DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
sasaran
ruang lingkup
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN. Berisi latar belakang penulisan makalah yaitu pentingnya data isu-isu
strategis wilayah, tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang, arahan, pernyataan,
peraturan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan rencana pembangunan
lainnya dan indikasi program dalam dokumen perencanaan, tujuan dari penulisan makalah
serta sistematika penulisan makalah pada setiap bab.
BAB II KONSEP DASAR TEORITIS. Berisi penjelasan terkait teori atau parameter data ideal
mengenai isu-isu strategis wilayah, tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang,
arahan, pernyataan, peraturan pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan
rencana pembangunan lainnya dan indikasi program dalam penyusunan dokumen RZWP3K
Kabupaten/Kota.
BAB III PEMBAHASAN. Berisi pemaparan terkait fakta dan analisa isu-isu strategis wilayah,
tujuan, kebijakan, strategi, rencana alokasi ruang, arahan, pernyataan, peraturan
pemanfaatan ruang, rekomendasi terhadap RTRW dan rencana pembangunan lainnya dan
indikasi program wilayah perencanaan kawasan P3K serta kekurangan dan kelebihan yang
ada pada dokumen RZWP3K Kabupaten Tuban Tahun 2012.
BAB IV PENUTUP. Berisi kesimpulan dari isi pembahasan makalah, lesson learned serta
rekomendasi untuk penyusunan dokumen RZWP3K Kabupaten Tuban kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
Evaluasi RZWP
2.3 Produk Perencanaan
2.3.1 Batas Wilayah Perencanaan
Batas wilayah perencanaan yang terdapat pada dokumen mengacu pada undang-
undang yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah, dengan ketentuan untuk mengelola sumber daya di
wilayah laut paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke
arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3(sepertiga) dari wilayah kewenangan
provinsi untuk kabupaten/kota Apabila wilayah laut antara 2(dua) provinsi kurang dari 24
mil, kewenangan untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut dibagi sama jarak atau diukur
sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 (dua) provinsi tersebut, dan untuk
kabupaten/kota memperoleh 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi. Pada
dokumen disebutkan bahwa lingkup lokasi Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Sidoarjo mencakup delineasi wilayah pesisir dan wilayah
perairan yang menjadi kewenangan kabupaten dengan orientasi wilayah perencanaan
diuraikan dalam bentuk peta. (PETA)
2.3.2 Isu Strategis
Berdasarkan referensi dan hasil pengamatan awal kondisi di lapangan diperoleh beberapa isu
strategis yang terdapat di wilayah pesisir antara lain :
2. Zona Perikanan
Zona perikanan terbagi berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Memiliki kualitas air yang baik dengan komposisis kimia, fisika dan biologi air yang baik
dalam mendukung kegiatan budidaya perikanan
Merupakan lahan potensial pasangsurut
Bukan merupakan kawasan konservasi hutan mangrove
Bukan merupakan kawasan rawan bencana.
Zona perikanan ditetapkan dengan tujuan untuk :
sinergis terhadap kondisi ekologi lingkungan
Menciptakan kawasan perikanan budidaya yang produktif
Meminimalisir konflik kegiatan perikanan terhadap kawasan konservasi
4. Zona Industri
Zona industri ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
Kondisi Fisik Dasar (jenis tanah, topografi).
Ketersediaan air tawar.
Memiliki keterkaitan terhadap siklus produksi perikanan dan pertanian (agrowisata)
Merupakan industri yang ramah lingkungan
Bukan merupakan kawasan rawan Bencana.
Tujuan ditetapkan zona industry adalah untuk :
Menyediakan ruangan bagi kegiatan – kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya
meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan
mendorong pertumbuhan lapangan pekerjaan.
Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi dan melindungi penggunaan
industri.
Mengembangkan industri berbasis sumberdaya lokal.
Meningkatkan produktivitas kegiatan usaha perikanan, pertanian.
5. Zona Pertanian
Kawasan zona pertanian ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
Pengairan lahan pertanian dapat terpenuhi.
Kondisi Fisik Dasar memenuhi kriteria lahan pertanian.
Instrusi air laut.
Kawasan zona pertanian ditetapkan dengan tujuan sebagai berikut :
Mempertegas, menciptakan dan Melindungi kawasan pertanian produktif.
Menyediakan lahan pertanian yang sesuai dengan daya dukung lingkungan
Mengembangkan kegiatan pertanian sebagai mata pencaharian.
Meningkatkan ketahanan pangan dan usaha tani.
6. Zona Pariwisata
Zona pariwisata ditetapkan dengan kriteria memiliki keunggulan wilayah baik berupa
keunikan dan keindahan sumberdaya alam serta budaya adat dan kearifan lokal yang
diharapkan memenuhi tujuan di bawah ini :
Menghadirkan sektor pariwisata yang sinergis terhadap kondisi lingkungan
Meningkatkan nilai ekonomis dan nilai ekologis yang dapat diterima masyarakat
7. Zona Pelabuhan
Zona pelabuhan tidak memiliki kriteria penetapan zona secara khusus, namun memiliki
tujuan penetapan zona sebagai berikut :
menyediakan lahan untuk pengembangan fasilita sosial dan umum sesuai dengan
kebutuhan dana daya dukung untuk menjamin pelayanan kepada masyarakat
mengakomodasi berbagai macam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong
penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat
merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada lingkungan
hunian yang ada untuk masa yang akan datang