandung sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi, higienis, tersedia zat kekebalan,
sterilitas lebih terjamin, ekonomis, dan menjalin hubungan batin dan cinta kasih antara ibu dan
anaknya
Menurut World Health Organization (WHO), United Nation Children Education an Food
direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI memiiki banyak manfaat.
Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa manfaat ASI akan meningkatkan IQ dan kesehatn
bayi, jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung
88,1% air sehingga diminum bayi selama pemberian ASI ekslusif sudah mencukupi kebutuhan
bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Selanjutnya demi tercukupnya nutrisi bayi, maka ibu
mulai memberikan makanan pendamping ASI. Jadi pemberian makanan pendamping ASI
diberikan setelah bayi berusia 6 bulan demi tercukupinya kebutuhan gizi bayi.
Demi berhasilnya program ASI ekslusif sesuai arahan WHO maka program ini
sepenuhnya didukung oleh pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
1. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu ekslusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
2. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.
3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 45,86%, tahun 2012 sebesar 49,46% dan tahun 2013 sebesar
57,67%.
Di Puskesmas Tanjung sendiri pada tahun 2013, angka presentase pemberian ASI
eksklusif hingga usia 6 bulan pada tahun 2013 sebesar 39,2% hal ini tidak sesaui dengan target
yang diharapkan sejumlah 80%. Namun untuk daerah Pangaradan sendiri, angka presentase
pemberian ASI ekslusif hingga usia 6 bulan sebesar 36,6%. Hal ini tentu saja belum mencapai
target yang diharapkan. Sehingga tidak mengherankan apabila Brebes menempati posisi ketiga
untuk kasus balita gizi buruk (BB/TB) pada triwulan ketiga tahun 2013 yaitu sebanyak 80 kasus
setelah Cilacap dan Blora, hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pemberian ASI Ekslusif yang
kurang. Untuk itu, perlu sekali intervensi berupa mencari kendala apa saja yang berperan dalam
PERMASALAHAN
Di Indonesia, masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah
gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini
banyak ditemukan pada bayi dan anak yang dengan gizi kurang ataupun bahkan buruk.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh
termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI.
pemeliharaan dan tumbuh kembang bayi. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya berbagai
Pemberian ASI Eksklusif yang rendah perlu ditingkatkan, melalui strategi yang
melibatkan semua anggota masyarakat, baik dari instansi pemerintah secara lintas sektor maupun
organisasi non pemerintah, organisasi masyarakat, organisasi profesi dan pendidikan dini
keapada remaja di sekolah maupun dalam keluarga. Yang tidak kalah penting adalah adanya
dukungan dari keluarga khususnya dari suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu
menyusui.
Di Puskesmas Tanjung sendiri pada tahun 2013, angka presentase pemberian ASI
eksklusif hingga usia 6 bulan pada tahun 2013 sebesar 39,2% hal ini tidak sesaui dengan target
yang diharapkan sejumlah 80%. Namun untuk daerah Pengaradan sendiri, angka presentase
pemberian ASI ekslusif hingga usia 6 bulan sebesar 36,6%. Hal ini tentu saja belum mencapai
E0 39 39 100
E1 58 58 100
E2 69 37 53,6
E3 65 51 78,5
E4 73 57 78,1
E5 76 59 77,6
E6 69 19 27,5
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif paling banyak diusia 0 dan
1 bulan, hal ini berarti bahwa diusia lebih dari 1 bulan sebagian besar anak sudah diberi makanan
selain ASI.
Bila dilihat dari status gizi balita (BB/U) di Puskesmas Tanjung pada tahun 2013
didapatkan presentasi status gizi, yaitu gizi buruk 0,39% , statuts gizi kurang 0,64% , status gizi
baik 98,93% ,dan status gizi lebih 0% . Sedangkan data status gizi (BB/U) yang didapat di Desa
Pengaradan pada tahun 2013 yaitu gizi buruk 0,66%, gizi kurang 0,66%, gizi baik 98,69%.
Riwayat pemberian ASI Eksklusif juga memegang peranan penting dalam status gizi bayi
tersebut. Hal inilah yang mendasari pentingnya mengetahui kendala yang dihadapai dalam
TINJAUAN PUSTAKA
1. ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar ibu yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makan alamiah yang
disediakan untuk bayi, sehingga mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk
perkembangan bayi sehat, nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi.
Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. volume dan komposisi nutrien ASI
berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan
komposisi juga terlihat pada masa menyusui (kolostrumm ASI transisi, ASI matang
dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap
ibu menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal
dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan
protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan
bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring
nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar
lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu
menyusui dengan jumlah berkisar antara 450-1200 ml dengan rerata antara 750-850
ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk
2. ASI EKSLUSIF
Asi ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain sampai bayi berusia enam
bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap
ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain
dalam jenis maupun bentuk apapun kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan
kecuali obat dan vitamin. Dengan kata lain bahwa ASI eksklusif ini merupakan modal
dasar kecerdasan anak sehingga anak yang cerdas akan dapat menjadi sehat dan
3. KOMPOSISI ASI
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup
ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang
mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun
demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa
(intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini
disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi
atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah
melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein
yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein
whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang
lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung
protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang
terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini
dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein
whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil
asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang
lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino
taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi.
Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino
ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang
berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang
tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan
susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas
nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran
bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak
yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan
omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI.
Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya
asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap
semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa
sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik
yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit
dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang
yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu
sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi
asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung
Karnitin
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang
mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula.
Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak
perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan
mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian
ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
Vitamin A
dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta
karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin
C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar
vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar
vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena
vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu
yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu.
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai
fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan
pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi
tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar
fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak
darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah
serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil
utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu
formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah
diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini
tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung
zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak
membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang
gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI
menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan
mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih
baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-
turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI
pertumbuhan cepat.
4. MANFAAT ASI
ASI merupakan sumber utama yang diperlukan sang buah hati di awal kehidupannya
di dunia ini, adapaun 10 manfaat ASI yang menjadi alasan kenapa ASI menjadi
Bila dibandingkan ASI dengan produk susu formula untuk sang buah hati, ASI
tetap terunggul dan tak terkalahkan. ASI memiliki semua kandungan zat penting
yang dibutuhkan oleh sang bayi yang semuanya sesuai dalam takaran dan
2. ASI sebagai sarana mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati
ASI menjadi makanan utamA sang buah hati, selain karena kegunaannya sebgai
makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara
sang ibu dan sang anak. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak yang
mendapatkan ASI ekslusif dari sang ibu cenderung mempunyai kedekatan dan
hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
asupan ASI.
ASI mempunyai keunggulan untuk pembentukan sistem imun sang bayi. Sistem
imun merupakan sistem yang sangat krusial untuk sang bayi semakin baik sistem
imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistem
Tentu sangat jelas sekali bahwa ASI tidak akan basi, karena ASI langsung
dihasilkan di payudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang
terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang
dan tepat, maka ASI yang dihasilkanpun memilki kualitas yang baik.
Pemberian ASI dengan langsung diberikan melalui puting sang ibu akan menjaga
keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah
hati bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduanya
memerlukan alat bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi.
Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses
pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa
susu tersebut tercemar dengan senyawa lain air yang digunakan belum tentu steril
dan yan penting botol yang digunakan tersebut belum tentu terbebas dari kuman
penyakit.
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau
ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya
komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap
berbagai bahan makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman dan
keberimnagan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu akan turut menentukan.
ASI sangat penting keberadaannya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan karena di
usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi sang buah hati demi tumbuh
Ibu menyusui dapat melepaskan ketegangan yang ada pada payudaranya. Selain
itu, dengan pengeluaran ASI dapat memperkecil resiko sang ibu terkena kanker
Dari begitu banyaknya kandungan yang dimiliki oleh ASI serta manfaatnya yang
begitu besar tidak hanya untuk sang buah hati namunjuga untuk sang ibu, tetap tidak
mengikuti program ASI Ekslusif yang nantinya juga dapat berimbas pada munculnya
berbagai macam penyakit, masalah gizi yang kurang bahkan buruk, atau bisa saja
menyebabkan kematian. Hal ini terkendala dari berbagai faktor , berikut adalah
Pengaradan :
Ekslusif.
dasar sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak begitu maksimal, namun pada
saat diberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif tidak banyak dari mereka
sudah sering mereka dengar tentang ASI eksklusif baik dari Posyandu ataupun
dari televisi, namun pemahaman yang dimiliki mereka masih kurang, terbukti
masyarakat Pengaradan yang masih salah memahai tentang ASI ekslusif baik
2. Faktor finansial
sangat besar terhadap keberhasilan program ASI Ekslusif yang dijalani oleh
seorang ibu.
Rata – rata kendala yang dihadapi oleh masyarakat Pengaradan adalah
mereka sebagai tenaga kerja wanita di luar negri. Hal inilah yang
bulan yang seharusnya sang anak masih mendapatkan ASI secara ekslusif dari
ibu.
Banyak dari pada ibu menitipkan anaknya pada keluarga terdekat atau
tetangga terdekat dengan tidak lupa menitipkan pula susu formula untuk bekal
Tentu saja dengan adanya kejadian ini, kita tidak menutup mata bahwa
secara langsung ibu tidak dapat memberikan ASI ekslusif kepada bayinya
Ekslusif maka sang ibu dapat menghemat untuk pengeluaran uang untuk susu
formula.
keleluasaan untuk istri dalam bekerja sehingga istri yang tidak lain adalah
seorang ibu dapat memberikan ASI secara ekslusif untuk sang buah hati.
3. Faktor sikap / perilaku
sangat mudah kita nilai dengan ada atau tidaknya ketertarikan masyarakat
tentang ASI eksklusif, bila dari awal banyak masyarakat yang masih merasa
tidak mungkin dapat memberikan ASI secara eksklusif maka program ini
tidaklah berjalan dengan mulus sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai
masyarakat satu desa, disinilah yang menjadi tantangan tersendiri untuk para
Banyak dari ibu-ibu merasa saat mengeluarkan ASI pertama masih sangat
sebab itu para ibu-ibu tersebut dengan rasa iba dan tidak tega sehingga
Padahal bayi masih dapat hidup dalam 3x24 jam dengan ASI yang sedikit,
karena faktor kasih sayang ibu yang tidak tega melihat bayinya menangis
KEGIATAN INTERVENSI
Pelaksanaan Kegiatan
Foto Kegiatan
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ketujuh responden telah memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif hanyasaja responden hanya sebatas
mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif, belum secara sadar penuh melaksanakan
dengan benar ASI eksklusif ini. Dengan penyuluhan ini, responden diharapkan dapat merubah
Faktor tingkat pendidikan formal yang rendah juga berperan dalam terwujudnya
keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Melalui kegiatan ini diharapkan menambah tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai ASI Eksklusif. Faktor kesulitan ekonomi sangatlah berperan
penting dalam keberhasilan program ASI eksklusif. Untuk masalah ini perlu kerjasama berbagai
pihak, selain dari dukungan suami , perlu juga dukungan dari pemerintah dalam
mensejahterakan rakyatnya. Faktor sedikitnya volume ASI yang dikeluarkan oleh ibu banyak
mendasari pemberian makanan selaian ASI baik berupa susu formula ataupun makanan padat
lainnya. Tetapi melalui penyuluhuan yang diadakan di Posyandu ini , responden dapat
mengetahui cara yang benar dalam memberikan ASI sehingga produksi ASI tersebut juga sudah
Dengan mengetahui faktor – faktor yang menjadi kendala dalam pemberian ASI
Eksklusif ini diharapkan menjadi cambukan untuk tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi
mengenai ASI Eksklusif dengan tidak bosan-bosannya selain itu perlu juga kerjasama dengan
pemerintah dan warga masyarakat agar terciptanya program ASI Eksklusif secara maksimal
sehingga didapatkannya generasi penerus bangsa yang cedas, sehat, dan membanggakan melalui
1. http://poltokespalembang.ac.id/../hubungan_umur_ibu dan_paritas
2. http://www.unicef.org/idonesia/...media_ 21270.html
5. http://idai.or.id/public-articles/klicik/asi/nilai-air-susu-ibu-html