Susi Fitri1
Meithy Intan Rukia Luawo2
Dewi Puspasari3
Abstrak
Agresivitas remaja laki-laki adalah persoalan menyangkut perilaku baik fisik maupun lisan
yang menyakiti, merusak baik secara fisik, psikis dan benda- benda yang ada di sekitarnya yang
berkaitan dengan 4 aspek yakni aspek agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan
yang dialami oleh remaja dengan rentang usia 15 – 18 tahun yang sedang menempuh pendidikan
di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai
agresivitas pada remaja laki-laki di SMA Negeri DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode
survey dengan populasi penelitian diambil 20% dari kecamatan di lima wilayah DKI Jakarta
dengan teknik sampel adalah Gugus Bertahap Ganda (Multistages Random Sampling) dan sampel
yang digunakan sebanyak 523 remaja laki-laki. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini
merupakan instrumen adaptasi The Aggression Questionare yang terdiri dari 29 butir yang
didapat dari 4 aspek yang merujuk pada teori yang dikembangkan oleh Buss&Perry (1992). Skala
yang digunakan pada penelitian ini ialah skala likert dengan pilihan jawaban dari sangat tidak
sesuai sampai sangat sesuai. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja laki-
laki memiliki tingkat agresivitas yang tinggi pada kategori sedang, aspek yang dominan dalam
gambaran agresivitas remaja ini adalah aspek permusuhan dengan persentase 77.3%.
1
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, susi.fitri.kuliah@gmail.com
2
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, meithy_intan@yahoo.com
3
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, dewi.puspasari.kuliah@gmail.com
high level of aggressiveness in the medium category, the dominant aspect in this teenage
description of aggressiveness is the aspect of hostility with a percentage of 77.3%.
Keywords: agression, male teenager
sebagai orang kuat ataupun berani sering- b. Narsisme dan ancaman ego juga men-
kali menggunakan agresi untuk memper- jadi salah satu penyebab timbulnya
teguh kesan yang ingin diciptakannya. agresi, dimana ini telah diteliti oleh
(Gusman dan Baumeter, 1988) . Hasil-
Faktor-Faktor Penyebab Munculnya nya individu yang narsis memiliki
Perilaku Agresif tingkat agresivitas lebih tinggi. Hal
ini dikarenakan dirinya merasa teran-
Menurut Sarwono dan Meinarno, cam jika ada individu lain yang mem-
pertanyakan dirinya. Mereka bereaksi
menjelaskan penyebab timbulnya agresi pada
dengan tingkat agresi yang tinggi terh-
individu (Sarwono & Meinarno, 2009), antara adap umpan balik dari orang lain yang
lain: mengancam ego mereka yang besar.
1. Faktor Sosial Maka, kemudian yang terwujud adalah
tingkah laku agresif.
Frustrasi, terhambatnya atau terce-
gahnya upaya mencapai tujuan kerap men- c. Perbedaan jenis kelamin, sering di un-
jadi penyebab agresi. Menurut Bushman, gkapkan bahwa laki-laki lebih agresif
dari pada perempuan.
dkk kondisi ini menjadi mungkin dengan
pemikiran bahwa agresi yang dilakukan in-
dividu tadi dapat mengurangi marah yang ia 3. Kebudayaan
alami. Penyebab timbulnya agresi
adalah faktor kebudayaan. Lingkungan
geografis, seperti pesisir atau pantai
Agresi tidak selalu muncul karena
frustrasi. Hukuman verbal atau fisik juga menunjukan karakter lebih keras
menjadi salah satu penyebab agresi. Con- daripada masyarakat yang hidup di
tohnya kasus pemukulan 7 siswa terhadap pedalaman. Nilai dan norma yang
kepala sekolah yang terjadi di SMK Mu- mendasari sikap dan tingkah laku di
hammadiyah 1 Kabupaten Bantul, Yogya- masyarakat juga berpengaruh terhadap
karta. Pemukulan ini terjadi karena kekece- agresivitas satu kelompok.
waan salah seorang siswa yang tidak naik
kelas sehiingga siswa tersebut menjadi frus- 4. Situasional
trasi (Kompas, 2008). Menyepelekan dan
merendahkan sebagai ekspresi sikap arogan Penelitian terkait dengan
atau sombong, predictor yang kuat bagi cuaca dan tingkah laku menyebutkan
munculnya agresi. bahwa ketidaknyamanan akibat panas
menyebabkan kerusuhan dan bentuk-
2. Faktor Personal bentuk agresi lainnya. Hal yang paling
sering muncul ketika udara panas adalah
Faktor personal ini meliputi: timbulnya rasa tidak nyaman yang berujung
pada meningkatnya agresi sosial.
a. Pola tingkah laku berdasarkan keprib-
adian. Individu dengan pola tingkah 5. Sumberdaya
laku A cenderung lebih agresif daripa-
da individu dengan pola tingkah laku Daya dukung alam terhadap
B. Menurut Fieldman, Tipe A identik
kebutuhan individu tak selamanya
dengan karakter terburu-buru, kom-
petitif, tingkah laku yang ditunjukkan mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan
oleh individu tipe B adalah bersikap upaya lebih untuk memenuhi kebutuhan
sabar, kooperatif, nonkompetisi, dan tersebut. Diawali dengan tawar-menawar,
non agresif (Feldman, Papalia, & Old, jika tidak mencapai kata sepakat, maka akan
2008). terbuka dua kemungkinan besar, pertama
Kategorisasi
Aspek Tinggi Sedang Rendah
F P F P F P
Agresi
86 16,1% 375 71% 61 11,7%
Fisik
Agresi
110 21% 350 72% 33 67%
Verbal
Kemarah
Grafik 2 Perbandingan Persentase
54 10,3% 355 57,9% 114 21% Berdasarkan Aspek Agresivitas
an
Permusuh KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
70 15% 404 77,3% 40 75%
an SARAN
Kesimpulan
Tabel 4 Gambaran Agresivitas Remaja
Laki-laki Siswa SMA Negeri di DKI Jakarta Per-
Berdasarkan hasil penelitian gambaran
Aspek
agresvitas remaja laki-laki siswa SMA Negeri
Berdasarkan persentase di tiap- DKI Jakarta yang telah dipaparkan sebelumnya,
tiap aspek agresivitas remaja laki-laki, dapat disimpulkan bahwa:
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 1. Berdasarkan hasil penelitian diatas
tiga dari empat aspek agresivitas memiliki gambaran agresivitas pada remaja
kecenderungan tingkat agresivitas sedang laki-laki siswa SMA Negeri di DKI
hingga tinggi pada aspek agresi fisik, agresi Jakarta terkategorisasi sedang dengan
verbal dan permusuhan dengan persentase persentase sebesar 85.7%.
pada agresi fisik yang sedang 71.9% dan 2. Gambaran agresivitas pada remaja
agresi fisik terkategorisasi tinggi sebanyak laki-laki siswa SMA Negeri di DKI
16.4%. persentase pada agresi verbal Jakarta setiap aspek menunjukan hasil
yang tinggi pada kategori sedang
Insight : Jurnal Bimbingan Konseling Volume 5(2) Desember 2016
164 Pengaruh Metode The Six Thinking Hats Dalam Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan Emo-
dengan persentase sebagai berikut pada Siswa laki-laki kelas XI menjadi jenjang
aspek agresi fisik 71.9%, aspek agresi kelas dengan persentase agresivitas yang tinggi
verbal 72.7%, pada aspek kemarahan dibandingkan kelas X dan Kelas XII. Hal ini
memperoleh persentase sebesar 67.9% mungkin terjadi karena siswa kelas XI memiliki
dan pada aspek permusuhan 77.3%. kecenderungan menunjukan keberadaan diri
3. Aspek permusuhan menunjukan hasil kepada orang lain memungkinkan remaja laki-
yang tinggi pada kategori sedang laki melakukan tindakan agresi tersebut.
dengan persentase 77.3% yang
menjadikan aspek ini menjadi aspek Pada lima wilayah DKI Jakarta,
dengan persentase tertinggi. Artinnya, mayoritas tingkat agresivitas remaja perwilayah
remaja laki-laki menilai dirinya terkategorisasi sedang cenderung tinggi dengan
memiliki kecenderungan menyimpan persentase diatas 80%. Di wilayah Jakarta
dendam, kemarahan, kebencian, Pusat memiliki persentase kategori tertinggi
ketidakpercayaan, kekhawatiran, rasa dengan 6.9% jika di bandingkan dengan
permusuhan dengan orang lain. wilayah di DKI Jakarta lainnya. Hal ini sesuai
4. Remaja laki-laki kelas XI memiliki dengan pendapat yang dikemukakan Neta S
tingkat agresivitas yang tinggi pada Pane (Ketua Presidium Indonesia Police Watch
kategori sedang dengan persentase (IPW)) sejumlah wilayah di DKI Jakarta masih
87.8% lebih tinggi dibandingkan rawat tindak kriminalitas, menurutnya Jakarta
dengan kelas X dan kelas XII dari Pusat memiliki kriminalitas tinggi. Kemiskinan
jumlah responden per-jenjang kelas. dan faktor lingkungan menjadi hal pemicu
5. Dari lima wilayah di DKI Jakarta yang tindak kriminal (Alfian, 2016). Sejalan dengan
memiliki tingkat agresivitas tinggi pendapat Neta, berdasarkan data Pemprov
terdapat di wilayah Jakarta Pusat DKI Jakarta mengenai kawasan rawan
dengan persentase 6.9%, kemudian konflik Provinsi DKI Jakarta, menyebutkan
wilayah Jakarta selatan memiliki bahwa pada wilayah Jakarta Pusat penyebab
agresivitas yang sedang dengan timbulnya konflik dikarenakan rumah tangga
persentase tertinggi yaitu 86.3%, miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang
pada wilayah Jakarta Timur memiliki tinggi jika dibandingkan dengan luas wilayah
gambaran agresivitas yang rendah Jakarta Pusat (Ratiyono, 2016).
dengan persentase tertinggi sebesar
15%. Saran
1. Bagi Pihak Sekolah, penelitian
Implikasi ini dapat menjadi bahan referensi
kepada sekolah untuk dilakukannya
Berdasarkan hasil penelitian yang pengarahan mengenai kecerdasan
telah dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang emosional khususnya dalam
dapat dikaji dan dipelajari bersama mengenai melakukan pelatihan ESQ (Emotional
agresivitas remaja laki-laki siswa SMA Negeri Spiritual Quotient) kepada siswa yang
di DKI Jakarta. Tingkat agresivitas pada remaja memiliki tingkat agresivitas sedang
laki-laki siswa SMA Negeri di DKI Jakarta hingga tinggi.
yang memiliki kecenderungan tinggi ada pada 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
aspek permusuhan yang kemudian diikuti di Sekolah, penelitian ini kemungkinan
dengan agresi verbal. Permusuhan merupakan dapat menjadi referensi untuk
kecenderungan menyimpan dendam, memaksimalkan layanan responsif
kemarahan, kebencian, ketidakpercayaan, dalam bentuk; konseling individu
kekhawatiran, rasa permusuhan dengan orang dan konseling kelompok dengan
lain. pendekatan yang sesuai dengan
agresivitas dan memberikan layanan
dasar berupa bimbingan klasikal dan Feldman, R. D., Papalia, D. E., & Old, S. W. (2008).
juga parenting workshop kepada Human Development. Jakarta: Kencana.
orangtua siswa.
Hidayat, D. R. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi
3. Bagi Orangtua, dapat menciptakan
Kepribadian Dalam Konseling. Bogor:
lingkungan keluarga yang saling Ghalia Indonesia.
mendukung, berdialog mengenai
berbagai hal agar tumbuh kepercayaan Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan
pada diri anak untuk terbuka dan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.
orangtua dapat memberi masukan agar Jakarta: Erlangga.
anak tidak salah dalam mengambil
Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan:
keputusan. Suatu Pendekatan Sepanjang Ruang
4. Bagi Prgoram Studi Bimbingan dan Kehidpan Ed. 5. Jakarta: Erlangga.
Konseling, hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan untuk mengembangkan Jensen, J. C. (1985). Adolescence: Theories,
konten materi kuliah khususnya pada Research, Applications. St. Paul, San
pemberian tugas berkaitan dengan Fransisco: West Publishing Co.
agresivitas siswa agar sesuai dengan
Kasus Tawuran Tertinggi Terjadi di Jakarta Timur.
keadaan di Lapangan (Sekolah). (2015, Juli 27). Dipetik November 4, 2016,
5. Mahasiswa Program Studi dari www.beritasatu.com: http://www.
Bimbingan dan Konseling dapat beritasatu.com/megapolitan/294154-
menggunakan hasil penelitian ini kasus-tawuran-tertinggi-terjadi-di-
sebagai alternatif referensi untuk jakarta-timur.
dilakukannya penelitian selanjutnya
berupa bimbingan maupun konseling Rahmat, D., & Badrujaman, A. (2007). Diklat
Kuliah Metodologi Penelitian. Jakarta:
pada siswa yang memiliki tingkat
Jurusan BK FIP UNJ.
agresivitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA Ratiyono. (2016, Febuari). Dipetik Febuari 8,
Abdul, A. H. (2014). Psikologi Sosial: Integrasi 2017, dari www.jakarta.go.id.
Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik. Jakaarta: PT Rajagrafindo Santrock, J. W. (1998). Adolescence (7th edition).
Persada. New Yorl: McGraw Hill.
Alfian, T. (2016, Januari 25). Jakarta Pusat Rawan Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan Ed.
Kejahatan. Dipetik Febuari 8, 2017, 2. Jakarta: Prenada Media Grup.
dari www.harnas.com: http://m.harnas.
co/2016/01/25/jakarta-pusat-rawan- Sarwono, S. W. (2012). Prikologi Remaja. Jakarta:
kejahatan Rajawali Pers.
Berkowitz, R. A. (1993). Aggression: Its Causes, Sarwono, S. W., & Meinarno. (2009). Psikologi
Consequences, and Control. USA: Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
McGraw-Hill, Inc.
Schneider, A. A. (1964). Personal Adjustment and
Buss, A. H., & Perry, M. P. (1992). The Aggression Mental Health. New York: Holt, Rinchant
Questionare. Journal of Personality and & Winston.
Psychology , 452 - 459.
Sigelman, C. K., & Shaffer, D. R. (1995). Life Span
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. human Development. California: brooks/
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cole Publishing Company.
Dayakisni, T., & Yuniarsi, S. (2008). Psikologi Sya’ran, N. (2007). Maskulinitas dalam Iklan
Lintas Budaya. Malang: UMM Press. Gudang Garam: Analisis Semiotik atas
Iklan Gudang Garam. Yogyakarta.
Yusuf, S. L. (2012). Perkembangan Peserta Didik. semua pernyataan. Atas perhatian dan
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
No Pernyataan STS TS N S SS
Jika seseorang memukul saya, maka saya
1.
akan membalasnya.
Saya seseorang yang mudah marah tapi
2.
mudah untuk reda (tidak marah lagi)
Saat merasa kecewa, saya akan menunjuk-
3.
kan kejengkalan saya.
Terkadang, saya tidak bisa menahan keingi-
4.
nan diri saya untuk menyerang orang lain.
Saya merasa menjadi seseorang yang mu-
5.
dah termakan oleh rasa cemburu
6. Saya sulit dalam mengendalikan emosi.
Orang lain nampaknya mendapatkan kebe-
7.
runtungan (bernasib baik).
Beberapa teman saya menganggap saya
8.
adalah orang yang pemarah
Ada beberapa orang yang mendesak (me-
9. mancing emosi) saya terlalu parah sehing-
ga kami berkelahi.
Saya akan memberitahukan kepada teman
10. saya secara terang-terangan ketika saya ti-
dak setuju dengan mereka
Ketika saya rasa seseorang mengganggu
11. saya, saya akan katakan terus terang pada
mereka
Ketika seseorang baik kepada saya, saya
12.
menduga mereka ada maunya
Saya sering terlibat dalam pertengkaran
13.
lebih dari orang-orang pada umumnya.
Saya sering kali merasa tidak sependapat
14.
dengan orang lain.
15. Saya orang yang mudah marah
Saya mengetahui bahwa beberapa “teman”
16.
membicarakan saya dibelakang saya.
No Pernyataan STS TS N S SS
Saya akan terlibat dalam perdebatan keti-
21. ka orang-orang tidak sependapat dengan
saya.
Terkadang saya merasa seperti bom yang
22.
siap diledakkan.
Terkadang saya hilang kesabaran tanpa
23.
alasan yang jelas.
Terima Kasih
Jika ada pertanyaan dan hal lain berkaitan dengan instrumen / penelitian ini dapat
menghubungi saya pada kontak diatas.