Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

PADA BAYI Di DESA PENGARADAN

OLEH :

dr. Mahmudah

PENDAMPING :

dr. Ign. Adhi Pujo Astowo

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS TANJUNG KABUPATEN BREBES

2014
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN F.4

LAPORAN UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA PEMBERIAN ASI

EKSLUSIF PADA BAYI DI DESA PENGARADAN

Brebes, 2014

Peserta Program Dokter Internship Pendamping Program Dokter Internship


Indonesia Indonesia

dr. Mahmudah dr. Ign Adhi Pujo Aswoto

NIP.19720229 200202 1 002


BAB I

PENDAHULUAN

ASI adalah air susu ibu yang merupakan makanan paling sempurna bagi bayi, karena

mengandung semua zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi. ASI

eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain dalam jenis

maupun bentuk apapun kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin.

Dengan kata lain bahwa ASI eksklusif ini merupakan modal dasar kecerdasan anak sehingga

anak yang cerdas akan dapat menjadi sehat dan tumbuh kembang dengan optimal..

Pada tahun 2002 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif

selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya

(bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Dampak yang terjadi apabila bayi tidak diberi ASI adalah bayi tidak memperoleh zat

kekebalan tubuh dan tidak mendapat makanan yang bergizi tinggi serta berkualitas, sehingga

bayi mudah mengalami sakit yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

terlambat.

Manfaat dan keunggulan ASI dapat dilihat dari segi nutrisi yang terkandung sesuai

dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi, higienis, tersedia zat kekebalan,

sterilitas lebih terjamin, ekonomis, dan menjalin hubungan batin dan cinta kasih antara ibu dan

anaknya
Menurut World Health Organization (WHO), United Nation Children Education an Food

(UNICEF) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No.

450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan, waktu 6 bulan

direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI memiiki banyak manfaat.

Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa manfaat ASI akan meningkatkan IQ dan kesehatn

bayi, jika bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung

88,1% air sehingga diminum bayi selama pemberian ASI ekslusif sudah mencukupi kebutuhan

bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Selanjutnya demi tercukupnya nutrisi bayi, maka ibu

mulai memberikan makanan pendamping ASI. Jadi pemberian makanan pendamping ASI

diberikan setelah bayi berusia 6 bulan demi tercukupinya kebutuhan gizi bayi.

Demi berhasilnya program ASI ekslusif sesuai arahan WHO maka program ini

sepenuhnya didukung oleh pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan, disebutkan dengan jelas pada Pasal 128 bahwa :

1. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu ekslusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)

bulan, kecuali atas indikasi medis.

2. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan

masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan

fasilitas khusus.

3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat

kerja dan tempat sarana umum.


Kenyataannya, cakupan ASI ekslusif selalu kurang dari target (80%), cakupan ASI eksklusif di

Jawa Tengah Tahun 2011 sebesar 45,86%, tahun 2012 sebesar 49,46% dan tahun 2013 sebesar

57,67%.

Di Puskesmas Tanjung sendiri pada tahun 2013, angka presentase pemberian ASI

eksklusif hingga usia 6 bulan pada tahun 2013 sebesar 39,2% hal ini tidak sesaui dengan target

yang diharapkan sejumlah 80%. Namun untuk daerah Pangaradan sendiri, angka presentase

pemberian ASI ekslusif hingga usia 6 bulan sebesar 36,6%. Hal ini tentu saja belum mencapai

target yang diharapkan. Sehingga tidak mengherankan apabila Brebes menempati posisi ketiga

untuk kasus balita gizi buruk (BB/TB) pada triwulan ketiga tahun 2013 yaitu sebanyak 80 kasus

setelah Cilacap dan Blora, hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pemberian ASI Ekslusif yang

kurang. Untuk itu, perlu sekali intervensi berupa mencari kendala apa saja yang berperan dalam

permberian ASI eksklusif di Pilangsari desa Pangaradan.


BAB II

PERMASALAHAN

Di Indonesia, masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah

gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini

banyak ditemukan pada bayi dan anak yang dengan gizi kurang ataupun bahkan buruk.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh

termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI.

Pemberian ASI eksklusif semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam

pemeliharaan dan tumbuh kembang bayi. Kenyataan di lapangan menunjukkan adanya berbagai

hambatan atau kendala terhadap rendahnya pemberian ASI Eksklusif.

Pemberian ASI Eksklusif yang rendah perlu ditingkatkan, melalui strategi yang

melibatkan semua anggota masyarakat, baik dari instansi pemerintah secara lintas sektor maupun

organisasi non pemerintah, organisasi masyarakat, organisasi profesi dan pendidikan dini

keapada remaja di sekolah maupun dalam keluarga. Yang tidak kalah penting adalah adanya

dukungan dari keluarga khususnya dari suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu

menyusui.

Di Puskesmas Tanjung sendiri pada tahun 2013, angka presentase pemberian ASI

eksklusif hingga usia 6 bulan pada tahun 2013 sebesar 39,2% hal ini tidak sesaui dengan target

yang diharapkan sejumlah 80%. Namun untuk daerah Pengaradan sendiri, angka presentase

pemberian ASI ekslusif hingga usia 6 bulan sebesar 36,6%. Hal ini tentu saja belum mencapai

target yang diharapkan.


Tabel 1 : cakupan ASI Eksklusif Tahun 2013

E0-E6 JUMLAH BAYI DAPAT ASI %

E0 39 39 100

E1 58 58 100

E2 69 37 53,6

E3 65 51 78,5

E4 73 57 78,1

E5 76 59 77,6

E6 69 19 27,5

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif paling banyak diusia 0 dan

1 bulan, hal ini berarti bahwa diusia lebih dari 1 bulan sebagian besar anak sudah diberi makanan

selain ASI.

Bila dilihat dari status gizi balita (BB/U) di Puskesmas Tanjung pada tahun 2013

didapatkan presentasi status gizi, yaitu gizi buruk 0,39% , statuts gizi kurang 0,64% , status gizi

baik 98,93% ,dan status gizi lebih 0% . Sedangkan data status gizi (BB/U) yang didapat di Desa

Pengaradan pada tahun 2013 yaitu gizi buruk 0,66%, gizi kurang 0,66%, gizi baik 98,69%.

Riwayat pemberian ASI Eksklusif juga memegang peranan penting dalam status gizi bayi

tersebut. Hal inilah yang mendasari pentingnya mengetahui kendala yang dihadapai dalam

membriksan asi eksklusif di Pilangsari desa Pengaradan.


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

1. ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan

garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar ibu yang berguna sebagai

makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makan alamiah yang

disediakan untuk bayi, sehingga mempunyai komposisi nutrisi yang sesuai untuk

perkembangan bayi sehat, nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh

kembang bayi.

Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. volume dan komposisi nutrien ASI

berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan

komposisi juga terlihat pada masa menyusui (kolostrumm ASI transisi, ASI matang

dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap

ibu menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui

kaya akan zat gizi terutama protein.

ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI yang berasal

dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur) mengandung tinggi lemak dan

protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan

bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring

bertambah banyaknya kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa, dan

nutrien yang larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar

lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu

menyusui dengan jumlah berkisar antara 450-1200 ml dengan rerata antara 750-850

ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk

dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml per hari.

2. ASI EKSLUSIF

Asi ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain sampai bayi berusia enam

bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap

diberikan ASI sampai berusia dua tahun.

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain

dalam jenis maupun bentuk apapun kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan

kecuali obat dan vitamin. Dengan kata lain bahwa ASI eksklusif ini merupakan modal

dasar kecerdasan anak sehingga anak yang cerdas akan dapat menjadi sehat dan

tumbuh kembang dengan optimal

3. KOMPOSISI ASI

ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup

ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang

mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,

sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat

menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.

Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu

sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat
dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun

demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa

(intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini

disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi

atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi

jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah

melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.

Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein

yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein

whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang

lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung

protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang

terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini

dalam jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein

whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta

laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.

Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang terlihat dari profil

asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang

lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya adalah asam amino

taurin; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi.

Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino

ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang
berkembang. Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan

bayi prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.

ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang

tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan

susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas

nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran

dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan

bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.

Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu

formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan

otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak

yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan

omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI.

Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya

asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap

perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir terhadap

semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu diingat bahwa

sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula tentunya tidak sebaik

yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit

dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang

yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu

sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi

asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak baik untuk kesehatan jantung

dan pembuluh darah.

Karnitin

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang

diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar

karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam

kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang

mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

Vitamin

Vitamin K

Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor

pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula.

Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan, walapun angka

kejadian perdarahan ini kecil.

Vitamin D

Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini tidak

perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi akan

mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga pemberian

ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar matahari pagi

akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.


Vitamin E

Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah

merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah

(anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi

terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.

Vitamin A

Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI mengandung

dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya yaitu beta

karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI

mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin

C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar

vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar

vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena

vitamin B6 dibutuhkan pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu

yang menyusui perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup

di dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.

Mineral

Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh

makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi oleh status gizi ibu.
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap

dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.

Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai

fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan

pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi

tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar

fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak

diatas yang menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium

darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula

dibandingkan bayi yang mendapat ASI.

Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya rendah

serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil

utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu

formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah

diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini

tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang mengandung

zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.

Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang banyak

membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu penyakit yang

disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah acrodermatitis enterophatica dengan

gejala kemerahan di kulit, diare kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI

menurun cepat dalam waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan

mineral zink ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih
baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula berturut-

turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi kadarnya dalam ASI

dibandingkan susu formula adalah selenium, yang sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan cepat.

4. MANFAAT ASI

ASI merupakan sumber utama yang diperlukan sang buah hati di awal kehidupannya

di dunia ini, adapaun 10 manfaat ASI yang menjadi alasan kenapa ASI menjadi

“wajib” hukumnya untuk pemenuhan gizi bayi adalah sebagai berikut :

1. ASI kaya akan zat pentng yang dibutuhkan oleh bayi

Bila dibandingkan ASI dengan produk susu formula untuk sang buah hati, ASI

tetap terunggul dan tak terkalahkan. ASI memiliki semua kandungan zat penting

yang dibutuhkan oleh sang bayi yang semuanya sesuai dalam takaran dan

komposisi yang pas untuk bayi.

2. ASI sebagai sarana mendekatkan sang ibu dengan sang buah hati

ASI menjadi makanan utamA sang buah hati, selain karena kegunaannya sebgai

makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara

sang ibu dan sang anak. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak yang

mendapatkan ASI ekslusif dari sang ibu cenderung mempunyai kedekatan dan

hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan

asupan ASI.

3. ASI memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi

ASI mempunyai keunggulan untuk pembentukan sistem imun sang bayi. Sistem

imun merupakan sistem yang sangat krusial untuk sang bayi semakin baik sistem
imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tidak

mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistem

imun atau sistem kekebalan tubuh yang jauh lebih baik.

4. ASI tidak basi dan selalu segar

Tentu sangat jelas sekali bahwa ASI tidak akan basi, karena ASI langsung

dihasilkan di payudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang

terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang

dan tepat, maka ASI yang dihasilkanpun memilki kualitas yang baik.

5. ASI lebih higienis dibandingkan degnan susu lain

Pemberian ASI dengan langsung diberikan melalui puting sang ibu akan menjaga

keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah

hati bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduanya

memerlukan alat bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi.

Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses

pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa

susu tersebut tercemar dengan senyawa lain air yang digunakan belum tentu steril

dan yan penting botol yang digunakan tersebut belum tentu terbebas dari kuman

penyakit.

6. ASI menjadi pelindung yang baik

ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau

insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare,

infeksi telinga dan lain lain.


7. ASI melengkapi semua kebutuhan asupan bayi

ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya

komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.

8. ASI merupakan pelindung dari berbagai alergi makanan

ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap

berbagai bahan makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman dan

keberimnagan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu akan turut menentukan.

9. ASI merupakan makanan yang tepat untuk bayi

ASI sangat penting keberadaannya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan karena di

usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi sang buah hati demi tumbuh

jembang sang bayi.

10. ASI bermanfaat bagi ibu

Ibu menyusui dapat melepaskan ketegangan yang ada pada payudaranya. Selain

itu, dengan pengeluaran ASI dapat memperkecil resiko sang ibu terkena kanker

ovarium, dibanding dengan wanita yang tidak memberikan ASI.

5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA PEMBERIAN ASI

EKSLUSIF PADA BAYI DI DESA PENGARADAN

Dari begitu banyaknya kandungan yang dimiliki oleh ASI serta manfaatnya yang

begitu besar tidak hanya untuk sang buah hati namunjuga untuk sang ibu, tetap tidak

semua masyarakat menyadari itu sehingga menyebabkan kurang ketertarikan dalam

mengikuti program ASI Ekslusif yang nantinya juga dapat berimbas pada munculnya

berbagai macam penyakit, masalah gizi yang kurang bahkan buruk, atau bisa saja
menyebabkan kematian. Hal ini terkendala dari berbagai faktor , berikut adalah

faktor yang menyebabkan adanya kendala dalam memberkan ASI Ekslusif di

Pengaradan :

1. Faktor Rendahnya tingkat pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI

Ekslusif.

Rata – rata masyarakat Pengaradan hanya mengenyam bangku sekolah

dasar sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak begitu maksimal, namun pada

saat diberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif tidak banyak dari mereka

yang menampakkan ketertarikan yang jelas, menurut sebagian masyarakat

sudah sering mereka dengar tentang ASI eksklusif baik dari Posyandu ataupun

dari televisi, namun pemahaman yang dimiliki mereka masih kurang, terbukti

ketika diberikan pertanyaan mengenai ASI Ekslusif tidak sedikit dari

masyarakat Pengaradan yang masih salah memahai tentang ASI ekslusif baik

sebatas pengertian ataupun manfaatnya.

2. Faktor finansial

Tidak dipungkiri bahwa masalah faktor finansial memiliki pengaruh yang

sangat besar terhadap keberhasilan program ASI Ekslusif yang dijalani oleh

seorang ibu.
Rata – rata kendala yang dihadapi oleh masyarakat Pengaradan adalah

ekonomi dimana sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Pengaradan

adalah nelayan , sehingga tidak diherankan jika seorang istri membantu

suaminya bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup , yang notabene pekerjaan

mereka sebagai tenaga kerja wanita di luar negri. Hal inilah yang

menyebabkan sang ibu meninggalkan anaknya meski masih berusia beberapa

bulan yang seharusnya sang anak masih mendapatkan ASI secara ekslusif dari

ibu.

Banyak dari pada ibu menitipkan anaknya pada keluarga terdekat atau

tetangga terdekat dengan tidak lupa menitipkan pula susu formula untuk bekal

nutrisi sang anak.

Tentu saja dengan adanya kejadian ini, kita tidak menutup mata bahwa

secara langsung ibu tidak dapat memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

karena terhambat masalah kebutuhan hidup secara finansial. Sendainya para

ibu – ibu di desa Pengaradan itu mengetahui dengan memberikan ASI

Ekslusif maka sang ibu dapat menghemat untuk pengeluaran uang untuk susu

formula.

Untuk berhasilnya program ASI ekslusif tidak dipungkiri bahwa faktor

peranan suami juga sangatlah penting, dimana seorang suami memberikan

keleluasaan untuk istri dalam bekerja sehingga istri yang tidak lain adalah

seorang ibu dapat memberikan ASI secara ekslusif untuk sang buah hati.
3. Faktor sikap / perilaku

Dengan menciptakan sikap yang positif mengenai ASI dan menyusui

dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara esklusif. sikap ini

sangat mudah kita nilai dengan ada atau tidaknya ketertarikan masyarakat

tentang ASI eksklusif, bila dari awal banyak masyarakat yang masih merasa

tidak mungkin dapat memberikan ASI secara eksklusif maka program ini

tidaklah berjalan dengan mulus sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai

dengan target yang diharapkan.

Memang sangat sulit untuk merubah sikap/perilaku seseorang terlebih

masyarakat satu desa, disinilah yang menjadi tantangan tersendiri untuk para

pihak tenaga kesehatan untuk tidak bosan bosannya dalam memberikan

edukasi mengenai ASI Ekslusif pada masyarakat yang nantinya diharapkan

dapat merubah sikap/perilaku mengenai ASI Ekslusif yang pada akhirnya

memberikan hasil yang memuaskan untuk keberhasilan seorang ibu dalam

memberikan ASI Ekslusif.

4. Faktor Jumlah Pengeluaran ASI

Banyak dari ibu-ibu merasa saat mengeluarkan ASI pertama masih sangat

sedikit jumlahnya sehingga tidak memberikan kepuasan untuk si bayi oleh

sebab itu para ibu-ibu tersebut dengan rasa iba dan tidak tega sehingga

memberikan susu formula untuk menenangkan si bayi.

Padahal bayi masih dapat hidup dalam 3x24 jam dengan ASI yang sedikit,

karena faktor kasih sayang ibu yang tidak tega melihat bayinya menangis

sehingga ibu memberikan makanan selain ASI .


BAB IV

KEGIATAN INTERVENSI

Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tanggal : Senin, 3 Februari 2014

Waktu : pukul 09.30 WIB

Tempat : Posyandu Pilangsari, Desa Pengaradan

Kegiatan : - wawancara setiap ibu yang memiliki balita

- Penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif

- Tanya jawab tentang ASI eksklusif

Jumlah sampel : 7 orang

Foto Kegiatan
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ketujuh responden telah memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif hanyasaja responden hanya sebatas

mengetahui pentingnya pemberian ASI Eksklusif, belum secara sadar penuh melaksanakan

dengan benar ASI eksklusif ini. Dengan penyuluhan ini, responden diharapkan dapat merubah

sikap/perilaku selama ini mengenai ASI Ekslusif.

Faktor tingkat pendidikan formal yang rendah juga berperan dalam terwujudnya

keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Melalui kegiatan ini diharapkan menambah tingkat

pengetahuan masyarakat mengenai ASI Eksklusif. Faktor kesulitan ekonomi sangatlah berperan

penting dalam keberhasilan program ASI eksklusif. Untuk masalah ini perlu kerjasama berbagai

pihak, selain dari dukungan suami , perlu juga dukungan dari pemerintah dalam

mensejahterakan rakyatnya. Faktor sedikitnya volume ASI yang dikeluarkan oleh ibu banyak

mendasari pemberian makanan selaian ASI baik berupa susu formula ataupun makanan padat

lainnya. Tetapi melalui penyuluhuan yang diadakan di Posyandu ini , responden dapat

mengetahui cara yang benar dalam memberikan ASI sehingga produksi ASI tersebut juga sudah

tidak menjadi masalah lagi

Dengan mengetahui faktor – faktor yang menjadi kendala dalam pemberian ASI

Eksklusif ini diharapkan menjadi cambukan untuk tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi

mengenai ASI Eksklusif dengan tidak bosan-bosannya selain itu perlu juga kerjasama dengan

pemerintah dan warga masyarakat agar terciptanya program ASI Eksklusif secara maksimal
sehingga didapatkannya generasi penerus bangsa yang cedas, sehat, dan membanggakan melalui

pemberian ASI Eksklusif di masa emas awal kehidupannya.


DAFTAR PUSTAKA

1. http://poltokespalembang.ac.id/../hubungan_umur_ibu dan_paritas

2. http://www.unicef.org/idonesia/...media_ 21270.html

3. http://www.dinkes jateng prov.go.id/2014/index.phip=com. Peningkatan cakupan asi

eksklusif melalui.. dinkes jateng

4. http://dinkeskebumen.wordpress.com/2013/--kegagalan –pemberian ASI-... .

kegaggaln pemberian asi eksklusif

5. http://idai.or.id/public-articles/klicik/asi/nilai-air-susu-ibu-html

6. PWS Puskesmas Tanjung Kabupaten Brebes Jawa Tengah , 2013

Anda mungkin juga menyukai