Jurnal ini diawali dengan kasus yang berhubungan dengan permasalahan klinis
secara umum. Disertai dengan bukti yang mendukung berbagai rencana pengobatan serta
tambahan berbagai ulasan guideline yang ada. Artikel diakhiri dengan rekomendasi klinis
dari penulis.
Kasus
Seorang perempuan berusia 65 tahun dengan keadaan umum baik dan aktif datang ke
unit gawat darurat beberapa jam setelah terpeleset hingga jatuh. Pasien tidak mampu
menumpu badan dengan kaki kanannya dan mengeluh nyeri ketika digerakkan. Pada inspeksi
kaki kanan pasien memendek dan ekternal rotasi. Foto polos perlvis dan panggul menunjukan
bahwa terdapat fraktur leher femur non-displaced. Penilaian yang lebih cermat menunjukan
bahwa fraktur terdapat pada dasar leher femur (basicervical fracture) dengan garis fraktur
berorientsi vertikal. Bagaimana penanganan yang tepat untuk pasien ini?
Permasalahan Klinis
Terdapat 4,5 juta orang yang menderita kecacatan akibat faktur tulang panggul setiap
tahunnya diseluruh dunia, yang diperkirakan akan bertambah menjadi 21 juta orang dalam 40
tahun kedepan.1 Secara global, fraktur tulang panggul menempati peringkat 10 penyebab
kecacatan. Pada tahun 2040, diperkirakan beban biaya kesehatan tahunan fraktur tersebut
mencapai 9.8 miliar $ di Amerika Serikat dan 650 juta $ di Kanada.2 Akan tetapi, mengingat
bahwa tiga perempat populasi dunia di Asia, diproyeksikan bahwa negara negara Asia akan
menjadi penyumbang terbanyak angka kejadian fraktur tulang panggul. Bahkan diestimasikan
bahwa pada tahun 2050 lebih dari 50% kasus fraktur osteoporotic akn terjadi di Asia.3
Angka kematian pada 1 bulan setelah operasi fraktur tulang panggul mendekati 10%.
Pasien yang bertahan sampai 30 hari secara substansial beresiko cacat. Bahkan di antara
pasien yang adalah komunitas yang tinggal sebelum patah tulang panggul mereka, 11%
terbaring di tempat tidur, 16% berada dalam fasilitas perawatan jangka panjang, dan 80%
menggunakan bantuan berjalan kaki 1 tahun setelah patah tulang panggul. Tingkat kematian
dalam 1 tahun setelah fraktur tulang panggul setinggi 36% meski manajemen telah agresif
termasuk operasi dan rehabilitasi9; tingkat ini tetap relatif stabil dari waktu ke waktu, berbeda
dengan penurunan angka kematian tingkat yang terkait dengan penyebab lainnya, seperti akut
infark miokard.10 Yang tidak dapat diterima tinggi risiko reoperasi, berkisar antara 10 sampai
49%, setelah operasi awal hip-fraktur telah memicu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi evidence based strategi manajemen.9,11
Manajemen berbasis bukti patah tulang panggul termasuk pertimbangan pilihan bedah
dan perawatan perioperatif (Gambar 3). Penelitian obseervasional telah mengidentifikasi
beberapa faktor risiko kematian jangka pendek dan menengah pada pasien yang memiliki
patah tulang panggul, termasuk usia, seks laki-laki, kekurangan sosial ekonomi, penyakit lain,
demensia, dan keperawatan rumah tinggal. Sayangnya, kebanyakan faktor risiko tidak
dimodifikasi.12
Manajemen Operatif
Pilihan bedah untuk fraktur leher femur termasuk fiksasi internal (yaitu, multiple
cancellous screw atau single large screw dan side plate, sering disebut sliding hip srew) atau
artroplasti (hemiarthroplasti atau total hip arhroplasty) (Gambar 4). Hemiarthroplasti
melibatkan penyisipan dari prostesis logam pada femur proksimal, sedangkan total panggul
artroplasti termasuk penyisipan dari prostesis femoral logam dan penambahan komponen
acetabular untuk tempat melekat dipinggul.
Pilihan implan sangat bergantung pada derajat perpindahan dan kondisi fisiologis
pasien. Fraktur pada tingkat derajat displacement yang lebih tinggi dikaitkan dengan resiko
gangguan suplai darah kritis kaput femur yang lebih tinggi, yang sebagian besar disediakan
oleh arteri femoralis lateral circumflex, cabang dari arteri femoral sirkumfleks medial.
Pendarahan dari fraktur intracapsular dapat mengakibatkan efek tamponade yang juga dapat
mempengaruhi mikrosirkulasi pada kaput femur dengan cara mengkompromikan vena
drainase. Kompromi suplai darah dapat menyebabkan nekrosis avaskular kaput femur dan ke
kegagalan fraktur untuk menyatu. Sehingga keputusan pembedahan harus memperhitungkan
kemungkinan pemulihan suplai darah ke kaput femur melalui reduksi fraktur menurut
anatomis, fiksasi implan yang stabil, dan pertimbangan intracapsular kapsulotomi untuk
pengurang tekanan.
Pada pasien dengan fraktur nondisplaced (Garden Type I atau II), fiksasi internal
adalah pengobatan pilihan. Terlepas dari usia pasien uji coba kecil dan acak telah
menunjukkan Hasil yang serupa setelah fiksasi internal dengan multiple cancellous screws
dan setelah internal fiksasi dengan dingle large compression screw dengan sebuah side plate.
Sebuah percobaan besar baru-baru ini (Fixation Alternatif dalam Pengobatan Fraktur Hip
[FAITH]), di mana 1079 pasien dengan fraktur leher femur (729 pasien dengan nondisplaced
fraktur dan 350 dengan fraktur displaced) secara acak disiapkan untuk menerima multiple
cancellous screws atau sliding hip screw menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok terhadap risiko reoperasi setelah lebih dari 2 tahun (17,5% vs
17,4%;risiko relatif, 1,04; 95% CI, 0,72 sampai 1,50) .19 Namun, analisis kelompok kecil
menunjukkan bahwa pasien memiliki hasil yang lebih baik dengan sliding hip screw ketika
fraktur terjadi displacement atau berada di lokasi pangkal leher femoralis dan saat garis
fraktur lebih berorientasi vertikal.19 Pengujian yang melibatkan tipe fraktur ini di
labolatorium, sliding hip screw telah menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam
mentolerir beban biomekanik yang lebih besar daripada multiple cancellous screws.20,21
Arthroplasti umumnya lebih disukai daripada internal fiksasi untuk tatalaksana fraktur
leher femur disertai displacement pada pasien berusia 65 tahun atau lebih tua yang memiliki
energi rendah, atau fraktur tipe kerapuhan. Sebuah meta-analisis dari 14 uji coba secara acak
(melibatkan 1907 pasien) membandingkan pendekatan operasi ini pada pasien berusia 65
tahun atau yang lebih tua menunjukkan bahwa Artroplasti itu terkait dengan risiko reoperasi
yang lebih rendah daripada internal fiksasi (risiko relatif, 0,23; 95% CI, 0,13 sampai 0,42) .9
Tingkat reoperasi dalam fiksasi internal dalam kelompok berkisar antara 10,0% sampai
48,8% dalam uji coba dan sering menyebabkan kegagalan fraktur untuk menyatu (pada
18,5% pasien) atau avaskular nekrosis (9,7%)9 Hemiarthroplasti dan total Artroplasti panggul
masing-masing menghasilkan fungsionalitas yang lebih baik hasil dan kualitas hidup dalam 1
tahun setelah operasi dibandingkan dengan fiksasi internal.9,22 Follow up jangka panjang dari
percobaan acak yang melibatkan 100 pasien menunjukkan bahwa fungsi panggul pada usia
17 tahun, yang diukur dengan Harris Hip Score, ternyata lebih baik setelah total artroplasti
panggul daripada setelah internal fiksasi.23 Namun, artroplasti juga memiliki beberapa
kerugian. Meta-analisis menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam risiko infeksi dengan
artroplasti dibandingkan dengan fiksasi internal (risiko relatif, 1,81; 95% CI, 1,16 sampai
2,85) .9 Dislokasi juga dapat terjadi setelah artroplasti.9
Meski tidak umum dilakukan, internal fiksasi untuk fraktur leher femur disertai
displaced memiliki beberapa keuntungan, termasuk kurang invasif, dikaitkan dengan
berkurangnya risiko infeksi (seperti yang disebutkan di atas), dan lebih disukai oleh banyak
pasien saat mereka disajikan pilihan lain.9,28 Pasien yang lebih muda yang memiliki fraktur
panggul energi tinggi (misalnya, dari kecelakaan kendaraan bermotor) biasanya diobati
dengan internal fiksasi, terlepas dari displacement fraktur, mengingat bahwa implan
artroplasti tidak mungkin terjadi untuk bertahan lebih dari 20 tahun. Faktor penting dalam
penggunaan fiksasi internal untuk displacement fraktur leher femur adalah reduksi yang
akurat dari fraktur sebelum penyisipan screw atau plates Reduksi fraktur yang tidak adekuat
merupakan faktor risiko kegagalan fiksasi selanjutnya.18
Fraktur Intertrochanteric
Fraktur panggul intertrochanteric dikelola terutama dengan cara fiksasi internal, baik
dengan sliding hip screw atau intramedullary nail karena suplai darah ke head of femur
umumnya masih utuh. Untuk patah tulang yang dianggap menjadi stabil, percobaan acak
membandingkan implan ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan mengenai hasil
akhir fungsional, tapi sliding hip screw lebih hemat biaya daripada intramedullary nail. 29-31
Fraktur tidak stabil (yaitu, dengan posteromedial fragmen yang besar) dan mereka yang
memiliki orientasi garis fraktur reverse oblique biasanya ditangani dengan intramedullary
nail. Sebuah meta-analisis dari delapan uji coba secara acak (melibatkan sebanyak 1.322
pasien) mengalami peningkatan mobilitas dengan penggunaan intramedullary nails.31-38
Fraktur Subtrochanteric
Meskipun fraktur subtrochanteric adalah yang paling jarang, namun fraktur jenis ini
memberikan tantangan unik karena ketidakstabilan fragmen fraktur. Tingkat kegagalan
resultan fiksasi telah dilaporkan setinggi 35% .39 Sebuah varian langka fraktur
subtrochanteric (yang disebut fraktur femur atipikal) telah dikaitkan dengan penggunaan
bifosfonat jangka panjang dan juga telah dilaporkan terjadi pada pasien menerima agen
antiresorptif baru.40,41 Dalam meta-analisis melibatkan 232 pasien dengan fraktur
subtrochanteric, penggunaan intramedullary nail menghasilkan kejadian dari reoperasi dan
nonunion yang jauh lebih rendah daripada melakukan extramedullary plates and scew.42
Meskipun angka kematian dan fungsi keseluruhan pada 1 tahun itu serupa pada pasien yang
mendapat intramedullary nail dan pada mereka yang menerima extramedullary plate and
screw, intramedullary nail telah menjadi standar dalam perawatan mayoritas pasien lansia
dengan fraktur subtrochanteric dan varian fraktur femur atipikal.
Perawatan Perioperatif
Daerah Ketidakpastian
Apakah operasi yang dipercepat mempengaruhi hasil bedah mayor hasilnya masih
tidak pasti. Percobaan HIP ATTACK yang sedang berlangsung adalah membandingkan
percepatan pembersihan medis (dengan tujuan memulai operasi untuk patah tulang panggul
dalam waktu 6 jam setelah presentasi) dengan standar perawatan sehubungan dengan hasil
komposit dari kematian dan komplikasi perioperatif yang serius. Meskipun data terbatas
namun percobaan acak berusaha membimbing pilihan antara panggul total artroplasti dan
hemiarthroplasty untuk fraktur neck femur displaced (percobaan HEALTH) dan untuk
membimbing pengelolaan fraktur leher femur pada pasien berusia 60 tahun atau lebih
muda,dan uji coba secara acak yang menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini sedang dalam
proses (uji coba FAITH-2;NCT01908751).
Pedoman
Wanita dalam sketsa itu memiliki nondisplaced fraktur leher femur. Seperti fraktur
femur nondisplaced lainnya, fraktur ini paling baik ditangani dengan fiksasi internal.
Mengingat sebelumnya pasien memiliki gaya hidup aktif dan keadaan umumnya baik, pasien
tersebut merupakan kandidat yang baik untuk jenis operasi ini. Kami akan
merekomendasikan penggunaan sliding hip screw karena lokasi retaknya di dasar neck femur
dan orientasi garis fraktur yang lebih vertikal. Operasi tidak boleh ditunda Kami akan
merekomendasikan melakukan operasi pada hari yang sama, jika mungkin, atas dasar studi
yang telah menunjukkan hasil yang lebih baik bagi pasien dengan pembedahan dini daripada
yang tertunda berdasarkan hasil uji coba acak membandingkan hasil operasi cepat versus
kurang cepat. Sebuah pendekatan multidisiplin perawatan perioperatif pasien itu termasuk
seorang ahli geriatrik, physioterapis, dan terapis okupasi dianjurkan, dengan fokus
mengembalikan fungsi, aktivitas kehidupan sehari-hari, dan penilaian yang tepat dan
pengobatan osteoporosis untuk mengurangi risiko patah tulang berikutnya.
References
17. Hip Fracture Accelerated Surgical 23. Chammout GK, Mukka SS,
Treatment and Care Track (HIP ATTACK) Carlsson T, Neander GF, Stark AW,
Investigators. Accelerated care versus standard Skoldenberg OG. Total hip replacement versus
care among patients with hip fracture: the HIP open reduction and internal fixation of
ATTACK pilot trial. CMAJ 2014; 186(1): displaced femoral neck fractures: a
E52-E60. randomized long-term follow-up study. J Bone
Joint Surg Am 2012; 94: 1921-8.
18. Swiontkowski MF. Intracapsular
fractures of the hip. J Bone Joint Surg 24. Bhandari M, Devereaux PJ,
Am1994; 76: 129-38. Tornetta P III, et al. Operative management of
displaced femoral neck fractures in elderly
19. Fixation using Alternative
patients: an international survey. J Bone Joint
Implants for the Treatment of Hip fractures
Surg Am 2005; 87: 2122-30.
(FAITH) Investigators. Fracture fixation in the
operative management of hip fractures 25. Hopley C, Stengel D, Ekkernkamp
(FAITH): an international, multicentre, A, Wich M. Primary total hip arthroplasty
randomised controlled trial. Lancet 2017; 389: versus hemiarthroplasty in older patients:
1519-27. systematic review. BMJ 2010; 340: C2332.
20. Deneka DA, Simonian PT, 26. Burgers P, Van Geene AR, Van
Stankewich CJ, Eckert D, Chapman JR, den Bekerom M, et al. Total hip arthroplasty
Tencer AF. Biomechanical comparison of versus hemiarthroplasty for displaced femoral
internal fixation techniques for the treatment neck fractures in the healthy elderly: a meta-
of unstable basicervical femoral neck analysis and systematic review of randomized
fractures. J Orthop Trauma 1997; 11: 337-43. trials. Int Orthop 2012; 36: 1549-60.
21. Hoshino CM, O’Toole RV. Fixed 27. Bhandari M, Devereaux PJ,
angle devices versus multiple cancellous Einhorn TA, et al. Hip fracture evaluation with
screws: what does the evidence tell us? Injury alternatives of total hip arthroplasty versus
2015; 46: 474-7. hemiarthroplasty (HEALTH): protocol for a
multicentre randomised trial. BMJ Open 2015;
22. Keating JF, Grant A, Masson M,
5(2): e006263.
Scott NW, Forbes JF. Displaced intracapsular
hip fractures in fit, older people: a randomised 28. Alolabi B, Bajammal S, Shirali J,
comparison of reduction and fixation, bipolar Karanicolas PJ, Gafni A, Bhandari M.
hemiarthroplasty and total hip arthroplasty. Treatment of displaced femoral neck fractures
in the elderly: a cost-benefit analysis. J Orthop Pertrochanteric fractures: is there an advantage
Trauma 2009; 23: 442-6. to an intramedullary nail?: a randomized,
prospective study of 206 patients comparing
29. Socci AR, Casemyr NE, Leslie
the dynamic hip screw and proximal femoral
MP, Baumgaertner MR. Implant options for
nail. J Orthop Trauma 2002; 16: 386-93.
the treatment of intertrochanteric fractures of
the hip: rationale, evidence, and 35. Parker MJ, Bowers TR, Pryor GA.
recommendations. Bone Joint J 2017; 99-B: Sliding hip screw versus the Targon PF nail in
128-33. the treatment of trochanteric fractures of the
hip: a randomised trial of 600 fractures. J Bone
30. Egol KA, Marcano AI, Lewis L,
Joint Surg Br 2012; 94: 391-7.
Tejwani NC, McLaurin TM, Davidovitch RI.
Can the use of an evidence-based algorithm 36. Xu YZ, Geng DC, Mao HQ, Zhu
for the treatment of intertrochanteric fractures XS, Yang HL. A comparison of the proximal
of the hip maintain quality at a reduced cost? femoral nail antirotation device and dynamic
Bone Joint J 2014; 96-B: 1192-7. hip screw in the treatment of unstable
pertrochanteric fracture. J Int Med Res 2010;
31. Bhandari M, Schemitsch E,
38: 1266-75.
Jönsson A, Zlowodzki M, Haidukewych GJ.
Gamma nails revisited: gamma nails versus 37. Utrilla AL, Reig JS, Muñoz FM,
compression hip screws in the management of Tufanisco CB. Trochanteric gamma nail and
intertrochanteric fractures of the hip: a meta- compression hip screw for trochanteric
analysis. J Orthop Trauma 2009; 23: 460-4. fractures: a randomized, prospective,
comparative study in 210 elderly patients with
32. Hardy DCR, Descamps PY,
a new design of the gamma nail. J Orthop
Krallis P,et al. Use of an intramedullary hip-
Trauma 2005; 19: 229-33.
screw compared with a compression hip-screw
with a plate for intertrochanteric femoral 38. Aktselis I, Kokoroghiannis C,
fractures: a prospective, randomized study of Fragkomichalos E, et al. Prospective
one hundred patients. J Bone Joint Surg Am randomised controlled trial of an
1998; 80: 618- 30. intramedullary nail versus a sliding hip screw
for intertrochanteric fractures of the femur. Int
33. Little NJ, Verma V, Fernando C,
Orthop 2014; 38: 155-61.
Elliott DS, Khaleel A. A prospective trial
omparing the Holland nail with the dynamic 39. Kuzyk PR, Bhandari M, McKee
hip screw in the treatment of intertrochanteric MD, Russell TA, Schemitsch EH.
fractures of the hip. J Bone Joint Surg Br Intramedullary versus extramedullary fixation
2008; 90: 1073-8. 34. Saudan M, Lübbeke A, for subtrochanteric femur fractures. J Orthop
Sadowski C, Riand N, Stern R, Hoffmeyer P. Trauma 2009; 3: 465-70.
40. Koh A, Guerado E, Giannoudis patients with intertrochanteric fractures? J
PV. Atypical femoral fractures related to Bone Joint Surg Br 2012; 94: 956-60.
bisphosphonate treatment: issues and con-
47. Lyles KW, Colón-Emeric CS,
troversies related to their surgical
Magaziner JS, et al. Zoledronic acid and
management.Bone Joint J 2017; 99-B: 295-
clinical fractures and mortality after hip
302.
fracture. N Engl J Med 2007; 357: 1799-809.
41. Atypical subtrochanteric and
48. Bone and Joint Canada. National
diaphyseal femoral fractures: second report of
Hip Fracture Toolkit. June 30, 2011
a task force of the American Society for Bone
(http://boneandjointcanada .com/ hip-fracture/
and Mineral Research. J Bone Miner Res
).
2014; 29: 1-23.
49. Duceppe E, Parlow J, MacDonald
42. Liu P, Wu X, Shi H, et al.
P, et al. Canadian Cardiovascular Society
Intramedullary versus extramedullary fixation
guidelines on perioperative cardiac risk
in the management of subtrochanteric femur
assessment and management for patients who
fractures: a meta-analysis. Clin Interv Aging
undergo noncardiac surgery. Can J Cardiol
2015; 10: 803-11.
2017; 33: 17-32.
43. Prestmo A, Hagen G, Sletvold O,
et al. Comprehensive geriatric care for patients
with hip fractures: a prospective, randomised,
controlled trial. Lancet 2015; 385: 1623-33.