Vera Octasia 030.05.225 Aryc Oktarian Jaya 030.08.043 Cherlie M.F Fitra 030.08.068
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) paling tinggi se-Asia Tenggara (262)
Target AKI sesuai MDGS =102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
JK
Umur (th)
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
1 2 3 4
L P P L
31 31 8 4
5 6
Tn.Sarinadi Tn.Semineh
L P
65 60
SD SD
Petani :Petani
Sehat Sehat
Pohon Keluarga
Mudiyono
Sulastri
Hendra
Erlina
Dwi
Agus
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
ANAMNESIS
22 November 2013 pukul 10.00 WIB
Keluhan Utama Pusing sejak 4 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Puskesma Borobudur dengan keluhan pusing sejak 4 minggu yang lalu. Pusing dirasakan disertai dengan lemas. Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan sejak awal hamil. Saat ini pasien sedang dalam usia kehamilan 26 minggu 6 hari. Pasien setiap hari makan teratur 3xsehari, dengan nasi (3 sendok makan), tempe/tahu/telur, dan sayur. BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, berwarna coklat, dan tidak ada darah. BAK 4 kali sehari, berwarna kuning, tidak nyeri serta tidak ada darah.
Riwayat Menikah 1x. Pernikahan Penyakit pada usia 22 tahun. Dahulu Sudah menikah selama 9 Menarche pada usia 13 tahun, tahun
Riwayat Haid
haid teratur, banyaknya 3-4 pembalut perhari, siklus 28 hari, lama haid 5-6 hari, nyeri saat haid tidak ada. HPHT : 18 Mei 2013 SEMUA DISANGKAL UK : 26 minggu 6 hari TP : 25 Februari 2014
Riwayat Pengobatan
rutin mengkonsumsi vitamin hamil yang diberikan oleh Riwayat Perkawinan bidan
G3P2A0
Riwayat KB
Setelah lahir anak Perempuan, 8 tahun, BBL 3600gram, aterm, pertama memakai lahir spontan di bidan, KB suntik per 3 sehat. bulan, kemudian Laki-laki, lahir 4 tahun, BBL setelah anak 3100 gram, aterm, lahir Saat ini kehamilan kedua sampai spontan di bidan,usia sehat31 ketiga pasien, dengan Hamil ini sebelum tahun, G3P2A0 hamil hamil memakai KB 26 minggu 6 hari pil.
Riwayat Persalinan
3x di bidan
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital Tekanan darah : 100/80 mmHg TB : 160 cm Nadi : 84 x/menit BB : 48 kg Suhu : 36,50 C Status Generalis BMI : 18,75 Kepala : Normocephali Pernapasan : 20x/menit Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-) Telinga : Normotia, benjolan (-), oedem (-), nyeri tekan (-) Hidung : Normosepti, sekret (-), deviasi septum (-) Bibir : pucat (-), sianosis (-) Tenggorok : T1-T1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-) Leher : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)
Pemeriksaan Obstetri Striae gravidarum (+), linea nigra (+), Tinggi Fundus Uteri (TFU) 25 cm Leopold I : teraba bagian lunak (bokong), fundus uteri 3 jari diatas umbilikus Leopold II : teraba bagian keras di kanan ibu (punggung kanan) Leopold III : teraba bagian keras dan meleting di bawah (kepala) Leopold IV : tidak dinilai Denyut jantung janin : 140x/menit monoaural leannec Pemeriksaan Dalam Vaginal toucher : tidak dilakukan
Hb : 8,4 g/dL
Diagnosis Kerja
Multi gravida, 31 tahun, G3P2A0 Usia kehamilan 26 minggu 6 hari, janin tunggal hidup intrauterin, letak mobile dengan anemia sedang.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Tablet Fe Tablet kalsium Nonmedikamentosa : Pemeriksaan kehamilan secara berkala Hindari aktivitas yang berlebih Pola makan dengan gizi seimbang Rencana partus normal
kesehatan
1. Anemia Edukasi mengenai kontrol secara rutin, meminum obat secara rutin, dan makan makanan bergizi dan teratur Pasien dan keluarga
Fungsi Psikologis Penderita tinggal bersama suami, kedua orang anak dan kedua orang tau dari suami. Hubungan antara penderita dengan keluarga baik. Penderita tidak bekerja, sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh kayu. Pasien mempunyai kepribadian yang cukup terbuka dan ramah terhadap orang lain, serta memiliki hubungan yang baik dengan tetangga sekitarnya.
Biaya sehari-hari pasien kurang terpenuhi Pendapatan perbulan adalah <Rp. 900.000. Pasien mempunyai kartu Jampersal
Penderita menganut agama Islam Penderita dan keluarga rajin menjalankan ibadah agama secara rutin Penerapan nilai agama dalam keluarga cukup baik
Penderita dan keluarga tinggal di Desa Candirejo. Penderita dan keluarga dapat diterima dengan baik di lingkungan rumahnya. Keluarga penderita tidak aktif dalam kegiatan di lingkungan rumah
- Frekuensi makan rata-rata 3x sehari - Jenis makanan dalam keluarga ini kurang bervariasi. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk(tahu, tempe, telur), sayur (daun singkong dan bayam), air minum (air putih dan teh). Pasien jarang mengkonsumsi ayam, daging atau ikan. Air minum berasal dari air sumur galian yang dimasak sendiri.
Penderita seorang ibu rumah tangga yang kadang membantu ibunya yang bekerja sebagai petani.
. Faktor Lingkungan Tinggal dalam lingkungan yang tidak padat penduduk, Kebersihan di dalam rumah tidak baik. Pencahayaan di dalam rumah sangat redup dengan diterangi 1 lampu Sirkulasi udara berjalan lancar. Sumber air minum berasal dari sumur gali bersama dan dimasak sebelum diminum. Buang air besar menggunakan jamban leher angsa di wc sendiri Untuk pembuangan limbah, dibuang ke halaman belakang rumah dan meresap ke tanah Tempat pembuangan sampah di luar rumah
Faktor Sarana pelayanan kesehatan Terdapat Puskesmas Salaman yang berjarak < 10 km.
Rumah tidak memiliki langit-langit, dinding anyaman bambu, dan lantai seluruhnya dari tanah
Penerangan dalam rumah dan kamar kurang sehingga rumah terlihat gelap dan terasa lembab Ventilasi kurang memadai tanpa adanya jendela yaitu dengan luas < 10 %.
RUANG KELUARGA
KAMAR UTAMA
DAPUR
KAMAR TIDUR 2
KAMAR TIDUR II
KAMAR TIDUR 3
WC
SPAL
Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga terjalin baik Hubungan sosial dengan tetangga dan kerabat baik
Kesan sosial ekonomi kurang dilihat dari pendapatan suami yaitu Rp. <900.000,-per bulan.
Termasuk keluarga yang taat beragama. Hubungan keluarga dan pasien dengan tetangga baik, komunikasi berjalan dengan lancar. Tidak terdapat keterbatasan hubungan antara pasien dan masyarakat. Pasien tinggal di rumah yang pencahayaan kurang dan ventilasi kurang memadai tanpa adanya jendela. Lantai tidak kedap air sehingga kebersihan kurang terjaga serta banyak debu.
Faktor Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup jauh. Jarak antara rumah pasien dengan puskesmas <10 km.
YANKES
STATUS KESEHATAN
LINGKUNGAN
Kebersihan kurang Pencahayaan kurang Ventilasi kurang Lantai tidak kedap air
PERILAKU
Pasien terbiasa mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi sebelum hamil dan selama hamil diberikan oleh bidan
Tanggal
Hasil Kegiatan
22 November 2013
a. Melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium kepada pasien
Pasien
di Puskesmas
Borobudur.
Tanggal
Hasil Kegiatan
3 DESEMBER 2013
a. Mengamati keadaan
kesehatan rumah dan lingkungan sekitar.
Pasien
c. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang kehamilannya, meliputi faktor risiko yang ada pada pasien dan penatalaksanaannya.
Tanggal
Hasil Kegiatan
3 DESEMBER 2013
g. Menganjurkan kepada pasien segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila timbul keluhan (kencengkenceng, keluar air atau darah dari jalan lahir, pusing) Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga memahami tentang anjuran pemeriksakan diri ke pelayanan kesehatan apabila timbul
Pasien
Faktor pendukung:
Penderita dan keluarga dapat memahami dan menangkappenjelasan yang diberikan tentang antenatal care dan pola hidup sehat untuk ibu hamil. Keluarga yang kooperatif dan adanya keinginan untuk hidup sehat
Faktor penyulit :
Kesulitan ekonomi dalam memenuhi gizi selama kehamilan Jauhnya menuju pelayanan kesehatan
Indikator keberhasilan :
pasien mengetahui risiko kehamilan dan persalinan pada kehamilan dengan anemia.
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas normal
Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)
Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
Cara Kriteria
Sehubungan dengan kondisi ibu, misalnya Primigravida usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 35 tahun
Risiko akan meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas 35 tahun
Infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya dikelompokan menjadi tiga penyebab yaitu : Infeksi virus Infeksi bakteri Infeksi protozoa. Terdapat empat jenis penyakit infeksi yang berbahaya bagi janin apabila infeksi ini diderita oleh ibu hamil, di mana keempat penyakit infeksi ini dikenal dengan istilah TORCH yaitu toksoplasma, rubella, sitomegalovirus dan herpes.
Hubungan Jarak Kehamilan terhadap Kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahim
Ibu hamil yang underweight ( BMI < 19,8 ) dengan peningkatan berat badan selama hamil tidak adekuat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (< 2500 gr ), sebaliknya ibu hamil yang overweight ( BMI > 26,0 ) dengan peningkatan berat badan selama hamil berlebihan akan melahirkan bayi dengan berat lahir yang tinggi melebihi yang seharusnya (makrosomi). Ambang batas LiLA pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm. Wanita yang memiliki risiko KEK adalah wanita dengan LiLA kurang dari 23,5 cm. Di mana pada wanita yang mengalami KEK ini cenderung akan mengalami anemia gizi yang nantinya dapat menyebabkan komplikasi saat kehamilan, persalian, maupun masa nifas.
Batasan anemia pada ibu hamil ialah bila kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada trimester ke-1 dan ke-3 dan pada trimester kedua kurang dari 10,5 g/dl
kenaikan tekanan darah diastolik 90 mmHg dan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan proteinuria. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan antara lain: Hipertensi gestasional. Hipertensi Superimposed preeklampsia Preeklamsia ringan, preeklampsia berat, eklampsia : a. Preeklampsia ringan adalah jika tekanan darah 140/90 mmHg pada usia kehamialn > 20 minggu, proteinuria > 300 mg dalam 24 jam atau dipstick+1. b. Preeklampsia berat adalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg , proteinuria +2 (usia kehamilan > 20 minggu). c. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma. Sebelumnya wanita ini menunjukkan gejala-gejala preeklampsia berat (kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik).
DMG sendiri dibagi dua sub kelompok, yaitu : Sudah mengidap DM sebelumnya, tetapi baru diketahui pada saat hamil (sama dengan DMH). Belum pernah mengidap DM dan baru mengidap DM pada masa kehamilan (Pregnancy-Induced Diabetes Mellitus). Merupakan DMG sesungguhnya, sesuai dengan definisi lama WHO 1980. Kedua sub-kelompok ini baru dapat dibedakan setelah dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) ulangan pasca persalinan. Untuk sub kelompok DMH, hasil TTGO pasca persalinan masih tetap abnormal, sedangkan untuk DMG hasil akan kembali normal.
Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak di antaranya adalah sebagi berikut: Faktor genetik, translokasi parental keseimbangan genetik,Multifaktor, Robertsonian, Resiprokal, Kelainan kongenital uterus, Anomali duktus Mulleri, Septum uterus, Uterus bikornis, Inkompetensi, serviks uterus, Mioma uteri, Sindroma Asherman, Autoimun, Aloimun, Mediasi imunitas humoral, Mediasi imunitas seluler, Defek fase luteal, Faktor endokrin ,eksternal, Antibodi ,antitiroid ,hormon Sintesis LH yang tinggi ,Infeksi Hematologik ,Lingkungan Abortus dibedakan berdasar gejala, tanda, dan proses patologi yang terjadi: Abortus iminens Abortus insipiens Abortus kompletus Abortus inkompletus Missed abortion Abortus habitualis Abortus habitualis Abortus infeksiosus, abortus septik Abostus infeksiosus l
Dimana sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh 4 terlambat (4T), antara lain 3,4: Terlambat mengenali tanda bahaya risiko tinggi Terlambat mengambil keputusan Terlambat memperoleh transportasi Terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai. Oleh karena itu, diupayakan untuk mencegah 4T dengan cara : Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya risiko tinggi. Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga. Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan. Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai.
Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Beberapa kelainan pada usia tua seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya meningkat. Oleh karena itu, sebaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.
Kontrasepsi yang cocok : Steril IUD Implan Suntikan Sederhana Pil
Kedokteran Keluarga
Hakikat Kedokteran Keluarga
Kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, yaitu pengetahuan klinik yang dimplementasikan pada komunitas keluarga. Dokter harus mmahami manusia bukan hanya sebagai makhluk biologik, tetapi juga makhluk sosial. Dalam hal ini harus memahami hakikat biologik, psikologik, sosiologik, ekologik, dan medik. Hakikat biologik Hakikat psikologik
Hakikat sosiologik
Hakikat ekologik
Hakikat medik
Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang terencana, terarah, untuk menggali, meningkatkan, dan mengarahkan peran serta keluarga agar dapat memanfaatkan potensi yang ada guna menyembukan anggota keluarga dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga yang mereka hadapi. Dalam pendekatan ini diberdayakan apa yang dimiliki oleh keluarga dan anggota keluarga untuk menyembukan dan menyelesaikan masalah keluarga. Hal ini dapat dilakukan bila memahami profil dan fungsi keluarga. Pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan yang bersifat komprehensif, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Materi kedokteran keluarga pada hakikatnya merupakan kepedulian dunia kedokteran perihal masalah-masalah ekonomi dan sosial, di samping masalah organobiologik, yaitu ditujukan terhadap pengguna jasa sebagai bagian dalam lingkungan keluarga. Demikian pula pemanfaatan ilmunya yang bersifat menyeluruh, yaitu pelayanan terhadap masalah organ, mental-psikologikal dan sosial keluarga.
kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah kurang dari 12% Gejalaringan Anemia Pada Ibu Hamil gram, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu a. Pucat. dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin b.-Sering pusing. menurun sampai 9 10 % gram pada usia kehamilan 4-7 bulan, c. Lemah, transportasi lelah, letih, lesu, lunglai. sehingga terjadi penurunan oksigen dari paru ke janin d. Nafas terengah-engah. e. Nyeri dada. f. Mata berkunang-kunang. g. Lidah luka. h. Nafsu makan turun. i. Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda.
Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil8,9 a. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun b. Paritas c. Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat d. Pengetahuan e. Pemeriksaan Antenatal Care f. Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan a. Akibat anemia pada usia kehamilan 3 bulan pertama: 1) menggunakan Dapat terjadi keguguran alat suhu. Hasil pemeriksaan Hb dengan 2) Cacat bawaan dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut : b. Akibat anemia pada usia kehamilan 4-9 bulan: 1) Persalinan belum cukup bulan - Hb 11 g% Tidak anemia 2) Perdarahan dalam melahirkan 3) Gangguan pertumbuhan bayi dalam kandungan - Hb 9-10 g% Anemia ringan 4) Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian - Hb 7-8 g% terkena Anemia 5) Mudah infeksisedang c. Akibat anemia saat melahirkan: - Hb <7 g% Anemia berat 1) Gangguan kekuatan mengejan
2) Melahirkan berlangsung lama 3) Tertahannya plasenta dan perdarahan saat melahirkan d. Akibat anemia terhadap bayi: 1) Kematian dalam kandungan 2) Cacat bawaan 3) Kecerdasannya rendah 4) Bayi lahir dengan anemia 5) Berat badan bayi lahir kecil
Pemeriksaan
Nilai Eritrosit Rata-Rata (Mean corpuscular values)
Mean Corpuscular Volume (MCV) = Volume Eritrosit Ratarata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit disebut dengan fermatoliter/ rata-rata ukuran eritrosit. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) = Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) = Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah gram hemoglobin per dL eritrosit)
Cara Nilai normal : MCV: 82-92 femtoliter MCH: 27-31 picograms / sel MCHC: 32-37 gram / desiliter
Interpretasi hasil abnormal: Normositik normokrom, anemia disebabkan oleh hilangnya darah tibatiba, katup jantung buatan, sepsis, tumor, penyakit jangka panjang atau anemia aplastik. Mikrositik hipokrom, anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, keracunan timbal, atau talasemia. Mikrositik normokrom, anemia disebabkan oleh kekurangan hormon eritropoietin dari gagal ginjal. Makrositik normokrom, anemia disebabkan oleh kemoterapi, kekurangan folat, atau vitamin B-12 defisiensi
DAFTAR PUSTAKA
Angka Kematian Ibu. Diunduh dari http://www.menegpp.go.id/v2/index.php/datadaninformasi/kesehatan?download=23%3Angka-kematianibu-melahirkan-aki. Diakses pada tanggal 3 Desember 2013. Abdul Bari Syaifuddin, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi ke 1, cetakan ke 3, JNPKKR POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002, hal 03-336 Susan Mattson, Irene M. Bobak, add all, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi-4, Cetakan-1, EGC, Jakarta, 2005, hal 605-609. Kehamilan Risiko Tinggi. Diunduh dari http://medicastore.com/penyakit/569/Kehamilan_Risiko_Tinggi.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2013. Rochyati,Poedji, Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi, Cetakan-1, Airlangga University Press, Surabaya, 2003, hal 27-128. Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN . Maret, 2005.BKKBN, 1999.Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang. NRC-POGI, 1996.Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, diunduh dari http://www.bkkbn.go.id/2010/05/bgdbxykll.html.Diakses pada tanggal 14 Juli 2013. Moore JG, Hacker NF. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC; 2002. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Anemia pada kehamilan, diunduh dari http://med.unhas.ac.id/obgin/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=85. Diakses pada tanggal 3 Desember 2013. Hamil Tanpa Anemia. Diunduh dari http://medicastore.com/artikel/253/Hamil_Tanpa_Anemia.html. Diakses pada tanggal 3 Desember 2013.