Anda di halaman 1dari 42

KEJADIAN DEMAM THYPOID PADA AN.

N WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HALMAHERA PERIODE 14 MEI – 14 JULI 2017

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Halmahera
Periode Kepaniteraan 14 MEI – 14 JULI 2017

Oleh :
Nazdifatu Zulfa 01.211.6467

Pembimbing :
Dr. Siti Thomas Zulaikhah, SKM, Mkes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
HUBUNGAN PERILAKU, LINGKUNGAN, PELAYANAN KESEHATAN,
DAN GENETIK TERHADAP KEJADIAN
DEMAM THYPOID DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HALMAHERA PERIODE TAHUN 2017
Laporan Kesehatan Masyarakat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Halmahera
Periode Kepaniteraan 14 MEI – 14 JULI 2017

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Nazdifatu Zulfa 01.211.6467

telah dinyatakan memenuhi syarat


Kepala Puskesmas Halmahera Pembimbing Pembimbing Bagian
Puskesmas Halmahera IKM FK Unissula

dr. Muhammad Hidayanto Dr. Siti Thomas Z, S.KM, M.Kes

Mengetahui
Kepala Bagian IKM FK Unissula

Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, MKes

Semarang, Mei 2017


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan kasus mengenaifaktor yang mempengaruhi angka kejadian demam
thyphoid di wilayah kerja puskesmas Halmahera berdasarkan pendekatan HL-
Blum.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini
memuat data hasil kunjungan pasien dengan demam thyphoid di puskesmas
Halmahera.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. dr. Muhammad Hidayanto selaku Kepala Puskesmas Halmahera yang


telah memberikan bimbingan selama kami menempuh Kepanitraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Halmahera, Semarang.
2. dr. Muhammad Hidayanto selaku pembimbing Kepanitraan IKM di
Puskesmas Halmahera yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan
selama kami menempuh Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Halmahera, Semarang.
3. Paramedis, beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus demam thypoiddi
wilayah kerja puskesmas Halmahera Semarang di puskesmas Halmahera ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Mei 2017
Penyusun

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang

disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini endemik di Indonesia, bersifat

sporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan dapat ditemukan sepanjang

tahun di Indonesia. Insidensi tertinggi pada daerah endemik yaitu pada anak-

anak, dimana transmisi melalui air tercemar ataupun makanan/minuman yang

tercemar oleh karier (Soemarsono, W 2008).

Data WHO (World HealthOrganisation) memperkirakan angka

insidensi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000

orang meninggal karena demam tifoid dan 70% kematiannya terjadi di Asia

(WHO, 2008 dalam Depkes RI, 2013). Di Indonesia sendiri, penyakit ini

bersifat endemik. Menurut WHO 2008, penderita dengan demam tifoid di

Indonesia tercatat 81,7 per 100.000 (Depkes RI, 2013). Berdasarkan Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2010 penderita demam tifoid dan paratifoid yang

dirawat inap di Rumah Sakit sebanyak 41.081 kasus dan 279 diantaranya

meninggal dunia (Depkes RI, 2010). Puskesmas Halmahera menduduki urutan

kedua di Semarang kasus demam typoid sepanjang tahun 2011 sebanyak546

kasus. Sedangkan di tahun 2013 kasus meningkat menjadi 913 kasus. Laporan

prevalensi demam typhoid di puskesmas Halmahera terbaru tahun 2016

terdapat 627 pasien dimana laki-laki berjumlah 375 pasien dan perempuan 252

1
2

pasien. Sedangkan hingga pertengahan tahun 2017 sudah terdaftar hingga april

terdapat 300 pasien dimana laki-laki 181 pasien dan perempuan 119 pasien.

Menurut laporan WHO (World Health Organization) 2003, insidensi

demam tifoid pada anak umur 5-15 tahun di Indonesia terjadi 180,3/100.000

orang pertahun dan dengan prevalensi mencapai 61,4/1000orang pertahun.

Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengambiljudul tentang “prevalensi demam thypoid di wilayah kerja puskesmas

Halmahera periode 14 Mei - 14 Juli 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan

rumusan masalah sebagai berikut :

Apakah terdapat hubungan perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan

genetik terhadap kejadian demam thypoid di wilayah kerja Puskesmas

Halmahera periode tahun 2017?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai hubungan perilaku,

lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik terhadap kejadian

demam thypoid di wilayah kerja Puskesmas Halmahera periode tahun

2017 berdasarkan pendekatan HL Blum.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku

yang mempengaruhi terjadinya demam thypoid.


3

1.3.2.2. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan

yang mempengaruhi terjadinya demam thypoid.

1.3.2.3. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan

kesehatan yang mempengaruhi terjadinya demam thypoid.

1.3.2.4. Untuk memperoleh informasi mengenai faktor genetik yang

mempengaruhi terjadinya demam thypoid.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa

1.4.1.1 Memberi informasi ilmiah untuk memperkaya ilmu.

1.4.1.2 Menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut

1.4.2 Manfaat bagi masyarakat

1.4.2.1 Memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan.

1.4.2.2 Memberi masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif

dan preventif.
BAB II

ANALISA SITUASI

3.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Cara pengamatan dilakukan dengan pengumpulan data primer dari

wawancara dan data sekunder dengan menggunakan rekam medik.

Pengamatan dilakukan di rumah penderita (Home Visit) sebanyak 2 kali pada

tanggal 20 Juni 2017 dan 22 Juni 2017.

3.2 Gambaran Umum

Secara Geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian tanah dari

permukaan laut 1,5 – 2 meter yang makin kearah utara makin rendah

sehingga bila hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air.Puskesmas

Halmahera mempunyai luas 3.020 M2 dan mempunyai beberapa Gedung

pelayanan, diantaranya pelayanan Gedung Rawat Jalan dan Bersalin ( 1203

m2 ), Gedung Rawat inap ( 252 m2 ), Ruang Dinas Dokter ( 214 m2 ), Ruang

Pertemuan ( 48 m2 ) dan Ruang Coass ( 56 m2 ). Sedangkan luas Wilayah

Puskesmas Halmahera 172.216 ha, dengan jumlah penduduk 34.390 jiwa.

Puskesmas Halmahera mempunyai 4 kelurahan binaan yaitu :

Tabel kelurahan Binaan

4
5

No Nama Luas JarakKe Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Kelurahan
Wilayah Puskesmas penduduk RT/RW Rumah KK

( Ha ) (Km) Dusun
1 Karangturi 3.620 0,5 3514 27/5 805 982
2 Karangtempel 91.846 0,7 4151 40/5 1338 1511
3 Rejosari 9.953 1 16710 131/15 2500 4331
4 Sarirejo 66.797 1 10015 50/8 1611 2733
RTP puskesmas, 2013

3.3 Hasil Pengamatan

3.3.1. Identitas Penderita

Nama : An.N

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Tirtoyoso Batas No 68 RT 10/ RW 12, Rejosari

Agama : Islam

Tanggal Berobat : 14 Juni 2017

3.4 Anamnesis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama Pasien merasakan tidak enak badan, ditandai dengan

demam seajk tanggal 13 Juni, demam dirasakan naik

turun dan puncaknya pada malam hari. Pasien juga

mengeluh terdapat mual muntah 2, pusing, tidak

nafsu makan dikarenakan karena makanan terasa

pahit dan susah buang air besar


6

Harapan Ingin sembuh dan sehat seperti sedia kala

Kekhawatiran Penyakit akan menjadi semakin parah

ASPEK 2 Medis Umum

Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh Sejak tanggal 13 Juni pasien mulai mengeluh demam

tinggi, terus menerus, naik turun. Demam dirasakan naik terutama sore

dan mencapai puncaknya atau terasa sangat panas pada malam hari. Pada

pagi hari, demam turun mencapai suhu badan normal.Demam tidak

disertai rasa menggigil. Demam disertai keluhan lain seperti, mual, muntah

2x berupa makanan yang dikonsumsi, pusing, tidak nafsu makan, dan

konstipasi. Kemudian dibawa oleh neneknya untuk berobat di puskesmas

Halmahera pada tanggal 14 Juni 2017.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.

- Alergi : Disangkal

- Riwayat alkohol : Disangkal

- Riwayat merokok :-

b. Riwayat Penyakit Keluarga

Pada keluarga ada yang memiliki keluhan serupa


7

c. Riwayat Sosial

Tidak ada tetangga yang sakit serupa dan didiagnosis Thypoid. Pasien

tinggal dengan3 orang keluarganya (nenek pasien, 1 saudara kandung

perempuan).

ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

1. Pengetahuan

Hasil home visite ke rumah pasien didapatkan pasien kurang

mengetahui mengenai penyakit thypoid terutama saat ditanyai

mengenai penyebab, cara penularan, gejala dan cara pencegahan.

2. Data Perilaku

● Pasien jarang melakukan cuci tangan dalam aktivitas

sehari-hari dan orang tua pasien jarang member contoh untuk

mencuci tangan

● Pasien dan sekeluarga minum dengan menggunakan air

minum isi ulang.

● Orang tua pasien jarang menutup makanan yang

disajikan di meja makan dengan menggunakan tudung saji.

● Keluarga dan pasien sering memiliki kebiasaan mandi

dan mencuci bajunya di rumah.

● Pasien dan sekeluarga memiliki kebiasaan mandi 2x

sehari.
8

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

1. Data Kondisi Rumah

● Hasil home visite didapatkanRumah pasien luasnya

kurang lebih 12 x 10 meter persegi. Akses rumah

pasien dengan puskesmas dapat ditempuh dengan naik

mobil atau naik motor. Pada bagian luar rumah pasien

berhadapan denga jalan dan rumah tetangga,

sedangkan sebelah kiri rumah pasien terdapat

bangunan kosong yang terdapat sampah berserakan,

sehingga bisa ditemukan banyak lalat. Dinding rumah

pasien terbuat beton. Bagian dalam rumah terlihat

tidak tertata dengan baik sehingga memberikan kesan

tidak rapi. Pasien memiliki dua kamar mandi dengan

masing-masing jamban didalamnya yang tertutup.

Kondisi jamban dan kamar mandi terkesan tampak

bersih dan terawat dengan baik

2. Data Lingkungan

● Ekonomi

Orang tua pasien bekerja sebagai pengusaha di

Jakarta.Biaya pengobatan Thypoid di Puskemas

Halmaheramenggunakan biaya sendiri.

● Sosial Masyarakat
9

Keluarga pasien berhubungan baik dengan

tetangga sekitar rumah dan sering mengikuti kegiatan di

lingkungan tempat tinggalnya. Tetangga pasien tidak ada

yang menderita Thypoid. Rata-rata lingkungan

masyarakat pasien adalah golongan menengah ke atas,

sedikit yang merupakan orang tidak berada.

3. Program pada Pelayanan Kesehatan

 Menurut pasien, ia tidak pernah mendapatkan

penyuluhan mengenai Thypoid (penyebab, gejala,

faktor risiko, cara penularan, pencegahan, nutrisi yang

baik bagi pasien Thypoid, pengobatan). Pasien juga

tidak mengetahui bagaimana cara mencuci tangan

yang benar. Selain itu, pasien juga tidak mengetahui

mengenai kriteria rumah sehat.

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 1 : pasien tidak memiliki kesulitan dimana pasien dapat hidup mandiri
3.3.2. Keluhan Pasien

Keluhan Utama :demam.

Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak tanggal 13pasien mulai mengeluh demam tinggi, terus

menerus, naik turun. Demam dirasakan naik terutama sore dan

mencapai puncaknya atau terasa sangat panas pada malam hari.

Pada pagi hari, demam turun tetapi masih terasa lebih hangat daripada

biasanya. Demam tidak disertai rasa menggigil. Demam disertai

keluhan lain seperti, mual, muntah 2x berupa makanan yang

dikonsumsi, pusing, tidak nafsu makan, dan konstipasi.

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat sakit serupa

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien tinggal

serumah dengan nenek, 1 saudara kandung perempuan. Dalam satu

rumah dihuni oleh 3 orang. Luas 12 x 10 m2. Biaya hidup

ditanggung oleh Ayah pasien. Ayah pasien bekerja sebagai

pengusaha di Jakarta.

10
11

3.2.2. Anamnesis Keluarga

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa

Gambar 2.1. Genogram

Keterangan Gambar :

: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki

: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan

: meninggal

: pasien

: Tinggal satu rumah dengan pasien


12

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai pengusaha di Jakarta. Biaya pengobatan

dengan biaya sendiri. Pasien memiliki MCK di rumah ,

Identitas Keluarga

No Anggota Hub. Dgn Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Agama

. Keluarga pasien Kelamin terakhir

1 Ny. S Nenek Perempuan 72 th SD IRT Islam

2 Nn. I Cucu Perempuan 24 th S1 Perbankan Islam

3 An. N Cucu Pasien 13 th SD - Islam

Tabel 2.1. Data Identitas Anggota Keluarga

3.3.3. Pemeriksaan Fisik

 Tanda Vital

- Kesadaran : Composmentis

- suhu : 38,9 oC

- Nadi : 88 kali/menit

- Tekanan darah : 110/70 mmhg

- Pernafasan : 18x/mwnit

- Berat Badan : 34,6 Kg

- Tinggi Badan : 146 Cm

- Status Gizi : Healthy Weight


13

 Kepala : Normal

 Leher : Pembesaran KGB (+)

 Hidung : Normal

 Telinga : Normal

 Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-)

 Thorak

Inspeksi : gerak hemithorak kanan dan kiri tidak ada

yang tertinggal

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, jantung

dalam batas normal

Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara

tambahan, jantung dalam batas normal

 Abdomen

Inspeksi : dalam batas normal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : timpani, kecuali di hepar

Auskultasi : peristaltik usus (+)

 Ekstremitas : Akral dingin (-), ekstrimitas pucat (-), oedem (-)

 Diagnosa Banding :

 Pemeriksaan Tambahan :

- Tes darah rutin

 Hb : 13,1
14

 Leukosit : 7.200

 Trombosit : 312.000

 Ht : 39

- Tes widal

 O : (+)1/320

 H : - (negatif)

 Diagnosa : Demam Tifoid

 Terapi :

 Non farmakologi :

i. Tirah baring

ii. Diet tinggi serat dan konsumsi makanan lunak.

 Farmakologi

I. Chloramphenicol syr 3x1 cth

II. Paracetamol syr 3x1 cth

III. CTM 3x1/2 tab selama 5 hari

IV. Vitamin B complex 3x 1/2tablet selama 5 hari

2.2 Diagnosis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama Pasien merasakan tidak enak badan, ditandai dengan demam

seajk tanggal 13 Juni, demam dirasakan naik turun dan

puncaknya pada malam hari. Pasien uga mengeluh terdapat

mual muntah 2, pusing, tidak nafsu makan dikarenakan


15

karena makanan terasa pahit dan susah buang air besar

Harapan Ingin sembuh dan sehat seperti sedia kala

Kekhawatiran Penyakit akan menjadi semakin parah

ASPEK 2 Medis Umum

Diagnosa Klinis : Demam Thypoid

ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

● Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Thypoid (gejala,

cara penularan, pencegahan, terapi).

● Pasien jarang melakukan cuci tangan dalam aktivitas

sehari-hari dan orang tua pasien jarang member contoh untuk

mencuci tangan

● Pasien dan sekeluarga minum dengan menggunakan air

minum isi ulang.

● Orang tua pasien jarang menutup makanan yang disajikan

di meja makan dengan menggunakan tudung saji.

● Pasien dan sekeluarga memiliki kebiasaan mandi 2x

sehari.

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

a. Rumah tidak sehat.

b. Kurangnya pasien mendapat penyuluhan tentang Thypoid dari

Pelayanan Kesehatan.
16

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 1 : pasien tidak memiliki kesulitan dimana pasien dapat hidup mandiri

2.3 Usulan penatalaksanaan Komprehensif

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan identifikasi dari faktor resiko internal

ditemukan bahwa kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien

tentang cuci tangan, pengetahuan yang kurang tentang penyakit

Thypoid (penyebab, gejala, cara penularan, pencegahan, terapi),

kebiasaan pasien untuk mandi dan mencuci di kali, jarang menutup

makanan dengan tudung saji. Berdasarkan identifikasi dari faktor resiko

eksternal ditemukan bahwa kurangnya pengetahuan pasien mengenai

PHBS, rumah pasien yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat, serta

kurangnya edukasi maupun penyuluhan mengenai penyakit Thypoid

(penyebab, gejala, cara penularan, pencegahan, terapi) oleh pelayanan

kesehatan.

B. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

● Edukasi mengenai penyakit Thypoid (penyebab, gejala,

faktor risiko, pengobatan).

● Edukasi yang terfokus pada pengetahuan yang salah

mengenai pencegahan penularan Thypoid dan seputar


17

pencegahan penularan Thypoid yang lain, seperti :

- Pentingnya kebiasaan mencuci tangan sebelum dan

setelah melakukan kegiatan

- Pentingnya menjaga kebersihan seperti air dan mck

- Pentingnya istirahat cukup

- Kriteria rumah sehat

b. Family Focused

● Memberikan edukasi tentang penyakit Thypoid (penyebab,

gejala, faktor risiko, cara penularan, pencegahan,

pengobatan)

● Diharapkan keluarga khususnya istri pasien dapat

memberikan nutrisi yang baik untuk penderita Thypoid dan

menambahkan susu sebagai asupan harian.

● Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya PHBS

c. Community Oriented

● Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan

rumah pasien dan memberikan edukasi tentang penyakit

Thypoid (gejala, cara penularan, pencegahan, terapi), etika

edukasi mengenai asupan gizi yang baik untuk penderita

Thypoid dan edukasi mengenai cara mencuci tangan yang

baik dan benar.

2. Preventive

a. Patient Centered
18

● Edukasi yang terfokus pada pengetahuan yang salah

mengenai pencegahan penularan Thypoid, seperti :

- Cara mencuci tangan yang baik dan benar

- Pentingnya menjaga kebersihan terutama pada makanan

- Makan makanan dengan segera atau lindungi makanan

dengan menggunakan tudung saji

- Pentingnya istirahat cukup

- Pentingnya dalam memperhatikan dan memilih sumber

air yang baik dan sehat.

● Edukasi mengenai nutrisi yang baik untuk penderita

Thypoid serta konsumsi vitamin untuk meningkatkan

imunitas.

b. Family Focused

● Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk selalu

membiasakan cuci tangan

● Memberikan edukasi untuk selalu memasak makanan dan

air dengan matang.

● Memberikan edukasi untuk menutup makanan dengan

tudung saji.

● Memperhatikan asupan gizi harian yang diberikan kepada

anak.

● Memberikan edukasi untuk selalu memperhatikan

kebersihan rumah.
19

c. Community Oriented

● Memberikan edukasi pada keluarga pasien tentang gejala

Thypoid dan segera berobat apabila ada anggota keluarga

yang menderita gejala-gejala seperti penyakit Thypoid.

3. Kuratif

a. Patient Centered

Pasien masih menjalani pengobatan di rawat inap Puskesmas

Halmahera yaitu pengobatan Thypoiddengan menggunakan

chlorampenicol syr, paracetamol syr,CTM 3x1/2 tablet selama

5 hari dan vitamin B comple 3x1/2 tablet selama 5 hari.

b. Family Focused

● Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan mengawasi

pasien untuk meminum obat tersebut serta meningkatkan

motivasi untuk kesembuhan pasien.

● Keluarga diharapkan dapat memberikan asupan makanan

yang halus terlebih dahulu mengingat penyakut thypoid

menyerang saluran pencernaan.

● Keluarga diharapkan selalu mengingatkan pasien untuk

beristirahat secara cukup.

c. Community Oriented

● Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

pentingnya minum obat secara teratur dan menjelaskan

tentang efek samping obat yang mungkin terjadi.


20

● Kader diharapkan dapat memberikan edukasi tentang

Thypoid.

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

● Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan

menjelaskan mengenai pasien pentingnya minum obat

secara teratur.

● Memotivasi pasien agar selalu berperilaku hidup bersih dan

sehat.

● Memperhatikan asupan gizi harian pasien dan

mempertahanan gizi pasien agar tetap baik.

b. Family Focused

● Memotivasi keluarga pasien untuk secara rutin mengantar

pasien ke puskesmas untuk berobat dan agar pasien minum

obat secara teratur hingga pasien dinyatakan sembuh oleh

dokter.

● Memberikan edukasi mengenai pentingnya dukungan

keluarga dalam mengoptimalkan kesembuhan pasien.

c. Community Oriented

● Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

pentingnya minum obat secara teratur dan menjelaskan

tentang efek samping obat yang mungkin terjadi.


BAB III

PEMBAHASAN

4.1. Analisa Penyebab Masalah

Berdasarkan data diatas, dengan menggunakan pendekatan HL BLUM

untuk menyelesaikan permasalahan demam thypoid, didapatkan data bahwa

lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi

terjadinya demam thypoid:

Gambaran Proses dan Masalah yang Diamati

Pendekatan HL BLUM
Lingkungan
1. Kawasan padat penduduk, dengan
bagian luar rumah tempat sampah yang
tidak di tutup
2. Banyak ditemukan lalat disekitar
rumah

Genetik: Pelayanan Kesehatan:


Demam
Tidak ada pengaruh genetik Thyphoid Kurangnya Penyuluhan
dengan kejadian demam thyoid. dan edukasi mengenai
demam tifoid

Perilaku
1. Tidak mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan setelah
aktivitas
2. Tidak menutup makanan menggunakan tudung saji
3. Aktivitas selain memasak dan mandi menggunakan air kali

21
22

4.2.Ulasan mengenai teori dan penelitian yang ada

Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Demam Thypoid

1. Genetik

Faktor genetik tidak memiliki peran terhadap kejadian

demam thypoid.

2. Usia

Demam thypoid banyak menyerang kelompok usia 3-19

tahun yakni 70% dengan puncak tertinggi pada usia 10-15 tahun.

3. Perilaku

a. Aktivitas fisik dan pola makan

Aktivitas fisik yang tidak terjaga dapat menyebabkan

terjadinya demam thypoid. Apabila daya tahan tubuh menurun,

kelelahan serta pola makan yang tidak terjaga, dapat

menyebabkan kambuhnya demam thypoid terlebih bila pasien

tersebut punya riwayat demam thypoid sebelumnya.

Pola makan yang kurang baik juga dapat

mempengaruhi terjadinya demam thypoid dan tidak menjaga

kebersihan makanan.

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

yang mengalir yang tidak diterapkan dengan baik ketika

sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dapat mempengaruhi

terjadinya demam typhoid.


23

4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi indikator derajat kesehatan di Indonesia.Peran

pelayanan kesehatan meliputi tindakan promotif, preventif,

kuratif, rehabilitatif.Layanan kesehatan mempengaruhi angka

kejadian demam thypoid dalam hal promotif dan preventif seperti

pengecekan air bersih dan penyuluhan tentang demam thypoid

dan pencegahannya, tindakan kuratif seperti tepat diagnosis dan

penanganan, serta rehabilitatif pada pasien demam thypoid.

5. Lingkungan

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai

secara luas di daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas

sumber air yang tidak memadai dan standar higiene dan sanitasi

yang rendah.Beberapa hal yang mempercepat terjadinya

penyebaran demam tifoid dari segi sosial adalah urbanisasi,

kepadatan penduduk,sanitasi dan higiene industri pengolahan

makanan yang masih rendah.


24

4.3.Alternatif Pemecahan Masalah


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari analisa dengan H.L Blum dapat diambil kesimpulan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit demam thypoid adalah sebagai

berikut:

 Berdasarkan kasus ini pola perilaku pasien memang kurang baik,

sebelum mengalami keluhan tersebut pasien tidak menjaga kebersihan

diri dengan baik dan tidak mempraktikkan perilaku hidup bersih

sehat.

 Genetik tidak mempengaruhi terjadinya penyakit demam thypoid.

 Berdasarkan kasus ini factor pelayanan kesehatan berpengaruh dalam

edukasipasien demam thypoid.

 Berdasarkan kasus ini factor lingkungan mempengaruhi terjadinya

penyakit demam thypoid

5.2.Saran

5.2.1. Untuk pasien

 Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit demam

thypoid beserta gejala, pengobatan dan pencegahannya.

25
26

 Menyarankan pasien untuk menjaga higienitas makanan. Bila

perlu menggunakan tudung saji untuk menutup makanan yang

ada di rumah.

 Menyarankan pasien dan keluarga untuk mengurangi

penggunaan air kali untuk kebutuhan sehari-hari.

 Memotivasi untuk menghabiskan obat minum yang diberikan.

Pengobatan harus dilakukan hingga tuntas dan setelah

pengobatan selesai dianjurkan untuk kontrol kembali.

5.2.2. Untuk Puskesmas

 Melakukan penyuluhan dan edukasi penyakit demam thypoid

terutama mengenai penyebab penyakit demam thypoid

berserta gejala pengobatan dan pencegahannya. Serta edukasi

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk

meningkatkan kesadaran hidup sehat dalam hubungannya

dengan pencegahan demam thypoid.

 Diharapkan puskesmas sebagi pemberi pelayanan dapat

meningkakan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.


BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan pada

penderita demam thypoid di Puskesmas Halmahera. Kami menyadari bahwa

kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya

yang kelak akan terjun di masyarakat serta dalam membangun kesehatan yang

layak untuk masyarakat.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Halmahera.

27
28

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M. N., 1997. Pengantar Epidemiologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Beaglehole, R. dan Bonita, R., 1997. Dasar- Dasar Epidemiologi. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Bhutta ZA. Typhoid fever: current concepts. Infect Dis Clin Pract 2006; 14:

266-72. Dari

http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_192CME_1%20Tata%20Laksana%

20Terkini%20Demam%20Tifoid.pdf

Sudibjo, H.R., 1995. Penyebaran Penyakit Demam Tifoid di Surabaya.

Jurnal Kedokteran Yarsi. Volume 3, No. 2.

Bhan MK, Bahl R, Bhatnagar S. Typhoid fever and paratyphoid fever.

Lancet 2005; 366: 749-62. Dari

http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_192CME_1%20Tata%20Laksana%

20Terkini%20Demam%20Tifoid.pdf

Soegijanto, S., 2002. Demam Tifoid. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan

Edisi Penatalaksanaannya. Edisi Pertama. Salemba Medika. Jakarta.

Word Health Organization.Background document: The diagnosis, treatment


and prevention of typhoid fever.2008
Nelwan RHH.Pilihan anti mikroba dalam tatalaksana demam tifoid.Dalam

Mansjoer A ,Setiati S, Syam AF,Laksmi PW, editor.13.Jakarta :Pusat Penerbit

Ilmu Penyakit Dalam FKUI:2008.p.118-23

Word Health Organization.Background document: The diagnosis, treatment


and prevention of typhoid fever.200
29

LAMPIRAN

Home visit

Kondisi depan rumah pasien


30
31

Kondisi tempat tidur pasien

Kondisi Dapur Pasien


32

Ruang Keluarga dan Ruang Makan


33

Kondisi kamar mandi dan toilet

Pasien dan Nenek


34

Edukasi Pasien dan Keluarga

Penempelan poster di rumah pasien


35

Leaflet mengenai cuci tangan

Praktek Cara Cuci Tangan


36

Penempelan Poster Cara Cuci Tangan


37
38

Leaflet mengenai pengobatan dan pencegahan Thypoid

Anda mungkin juga menyukai