Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Saturasi Oksigen Perifer Kaki

Klien Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap


Kabupaten Pekalongan

Casmariyanto dan Ranggi Satria Rizki Ananda


Program Studi Ners
STIKes Muhammadiyah Pekajangan – Pekalongan
Agustus, 2015

ABSTRAK

Penderita Diabetes Mellitus sering mengalami luka yang sulit sembuh pada
kakinya akibat tingginya kadar gula darah yang mengurangi kandungan
oksihemoglobin dalam jaringan tubuh yang normalnya >95%. Pemenuhan
oksigen perifer pada klien diabetes dibutuhkan sirkulasi darah yang adekuat.
Untuk itu, dibutuhkan upaya untuk memperbaiki sirkulasi darah yang terjadi
akibat arteriosklerosis. Dengan senam kaki diabetik, maka sirkulasi darah dapat
diperbaiki dan mampu memperkuat otot – otot kecil. Diabetes Mellitus
merupakan sekumpulan gejala metabolik dan ditandai dengan peningkatan
glukosa dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya Pengaruh
Senam Kaki Diabetik Terhadap Saturasi Oksigen Perifer Kaki Klien Diabetes
Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan.
Penelitian ini menggunakan oksimetri dengan standard error ± 2 %. Sampel
dalam penelitian sebanyak 20 Responden yang mengalami gangguan saturasi
oksigen perifer kaki dibawah normal (<95%). Penarikan sample menggunakan
teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Wilcoxon test
dengan nilai α 5%. Hasil uji statistik menunjukan nilai 𝜌 value saturasi oksigen
perifer kaki klien diabetes mellitus sebelum dan sesudah melakukan senam kaki
diabetik (0,001) sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukan adanya pengaruh senam
kaki diabetik terhadap saturasi oksigen perifer kaki klien diabetes mellitus. Saran
peneliti, penelitian ini dapat digunakan oleh pelayanan kesehatan untuk
menerapkan terapi non farmakologis sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki
nilai saturasi oksigen perifer kaki dengan menggunakan senam kaki diabetik.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Senam Kaki, Saturasi Oksigen Perifer kaki
ABSTRACT
The Effect of Diabetic Foot Gymnastics on Oxygen Saturation Peripheral
Foot of Diabetic Patients In Work Area Of Karangdadap
Primary Health Care Unit, Pekalongan District
Diabetes Mellitus patients have experience in difficulties to wound healing of the
foot as the effect of high blood sugar and can be effect on reducing oxy-
hemoglobin in the tissue of the body that normally is > 95%. The refill of
peripheral oxygen on diabetic patients need adequate blood circulation. Therefore
it took the effort to improve blood circulation caused by arteriosclerosis. With
diabetic foot exercise, blood circulation can be improved and able to strengthen
the small muscles. Diabetes Mellitus is a set of metabolic syndrome and
characterized by increasing blood glucose. This study is aim to know the effect of
diabetic foot exercise on limb peripheral oxygen saturations of diabetic patients in
work area of Karangdadap Primary Health Care Units, Pekalongan District. This
research used Oximetry with standard error ± 2%. Sample in this study is 20
respondents who have experience limb peripheral oxygen saturations disruptions
under the normal (<95%). The sampling used purposive sampling techniques. The
statistical test used Wilcoxon test with α value 5%. Result of statistical test
showed 𝜌 value of limb peripheral oxygen saturations of diabetic patient before
and after diabetic foot exercise (0.001) with the result Ho is rejected. This showed
there was influence diabetic foot exercise on limb peripheral oxygen saturations
of diabetic patients. Suggestions by researcher, this study can be used by health
services to apply non-pharmacological therapies as a part of efforts to improve
limb peripheral oxygen saturations with diabetic foot exercise.

Key words : Diabetes Mellitus, Foot Exercise, Limb Peripheral Oxygen


Saturations

PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan terhadap


oksigen sendiri manusia dewasa
Manusia memiliki lima memerlukan 250 ml oksigen/menit
kebutuhan dasar antara lain dan bertambah sampai 4000 ml/menit
kebutuhan fisiologis yang terdiri dari saat berolahraga. Kebutuhan akan
oksigen, cairan, nutrisi, suhu badan, oksigen ini tentu akan berkurang jika
eliminasi dan perlindungan, terjadi masalah pada tubuh manusia
kebutuhan akan rasa aman dan normalnya oksigen dalam tubuh
nyaman, kebutuhan mencintai dan >95%. Klien diabetes mellitus sendiri
dicintai, kebutuhan untuk dihargai memiliki kadar glukosa yang tinggi
serta kebutuhan aktualisasi diri dan menumpuk di pembuluh darah
(Stockert & Hall 2011, h.5). yang akan membuat viskositas darah
Kebutuhan akan oksigen merupakan meningkat dan laju darah menurun,
salah satu kebutuhan dasar yang sehingga mengakibatkan gangguan
dibutuhkan manusia. Dalam pada suplai oksigen dalam jaringan
yang dibawa oleh darah. Jaringan adalah memperbaiki sirkulasi darah
yang tidak mendapatkan suplai yang terjadi akibat dari
oksigen yang cukup dapat menjadikan arteriosklerosis yang timbul. Dengan
nekrosis (Sustrani et all 2004, h. 15). senam kaki diabetik, maka sirkulasi
International Diabetes darah dapat diperbaiki dan mampu
Federation (IDF) pada tahun 2013 memperkuat otot – otot kecil. Hal ini
menyebutkan terdapat 371 juta jiwa menjadikan suplai darah yang menuju
penderita diabetes diseluruh dunia, ke pembuluh darah perifer tidak
dengan prevelansi 95 % pada diabetes mengalami hambatan sehingga
tipe 2 dan 5% pada diabetes tipe 1. oksigen dalam darah juga dapat di
Menurut Depkes 2011 dalam Trihono distribusikan dengan baik
2013, peningkatan penderita diabetes (Sidartawan Soewondo & Imam
mellitus juga terjadi di Indonesia. 2009, h. 326).
Pada tahun 2007 penyebab kematian Studi pendahuluan yang telah
akibat diabetes mellitus pada dilakukan oleh peneliti terhadap 10
kelompok usia 45 – 54 tahun di klien diabetes mellitus yang terdiri
daerah perkotaan mencapai 14,7 % dari 5 wanita dan 5 laki – laki di
dan diperkirakan pada tahun 2030 wilayah Pekajangan yang mengalami
akan mencapai 21,3 juta. prevalensi gangguan saturasi oksigen perifer
pada penderita diabetes mellitus yang menunjukan bahwa dengan latihan
diperoleh berdasarkan wawancara senam kaki diabetik ternyata dapat
yaitu 1,1% pada tahun 2007 menjadi meningkatkan persentase saturasi
1,5% pada tahun 2013 sedangkan pada klien tersebut dengan nilai mean
prevalensi diabetes mellitus Jawa sebesar 3,5 % tiap klien. Nilai
tengah sendiri memiliki prevalensi terendah saturasi oksigen perifer klien
sebesar 1,9 % (Trihono 2013, h. 87). diabetes mellitus sebelum melakukan
Data dari Dinas Kesehatan senam kaki diabetik sebesar 77%,
Kabupaten Pekalongan tahun 2013 sedangkan nilai tertinggi sebesar
menunjukan bahwa di Kabupaten 96%.
Pekalongan terdapat 1791 orang Data Dinkes Kabupaten
dengan diabetes mellitus dimana Pekalongan menyebutkan bahwa
jumlah terbanyak terdapat di wilayah wilayah kerja puskesmas di
kerja Puskesmas Karangdadap kabupaten Pekalongan untuk
dengan kunjungan klien diabetes pravelensi klien diabetes mellitus
mellitus sebesar 319 kunjungan tertinggi terdapat di Wilayah Kerja
sedangkan pada tahun 2014 terdapat Puskesmas Karangdadap pada tahun
508 kunjungan. Di wilayah kerja 2014 dengan jumlah kunjungan
Puskesmas Karangdadap sendiri sebesar 508 orang dan daftar
terjadi peningkatan penderita diabetes kunjungan ini terus meningkat dari
mellitus setiap tahunnya dimana pada tahun 2011 yang lalu. Selain itu, dari
tahun 2011 sebanyak 156 kunjungan studi dokumen didapatkan hasil
dan pada tahun 2012 sebanyak 196 bahwa dari 508 kunjungan klien
kunjungan (DINKES Kabupaten diabetes mellitus di wilayah kerja
Pekalongan 2014). Puskesmas Karangdadap, terdapat 9
Pemenuhan oksigen perifer nama dengan alamat berada di luar
pada klien diabetes dibutuhkan wilayah kerja Puskesmas
sirkulasi darah yang adekuat. Untuk Karangdadap, 65 nama dengan alamat
itu, upaya yang harus dilakukan tidak lengkap dan 334 orang dengan
nama ganda. Sehingga jumlah (Notoadmodjo 2010, h. 124-125).
populasi yang dapat diteliti sebanyak Pada penelitian ini terdapat 40 orang
100 orang. Dari 100 orang tersebut, dengan nilai saturasi oksigen perifer
setelah dilakukan pengukuran saturasi kurang dari 95%. Apabila jumlah
oksigen perifer terdapat 40 orang populasi kurang dari 100, maka
dengan nilai saturasi oksigen perifer pengambilan sempel yang dapat
kurang dari 95%. Pada wilayah ini, dilakukan sebesar 50 % dari jumlah
terdapat beberapa klien yang populasi (Imron & Munif 2009, h 79).
mengalami ulkus serta perilaku senam Sampel yang akan diambil sebanyak
kaki diabetik juga belum 20 orang.
dimanfaatkan secara optimal. Dari
uraian diatas, mendorong peneliti Kriteria responden dalam penelitian
untuk melakukan penelitian dengan ini adalah sebagai berikut :
judul “Pengaruh Senam Kaki
1. Responden adalah klien diabetes
Diabetik Terhadap Perubahan
mellitus yang berdomisili di
Saturasi Oksigen Perifer Kaki Klien
wilayah kerja Puskesmas
Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja
Karangdadap Kabupaten
Puskesmas Karangdadap”
Pekalongan.
2. Responden yang bersedia
METODE
menjadi responden dalam
penelitian
Penelitian ini bersifat
3. Responden tidak sedang
eksperimen dengan desain
menggunakan obat hiperglikemi
eksperimen semu (quasi experiment)
oral maupun suntik.
Penelitian ini menggunakan
4. Responden yang memiliki nilai
rancangan One Group Pretest-
saturasi oksigen perifer <95%
Postest, yaitu desain penelitian yang
bertujuan untuk mengungkapkan
Instrumen Penelitian
hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek.
Dalam penelitian ini,
Kelompok subjek diobservasi
instrumen yang digunakan berupa
sebelum dilakukan intervensi,
stopwatch, Oxymetry pulse dan
kemudian diobservasi lagi setelah
lembar observasi
intervensi. Apabila ditemukan atau
tidak ditemukan perbedaan antara
Uji Validas dan Reabilitas
pre-tes dan post-test maka tidak dapat
dipastikan apakah perbedaan itu
Alat ukur yang digunakan pada
memang disebabkan oleh perlakuan
penelitian ini berupa oxymetri pulse
yang diberikan atau tidak
yang telah divalidasi oleh pabrik
(Nursalam2008, h. 85-86).
dengan standar yang telah ditetapkan
Teknik pengambilan sampel oleh pihak produksi. Hasil validitas
pada penelitian ini dengan cara pada alat yang digunakan peniliti
purposive sampling yaitu sebuah memiliki akurasi pengukuran sebesar
teknik pengambilan sampel ± 2% pada pengukuran saturasi
berdasarkan kriteria yang dibuat oleh oksigen perifer dengan nilai
peneliti terhadap sebuah populasi pengukuran sebesar 70 – 100%
yang dilakukan penelitian sehingga alat yang digunakan tidak
memelukan uji validitas kembali.
Penelitian yang dilakukan oleh Erna
di Rumah Sakit Marina Baixa HASIL PENELITIAN DAN
Spanyol juga menggunakan alat PEMBAHASAN
berupa oxymetri pulse dengan akurasi
pengukuran sebesar ± 2% pada Penelitian yang telah
pengukuran saturasi oksigen perifer dilakukan didapatkan hasil bahwa
untuk mendeteksi adanya gangguan nilai SPO2 kaki sebelum melakukan
perifer terhadap klien diabetes senam kaki diabetik didapatkan nilai
mellitus (Erna et all, 2013 ). max. sebesar 94,17 % dan nilai min.
Pada penelitian ini peneliti telah sebesar 78,33 %. Nilai mean 89,04 %
melakukan uji interrater reliability sedangkan nilai Std. Deviation
dimana peneliti diuji kemampuannya sebesar 4,42. Sedangkan nilai SPO2
dalam melakukan intervensi sebelum kaki sesudah melakukan senam kaki
memberikan intervensi senam kaki diabetik didapatkan nilai max. sebesar
diabetik kepada responden pada 99,00 % dan nilai min. sebesar 87,33
penelitian yang akan dilakukan. Uji %. Nilai mean 95,89 % sedangkan
ini dikatakan valid jika nilai koefisien nilai Std. Deviation sebesar 3,27 . Uji
kappa > 0,6 ( Riyanto 2009, h. 56- Normalitas data menggunakan uji
60). Nilai interrater reliability dengan Shapiro Wilk dengan hasil sebesar
uji kappa yang telah dilakukan oleh 0,047 untuk nilai saturasi pre-test dan
peneliti adalah 0,68 yang artinya tidak 0,001 untuk nilai saturasi post-test
ada perbedaan yang signifikan antara atau < α (0.005) . Karena distribusi
peneliti satu dengan peneliti dua data tidak normal jadi uji statistik
yang digunakan adalah Wilcoxon
Teknik Analisa Data Test.
Pada uji Wilcoxon Test
Teknik analisa data yang didapatkan 𝜌 value saturasi oksigen
digunakan peneliti yaitu dengan perifer kaki 0.001 . Hal ini
analisa univariate dan bivariate. menunjukkan bahwa nilai 𝜌 value
lebih kecil dari nilai alpha (0,05),
Analisis univariate oksigen sehingga H0 ditolak, yang berarti ada
perifer kaki responden klien diabetes pengaruh senam kaki diabetik
mellitus sebelum dan sesudah terhadap perubahan saturasi oksigen
diberikan intervensi berupa senam perifer kaki pada klien diabetes
kaki diabetik menggunakan rumus mellitus di Wilayah Kerja puskesmas
mean. Dari data mean yang diperoleh Karangdadap.
digunakan untuk uji normalitas pada
penelitian yang telah dilakukan. Pada Pembahasan
penelitian ini untuk mengetahui
distribusi data normal atau tidak 1. Saturasi oksigen perifer kaki
menggunakan uji Shapiro Wilk Pada responden diabetes mellitus di
penelitian ini menggunakan uji Wilayah Kerja Puskesmas
statistik untuk analisa bivariate Karangdadap sebelum melakukan
adalah uji wilcoxon test karena senam kaki diabetik.
distribusi data yang diperoleh tidak Hasil penelitian nilai
normal. SPO2 kaki sebelum melakukan
senam kaki diabetik ditunjukkan
dengan nilai rata – rata sebesar
89,04 %. Normalnya saturasi kurang dari α (0,05), sehingga H0
oksigen dalam tubuh diatas 95%. ditolak yang berarti ada pengaruh
senam kaki diabetik terhadap
2. Saturasi oksigen perifer kaki perubahan saturasi oksigen
responden diabetes mellitus di perifer kaki di Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Karangdadap.Respon
Karangdadap sesudah melakukan perilaku
senam kaki diabetik.
a. Hasil penelitian nilai saturasi KESIMPULAN DAN SARAN
oksigen perifer kaki sebelum
melakukan senam kaki Dari penelitian ini dapat
diabetik ditunjukkan pada disimpulkan bahwa pada klien
tabel 5.2 dengan nilai rata – diabetes mellitus dapat mengalami
rata sebesar 95,89 %.. gangguan SPO2 karena viskositas
b. Nilai saturasi oksigen perifer darah yang tinggi akibat
kaki pada klien diabetes hiperglikemia. Nilai SPO2 kaki
mellitus menunjukkan sebelum melakukan senam kaki
adanya peningkatan diabetes di wilayah kereja
persentase yang cukup Puskesmas Karangdadap
signifikan, hal ini sesuai menunjukkan rata – rata sebesar
dengan manfaat senam kaki 89,04 % dan nilai . dan SPO2 kaki
diabetik yang menimbulkan sesudah melakukan senam kaki
sirkulasi darah dapat diabets menunjukkan rata – rata
diperbaiki dan mampu sebesar 95,89 %.
memperkuat otot – otot kecil. Saran peneliti, penelitian ini
Selain itu suplai darah yang dapat digunakan oleh pelayanan
menuju ke pembuluh darah kesehatan untuk menerapkan terapi
perifer tidak mengalami non farmakologis sebagai salah satu
hambatan sehingga oksigen upaya untuk memperbaiki nilai
dalam darah juga dapat SPO2 kaki dengan menggunakan
didistribusikan dengan baik senam kaki diabetik.
(Sidartawan, Soewondo &
Imam 2009, h. 326). ACKNOWLEDGEMENT AND
REFERENCES
3. Pengaruh senam kaki diabetik
terhadap perubahan saturasi Acknowledgement
oksigen perifer kaki respoden
diabetes mellitus di Wilayah
Kerja Puskesmas Karangdadap. Terimakasih kepada
BAPPEDA Kabupaten Pekalongan,
Hasil analisis bivariat DINKES Kabupaten Pekalongan,
menunjukkan nilai rata – rata Puskesmas Karangdadap Kabupaten
saturasi oksigen perifer kaki klien Pekalongan, Bapak Dafid Arifiyanto,
diabetes mellitus mengalami M. Kep, Sp. Kep. M. B atas
peningkatan sebesar 6,85%. Hasil bimbingannya dalam penelitian,
uji Wilcoxon Test sebelum dan Perpustakaan STIKES
sesudah melakukan senam kaki Muhammadiyah Pekajangan dan
diabetik diperoleh nilai 𝜌 = 0,001 Responden yang telah bersedia
menjalankan intervensi yang 10. Imron, M & Munif, Amrul 2010,
diberikan. Metodologi Penelitian Bidang
Kesehatan, Sagung Seto, Jakarta.
11. Lin Ong-Hui, Jyun-Yi Lai &
References Hsin-Yi Tsai 2013, Preventing
Diabetes Extremity Vascular
1. Adib, M 2011. Pengetahuan Disease with Blood Oxygen
Praktis Ragam Penyakit Saturation Images, International
Mematikan yang Paling Sering Journal of Instrumentation
Menyerang Kita, Buku Biru, Science 2013, Taiwan.
Yogyakarta. 12. Machfoedz, Ircham 2010,
2. Andarmoyo Sulistyo 2012, Metode Penelitian (Kuantitatif &
Kebutuhan Dasar Manusia Kualitatif) Bidang Kesehatan,
(Oksigenasi) Konsep, Proses dan Keperawatan, Kebidanan,
Praktik Keperawatan, Graha Kedokteran, Fitra Maya,
Ilmu, Yogyakarta. Yogyakarta.
3. Black, Joyce M & Jane 13. Notoatmodjo, Soekidjo 2010.
Hokanson Hawks 2005, Medical Metode Penelitian Kesehatan.
– Surgical Nursing Volume 1. Rineka Cipta, Jakarta.
Evolve. China. 14. Nursalam 2008, Konsep dan
4. Colberg, Sheri R et all 2010, Penerapan Metodologi
Exercise and Type 2 Diabetes, Penelitian Keperawatan,
American Diabetic Assotiation Salemba Medika, Jakarta
Journal, America. 15. Pearce, Evelyn C 2009, Anatomi
5. Dharma, K 2011, Metode & Fisiologi untuk Paramedis,
Penelitian Keperawatan Gramedia Pustaka Utama,
(Pedoman Melaksanakan dan Jakarta.
Menerapkan Hasil Penelitian), 16. Pipit 2014, Dinas Kesehatan
CV. Trans Info Media, Jakarta. Kabupaten Pekalongan, Dinkes
6. Ena, Javier et all 2013, Use of Kab Pekalongan, Pekalongan
Pocket Pulse Oximeters for 17. Pudjiadi, Antonious H, Abdul
Detecting Peripheral Arterial Latief & Nofik Budiwardhana
Disease in Patients with Diabetes 2013, Buku Ajar Pediatri Gawat
Mellitus, Creative commons Darurat. Badan Penerbit Ikatan
attribution license, Spain. Dokter Anank Indonesia, Jakarta.
7. Flora, Rostika, Hikayati & Sigit 18. Potter & Perry 2009,
Purwanto 2012, Pelatihan Senam Fundamental Keperawatan Buku
Kaki Pada Penderita Diabetes 1 Edisi 7, Salemba Medika,
Mellitus Dalam Upaya Jakarta.
Pencegahan Komplikasi Diabetes 19. Potter & Perry 2009,
Pada Kaki, Jurnal Pengabdian Fundamental Keperawatan Buku
Sriwijaya. Palembang. 3 Edisi 7, Salemba Medika,
8. Francis Caia 2008, Perawatan Jakarta.
Respirasi, Erlangga, Jakarta. 20. Riyanto, Agus 2009, Pengolahan
9. Hidayat Aziz Alimul 2009, dan Data Analisis Data
Metode Penelitian Keperawatan Kesehatan, Mulia Medika,
dan Teknik Analisis Data, Yogjakarta.
Salemba Medika, Jakarta.
21. Sabri, Luknis & Sutanto Priyo
Hastono 2010, Statistik
Kesehatan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
22. Setyoadi & Kushariyadi 2011,
Terapi Modalitas Keperawatan
pada Klien Psikogeriatrik.
Salemba Medika, Jakarta.
23. Smeltzer & Bare’s 2005, Medical
– Surgical Nursing Parth 1st,
Lippicott Williams & Wilknis,
New Zealand.
24. Smeltzer & Bare’s 2005, Medical
– Surgical Nursing Parth 2nd,
Lippicott Williams & Wilknis,
New Zealand.
25. Soegondo, Sidartawan & Pradana
Soewondo 2009,
Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu Edisi Kedua,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
26. Stockert & Hall 2011, Basic
Nursing Seventh Edition, Mosby
Elsevier, USA.
27. Sustrani, Lanny, Syamsir Alam
& Iwan Hadibroto 2004,
Diabetes, Gramediaa Pustaka
Utama, Jakarta.
28. Tjokroprawiro, Askandar 2006,
Hidup Sehat dan Bahagia
Bersama Diabetes, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
29. Trihono 2013, Riset Kesehatan
Dasar, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta.
30. Tiwari, Sushma at all 2012,
Outcome of Breathing Exercise
(Pranayam) on Spirometric
Parameters in Type 2 Diabetic
Individuals: a Clinical Study,
Journal of Stress Physiology &
Biochemistry, India.
31. Widyanto, Faisalado Candra &
Cecep Triwibowo 2013, Trend
Disease “Trend Penyakit Saat
Ini”. Trans Info Media, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai