Anda di halaman 1dari 31

dr.

Eka Rujianto
“SINDROM METABOLIK”
• Nama Kegiatan
• Penyuluhan “SINDROM METABOLIK”

• Waktu Kegiatan
• Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2019 pada pukul
09.00-10.30 WIB

• WaktuKegiatan
• Kegiatandilaksanakanpadatanggal 2Maret 2019 pada pukul09.00-
10.30 WIB

• TempatKegiatan
• Kegiatandilaksanakan di Aula PuskesmasKajen I
“PENTINGNYA KEBERSIHAN LINGKUNGANUNTUK PENCEGAHAN STUNTING”
• Nama Kegiatan
• Penyuluhan Pentingnya Sanitasi untuk Pencegahan Stunting

• Waktu Kegiatan
• Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2019 pada pukul
09.00-11.30 WIB

• Tempat Kegiatan
• Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa nyamok, Kecamatan Kajen

• Peserta Kegiatan
• 30 orang perwakilan warga dan kader Desa Salit, perangkat desa,
dan petugas Puskesmas Kajen I.
“KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN PERTAMA DESA KUTOREJO BULAN MARET 2019”
• Nama Kegiatan
• Kelas Ibu Hamil Pertemuan Pertama Desa kajen Bulan Maret 2019

• Waktu Kegiatan
• Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019 pada pukul
09.00-11.30 WIB

• Tempat Kegiatan
• Kegiatan dilaksanakan di Posyandu Desa kajen

• Peserta Kegiatan
• 20 orang ibu hamil di Desa Kutorejo, Bidan Desa, dan perangkat
desa.
• Nama Kegiatan
• Pemantauan dan penanganan gizi buruk di Desa Nyamok,
Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.

• Waktu Kegiatan
• Kegiatan dilakukan pada tanggal 29 Maret 2019.

• Tempat Kegiatan
• Desa Rowolaku, Kecamatan Kajen.
• Peserta Kegiatan
Identitas Pasien
• Nama : An.N
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal Lahir : 06 deptember 2015
• Jumalah Saudara :3
• Nama Ayah : Tn. H
• Pekerjaan : Buruh bangunan
• Nama Ibu : Ny. S
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Status ekonomi keluarga : Menengah kebawah
Pasien merupakan anak keempat dari pasangan suami istri Tn.H dan Ny. S.Pasien
lahir secara normal di Puskesmas Kajen I. Ibu pasien tidak rutin membawa pasien
ke posyandu untuk dilakukan penimbangan setiap bulannya. Pasien memiliki berat
badan yang normal sampai usia 18 bulan.Pada saat dilakukan penimbangan di
usia 20 bulan, berat badan pasien di bawah garis merah buku KMS. Ibu pasien
mengatakan bahwa pasien sulit makan sejak berusia15bulan.Menurut ibu pasien,
sejak lahir hingga usia 6 bulan pasien hanya minum ASI saja. Saat memasuki MPASI
makanan yang pertama diberikan oleh ibu pasien adalah bubur bayi kemasan.Ibu
pasien mengatakan pasien sering sakit batuk pilek dan sulit makan saat
sakit.Karena pasien sulit makan, ibu pasien sempat mengganti makanan pasien
menjadi pisang dan nasi. Namun, pasien tidak mau makan apa yang diberikan ibu
pasien hingga ibu pasien kembali memberikan bubur bayi kemasan, tetapi pasien
tidak mau makan bubur bayi yang diberikan oleh ibu pasien. Menurut keterangan
ibu pasien, saat ini pasien masih minum ASI, dan hanya diberi susu formula bila
mendapat dari Puskesmas. Pasien tidak mau minum susu formula biasa dan hanya
mau minum susu formula soya.Saat ini pasien biasa makan3 kali dalam sehari
dengan jumlah sedikit (sebanyak 1 piring kecil) dan memakan biskuit yang didapat
dari Puskesmas.
• Berdasarkan anamnesis dari ibu pasien didapatkan data
perkembangan motorik, kognitif dan bahasa belum sesuai dengan
usia. Pasien saat ini belum dapat duduk, berdiri, ataupun berjalan.
Pasien baru dapat tengkurap dan berguling terlentang
kembali.Kemampuan bicara pasien belum dapat dimengerti, di mana
pasien baru dapat memanggil “mama”, namun pasien dapat diajak
berinteraksi seperti tertawa saat diajak bercanda. Pada saat
dilakukan kunjungan didapatkan berat badan 7 kg dan tinggi badan
78 cm. Berdasarkan data diatas dapat ditentukan pasien mengalami
gizi burukdengandisertai keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan.Pada saat kunjungan, pasien dalam keadaan sehat
dan tidak didapatkan anggota keluarga yang sakit.
Usia
No. Indikator 20 bulan 38 bulan

1. Berat Badan 5,9 kg 7 kg


2. Tinggi Badan 70 cm 76 cm
3. BB/U < -3 SD (Gizi < -3 SD (Gizi
Buruk) Buruk)

4. PB/U < -2 SD < -2 SD


(Pendek) (Pendek)

5. BB/PB <-2 SD (kurus) <-3 SD (sangat


kurus)
No. Bulan Makanan tambahan yang diberikan

1. Maret 2019 Susu SGM Soya, beras, kacang hijau, sagu


mutiara
“DEMAM TYPOID”
• Nama Kegiatan
• Kunjungan rumah (home visite) pasien demam typoid

• Waktu Kegiatan
• 25 Februari 2019

• Tempat Kegiatan
• Kunjungan rumah ini dilakukan di Desa Tanjung sari, Kecamatan
Kajen, Kabupaten Pekalongan

• Peserta Kegiatan
• Tn J, 50th
• Nama : TN. J
• Usia : 53 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pendidikan :SMA
• Pekerjaan : wiraswasta
• Alamat : Desa Tanjung sari, Kecamatan Kajen,
Kabupaten Pekalongan
Keluhan Utama
• Demam (+) sejak ± 5 hari
• Pasien datang ke PUSKESMAS ka jen 1diantar oleh keluarga
dengan keluhan demam sejak ± 5 hari yll, pasien juga
mengeluh mual (+), muntah (+) frek 2 kali sejak satu hari yll, ,
nyeri ulu hati (+), dan pusing (+). BAK dalam batas normal.
BAB dalam batas normal.
• III. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : Cukup
• Tanda vital :
• Tekanan darah: 110/70mmHg
• Nadi: 80 x/menit
• Respirasi: 20 x/menit
• Suhu: 37,3 °C
• .
• Widal
• OD
• 1/320
• HD
• 1/160
• AH
• 1/160
• BH
• 1/80
• Clorampenicol 4x1 sehari
• Ranitidine 3x1
• Don peridon 3x1
• Paracetamol 3x1
“MORBUS HANSEN)”
• Nama Kegiatan
• Kunjungan rumah (home visite) pasien MORBUS HANSEN

• Tanggal Kasus
• 15 Februari 2019

• Tanggal Kunjungan
• 5 maret 2019

• Tempat Kegiatan
• Kunjungan rumah ini dilakukan di Desa Tanjung sari, Kecamatan
Kajen, Kabupaten Pekalongan
• Identitas Pasien:
• Nama : Tn. B
• Tanggal lahir : 14 mei 1963
• Usia : 56 tahun
• Alamat : Desa tanjungsari , Kec. Kajen, Kab. Pekalongan
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Status Pernikahan : Sudah menikah
• Pasien datang ke Pukesmas dengan keluhan tangan dan kaki
kebal-kebal keluhan sudah dirasakan sejak 23 bulan yang lalu,
pasien merasa semakin lama tanagn dan kaki mati rasa dan
semutan. Pasien mengaku terdapat panu pda tangan dan kaki
semakin lama semakin melebar.
• Pasien pernah periksa ke spesialis saraf untuk diperiksa namun
tidak ada perbaikian. Pasien merasa kurang puas dan secara
pribadi memeriksakan diri ke klinik bedah saraf dan dilakukan
CT-SCAN namun tidak puas dengan hasil pemeriksaaan. 1
bulan yang lalu pasien memeriksakan dirinya ke oli Kulit RSUD
kajen dan didiagnosisi dengan suspek Morbus Hansen dan
dirujuk ke RSUP DR KARIYADI dan didiagnosis dengan Morbus
Hansen. Dari RSUP dirujuk kembali untuk mendapatkan terapi
di puskesmas
Riwayat Sosial Ekonomi:
• Lingkungan sekitar tempat tinggal pasien adalah rumah antar
penduduk dengan jarak yang berdekatan. Rumah pasien dikelilingi
rumah penduduk lainnya dengan jarak yang bervariasi. Sebelah
depan rumah pasien adalah jalan yang beraspal. Sebelah kanan
dan kiri rumah pasien terdapat rumah lainnya. Rumah pasien
merupakan rumah permanen dengan tiga kamar tidur, satu kamar
mandi, ruang tamu dan dapur. Ventilasi dirumah pasien cukup baik,
di mana terdapat dua buah buah jendela besar di depan dan
belakang rumah, serta dua buah jendela kecil di samping rumah.
Rumah tersebut merupakan milik pasien sendiri berukuran 350 m2.
Pasien tinggal bersama istri dan anakmya
• Pasien merupakan kepala keluarga dengan dua orang tanggungan,
yaitu satu orang istri dan anak terahirnya yang berusia 16 tahun.
Pasien bekerja sebagai seorang wira swasta dan istrinya bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Total penghasilan keluarga setiap bulan
sebesar 6 juta rupiah. Anak pertama pasien sudah menikah,
sedangkan anak yang lain saat ini berstatus sebagai pelajar.
• Pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, ataupun
mengonsumsi narkoba
Hasil pemeriksaan laboratorium
• 14/2/2019) : kultur M.Leprae (+)
Terapi
Medikamentosa:
• Meloxicam 3x1
• Rifampisin 600 mg perbulan
• Klofazimin 300mg/hari
• Dapson 100mg,hari

Non medikamentosa:
• Istirahat yang cukup.
• Datang setiap hari ke Puskesmas untuk mengambil obat
• Rutin kontrol ke dokter spesialis kulit setiap bulan.
Follow Up
• Saat ini pasien sedang menjalani pengobatan TB MDR dengan
regimen jangka pendek dari dokter spesialis paru RS Budi
Rahayu Pekalongan. Pengobatan dilakukan di Puskesmas Kajen
I, dimulai sejak tanggal 4 Maret 2019. Pasien sudah kontrol ke
RS Budi Rahayu pada bulan April 2019, dilakukan
pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dan pemantauan efek
samping obat pada mata dan telinga. Hasil pemeriksaan
didapatkan normal. Pasien saat ini mengeluhkan sering mual
setelah disuntik dan minum obat. Pasien dijadwalkan untuk
kontrol kembali ke RS Budi Rahayu tanggal 9 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai