Anda di halaman 1dari 18

TUGAS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/


ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM
(HIV/AIDS)

Dosen Pengampu:
Yudi Pradipta,SKM,MPH

Oleh:
Kelompok IV
Abidin Pius T 1511216044 Ayu Komala 1711216005
Aufa 1511216043 Suci Amalia 1711216008
Suparno 1511216057 Totep Hardiatna 1711216030
Reni Ilyas 1511216061 Suciyati 1711216044
Mulyono 1511216063 Kurnia Malasari 1711216047
Elviza Agustian 1711216001 Sovia Realolina 1711216053
Elva Yunita 1711216002 Annisya Sri 1711216054
Winda 1711216058

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul

“HIV/AIDS”. Penyusunan makalah ini diajukan ke Fakultas Kesehatan Masyarakat

sebagai pemenuhan syarat untuk melaksanakan tugas makalah Mata Kuliah

Epidemiologi Penyakit Menular.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit

Menular yang telah memberikan materi dalam pembelajaran sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran agar penyusun dapat

mengoreksi kekurangan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, terutama bagi tim penyusun.

Padang, Oktober 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1 Defenisi HIV/AIDS ............................................................................................ 4
2.2 Etiologi HIV/AIDS ............................................................................................ 4
2.3 Cara Penularan HIV/AIDS ................................................................................. 5
2.4 Tanda dan Gejalan Penderita HIV/AIDS ........................................................... 6
2.5 Epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia ............................................................... 7
2.5.1 Berdasarkan Orang ...................................................................................... 7
2.5.2 Berdasarkan Tempat.................................................................................. 10
2.6 Cara Pencegahan .............................................................................................. 11
2.7 Cara Pengobatan/Penanggulangan ................................................................... 13
5. PENUTUP .......................................................................................................... 14
a. Kesimpulan .................................................................................................... 14
b. Saran ............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah salah satu bentuk hak asasi manusia yang diwujudkan
melalui perlindungan hukum dan kebijakan pemerintah dengan upaya pemberian
fasilitas pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan msyarakat. Negara Indonesia
hingga saat ini masih menghadapi problematika kesehatan yang meberikan dampak
sosial yang kompleks dan menjadi kendala pembangunan yang harus segera
diselesaikan. Masalah kesehatan yang masih mengkhawatirkan yang ada di Indonesia
bahkan negara-negara lain di dunia adalah fakta berkembangnya epidemi yang
disebabkan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS).(1)
HIV adalah virus yang mengakibatkan Acquired Immune Defciency
Syndrome (AIDS). Virus ini menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh
seseorang, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi dan
menyebabkan defisiensi sistem imun. Hal ini mengakibatkan tubuh menjadi rentan
terhadap berbagai penyakit dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Virus HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu hubungan
seksual lawan jenis (heteroseksual), hubungan sejenis melalui laki-laki seks
dengan laki-laki (LSL), penularan dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi (misalnya penggunaaan jarum suntik yang dipakai secara bergantian,
praktek tato, tindik, dan cukur yang tercemar HIV dan transfusi darah), serta dari
ibu ke janin atau bayi (perinatal) selama dalam kandungan melalui plasenta, saat
persalinan melalui cairan genital dan saat menyusui melalui pemberian ASI.(2)
Berdasarkan Laporan United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) tahun 2016 diketahui bahwa prevalensi penduduk di dunia yang
meninggal akibat AIDS selama tahun 2015 sebanyak 3.3%. Laporan Epidemi HIV
Global UNAIDS tahun 2016 menyatakan bahwa hingga akhir tahun 2015 terdapat
36.7 juta penduduk di dunia mengidap penyakit HIV, dan 2.1 juta dari jumlah
tersebut merupakan kasus baru selama tahun 2015. Di Asia dan Pasifik diketahui
bahwa sebanyak 5.1 juta penduduk mengidap HIV hingga akhir tahun 2016,
dimana 300.000 diantaranya merupakan kasus baru.(3)

1
2

Kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada bulan April


tahun 1987 di Bali. Hingga kini jumlah penderita HIV/AIDS cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penemuan kasus baru HIV dan kasus
AIDS di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 29.037 kasus HIV baru dan 11.493
kasus AIDS. Pada tahun 2014 dan 2015 terjadi penurunan kasus baru HIV dan
kasus AIDS yaitu tahun 2014 terdapat 32.711 kasus HIV baru dan 7.875 kasus
AIDS, tahun 2015 terdapat 30.935 kasus HIV baru dan 6.081 kasus AIDS.
Prevalensi nasional HIV/AIDS tahun 2015 yaitu 32,95%. (4)
Menurut data Kemenkes RI pada tahun 2015 pada kelompok umur
menunjukkan bahwa sebagian besar kasus baru HIV terdapat pada usia produktif,
seperti pada usia 20-24 tahun (15,7%), usia 25-49 tahun (70,5%) dan diatas 50
tahun (6,5%). Presentase terinfeksi HIV menurut jenis kelamin dari tahun 2010-
2015, laki-laki memiliki presentase lebih tinggi dibandingkan presentase
perempuan dimana 59,4% adalah laki-laki dan 40,6% adalah perempuan.(4)
Sumatera Barat merupakan provinsi dengan jumlah penderita HIV/AIDS
cukup banyak di Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat, diketahui bahwa case rate kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat
tahun 2015 adalah 24,05/100.000 penduduk. Angka ini lebih tinggi dibandingkan
dengan case rate nasional yaitu 19,1/100.000. Tingginya case rate ini menjadikan
Sumatera Barat sebagai peringkat ke 8 dari 34 provinsi di Indonesia untuk kasus
HIV/AIDS. Prevalensi penderita AIDS yang meninggal dunia pada tahun 2015
sebanyak 12.85% (Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2016).
Kota Padang sebagai ibu kota provinsi merupakan kota yang memiliki
tingkat kasus HIV/AIDS yang tinggi. Berdasarkan data case rate HIV/AIDS,
diketahui bahwa case rate kasus HIV/AIDS di Kota Padang tahun 2015 adalah
56,96/100.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan case rate provinsi
yaitu 24,05/100.000. Tingginya case rate ini menjadikan Kota Padang sebagai
peringkat pertama kasus HIV/AIDS dari 19 Kab/Kota di Provinsi Sumatera Barat
(Dinkes Provinsi Sumatera Barat, 2016)
Perkembangan dari HIV/Aids terus meningkat. Hal ini sangat berbahaya
dan akan mengancam kehidupan manusia. Karena dampak dari penyebaran
HIV/AIDS ini adalah dapat menyebabkan Kematian selain itu juga akan
memerlukan biaya yang banyak jika sudah terinfeksi HIV/AIDS untuk melakukan
perawatan dan pengobatan.
3

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu kita ketahui mengenai penyakit


menular HIV/AIDS.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Secara umum Penyakit menular HIV/AIDS.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Definisi HIV/AIDS.
2. Mengetahui Penyebab/Etiologi Penyakit HIV/AIDS.
3. Mengetahui Cara penularan HIV/AIDS.
4. Mengetahui Tanda dan Gejala HIV/AIDS
5. Mengetahui Epidemiologi HIV/AIDS.
6. Mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS
7. Mengetahui cara Pengobatan HIV/AIDS
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi HIV/AIDS


HIV atau Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus
yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan
kumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh HIV (Kemenkes, 2014). Seseorang yang menderita infeksi HIV
dinyatakan sebagai penderita AIDS ketika menunjukkan gejala atau penyakit tertentu
yang merupakan akibat dari penurunan daya tahan tubuh yang disebabkan oleh virus
HIV (indikator sesuai dengan defini AIDS dari Centers For Disease Control tahun
1993) atau tes darah menunjukkan jumlah CD4 < 200/mm3.(5)
HIV merupakan retrovirus yang menyerang dan menghancurkan atau
mengganggu fungsi sistem kekebalan tubuh manusia terutama CD4 positive T-cel
dan macrophages yang merupakan komponen-komponen utama sistem kekebalan
tubuh. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan secara
terus-menerus, yang mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Orang yang
kekebalan tubuhnya menurun (immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
berbagai ragam infeksi, yang biasanya jarang mengakibatkan penyakit. Kondisi ini
dikenal sebagai “infeksi oportunistik”. Melemah atau menghilangnya sistem
kekebalan tubuh karena turunnya sel CD4 merupakan pertanda HIV sudah
berkembang menjadi AIDS . Waktu yang diperlukan HIV menjadi AIDS cukup
lama, tergantung kondisi kesehatan masing-masing individu.(6)

2.2 Etiologi HIV/AIDS


HIV termasuk dalam famili retrovirus dan sub-class lentivirus,yaitu virus
berselubung yang mempunyai enzim yang mampu mensintesis kopi DNA (Asam
Deoksiribonukleat) dari genom RNA (Asam Ribonukleat), yakni enzim reverse
transcriptase. Ada dua tipe HIV yang penting, yaitu HIV-1 yang diidentidikasi oleh
Luc Montainer di Institute Pasteur Paris pada tahun 1983 dan HIV-2 yang
diidentifikasi dari penderita AIDS di Afrika Barat pada tahun 1986. HIV-1 dan HIV-
2 memiliki kesamaan dalam struktur, cara penularan, dan infeksi oportunistik yang
menyertainya. Disamping itu, cara pencegahan dan penanggulangannya juga tidak

4
5

berbeda, tetapi memiliki daerah penyebaran yang berbeda. HIV-2 jarang dijumpai di
luar Afrika dan memiliki masa inkubasi yang lebih panjang dibandingkan dengan
HIV-1. HIV-1 inilah yang banyak ditemukan di Indonesia dan banyak tempat di
Asia. Perbedaan yang lain yaitu, HIV-2 memiliki kemungkinan penularan yang lebih
kecil dibandingkan HIV-1. HIV-2 juga kurang patogen, dalam arti periode antara
terjadinya infeksi menjadi sakit relatif lebih lama dibanding HIV-1. Kemungkinan
penularan dari ibu yang terinfeksi HIV-2 ke anaknya juga relatif lebih kecil
dibanding dengan ibu yang terinfeksi HIV-1. Bagian luar HIV diliputi oleh suatu
selubung yang disebut envelope dan di bagian dalam terdapat sebuah inti (core) yang
memiliki berat molekul 0,7 kb (kilobase).(7)

2.3 Cara Penularan HIV/AIDS


HIV ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual, penggunaan
jarum dan syringes yang terkontaminasi, transfusi darah atau komponen-
komponennya yang terinfeksi, transplantasi dari organ dan jaringan yang
terinfeksi HIV. Penyakit ini dapat menular melalui berbagai cara antara lain
melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. (8)
1. Hubungan Seksual
Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus
sedunia. Lebih mudah terjadi penularan apabila terdapat lesi penyakit kelamin
dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis,
gonorea, klamidia, kankroid dan trikomoniasis. Risiko pada seks anal lebih
besar dibanding seks vaginal, dan risiko juga lebih besar pada reseptive dari
pada yang insetive
2. Kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum suntik
a. Transfusi darah/produk darah yang tercemar HIV, risikonya sangat tinggi
sampai lebih dari 90%.
b. Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan
sempritnya pada para pecandu narkotik suntik. Risikonya sekitar 0,5-1%.
c. Penularan lewat kecelakaan termasuk jarum petugas kesehatan risikonya
sekitar kurang dari 0,5 %
3. Dari ibu hamil pengindap HIV ke bayinya
a. Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero).
Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfusi
6

fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan
darah atau sekresi maternal saat melahirkan
b. Risikonya sekitar 25-40%.
Cara penularan penyakit HIV/AIDS menurut Widoyono (2011) antara lain
melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Menurut National
AIDS Manual (NAM) Aidsmap pada tahun 2016 menyatakan HIV dapat menular
melalui beberapa cara, yaitu: (9)
a. Dari Ibu yang positif HIV ke anaknya
b. Melalui berbagi jarum suntik
c. Transfusi darah
d. Hubungan seksual baik dalam bentuk anal, oral, vaginal maupun
bentuk hubungan seksual lainnya

2.4 Tanda dan Gejalan Penderita HIV/AIDS


Riwayat alamiah infeksi HIV dari tahap awal hingga ke tahap akhir AIDS
tergantung pada kekebalan dan kondisi individu, yang memerlukan waktu 2-15
tahun. Orang yang hidup dengan HIV umumnya tidak menyadari tentang status HIV
mereka tanpa tes HIV karena mereka terlihaat sehat dan setelah beberapa minggu
terinfeksi, mereka mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala atau hanya penyakit
seperti demam, sakit kepala, ruam atau sakit tengorokan. Namun, HIV terus
berkembang dan menginfeksi sel T-helper yang mengandung reseptor CD4 sampai
virus ini melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan gejala lebih lanjut,
termasuk pembengkakan kelenjer getah bening, penurunan berat badan, demam,
diare dan batuk dan penyakit berat berikutnya seperti Tuberkulosis,meningitis
kriptokokus dan kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi.(10)
Tanda dan gejala berdasarkan tahapan HIV/AIDS dimulai ketika masuknya
virus sampai timmbulnya gejala AIDS : (11)
1. Tahap pertama (periode jendela)
a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.
b. Penderita HIV tampak dan meraasaa sehat.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
d. Tahap ini berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.
2. Tahap kedua (HIV Asimptomatik/ masa laten)
a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.
7

b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang
mulai terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan.
Rata-rata penderita bertahan selama 9 tahun. Namun di negara
berkembang , durasi tersebut lebih pendek.
3. Tahap ketiga (dengan gejala penyakit)
a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan
tubuh yang semakin menurun.
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalya pembengkakan kelenjer
limfa atau diare terus menerus.
c. Umumnya tahap in berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya
tahan tubuh penderita.
4. AIDS
a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS
b. Sistem kekebalan tubuh semakin menurun.
c. Berbagai penyakit laain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi
penderita semakin parah.

2.5 Epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia


2.5.1 Berdasarkan Orang
Di seluruh Dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV
yang terdiri 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi
baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 Juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240
ribu anak usia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang
terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190 ribu anak usia <15 tahun.(5)
Di Indonesia jumlah kasus hiv cendrung meningkat dari tahun ketahun
sejak pertamakali dilaporkan yaitu pada tahun 1987 dan kasus AIDS juga cendrung
meningkat akan tetapi lambat dan bahkan pada tahun 2012 terjadi penurunan.
Berikut ini adalah total komulatif penderita HIV dan AIDS sejak tahun 1987 sampai
September 2014.(5)
8

Grafik 1Penderita HIV/AIDS tahun 1987-2014

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Berdasarkan gambar diatas Jumlah total penderita HIV dari 1987 sampai
September 2014 sebanyak 150.296 orang sedangkan total komulatif kasus AIDS
sebanyak 55.799 orang.(5)
1. Berdasarkan umur
Penyakit HIV Berdasarkan kelompok umur, kelompok umur 25-49
merupakan penderita terbanyak dan disusul oleh kelompok usia 20-24
tahun..Berdasarkan infodatin,kemenkes per September 2014 berikut ini
Grafik 2 Penderita HIV berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Sedangkan pada kasus AIDS umur yang paling banyak menderita adalah
umur 20-29 tahun dan di ikuti umur 30-39 tahun.
9

Grafik 3 Penderita AIDS berdasarkan Umur

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Berdasarkan Grafik di atas Aids terbanyak pada usia 20-29 yaitu 32,9 %,
sedangkan yang paling sedikit adalah usia kurang dari 1 tahun sebesar 0,4 %.
2. Berdasarkan Jenis Kelamin
Ditinjau dari jenis kelamin, penderita HIV banyak di derita
oleh jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan. berikut
ini adalah gambaran penderita HIV berdasarkan Jenis kelamin dari
tahun1987sampai dengan September 2014.

Grafik 4 Penderita HIV berdasarkan Jenis kelamin

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Berdasarkan Grafik di atas pada ahun 2014, HIV pada jenis kelamin
laki-laki sebanyak 13.280 orang, sedangkan HIV pada jenis kelamin Perempuan
sebesar 9.589 orang.
10

Sedangkan pada AIDS, jenis kelamin yang banyak menderita AIDS


adalah berjenis kelamin laki laki sebesar 54%,sedangkan perempuan 29%,
dan 17 % tidak melaporkan jenis kelaminnya.

Gambar 2.1 Penderita AIDS berdasarkan Jenis Kelamin


Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes

3. Berdasarkan Pekerjaan
Kasus AIDS jika ditinjau dari pekerjaan banyak diderita pada ibu rumah
tangga. Berikut ini gambaran AIDS sejak tahun 1987-2014 jika ditinjau
dr jenis pekerjan.
Grafik 5 AIDS berdasarkan Pekerjaan

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa penderita AIDS terbanyak
adalah pada ibu rumah tangga Yaitu sebanyak 6.530 orang, diikuti wiraswasta
sebesar 6.203 orang.

2.5.2 Berdasarkan Tempat


Di Indonesia berdasarkan laporan Provinsi, jumlah komulatif dari tahun 1987 sampai
September 2014, 10 provinsi penderita HIV terbanyak secara berturut turut adalah
sebagai berikut: Provinsi DKI Jakarta, Jatim,Papua, Jabar, bali,SUmut, Kalbar,Kepri
dan Sumsel. Berikut ini adalah gambaran laporannya:(5)
11

Grafik 6 HIV berdasarkan Provinsi

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Bersarkan Grafik di atas dapat kita ketahui,bahwa jumlah penderita HIV
berdasarkan Provinsi,terbanyak pada provinsi DKI Jakarta yaitu sebanyak 32.782
kasus, sedangkan yang paling sedikit adalah Sulawesi Barat sebanyak 39 kasus.
Berdasarkan laporan kasus 10 provinsi terbanyak pada kasus AIDS adalah
secara berurutan sebagai berikut. Papua, Jatim,DKI Jakrta, Bali, Jabar, jateng, Papua
Barat, Sulawesi Selatan, Kalbar dan Sumut. Berikut ini adalah gambaran 10 provinsi
terbanyak kasus AIDS di Indonesia sejak tahun 1987-2014.
Grafik 7 AIDS berdasarkan Provinsi

Sumber : Infodatin HIV/AIDS tahun 2014,kemenkes


Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa jumlah kasus AIDS
terbanyak adalah pada Provinsi Papua sebanyak 10.184 Kasus dan urutan ke 10
adalah Sumatera Utara sebanyak 1.573 kasus.

2.6 Cara Pencegahan


Cara pencegahan pada penyakit menular yang paling efektif adalah dengan
memutuskan rantai penularan penyakit. Pencegahan primer dilakukan kepada
12

masyarakat berupa promosi kesehatan kepada remaja dan keluarga, pencegahan


sekunder kepada ODHA berupa pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang
tepat agar ODHA dapat survived, dan pencegahan tersier ditujukan untuk rehabilitasi
dari pada pembuatan diagnosa maupun tindakan penyakit. Berikut ini adalah
beberapa cara dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS. (12)
1. Upaya pencegahan berdasarkan cara penularan
Prinsip pencegahan HIV melalui ABCDE
a) 1A (Abstinence), artinya absen seks ataupun tidak melakukan hubungan
seks bagi orang yang belum menikah.
b) B (Be Faithfull), artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
tidak berganti ganti.
c) C (Condom), artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual
dengan menggunakan kondom.
d) D (Drug No), artinya dilarang menggunakan narkoba.
e) (Education), artinya pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang
HIV/AIDS.
2. Upaya pencegahan berdasarkan tingkat pencegahan
a) Health Promotion (promosi kesehatan), contohnya adalah pendidikan
kesehatan reproduksi, seksual, HIV dan AIDS.
b) Specific protection, pencegahan kelompok beresiko, contohnya:
Pencegahan Melalui Transmisi Seksual (PMTS), Harm Reduction, dan
Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA).
c) Early Diagnosis and Promp Treatment (Diagnosis dan Pengobatan secara
Dini), contohnya: melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT)
untuk mengetahui secara dini status HIV dalam tubuh dan program SUFA
(Strategic Use of Antiretroviral).
d) Rehabilitation (Pemulihan). Melalui pengobatan ARV
3. Upaya pencegahan berdasarkan transmisi
a) Upaya Pencegahan Melalui Transmisi Seksual, melalui tiga prinsip yakni
program perubahan perilaku dan penggunaan kondom, pendidikan seks
untuk remaja, VCT &screening serta pengobatan IMS.
b) Upaya Pencegahan Melalui Transmisi Jarum Suntik Pada Penasun,
melalui program pengurangan dampak buruk seperti, tidak menggunakan
13

jarum suntik bergantian dengan menggunakan jarum suntik steril dan


sterilisasi peralatan setelah dipakai.
c) Upaya Pencegahan Melalui Transmisi Perinatal,
melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif, layanan
konseling dan tes HIV, pemberian obat antiretroviral (ARV), dan persalinan
yang aman

2.7 Cara Pengobatan/Penanggulangan


Penyakit HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obatnya, akan tetapi sudah ada
obat yang mampu mencegah perkembangan HIV yaitu ARV (antiretroviral).
Pengobatan antiretroviral merupakan bagian dari pengobatan HIV dan AIDS untuk
mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik,
meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, dan menurunkan jumlah virus (viral
load) dalam darah sampai tidak terdeteksi.(13)
Pengobatan ARV tersebut diberikan kepada : penderita HIV dewasa dan anak
usia 5 (lima) tahun ke atas yang telah menunjukkan stadium klinis 3 atau 4 atau
jumlah sel Limfosit T CD4 kurang dari atau sama dengan 350 sel/mm3, ibu hamil
dengan HIV, bayi lahir dari ibu dengan HIV, penderita HIV bayi atau anak usia
kurang dari 5 (lima) tahun, penderita HIV dengan tuberculosis, penderita HIV
dengan hepatitis B dan hepatitis C, penderita HIV pada populasi kunci, penderita
HIV yang pasangannya negatif; dan/atau , penderita HIV pada populasi umum yang
tinggal di daerah epidemi HIV meluas.(13)
Pengobatan ini bersifat seumur hidup, jadi orang yang menderita HIV/AIDS
akan mengkonsumsi ARV ini seumur hidupnya. Dan tidak boleh lupa untuk
meminum obatnya.
4. PENUTUP

a. Kesimpulan
1. HIV adalah virus penyebab penyakit AIDS yang menyerang system
kekebalan tubuh manusia
2. Etiologi dari HIV/AIDS adalah virus HIV termasuk dalam famili
retrovirus dan sub-class lentivirus
3. Cara penularannya HIV/AIDS adalah melalui cairan tubuh, hubungan
seksual, penggunaan jarum suntik bersama, transfuse darah, ibu pngindap
HIV/Aids ke jain/anaknya.
4. Tanda dan gejala HIV awalnya tidak terlihat tergantung daya tahan tubuh.
Tanda awal seperti demam,pembengkakan getah bening, dan semakin
lama pada kondisi yang sudah parah AIDS akan terjadi demam, diare
berkepanjagan, timbul jamur di mulut, kanker, penurunan berat badan
sangat drastic, dan tibmulnya penyakit lain seperti TBC dll.
5. Epidemiologi di Indonesia kasus terbanyak di pada usia produktif yaitu
HIV (25-49tahun)sedangkan AIDS (20-24 Tahun). Jenis kelamin laki laki
lebih banyak mendeirta HIV dan AIDS, pekerjaan ibu rumahtangga
paling banyak. Berdasarkan tempat, Provinsi DKI terbanyak HIV dan
Provinsi Papua terbanyak AIDS.
6. Cara Pencegahan bisa melalui ABCDE (abstinence, be
faithfull,condom,no drug dan education).
7. Pengobatan mengkonsumsi ARV seumur Hidup dan diiringi pola hidup
sehat.
b. Saran

1. Untuk pembaca makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber


bacaan
2. Untuk penulis makalah selanjutnya agar menambah referensi yang lebih
banyak lagi sehingga semakin kaya akan ilmu dan semakin lengkap isinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Diyan Purnomo d. Analisis Kebijakan Penanggulangan Hiv Dan Aids Di


Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik. 2008;Vol 3 No 1(Universitas
Brawijaya,Malang):42-8.
2. BKKBN. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012 Modul Pria. 2012.
3. Ilma Nuria Sulrieni. Analisis Pelaksanaan Program Pencegahan
Penanggulangan Hiv/Aids (P2ha) Di Pelabuhan Teluk Bayur Kota Padang.
Padang: Universitas Andalas; 2017.
4. Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilaporkan s/d
Desember 2015. Jakrta: Kemenkes RI; 2015.
5. Kemenkes RI. Infodatin situasi dan Analisis HIV/Aids2014.
6. KPA Nasional. Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan
AIDS 2010 – 2014. Jakarta2010.
7. Siregar KN, dkk. HIV dan AIDS. Riau: Unri Press; 2016.
8. Kunoli FJ. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta Timur: CV.
Trans Info Media; 2013.
9. Widoyono. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.
10. Noviana N. Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS. Jakarta CV Trans Info
Media; 2013.
11. Najmah. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media; 2016.
12. Nopriadi. Buku Ajar Pencegahan HIV dan AIDS. Padang 2016.
13. Kemnkes RI. Permenkes NO 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan
Antiretroviral Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan
Republik Indonesia2014.

Anda mungkin juga menyukai