Pemeriksaan Fisik Gangguan Koordinasi Gerak & Gerakan Involunter
No. ASPEK YANG DINILAI
I Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri II Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut atau tidak nyaman sebelum melakukan pemeriksaan fisik 1. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan 2. Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan III Pemeriksaan Adanya Gerakan Involunter 1. Mengamati adanya gerakan involunter (Tremor, Chorea, Athtosis, Hemibalismus, dll) 2. Melaporkan adanya gerakan involunter IV Melakukan pemeriksaan koordinasi gerak 1. Cara berjalan (gait) 2. Shallow knee band 3. Test Romberg 4. Test Romberg dipertajam 5. Test Telunjuk Hidung 6. Test Tumit Lutut 7. Tes Disdiadokhokinesis V Melaporkan hasil pemeriksaan HASIL 2. Splinting dan Bandaging
No. ASPEK YANG DINILAI
Teknik Pemasangan Bidai (Splint) 1. Membangun hubungan emosional dan komunikasi 2. Memeriksa bagian proksimal dan distal bagian tubuh yang cedera : Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan 3. Memilih bidai yang sesuai 4. Melakukan prosedur pemasangan bidai dengan benar 5. Memeriksa hasil pembebatan: terlalu ketat atau terlalu longgar, hambatan terhadap gerakan sendi normal 6. Memeriksa bagian proksimal / distal bebat: Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan 7. Memberikan informasi hasil pemeriksaan dan follow up lebih lanjut TOTAL
No. ASPEK YANG DINILAI
Teknik Pembebatan (Bandage) 1. Membangun hubungan emosional dan komunikasi 2. Memeriksa bagian proksimal dan distal bagian tubuh yang cedera : Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan 3. Memilih bebat yang sesuai 4. Melakukan prosedur pemasangan bebat dengan benar 5. Memeriksa hasil pembebatan: terlalu ketat atau terlalu longgar, hambatan terhadap gerakan sendi normal 6. Memeriksa bagian proksimal / distal bebat: Sensasi, denyut nadi, edema, suhu dan gerakan 7. Memberitahukan kepada pasien tentang perawatan selanjutnya (follow up) TOTAL 3. Pemeriksaan Fisik Mata
No. ASPEK YANG DINILAI
I Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik - Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan - Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan III Pemeriksaan Segmen Anterior 1. Kedudukan Bola Mata a. Uji Refleks Cahaya Kornea (Hirscberg) - Menyiapkan alat : sentolop - Menyinarkan mata pasien dengan jarak 30 cm sebagai sinar fiksasi dengan mengarahkannya ke bagian tengah pangkal hidung (glabella) - Menilai refleks sinar pada kedua pupil mata b. Uji Posisi Otot Mata Luar - Menggerakkan objek ke segala arah untuk menilai kemampuan gerakan bola mata - Menilai: normal / parese - Menilai: normal / deviasi 2. Kelopak Mata a. Inspeksi: - Melihat kedua bola mata ada / tidaknya : Ptosis, lagofthalmus, entropion, ektropion, trikiasis, distrikiasis, xantelasma 3. Konjungtiva a. Menyiapkan alat: loup & senter b. Inspeksi: - Melihat pola pendarahan di konjungtiva : perdarahan subkonjungtiva, hiperemi, injeksi siliar, injeksi konjungtiva atau kombinasi keduanya - Mencari kelainan yang terdapat pada konjungtiva : ptergium, pinguecula, skleritis, episkleritis 4. Kornea a. Menyiapkan alat: loup & senter b. Inspeksi: - Melihat kejernihan dari kornea, kelainan kornea: sikatriks, infiltrat, ulkus, benda asing 5. Pupil a. Uji refleks pupil : langsung dan tak langsung TOTAL 4. Pemeriksaan Fisik THT
No. ASPEK PENILAIAN
1. Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri 2. Menilai keadaan umum pasien 3. Mengumpulkan data dasar pasien 4. Menggali informasi tentang - Keluhan utama - Keluhan tambahan - Riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyaki dahulu - Riwayat pengobatan sekarang - Riwayat penyakit keluarga - Riwayat kebiasaan sosial 5. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan 6. Mengatur posisi duduk antara pemeriksa dan pasien 7. Memasang lampu kepala dengan benar 8. Pemeriksaan Fisik Hidung Rinoskopi Anterior Mempersiapkan dan menyebutkan alat yang diperlukan Memeriksa hidung luar (inspeksi dan palpasi) Memegang speculum hidung dengan benar Membuka lubang hidung dengan perlahan-lahan dan tenang Memeriksa vestibulum nasi Memeriksa kavum nasi: - Memperhatikan dan mendeskripsikan kavum nasi, dasar hidung, atap hidung, septum nasi, konka nasi dan meatus nasi 7. Pemeriksaan Fisik Mulut dan Faring (Orofaring) Inspeksi bibir Pemeriksaan rongga mulut dan faring: - Menekan dua per tiga bagian depan lidah dengan spatula lidah Memeriksa orofaring, deskripsikan: - Arkus faring simetris/tidak - Letak uvula ditengah/terdorong - Tonsil (tentukan ukurannya) - Dinding faring posterior - Lidah, palatum, gigi geligi, bukal TOTAL No. ASPEK PENILAIAN 1. Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri 2. Menilai keadaan umum pasien 3. Mengumpulkan data dasar pasien 4. Menggali informasi tentang - Keluhan utama - Keluhan tambahan - Riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyaki dahulu - Riwayat pengobatan sekarang - Riwayat penyakit keluarga - Riwayat kebiasaan sosial 5. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan 6. Mengatur posisi duduk antara pemeriksa dan pasien 7. Memasang lampu kepala dengan benar 8. Pemeriksaan Fisik Telinga (OTOSKOPI) Mempersiapkan dan menyebutkan alat yang digunakan Memperhatikan keadaan dan bentuk daun telinga serta daerah depan dan belakang telinga Memeriksa telinga luar, menentukan nyeri tekan atau nyeri tarik Melihat liang telinga dengan lampu kepala Memeriksa telinga dengan otoskop Mendeskripsikan keadaan membrane timpani 9. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran Penala Mengetahui frekuensi penala Menggetarkan penala dengan benar Melakukan tes Rinne Melakukan tes Weber Melakukan tes Schwabach Mampu melakukan interpretasi sederhana 5. Pemeriksaan Fisik Kulit
No ASPEK YANG DINILAI
I Memberikan salam pembuka dan memperkenalkan diri II Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum melakukan pemeriksaan fisik 1. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan pemeriksaan 2. Memberitahukan kemungkinan adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan III Melakukan Pemeriksaan Fisik Kulit (inspeksi dan palpasi lesi) : 1. Menggunakan kaca pembesar (loupe) 2. Menentukan Regio 3. Menentukan tipe lesi primer dan sekunder secara berurutan 4. Menentukan jumlah lesi 5. Menentukan susunan lesi 6. Menentukan konfigurasi lesi 7. Menentukan distribusi lesi 8. Melaporkan deskripsi status dermatologis IV Uji Kulit / Clinical Test 1. Nikolsky’s sign / Asboe Hansen sign / bullous spread phenomen 2. Kaarsvlek phenomenon / Auspitz sign / Koebner phenomenon 3. Dermografisme 4. White Dermografisme 5. Diascopy 6. Wood’s lamp TOTAL 6. Gram Staining
No ASPEK YANG DINILAI
1. Pembuatan Preparat 1. Menyiapkan kaca Objek 2. Memijarkan ose dengan posisi tegak lurus dan mengambil aquades dengan melewatkan mulut tabung aquades dekat api 3. Meletakkan aquades steril pada kaca objek 4. Memijarkan lagi ose dengan posisi tegak lurus dan mendinginkan sebentar 5. Mengambil sedikit biakan bakteri dengan ose dan melewatkan petridisc dekat api 6. Mencampur dan melebarkan sediaan dengan ose pada kaca objek dan kemudian mensterilkan ose 7. Mengeringkan sediaan dengan melewatkan sediaan 3-4 kali diatas lidah api (fiksasi) II Pewarnaan Gram 9. Menuangkan kristal violet pada sediaan dan membiarkan selama satu menit lalu membilas dengan air 10. Menuangkan lugol pada sediaan dan membiarkan selama satu menit lalu membilas dengan air 11. Melunturkan dengan alcohol 96% selama 5-10 detik, lalu bilas dengan air 12. Menuangkan safranin pada sediaan dan membiarkan selama 30-60 detik lalu membilas dengan air 13. Mengeringkan sediaan dengan kertas pengering setelah itu menetesi sediaan dengan minyak emersi 14. Mengamati sediaan di bawah mikroskop (ambil sediaan yang telah di sediakan) dengan pembesaran 10 x 100 dan laporkan hasil pengamatan TOTAL 7a. Anestesi Infiltrasi
No ASPEK YANG DINILAI
PERSIAPAN 1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan, efek yang ditimbulkan (rasa sakit) / informed consent, termasuk pembiusan 2. Menanyakan kepada pasien apakah mempunyai penyakit hepar, ginjal, hamil, serta riwayat pemakaian obat anestesi sebelumnya 3. Siapkan obat anestesi (cek kadaluarsa obat, isi zat anestesi: dengan atau tanpa vasokonstriktor, konsentrasi zat anestesi), peralatan yang diperlukan serta obat-obat emergensi (epinefrin, sulfas atropine, O2, dan cairan) 4. Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan secara aseptic 5. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan operasi 6. Batasi daerah yang akan dilakukan tindakan dengan kain / doek steril 7. Pilih jarum/needle yang sesuai dengan lokasi yang akan dianestesi 8. Ambil obat anestesi dari vial/ampul dengan spuit secara aseptic dengan bantuan asisten 9. Bila dalam spuit maish terdapat udara, maka udara harus dikeluarkan ANESTESI INFILTRASI 10. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan telapak tangan menghadap kea arah samping atau ke atas untuk kemiringan 45˚ 11. Beritahu lagi pasien bahwa kita akan melakukan penyuntikan 12. Menusukkan jarum sampai subdermal, lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, dorong obat anestesi. Jangan lupa memonitor cardiovascular dan SSP. Segera hentikan penyuntikan bila terjadi reaksi sistemik akibat toksisitas obat 13. Luas daerah / banyak penyuntikan obat anestesi disesuaikan dengan kebutuhan 14. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan mengeluarkan darah maka tekan area tusukan dengan kasa steril kering sampai perdarahan berhenti 15. Tunggu beberapa saat kemudian cek kerja obat anestesi sambil tetap memonitor cardiovascular dan SSP 16. Letakkan spuit pada tempatnya TOTAL 7b. Anestesi Blok
Np ASPEK YANG DINILAI
PERSIAPAN 1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan, efek yang ditimbulkan (rasa sakit) / informed consent, termasuk pembiusan 2. Menanyakan kepada pasien apakah mempunyai penyakit hepar, ginjal, hamil, serta riwayat pemakaian obat anestesi sebelumnya 3. Siapkan obat anestesi (cek kadaluarsa obat, isi zat anestesi: dengan atau tanpa vasokonstriktor, konsentrasi zat anestesi), peralatan yang diperlukan serta obat-obat emergensi (epinefrin, sulfas atropine, O2, dan cairan) 4. Cuci tangan kemudian pakai sarung tangan secara aseptic 5. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan tindakan operasi 6. Batasi daerah yang akan dilakukan tindakan dengan kain / doek steril 7. Pilih jarum/needle yang sesuai dengan lokasi yang akan dianestesi 8. Ambil obat anestesi dari vial/ampul dengan spuit secara aseptic dengan bantuan asisten 9. Bila dalam spuit maish terdapat udara, maka udara harus dikeluarkan ANESTESI BLOK 10. Pegang spuit dengan salah satu tangan antara jempol dan jari-jari pada area injeksi dengan telapak tangan menghadap kea arah samping atau ke atas dengan kemiringan 20˚ (roser plasty dan ekstraksi Naegel) 11. Beritahu lagi pasien bahwa kita akan melakukan penyuntikan 12. Menusukkan jarum sampai subdermal, lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, dorong obat anestesi. Jangan lupa memonitor cardiovascular dan SSP. Segera hentikan penyuntikan bila terjadi reaksi sistemik akibat toksisitas obat 13. Luas daerah / banyak penyuntikan obat anestesi disesuaikan dengan kebutuhan 14. Cabut spuit lalu usap dan massage pada area injeksi. Bila tempat penusukan mengeluarkan darah maka tekan area tusukan dengan kasa steril kering sampai perdarahan berhenti 15. Tunggu beberapa saat kemudian cek kerja obat anestesi sambil tetap memonitor cardiovascular dan SSP 16. Tutup spuit dengan benar TOTAL 8. Wound Care and Wound Closure
No. ASPEK YANG DINILAI
A PERSIAPAN Alat dan Bahan - Tidak dinilai, mahasiswa diminta untuk langsung melakukan pengkajian luka berdasarkan gambar yang ada (alat sudah disusun dengan baik terlebih dahulu oleh tim perlengkapan dan bahan dari skill lab) 1. Inform Consent B. PENGKAJIAN LUKA 2. Menyebutkan pengkajian luka (berdasarkan gambar) a. Klasifikasi luka (akut atau kronis) b. Ukuran dan kedalaman luka c. Keadaan kulit disekitar luka d. Tepi luka (rata atau tercabik) e. Dasar atau bed luka (eksudat atau tidak) f. Kontaminasi luka g. Edukasi dalam pengkajian luka C. TINDAKAN PERAWATAN LUKA 3. Memilih dan menyebutkan tindakan managemen luka yang akan dilakukan 4 Cuci tangan dan memakai sarung tangan secara aseptic (dioralkan) 5 Melakukan sterilisasi bagian tubuh yang akan dioperasi menggunakan larutan antiseptic dengan gerakan dari dalam ke luar 6. Memasang kain penutup / duk steril (drapping) D. PROSEDUR ANESTESI LOKAL (dioralkan) 10 Menyuntikkan anastesi local di sekitar luka 11 Melakukan pembersihan luka dan debridement luka (apabila diperlukan) E TINDAKAN PENJAHITAN LUKA 12. Melakukan tindakan penjahitan luka secara simple interrupted 13. Memasang nald menggunakan pinset pada nald holder diantara 2/3 dan 1/3 belakang lalu menguncinya 14. Menggunakan pinset chirurgis untuk sedikit mengangkat tepi luka 15. Menusukkan nald pada kulit dengan jarak penusukan dari tepi luka harus sesuai dengan kedalaman luka 16. Mendorong nald maju sesuai dengan lengkungan nald 17. Setelah benang muncul, ditarik terus sampai ujungnya tersisa 3-4 cm dari kulit 18. Menusukkan jarum ke tepi luka yang lain dari dalam dengan kedalaman yang sama dan cara yang sama 19. Tangan kiri memegang benang yang lebih panjang dan tangan kanan memegang nald holder 20. Membuat simpul benang menggunakan nald holder (2-1-1) / surgeon’s knot 21. Mengatur kekuatan simpul dan hasil jahitan tidak terlalu ketat dan tepi luka saling bertemu 22. SImpul diletkkan di tepi luka F. DRESSING 23. Luka dbersihkan dan ditutup dengan kasa dan difixasi dengan plester. TOTAL 9. BLS
NO ASPEK YANG DINILAI
1. Menilai keamanan diri dan situasi sekitar 2. Memeriksa kesadaran pasien dengan memanggil nama atau menepuk bahu 3. Bila tidak sama segera memanggil bantuan (berteriak, menelfon gawat darurat atau mengaktifkan METS/ Medical Emergency Team System) 4. Menilai airway untuk menilai adanya obstruksi jalan napas a. Look: jejas, darah, cairan, benda asing lainnya diwajah dan mulut (ORAL) Bila ada benda cairan dan benda asing, segera dikeluarkan dengan apusan jari, sedotan atau suction (oralkan) b. Listen: snoring, gurgling, crowing, hoarness (oralkan) Bila ada salah satu di atas, lakukan head tilt, chin lift, jaw trust atau heimlich maneuver (oralkan) c. Feel: merasakan adanya aliran udara dari hidung atau mulut dengan tangan di atas wajah (oralkan) 5. Breathing untuk menilai adanya apnea atau distress napas a. Look: lihat pergerakan dada, keseimbangan kiri dan kanan (oralkan) Bila apnea segera berikan ventilasi 2x dengan mouth to mouth atau mouth to mask b. Listen: dengar suara napas, perbedaan kiri dan kanan Bila ada tanda-tanda pneumothorax maka lakukan needle thoraco sintesis c. Feel: rasakan dengan telapak tangan pergerakan dinding dada, perkusi dinding dada jika diperlukan 6. Nilai sirkulasi untuk menentukan cardiac arrest atau shock hipovolemik a. Raba a. Brachialis / a. femoralis pada bayi ata anak Bila tidak teraba nadi segera pijat jantung 100x per menit. Setiap 30 pijatan 2x ventilasi b. Nilai akral: dingin, pucat, basah/Berkeringat, capillary refill time (oralkan) Bila ada tanda-tanda shok maka segera posisi shock (oral dan praktekan) 7. Evaluasi ulang kembali airway, breathing dan sirkulasi (oralkan) 8. Bila pasien menunjukkan tanda-tanda ROSC ( Return of Spontaneus Circulation) lanjut dengan pemberia obat-obatan, cairan dan modifikasi lainnya (oralkan) 9. Bila pasien tetap tidak sadar / cardiac arrest maka bls diteruskan sampai bantuan datang (oralkan) 10 Menghentikan RJP/ BLS jika tidak bermanfaat lagi (oralkan) 10. BTLS
No. ASPEK YANG DINILAI
1. Melakukan Survei TKP - Menggunakan alat pelindung diri dari cairan tubuh pasien - Menilai bahaya di TKP terhadap diri dan pasien - Melakukan estimasi jumlah pasien dan melakukan triase - Memanggil bantuan - Menanyakan mekanisme cedera 2. Penilaian Awal Menilai keadaan umum Menilai derajat kesadaran (AVPU) Melakukan stabilisasi tulang leher jika dicurigai terjadi cedera tulang leher (cervical) Menilai Jalan Nafas o Apakah ada darah, muntahan, patahan gigi, gigi palsu? o Apakah terdengar suara gurgling atau snoring ? o Bersihkan jalan nafas jika jalan nafas tidak clear 3. Menilai Pernafasan o Apakah penderita bernafas? o Jika bernafas, apakah pernafasan cepat, lambat, dalam, dangkal, adekuat? o Berikan oksigen pada setiap pasien dengan pernafasan yang abnormal, penurunan kesadaran, syok atau cedera mayor 4. Menilai Sirkulasi o Apakah teraba nadi radialis / karotis o Apakah nadi regular/irregular o Akral hangat/dingin? o Capillary refill time < 2 detik? o Apakah ada perdarahan dan apakah perdarahan dapat dikontrol? 5. Memeriksa Kepala dan Leher o Apakah ada luka? o Apakah vena jugular distensi? o Apakah trachea deviasi? 6. Memeriksa Dada o Apakah gerakan simetris? o Apakah terdapat gerakan paradoxical? o Apakah ada luka tusuk? o Apakah ditemukan nyeri, instabilitas, dan krepitasi? o Apakah terdengar suara nafas? Apakah suara simetris? Jika tidak, lakukan perkusi o Apakah suara jantung terdengar menjauh? 7. Memeriksa Abdomen o Apakah ditemukan memar atau luka tusuk? o Apakah ditemukan nyeri, distensi, dan rigidity? 8. Memeriksa Pelvis o Apakah ditemukan nyeri, instabilitas, dan krepitasi? 9. Pemerikasaan ekstremitas (motorik dan sensorik) 10 Memeriksa bagian belakang o Apakah terlihat luka, ditemukan nyeri, dan deformitas? 11. Memutuskan apakah pasien masuk dalam kriteria load and go 12. Mempersiapkan transportasi pasien 13. Melakukan secondary survey di ambulans