Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
sasaran
ruang lingkup
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN. Berisi latar belakang penulisan makalah yaitu pentingnya data isu-isu
strategis wilayah, tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang, arahan, pernyataan,
peraturan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan rencana pembangunan
lainnya dan indikasi program dalam dokumen perencanaan, tujuan dari penulisan makalah
serta sistematika penulisan makalah pada setiap bab.
BAB II KONSEP DASAR TEORITIS. Berisi penjelasan terkait teori atau parameter data ideal
mengenai isu-isu strategis wilayah, tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang,
arahan, pernyataan, peraturan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan
rencana pembangunan lainnya dan indikasi program dalam penyusunan dokumen RZWP3K
Kabupaten/Kota.
BAB III PEMBAHASAN. Berisi pemaparan terkait fakta dan analisa isu-isu strategis wilayah,
tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang, arahan, pernyataan, peraturan
pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan rencana pembangunan lainnya dan
indikasi program wilayah perencanaan kawasan P3K serta kekurangan dan kelebihan yang
ada pada dokumen RZWP3K Kabupaten Tuban Tahun 2012.
BAB IV PENUTUP. Berisi kesimpulan dari isi pembahasan makalah, lesson learned serta
rekomendasi untuk penyusunan dokumen RZWP3K Kabupaten Tuban kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
Evaluasi RZWP
2.3 Produk Perencanaan
2.3.1 Batas Wilayah Perencanaan
Batas wilayah perencanaan yang terdapat pada dokumen mengacu pada undang-
undang yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah, dengan ketentuan untuk mengelola sumber daya di
wilayah laut paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke
arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3(sepertiga) dari wilayah kewenangan
provinsi untuk kabupaten/kota Apabila wilayah laut antara 2(dua) provinsi kurang dari 24
mil, kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut dibagi sama jarak atau diukur
sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan untuk
kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi. Pada
dokumen disebutkan bahwa lingkup lokasi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo mencakup delineasi wilayah pesisir dan wilayah
perairan yang menjadi kewenangan kabupaten dengan orientasi wilayah perencanaan
diuraikan dalam bentuk peta. (PETA)
2.3.2 Isu Strategis
Berdasarkan referensi dan hasil pengamatan awal kondisi di lapangan diperoleh beberapa isu
strategis yang terdapat di wilayah pesisir antara lain :

 Konservasi hutan mangrove


 Penurunan kualitas dan produktifitas perikanan
 Banjir dan genangan di permukiman
 Erosi dan sedimentasi muara sungai
 Keterbatasan daya dukung sarana dan prasarana
 Reklamasi wilayah pesisir
 Pembentukan kawasan minapolitan
 Pengembangan bandara juanda
Dari delapan isu strategis tersebut belum terdapat fakta/data lapangan, lokasi dan luas
wilayah yang dapat divisualisasikan dalam bentuk peta. Selain itu perlu adanya identifikasi
penyebab masalah yang terjadi di beberapa isu diatas. Untuk isu prasarana dan sarana
belum djielaskan secara detail mengenai prasarana dan sarana apa saja yang sudah ada dan
belum terbangun di wilayah perencanaan.
2.3.3 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengelolaan
2.3.3.1 Tujuan
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang WP-3-K Kab/Kota merupakan terjemahan
dari visi dan misi pengembangan WP-3-K Kab/Kota dalam pelaksanaan pembangunan untuk
mencapai kondisi ideal zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kab/kota yang
diharapkan.
Tujuan pada dokumen perencanaan sudah cukup memberikan arahan mengenai
perencanaan zonasi, pemanfaatan zona, dan pengendalian pemanfaatan zona wilayah
pesisir yang ada. Perumusan tujuan juga sudah sesuai dengan visi, misi, karakteristik
wilayah, isu strategis, dan kondisi yang terdapat di wilayah perencanaan, dalam hal ini
wilayah pesisir Banyuwangi.
Tujuan pada RZWP3K Kabupaten Banyuwangi sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
pada pedoman penyusunan RZWP3K Kab/Kota yang seharusnya. Dokumen yang ada sudah
sesuai dan tidak bertentangan dengan tujuan pengelolaan wilayah pesisir tingkat provinsi
dan nasional. Hal ini dapat dilihat dari visi misi pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang
disebutkan pada dokumen RPJMD Kabupaten Banyuwangi sudah berhasil direpresentasikan
dalam penyusunan tujuan produk dokumen RZWP3K Kabupaten Banyuwangi. Selain itu,
pada penjabaran tujuan juga dijelaskan mengenai dasaran penyusunan tujuan yang selain
didasari oleh visi & misi kawasan juga didasari atas tujuan penataan ruang Kabupaten
Banyuwangi. Untuk jangka waktu perencanaan, pada tujuan juga sudah diperjelas jangka
waktu perencanaan yaitu selama 20 (dua puluh) tahun dan hingga saat ini tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2.3.3.2 Kebijakan
Kebijakan pada dokumen perencanaan sudah mampu menjadi dasar dan landasan hukum
dalam penataan ruang wilayah pesisir dan pulau kecil dokumen perencanaan. Selain itu
penyajian dan penjelasan mengenai kebijakan dibuat dalam poin-poin yang memperjelas
inti dari penulisan kebijakan. Dari substansi yang ada pada kebijakan sudah sesuai dengan
kriteria kebijakan yang seharusnya dimana jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan
sesuai jangka waktu perencanaan. Sudah menyertakan peraturan perundang-undangan
terkait pesisir. Namun terdapat review kebijakan RDTR K yang seharusnya tidak…. malah
haruse masukin RPJM dll.
2.3.3.3 Strategi Pengelolaan
Sedangkan untuk penyusunan strategi, pada dokumen sudah sesuai dengan arahan
pedoman penyusunan dokumen rencana RZWP3K yang seharusnya. Hal ini dikarenakan
penyusunan strategi sudah dilakukan berdasarkan kebijakan yang menjadi dasar pada
masing-masing detail point yang sudah dijabarkan sebelumnya. Selain itu penyusunan
strategis sudah dilakukan sesuai dengan kapasitas sumber daya wilayah pesisir dan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Penjabaran strategi pun sudah dilakukan secara
detail dalam bentuk langkah-langkah operasional yang perlu dilakukan dimulai dari isu,
sasaran, strategi dan isntasi yang terkait dalam realisasi strategi yang telah direncakanan.
Strategi yang disusun pun ikut menyertakan kapasitas sumberdaya WP3K yang nantinya
akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan masing-masing strategi.
2.3.4 Penetapan Zonasi
Penetapan zona dan sub zona ditentukan dengan mengacu pada pembagian alokasi
ruang untuk kegiatan dipesisir seperti diatur dalam Undang-undang 27 tahun 2007 tentang
pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Dalam ketentuan tersebut perlu ditetapkan 4
kawasan antara lain kawasan konservasi, kawasan pemanfaatan umum, kawasan strategis
nasional, kawasan alur. Penetapan zona (hirarki 2) secara fungsional dikelompokan secara
spesifik berdasarkan potensi fungsi kegiatan yang sudah terbentuk dan kebijakan fungsi
lainnya kedepan yang akan dialokasikan 4 zona utama (hirarki 1) yang telah ditetapkan di
RZWP Provinsi Jawa Timur pada wilayah perencanaan yaitu kawasan konservasi, kawasan
pemanfaatan umum, strategis kabupaten dan kawasan alur. (04. Ketentuan Umum)
2.3.4.1 Kawasan Pemanfaatan Umum
Kawasan pemanfaatan umum terdiri atas beberapa zona dan sub zona. Penetapan zona dan
sub zona dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai fungsi dan kegiatan yang akan
diarahkan pada masing-masing blok dan sub blok. Dalam dokumen perencanaan ini,
pengkategorian kawasan pemanfaatan umum cukup jelas dan sistematis dengan disajikan
berbentuk tabel yang dibagi berdasarkan kriteria penetapan zona dan tujuan penetapan.
(sudah dijelaskan sampe ada bab khusus yg membahas terkait kawasan pemanfaatan
umum secara detail).
1. Zona Perumahan
Zona perumahan ditetapkan berdasarkan kriteria :
 Kondisi fisik dasar (Jenis tanah, topografi)
 Ketersediahan air tawar
 Genangan
 Rawan Becana
 Kondisi eksisting wilayah
Penetapan zona bertujuan untuk :
 Menyediakan lahan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat untuk fungsi
hunian dengan kepadatan rendah yang aman dan teratur
 Mengakomodasi beberapa tipe hunian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai
dengan daya dukung dan daya tampung
 Mengendalikan perkembangan dan pengembangan kawasan perumahan yang
bersinggungan dengan kawasan perikanan dan konservasi (hutan mangrove,
Sempadan sungai/pantai).

2. Zona Perikanan
Zona perikanan terbagi berdasarkan kriteria sebagai berikut :
 Memiliki kualitas air yang baik dengan komposisis kimia, fisika dan biologi air yang baik
dalam mendukung kegiatan budidaya perikanan
 Merupakan lahan potensial pasangsurut
 Bukan merupakan kawasan konservasi hutan mangrove
 Bukan merupakan kawasan rawan bencana.
Zona perikanan ditetapkan dengan tujuan untuk :
 sinergis terhadap kondisi ekologi lingkungan
 Menciptakan kawasan perikanan budidaya yang produktif
 Meminimalisir konflik kegiatan perikanan terhadap kawasan konservasi

3. Zona Perdagangan dan Jasa


Zona perdagangan dan jasa ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
 Kondisi Fisik Dasar (jenis tanah, topografi).
 Ketersediaan prasarana dan sarana penunjang yang memadai (listrik, air bersih,
telekomunikasi)
 Aksesibilitas yang baik terhadap pusat-pusat perkotaan terdekat.
 Bukan merupakan kawasan Rawan Bencana.
Tujuan dari penetapan zona perdagangan dan jasa yaitu untuk :
 Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi dan
pelayanan masyarakat.
 Menyediakan peraturan – peraturan yang jelas pada kawasan perdagangan jasa,
meliputi dimensi, intensitas dan desain dalam merefleksikan berbagai macam pola
perkembangan.
 Meningkatkan kegiatan usaha lokal masyarakat.

4. Zona Industri
Zona industri ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
 Kondisi Fisik Dasar (jenis tanah, topografi).
 Ketersediaan air tawar.
 Memiliki keterkaitan terhadap siklus produksi perikanan dan pertanian (agrowisata)
 Merupakan industri yang ramah lingkungan
 Bukan merupakan kawasan rawan Bencana.
Tujuan ditetapkan zona industry adalah untuk :
 Menyediakan ruangan bagi kegiatan – kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya
meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan
mendorong pertumbuhan lapangan pekerjaan.
 Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi dan melindungi penggunaan
industri.
 Mengembangkan industri berbasis sumberdaya lokal.
 Meningkatkan produktivitas kegiatan usaha perikanan, pertanian.

5. Zona Pertanian
Kawasan zona pertanian ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
 Pengairan lahan pertanian dapat terpenuhi.
 Kondisi Fisik Dasar memenuhi kriteria lahan pertanian.
 Instrusi air laut.
Kawasan zona pertanian ditetapkan dengan tujuan sebagai berikut :
 Mempertegas, menciptakan dan Melindungi kawasan pertanian produktif.
 Menyediakan lahan pertanian yang sesuai dengan daya dukung lingkungan
 Mengembangkan kegiatan pertanian sebagai mata pencaharian.
 Meningkatkan ketahanan pangan dan usaha tani.

6. Zona Pariwisata
Zona pariwisata ditetapkan dengan kriteria memiliki keunggulan wilayah baik berupa
keunikan dan keindahan sumberdaya alam serta budaya adat dan kearifan lokal yang
diharapkan memenuhi tujuan di bawah ini :
 Menghadirkan sektor pariwisata yang sinergis terhadap kondisi lingkungan
 Meningkatkan nilai ekonomis dan nilai ekologis yang dapat diterima masyarakat
7. Zona Pelabuhan
Zona pelabuhan tidak memiliki kriteria penetapan zona secara khusus, namun memiliki
tujuan penetapan zona sebagai berikut :
 menyediakan lahan untuk pengembangan fasilita sosial dan umum sesuai dengan
kebutuhan dana daya dukung untuk menjamin pelayanan kepada masyarakat
 mengakomodasi berbagai macam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong
penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat
 merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada lingkungan
hunian yang ada untuk masa yang akan datang

2.3.4.2 Kawasan Konservasi


Pada dokumen ini kawasan konservasi dijabarkan kedalam zona inti (hutan lindung,
mangrove, terumbu karang, pulau-pulau kecil) dan zona pemanfaatan terbatas. Selain itu
kawasan konservasi/lindung dalam dokumen ini juga sudah terbagi beberapa zona dan sub
zona sebagai berikut;
a. Zona Perlindungan Setempat
b. Zona Suaka Alam, pelestarian alam Dan Cagar Budaya
c. Zona Rawan Bencana
Pada kawasan konservasi arahan pemanfaatan pada dokumen umumnya sudah cukup jelas.
Pengkategorian zona sesuai dengan Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3K, yaitu diatur
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dimana pengkategoriannya berdasarkan
Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) dan kawasan konservasi maritim
(KKM) yang dirinci atas: zona inti, zona pemanfaatan terbatas, zona lain sesuai peruntukan
kawasan, Kawasan konservasi perairan (KKP) dan sempadan pantai. Arahan pemanfaatan
konservasi ini sangat penting untuk mewujudkan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang berkelanjutan.
2.3.4.3 Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT)
Kawasan Strategis Nasional pada dokumen dinyatakan sebagai Kawasan Strategis
Kabupaten dikarenakan ruang lingkup wilayah produk perencanaan hanya sebatas tingkat
Kabupaten Sidoarjo. Selain itu tidak adanya pembahasan mengenai Kawasan Strategis
Nasional karena saat ini tidak terdapat kawasan yang berperan secara lingkup nasional pada
pesisir Kabupaten Sidoarjo. Penentuan kawasan strategis perlu memperhatikan beberapa
kriteria diantaranya: batas maritim, pulau kecil terluar yang menjadi pangkal biota, kawasan
secara geopolitik, pelestarian lingkungan, pengelolaan situs warisan dan kesejahteraan
masyarakat.
Kriteria tersebut sudah tergambar dalam pembagian zona dan subzona pesisir yang
ada. Penetapan kawasan strategis tersebut juga sudah sesuai dengan Rencana Kawasan
Strategis pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 – 2029,
dimana pada dokumen tersebut kawasan strategis yang ada terbagi atas: (Kudu liat RTRW
buat dibadingkan ke detailannya)
a. Zona kawasan strategis pesisir
b. Zona kawasan strategis KKOP
c. Zona kawasan strategis Pulau Dem
d. Zona kawasan strategis Kawasan Pengembangan Utama Komoditi (KAPUK)
e. Zona kawasan strategis agropolitan perikanan
Namun salah satu kekurangan dari dokumen RZWP3K Kabupaten Banyuwangi tidak
menyertakan peta kawasan strategis berdasarkan pengelompokan yang sudah dilakukan.
Peta yang dilampirkan hanyalah peta rencana kawasan strategis berdasarkan hasil analisis
dengan skala peta 1: 2 km. Hal ini sangat disayangkan karena pembagian kawasan strategis
pada peta RTRW Kabupaten Sidoarjo belum terfokus pada wilayah WP3K dan
pengelompokan zona belum sesuai dengan fokusan wilayah perencanaan. Untuk
kedepannya direkomendasikan untuk menyertakan Peta Kawasan Strategis dengan skala
minimal 1:50.000.
2.3.5 Alur Laut

Penentuan Alur Laut pada Pedoman Teknis Penyusunan RZWP3K Kabupaten/Kota


memperhatikan kriteria seperti ruang yang dapat dimanfaatkan untuk alur pelayaran,
pipa/ kabel bawah laut dan migrasi biota laut yang perlu dilindungi. Pada pembahasan
dokumen perencanaan ini tidak dibahas lebih lanjut mengenai zona-zona yang dapat
dialokasikan pada kawasan alur laut. (gak dijelasin, gak ngerti alur pipa dimana aja,
migrasi biotanya apa aja). Zona alur yang dibahas dalam peraturan zonasi laut Kabupaten
Sidoarjo hanya terbatas pada zona alur tradisional/lokal yang sebagian besar dimanfaatkan
untuk :
 Akses masyarakat dalam mencari (menangkap) dan mendistribusikan hasil
perikanan baik diperairan umum maupun kolam budidaya (tambak)
 Akses masyarakat pesisir menuju kawasan fungsional perkotaan (sekolah, wisata,
pasar dll)

2.3.6 Peta Pemanfaatan Ruang Pesisir


Peta yang digunakan menurut pedoman RZWP3K memiliki kriteria minimal skala
yang digunakan 1:50.000 untuk peta kabupaten dan 1:25.000 untuk peta kota. Kualitas peta
menurut pedoman penyusunan RZWP3K dinilai dari skala, akurasi geometri, kedetilan data,
kedalaman data, kemutakhiran data, dan kelengkapan atribut (kelengkapan jenisdata). Pada
peta RZWP3K Banyuwangi, skala yang digunakan adalah skala 1:500.000, dan legenda yang
ditampilkan lengkap. Apabila dibandingkan dengan pedoman penyusunan RZWP3K, kriteria
peta sudah memenuhi. Peta yang ditampilkan juga sudah terbagi menjadi zona rencana
pemanfaatan ruang, tetapi masih dalam garis besar yaitu zona 1 sebagai wilayah
pengembangan utara, zona 2 wilayah pengembangan tengah timur, dan zona 3 sebagai
wilayah pengembangan selatan. Akan lebih lengkap lagi apalagi pemetaan rencana
pemanfaatan ruang (zonasi) dibuat dengan bagian-bagian zonanya dan diperjelas dengan
fungsinya. Sehingga memudahkan pembaca untuk memahami rencana RZWP3K
Banyuwangi.

2.3.7 Peraturan Pemanfaatan Ruang

2.3.8 Arahan Pemanfaatan Ruang


No. Aspek Evaluasi Kriteria Apek Evaluasi Evaluasi Evaluasi Kedalaman Rekomendasi
Ada Tidak
1 2 3 4 5 6 7
Produk Perencanaan
1 Tujuan, kebijakan Penjabaran dan visi-misi
dan strategi pengelolaan wilayah pesisir dan
penataan ruang pulau-pulau kecil
wilayah pesisir kabupaten/kota untuk
dan pulau-pulau mencapai kondisi ideal
kecil pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil
kabupaten/kota yang
diharapkan
2 Rencana alokasi Rencana distribusi ruang ke
ruang dalam kawasan pemanfaatan
umum, kawasan konservasi,
kawasan strategi nasional
tertentu, dan alur laut
3 Kwasan Dijabarkan kedalam zona, sub
pemanfaatan zona, dan arahan pemanfaatan
umum untuk setiap zona pada masing-
masing kawasan.
Pembagian zona menjadi:
pariwisata, permukiman,
pelabuhan, pertanian, hutan,
pertambangan, perikanan
budidaya, perikanan tangkap,
industry, fasilitas umum
Pembagian sub zona:
- Zona pariwisata : wisata
alam, wisata snorkeling,
wisata jet ski dan
banana boat, wisata
pantai, dan/atau
olahraga pantai dan
berjemur
- Zona permukiman :
permukiman nelayan
dan/atau permukiman
non nelayan
- Zona pelabuhan :
Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah
Lingkungan Kepentingan
(DLKp) dan/atau wilayah
pengoperasian
pelabuhan perikanan
- Zona pertanian :
pertanian lahan basah,
pertanian lahan kering
dan/atau hutan produksi
yang dapat dikonversi
- Zona hutan : hutan
produksi terbatas, hutan
produksi tetap dan/atau
hutan produksi yang
dapat dikonversi
- Zona pertambangan :
mineral, pasir laut,
minyak bumi, gas bumi,
panas bumi
- Zona perikanan
budidaya : budi daya
laut, budi daya air payau
dan/ atau budi daya air
tawar
- Zona perikanan tangkap
: pelagis dan/atau
demersal
- Zona industry : Industri
pengolahan ikan,
industry maritime,
industry manufaktur,
industry minyak bumi
dan gas bumi, industry
garam, industry
biofarmakologi,
dan/atau industry
bioteknologi
- Zona fasilitas umum :
pendidikan, olahraga,
keagamaan, kesenian
dan/atau kesehatan
Kawasan Dijabarkan ke dalam zona :
Konservasi - KKP3K dan KKm, yang
dirinci atas zona inti,
zona pemanfaatan
terbaatas, zona lain
sesuai peruntukan
kawasan
- KKP dan sempadan
pantai diatur sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kawasan Strategi Dijabarkan kedalam zona dan
Nasional Tertentu sub zona atau pemanfaatan
sesuai dengan ketentuan
pengalokasian ruang dalam
kawasan pemanfaatan umum,
kawasan konservasi, dan alur
laut
Alur Laut Dijabarkan ke dalam zona dan
sub zona. Pembagian zona
seperti alur pipa dan kabel, alur
pelayaran, alur migrasi biota.
Pembagian sub zona seperti :
- Zona alur pipa dan kabel
: kabel listrik, pipa air
bersih, kabel
telekomunikasi, pipa
minyak dan gas, pipa
kabel dan lainnya
- Zona alur pelayaran :
pelayaran internasional,
pelayaran nasional,
pelayaran regional,
pelayaran lokal,
pelayaran khusus,
(wisata, tambang, dll)
- - Zona alur migrasi biota
: migrasi ikan tertentu
(tuna, sidat, dll), migrasi
penyu, migrasi
mamalialaut (paus,
lumba-lumba, dugong)
Peraturan Ketentuan persyaratan
Pemanfaatan pemanfaatan ruang dengan
Ruang ketentuan pengendaliannya
yang disusun untuk setiap
zona peruntukan.
- Persyaratan kegiatan
pemanfaatan zona atau
sub zona meliputi jenis
kegiatan, besaran
kegiatan, dan ketentuan
teknis kegiatan
pemanfaatan zona dan
sub zona
- Kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang
melalui instrument
perizinan (izin lokasi dan
izin pengelolaan)
- Kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang
melalui instrument
perizinan (izin lokasi dan
izin pengelolaan)
- Kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang
melalui pemberian
insentif dan disinsentif
- Kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang
melalui arahan
pengenaan sanksi
Peta Peta rencana alokasi ruang
Pemanfaatan digabung
Ruang Pesisir
Arahan Dijabarkan ke dalam indikasi
Pemanfaatan program utama (usulan, lokasi,
Ruang besaran, pendanaan, instansi
pelaksana)dalam jangka waktu
perencanaan 5 (lima) tahunan
hingga akhir tahun perencanaan
20 (duapuluh) tahun
Pengawasan Dijabarkan dalam kegiatan
patrol dan penyidikan
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai