Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Menurut WHO (1950), Kesehatan Kerja adalah kesehatan fisik maupun pisikis pekerja
sehubungan dengan pekerjaannya (mencakup metode kerja, kondisi kerja, dan lingkungan
kerja) yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit, ataupun perubahan
kesehatan pekerja. Kemudian pada tahun 1995 sebuah Komisi Gabungan antara WHO dan
ILO melengkap definisi dari Kesehatan Kerja yaitu suatu pelayanan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan (fisik, mental, dan sosial) yang setinggi-tingginya bagi
pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpang kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang adaptasi antara
pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan jabatannya.
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk
mengatasi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri
tapi harus dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan tersebut.
Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagaimana telah dikemukakan oleh Hendrik L. Blum. Faktor-faktor yang dimaksud
antara lain: faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor
lingkungan. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang
paling besar memegang peranan dalam status kesehatan masyarakat.
Pekarya atau pembantu karyawan puskesmas adalah salah satu pekerjaan yang berada
di sektor formal di lingkungan puskesmas yang berkerja membantu segala keperluan
puskesmas dan juga karyawan, mulai dari membersihkan puskesmas, memasak untuk
makan pasien rawat inap, hingga membuang limbah medis.
Puskesmas adalah pusat pelayanan masyarakat yang bergerak diberbagai aspek dengan
fokus untuk mencapai kesehatan yang baik bagi masyarakat. Namun sangat disayangkan
penularan penyakit infeksi yang terjadi di Puskesmas masih cukup tinggi sehingga para
pegawai di puskemas masih cukup tinggi, sehingga diharuskan berhati-hati dan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
infeksi.

1
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib dikenakan saat bekerja sesuai
kebutuhan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja dalam melaksanakan
tugasnya diharuskan menggunakan Alat Pelindung Diri. Namun sering kali, pekarya tidak
memahami bahaya yang dapat terjadi akibat penularan infeksi dan tidak menjalankan
prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini jika dibiarkan dapat menyebabkan
timbulnya gangguan kesehatan akibat penularan penyakit infeksi di tempat kerja.

1.2 TUJUAN
Pengamatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang terjadi pada Sektro Formal “Pekarya di UPT Puskesmas Jurang Mangu”.

1.3 MANFAAT
Diharapkan penyusun dapat mengidentifikasi hazard yang ada di lingkungan kerja pekarya
dan penyakit yang timbul akibat kerja pada pekarya serta menentukan alat pelindung diri
yang dapat digunakan untuk menurunkan risiko gangguan kesehatan akibat kerja.

Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan Kerja


1. Jenis Pengamatan : Kunjungan (Kedokteran Kerja)
2. Cara Pengamatan : Wawancara dan laporan
3. Jenis Pekerjaan : Pekarya Puskesmas Jurang Mangu
4. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 3 Januari 2017
5. Lokasi : Puskesmas Jurang Mangu

Dalam tugas ini saya melakukan diagnosis akibat kerja kepada wirausahawan yang
bekerja di lingkungan Puskesmas Jurang Mangu. Beliau bekerja dari senin sampai sabtu
dengan waktu kerja pukul 07.30 – 13.00 WIB.

2
BAB II
LAPORAN KASUS

A. STATUS KESEHATAN PASIEN


1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Wirausaha di lingkungan UPT Puskesmas Jurang Mangu
Alamat : Jalan Kp.Ceger Selatan Jurang Mangu Timur 1/6
Pendidikan : SMA
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Nyeri punggung bawah sejak 1 minggu yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
c. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah sejak 1
minggu yang lalu. Nyeri dirasakan bila beraktivitas dan tidak menjalar
sampai kaki. Pasien mengatakan nyeri muncul secara tiba-tiba dan
dirasakan pada saat pasien bekerja. Tidak ada riwayat jatuh. Sudah
dibawa ke tukang pijat, namun tidak ada perubahan. Keluhan disertai
rasa pegal pada kedua tungkai. BAB dan BAK dalam batas normal,
kelemahan anggota gerak tidak ada, nafsu makan baik, demam
disangkal, batuk pilek disangkal.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya. Riwayat darah
tinggi dan kencing manis disangkal.
e. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Riwayat darah
tinggi dan kencing manis pada keluarga disangkal.
f. Riwayat Alergi
Alergi obat, debu, makanan, cuaca, disangkal.
g. Riwayat Psikososial
Pasien bekerja selama 6 hari yaitu mulai hari Senin sampai Sabtu dengan
waktu kurang lebih 6 jam. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol ataupun

3
rokok disangkal. Pasien mengaku jarang berolahraga dan maka tidak
teratur.
h. Riwayat Pengobatan
Pasien hanya dibawa ke tukang pijat namun tidak ada perubahan
3. Riwayat Pekerjaan
a. Jenis Pekerjaan
Jenis Wirausaha di UPT Puskesmas Jurang Mangu
Pekerjaan
Alat Yang Motor, terpal, meja, bambu, makanan ringan,
Digunakan minuman, es batu, teko, sendok, sedotan, air
minum, nampan.
Tempat Kerja UPT Puskesmas Jurang Mangu
Lama Kerja Pada hari Senin – Sabtu selama kurang lebih 6 jam
dalam sehari.
b. Uraian Tugas/Pekerjaan
1) Cara Melakukan Pekerjaan
Os bekera sebagai wirausaha di UPT Puskesmas Jurang Mangu
sejak tahun 2014. Setiap harinya melakukan pekerjaan yang
sama. Dimulai dari mendirikan tenda atau stand untuk
warungnya, kemudian mengatur meja untuk tempat menyiapkan
minuman dan makanan ringan yang dijual, juga kursi untuk
tempat duduk pembeli. Os selalu berkeliling lingkungan
Puskesmas, berjalan ke setiap ruangan Puskesmas juga ke lantai
2 Puskesmas setiap 30-1 jam untuk menawarkan minuman dan
makanan ringan kepada pegawai Puskesmas. Lalu os akan
membuatkan minuman yang dipesan oleh pembeli di warung,
dan mengantarkannya.
2) Detail Aktifitas
Urutan aktivitas jam kerja :
Jam Kegiatan Yang Dilakukan
06.45 - 07.00 Perjalan dari rumah hingga sampai di puskesmas
07.00 - 07.30 Mendirikan warung, merapikan minuman dan makanan
ringan

4
07.30 – 12.30 Membuat minuman untuk pembeli, keliling ruangan di
Puskesmas untuk menawarkan minuman kemudian
mengantarkannya setelah dibuat.
12.30 – 13.00 Merapikan minuman dan makanan, membereskan
warung dan bersiap untuk pulang
13.00 – 14.00 Pulang kerja
14.00 – 14.15 Belanja minuman dan makanan ringan untuk stock
warung.
c. Bahaya Potensial
Urutan Bahaya Potensial APD Potensi Resiko
Kegiatan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologis gangguan Kecelakaan
kesehatan Kerja
Berangkat Panas, Debu, asap - Posisi Stress Sarung Acne, Corpus Jatuh dari
Bekerja Radiasi kendaraan Duduk Yang Bosan Tangan, Alienum di kendaraan
sinar bermotor Salah Jaket, Mata, Biang bermotor,
matahari Sepatu, keringat, kecelakaan lalu
Helm LBP lintas/
Mendirikan Panas, Debu, asap - Bungkuk, Stress - Iritasi Mata, Terluka karena
warung, tertimpa kendaraan Berdiri Bosan Rhinitis, LBP, tertimpa kayu.
merapikan kayu yang bermotor lama, Carpal Tunnel
minuman dan digunakan yang lewat mengangkat Syndrome
makanan untuk beban berat.
ringan mendirika
n warung

Membuat Sinar Debu Infeksi Mengangkat Stress - Infeksi Terjatuh,


minuman matahari, Virus dan beban berat Bosan Nosokomial, Terpeleset
untuk terjatuh di Bakteri menaiki LBP
pembeli, tangga tangga,
keliling berdiri dan
ruangan di berjalan
Puskesmas lama
untuk
menawarkan
minuman
kemudian
mengantarkan
nya setelah
dibuat.
Merapikan Panas, Debu, asap - Bungkuk, Stress - Iritasi Mata, Terluka karena
minuman dan tertimpa kendaraan Berdiri Bosan Rhinitis, LBP, tertimpa kayu.

5
makanan, kayu yang bermotor lama, Carpal Tunnel
membereskan digunakan yang lewat mengangkat Syndrome
warung dan untuk beban berat.
bersiap untuk warung
pulang
Pulang Panas, Debu, asap - Posisi Stress Sarung Acne, Corpus Jatuh dari
Bekerja Radiasi kendaraan Duduk Yang Bosan Tangan, Alienum di kendaraan
sinar bermotor Salah Jaket, Mata, Biang bermotor,
matahari Sepatu, keringat, kecelakaan lalu
Helm LBP lintas/
Belanja Sinar Debu, Asap - Posisi duduk Stress Sarung Acne, Corpus Jatuh dari
minuman dan matahari kendaraan yang tidak Bosan Tangan, Alienum di kendaraan
makanan benar Jaket, Mata, Biang bermotor,
ringan untuk Sepatu, keringat, kecelakaan lalu
stock warung. Helm LBP lintas

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan Tanda Vital
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital TD : 120/80 mmHg HR : 84x/menit
RR : 23x/menit T : 37oC
Keadaan Gizi BB : 66 kg TB : 157 cm
BMI : 26,7 Interpretasi : Obesitas I
Status Generalis
- Kepala : Normocephal
- Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
- Hidung : Normosal, sekret (-/-), epitaksis (-/-)
- Mulut : Mukosa bibir kering (-), lidah termor (-),
- Leher : KGB: tidak teraba membesar, massa (-)
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
- Thoraks
- Paru :
- Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
- Palpasi : Vocal Fremitus kanan kiri sama
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

6
- Cor :
- Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS V
- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, regular
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi : BJ I &II murni reguler, murmur (-/-), gallop
(-/-)
- Abdomen
- Inspeksi : Perut datar
- Auskultasi : BU (+) normal
- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-),
hepatosplenomegali (-)
- Perkusi : Timpani
- Ekstremitas
- Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
Sianosis (-/-)
- Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
Sianosis (-/-)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium Rutin
Darah : Tidak Dilakukan
Urin : Tidak Dilakukan
Feses : Tidak Dilakukan
b. Pemeriksaan Radiologi (Tidak Dilakukan)
c. Pemeriksaan Non Laboratoriu
Spirometri (Tidak Dilakukan)
- Melihat fungsi paru
- Fungsi yang terganggu belum tentu terlihat pada gambaran
anatomis
Audiometri (Tidak Dilakukan)
Dilakukan untuk medical check up, jenis gangguan pendengaran, dan
gangguan fungsi telinga

7
B. ANALISIS HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENYAKIT YANG
DIDERITA
1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja
Tempat kerja pasien cukup berisiko menyebabkan penyakit akibat kerja. Pasien
bekerja dengan menggunakan alat-alat yang dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja, dengan posisi kerja yang tidak nyaman pula, di lingkungan kerja
pasien juga banyak terdapat orang sakit dan selalu berhubungan langsung
dengan pasien-pasien yang menjalani rawat jalan, hingga mudah sekali terjadi
penularan penyakit akibat lingkungan kerja.
2. Pembuktiaan hubungan penyakit dengan bekerja
Os mengeluhkan sering sakit dibagian punggung bawah. Hal ini diakibatkan
karena seringnya berdiri dan berjalan untuk membuat dan mengantarkan
minuman.
3. Pembuktian tidak ada hubungan penyakit dengan penyebab luar
pekerjaan
Aktivitas di luar pekerjaan selain wirausaha tidak ada.

C. MENEGAKKAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA


1. Diagnosis Kerja
Low Back Pain
2. Diagnosis Differensial
-
3. Diagnosis Okupasi
M54.5 Low Back Pain
4. Katergori Kesehatan
“Kesehatan baik cukup baik dengan kesehatan yang dapat dipulihkan”

D. PROGNOSIS
- Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)
- Ad Sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)
- Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)
Prognosa Okupasi : Ad Bonam

8
E. PERMASALAHAN PASIEN DAN RENCANA PENATALAKSANAAN
Jenis Rencana Tindakan Target Waktu Keterangan
Permasalahan dan Evaluasi
Low Back Pain Kuratif: 1 minggu Penyakit
Analgetik, Vit B kompleks, latihan otot gejala sudah dapat
pinggang hilang, gejala dipulihkan
Preventif: sembuh atau
Kurangi posisi statis (tidak lebih dari 2 jam) berkurang
Hati-hati ketika mengangkat barang yang Penderita
berat memahami
Meminta bantuan untuk mengangkat cara mengatasi
bersama-sama ketika barang terlalu berat dan mencegah
Melakukan pemanasan sebelum bekerja terjadi kembali
Menyiapkan kursi untuk duduk LBP
Relaksasi otot-otot secara berkala misalnya
tiap 30 menit
Promotif:
Penyuluhan dan edukasi tentang LBP
Kurangnya Menyediakan APD yang sesuai standar Seumur hidup APD dapat
APD dan Edukasi tentang pentingnya menggunakan selama bekerja mengurangi
ketidaktahuan APD keluhan-
pentingnya Pelatihan K3 keluhan
penggunaan pasien
APD

F. PEMECEHANAN MASALAH
Untuk pemecahan masalah terhadap kasus diatas, saya menyimpulkan bahwa
perlu juga pengajuan untuk memfasilitasi alat-alat pelindung diri yang sesuai dengan
kebutuhan pekerja kepada puskesmas tempat pasien bekerja. Selain itu, kita dapat
memberi masukan alat pelindung diri apa yang cocok untuk digunakan saat bekerja,
posisi apa saja yang baik, bagaimana mencegah agar tidak terjadi penyakit akibat kerja,
dan nyaman tentunya hingga pasien akan menggunakannya dengan baik.

9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Keluhan yang dirasakan pasien merupakan kebiasaan yang terjadi akibat posisi
pasien yang tidak baik selama bekerja dan jam kerja pasien yang cukup panjang. Oleh
karena itu diperlukan alat pelindung diri yang disediakan oleh instansi tempat pasien
bekerja, dan diberikan pengetahuan agar pasien memiliki kesadaran bagaimana posisi
kerja yang baik dan menggunakan alat pelindung diri untuk keselamatan selama
bekerja.

B. SARAN
Pekerjaan yang pada posisi yang berulang dan terus menerus, diperlukan adanya
istirahat pada tengah-tengah aktivitas bukan saat pekerjaan telah selesai baru
mendapatkan istirahat. Dan juga lakukan relaksasi pada otot di sela-sela waktu bekerja.
Penting tanggung jawab dan kedisiplinan pekerja/individu itu sendiri dalam
mengendalikan resiko yang mungkin terjadi pada dirinya.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai