Anda di halaman 1dari 116

Case Report

NEONATUS ATERM DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA,


ASFIKSIA SEDANG, POLIDAKTILI DAN NEONATAL INFEKSI

Yita G Willyani
030.10.281

Pembimbing:
Dr. Herry Susanto, Sp. A

Identitas
DATA

PASIEN

AYAH

IBU

Nama

By. Ny. K

Tn. I

Ny. K

Umur

3 hari

25 tahun

23 tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Alamat

Griya Pangkah RT 01/ RW 07, Tegal

Agama

Protestan

Protestan

Protestan

Suku Bangsa

Jawa

Jawa

Jawa

Pendidikan

S1

S1

Pekerjaan

Karyawan swasta

Karyawan Swasta

Penghasilan

Rp.5.000.000,-

Rp.2.500.000,-

Keterangan

Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung

Asuransi

BPJS Non PBI

No. RM

804584

Anamnesis
Alloanamnesis dengan ayah kandung pasien pada hari
Jumat, tanggal 13 November 2015, pukul 12.30 WIB, di
Ruang Dahlia RSU Kardinah.

Keluhan Utama:
Sesak napas

Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien seorang bayi perempuan usia 0 hari, datang


ke PONEK RSU Kardinah tanggal 11 November 2015,
dirujuk dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
dengan asfiksia sedang, observasi polidaktili jari I
dextra dan neonatus aterm.

Bayi lahir tanggal 11 November 2015 (7 jam SMRS)


secara sectio caesaria, ibu G3P2A0 hamil 37 minggu,
keadaan bayi saat lahir yaitu air ketuban jernih dan
skor APGAR 5-6-7, dengan berat lahir 2550 gram dan
panjang badan 49 cm.
Saat datang keadaan bayi sesak, merintih, menangis
kurang kuat, gerakan kurang aktif, dan bayi berwarna
kebiruan.

1 hari
SMRS
(10/11/201
5)

Ibu pasien Ny. K (hamil 37 minggu) mulai mulas dirasakan hilang


timbul belum terlalu sering kurang lebih 2-3 kali mulas dalam 30
menit, dan tidak disertai keluarnya air-air, maupun lendir darah.
Dibawa ke RSIA Kasih Ibu dan dilakukan sectio caesaria atas
indikasi riwayat sectio caesaria 2 kali.
10 jam SMRS Ny. K merasa makin mulas dan disertai keluar air
ketuban

(11/11/201
4)

dilakukan sectio caesaria cito pada tanggal 11 November 2015


pukul 00.30. Bayi lahir 7 jam SMRS.
lahir bayi laki-laki, BB 2550 gram, PB 49 cm, tidak langsung
menangis, merintih, gerakan kurang aktif, serta kebiruan.
telah dilakukan pemberian oksigen dan pemasangan infus di
RSIA Kasih Ibu.
Pasien di rujuk ke PONEK RSU Kardinah diberi oksigen dan
segera dipindahkan ke ruang perinatologi Dahlia dalam
inkubator.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pada pasien riwayat penyakit dahulu belum
dapat dievaluasi.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami


hal seperti ini. Riwayat penyakit tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma, penyakit jantung
dan paru disangkal.

Riwayat Lingkungan

Riw. Lingk. Perumahan

0 Kepemilikan rumah yaitu rumah pribadi. Rumah

berukuran 12 x 9 m, beratap genteng, berlantai ubin,


dan berdinding tembok. Dasar atap terpasang plafon.
Kamar tidur berjumlah 3, kamar mandi berjumlah 2,
0 Ayah pasien bekerja sebagai
terdapat dapur dan ruang keluarga. Penerangan
karyawan swasta, berpenghasilan
rumah bersumber listrik dan dan air minum dari PAM.
kurang-lebih Rp.5.000.000,- per
Jarak septic tank dengan rumah sekitar 10 meter.
bulan. Ibu pasien bekerja sebagai
Limbah rumah tangga tersalur di selokan di dalam
karyawan swasta, berpenghasilan
rumah dengan aliran lancar. Selokan dibersihkan
kurang-lebih Rp.2.500.000,- per
sebulan sekali. Cahaya matahari dapat masuk ke
bulan. Ayah menanggung nafkah 5
dalam rumah, lampu tidak dinyalakan pada siang
orang yaitu 1 orang istri dan 3
hari. Jika jendela dibuka maka udara dalam rumah
orang anak. Biaya pengobatan
tidak pengap.

Riw. Sosioekonomi

Kesan: Keadaan lingkungan


rumah dan sanitasi baik,
ventilasi dan pencahayaan baik.

ditanggung secara umum.

Kesan : Keadaan lingkungan


sekolah baik

Ibu pasien
memeriksakan
kehamilan 1 kali
tiap bulan di
dokter spesialis
kandungan.
Selama hamil
kondisi ibu dan
bayi dikatakan
baik, mendapat
suntikan
imunisasi TT 2
kali.

Ibu tidak pernah


mengonsumsi
obat-obatan dan Penyakit tekanan
Sejak awal
jamu selama
darah tinggi dan Selama hamil, ibu
kehamilan
hamil, tidak
kencing manis
makan 3 kali
sampai usia 37
merokok, tidak
selama
sehari, berupa
minggu, berat
mengonsumsi
kehamilan
nasi, lauk-pauk
badan ibu
alkohol, tidak
disangkal.
dengan variasi
meningkat 11 kg
pernah
Riwayat penyakit
telur, daging,
(dari 51 kg
mengalami
jantung, asma,
tahu, tempe,
menjadi 62 kg,
demam, sesak,
TB, perdarahan
sayuran dan
tinggi badan 156
muntah-muntah
dan trauma
susu.
cm).
atau penyakit lain
disangkal.
selama
kehamilan.

Kesan: Perawatan antenatal baik, kualitas dan kuantitas nutrisi selama


kehamilan baik.

Riwayat Persalinan
0 Tempat kelahiran
: RSIA Kasih Ibu
0 Penolong persalinan : Dokter Spesialis
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Kandungan
Cara persalinan
: Sectio Caesaria
HPHT/ TP
: 18 Februari 2015 / 25 November
2015
Masa gestasi
: 37 minggu G3P2A0
Air ketuban
: Jernih
Berat badan lahir
: 2550 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala
: 34 cm
Langsung menangis : Tidak
Nilai APGAR
: 5-6-7
Plasenta
: Lengkap, tidak ada
kelainan
Kelainan bawaan
: Tidak ada

Kesan: Neonatus
aterm, lahir SC,
asfiksia sedang.

Riwayat
Postnatal

Corak
Reproduksi Ibu

Pemeliharaan
setelah
kelahiran
belum dapat
dievaluasi.

Ibu P3A0,
anak pertama
laki-laki
berusia 5
tahun, anak
kedua
perempuan
berusia 3
tahun, anak
ketiga lakilaki berusia 2
hari (pasien).

Riwayat KB
Ibu pasien
mengaku
menggunakan
kontrasepsi
berbentuk pil
yang rutin
diminum
setiap hari.

Riwayat
Tumbuh
Kembang
Pertumbuhan
Berat badan
lahir 2550
gram,
panjang
badan lahir
49 cm,
lingkar
kepala 34
cm.
Perkembanga
n
Riwayat
perkembang
an belum
dapat
dievaluasi.

Riwayat Makan
dan Minum
Riwayat
makan dan
minum belum
dapat
dievaluasi.

VAKSIN

DASAR (umur)

ULANGAN (umur)

BCG

DPT/ DT/HB

POLIO

CAMPAK

HEPATITIS B

Kesan:Belum dilakukan imunisasi

= Laki-laki

= perempuan

= pasien

Kesan : Pasien anak ketiga, dan tidak ada anggota keluarga yang
memiliki keluhan yang sama

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada hari Senin, tanggal 13 November 2015,
pukul 13.00 WIB, di Ruang Dahlia RSU Kardinah

Kesan Umum

Menangis : Kurang kuat


Gerak
: Kurang aktif
Retraksi : (+) subcostal
Kejang
: (-)
Sianosis : (-)
Pucat
: (-)
Ikterik
: (-)

Tanda Vital
Tekanan darah: Tidak
dilakukan
Nadi: 144 x/menit,
reguler
Laju nafas: 40 x/menit
Suhu: 36.1 C (aksila)
SpO2: 98%

Data
Antropometri
Berat badan: 2.55 kg

Panjang badan: 49 cm

Kepala
Wajah
Mata

Mesosefali, lingkar kepala 34 cm, UUB masih terbuka, teraba datar,


tegang (-), molase (-), kaput suksedaneum (-), sefal hematom (-),
rambut hitam, tipis, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut

Normal, simetris

Mata cekung (-/-), edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),


sklera ikterik (-/-), katarak kongenital (-/-), glaukoma kongenital (-/-)

Telinga

Normotia, sekret (-/-), recoil (segera/segera)

Hidung

Bentuk normal, deformitas (-), deviasi (-), napas cuping hidung (+),
sekret (-/-), darah (-/-)

Mulut

Kering (-), sianosis (-), pucat (-), trismus (-), stomatitis (-), bercak putih
di lidah dan mukosa (-), labioschizis (-), palatoschizis (-)

Kulit
Inspeksi: Warna kulit merah muda, lanugo
(-), ikterik (-)
Palpasi: Turgor kulit baik

Leher
Pendek, pergerakan lemah, tumor (-),
tanda trauma (-)

Toraks

Paru

Jantung

0 Inspeksi :
0 Bentuk dada simetris kanan dan kiri,

Kulit merah muda, tidak ada


efloresensi bermakna, Sternum dan
iga normal, Retraksi subcostal (+),
Gerak napas simetris, tidak ada
hemithoraks yang tertinggal

0 Palpasi

0 Simetris, tidak ada hemithoraks yang

tertinggal, Areola mammae penuh,


benjolan 5 mm

0 Perkusi :
0 Pemeriksaan tidak dilakukan

0 Auskultasi

0 Vesikuler, ronki basah halus (-/-),

wheezing (-/-)

0 Inspeksi:
0 Ictus cordis tidak terlihat

0 Palpasi:
0 Ictus cordis tidak teraba

0 Perkusi:
0 Tidak dilakukan

pemeriksaan

0 Auskultasi:
0 S1-S2 reguler, murmur

(-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi: Datar, tali
pusat terawat, warna
kulit merah muda,
pucat (-), ikterik (-)
Auskultasi: Bising usus
(+)
Palpasi : Supel, hepar
dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani

Vertebrae: Spina
bifida (-), meningocele
(-)
Urogenital: Laki-laki,
testis sudah turun,
rugae jelas
Anus dan rectum:
Anus (+), diaper rash
(-)

Ekstremitas & Refleks Primitif

Deformitas

Superior
+ (jari I

Inferior
- /-

0 Refleks Hisap : (+)


0 Refleks Rooting
: (+)

polidaktili ) /-

Akral

- /-

-/-

- /-

- /-

- /-

- /-

< 2 detik

<2 detik

dingin
Akral
sianosis
Ikterik
CRT

0 Refleks Oral

0 Refleks Moro: Tidak dilakukan


0 Refleks Palmar Grasp : (+)
0 Refleks Plantar Grasp : (+)

Pemeriksaan Khusus

BBL: 2550 gr
UG: 37
minggu
Kesan:
Neonatus
cukup bulan,
sesuai untuk
masa
kehamilan

New Ballard score


= maturitas fisik +
maturitas neuromuskular
= 16 + 17 = 33 36-38 minggu

Lingkar
kepala 34
cm pada
bayi baru
lahir,
mesosefali

Berat badan lahir,


panjang badan lahir dan
lingkar kepala sesuai
kurva Fenton dalam
batas normal.


Frekuensi
Napas
Retraksi

< 60 x/menit

60-80 x/menit

Tidak ada
retraksi

Retraksi ringan

2
> 80 x/menit
Retraksi berat
Sianosis

Sianosis

Tidak sianosis

Sianosis hilang

menetap

dengan O2

walaupun diberi
O2

Penurunan
Air Entry

Udara masuk

ringan udara
masuk

Downe score 4 asfiksia


Dapatsedang
didengar
Merintih

Tidak merintih

dengan

Tidak ada udara


masuk

Dapat didengar

Bell Squash score 3 observasi neonatal infeksi

emeriksaan Penunjang

Kesan : Screening Neonatal Infeksi

Laboratorium Darah 11 November 2015


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Leukosit

9,3

103/ul

5.0-20.0

Eritrosit

3,2 ()

106/ul

3.7-6.5

Hemoglobin

10,9 ()

g/dl

14.9-23.7

Hematokrit

30,7 ()

47-75

RDW

16,3 ()

11.5-14.5

MCV

96,2, ()

84-128

MCH

34,2

Pcg

25-36

MCHC

35,5 ()

g/dl

26-34

Trombosit

147 ()

103/ul

229-553

Glukosa Sewaktu

246 ()

mg/dl

70-160

Laboratorium Darah 12 November 2015


Pemeriksaan
CRP

Hasil
(+) 24

Satuan

Nilai Rujukan
Negatif

Laboratorium Darah 14 November 2015


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Bilirubin Total

10,89

mg/dl

1.5-12

Bilirubin Direk

0,05 ()

mg/dl

0-0.25

Laboratorium Darah 15 November 2015


Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Bilirubin Total

11,68

mg/dl

1.5-12

Bilirubin Direk

1,19 ()

mg/dl

0-0.25

Foto Thorax 11 November 2015


Interpretasi
- Corakan
pulmo
normal
- Cor CTR
<0,56
- Udara
intestine
tidak
prominen
- Pre
peritoneal
fat line (+)

Kesan : Baby gram tak


tampak kelainan

DAFTAR MASALAH

DIAGNOSIS BANDING
Hiperbilirubine

Asfiksia berat Neonatal

mia

infeksi

Kelainan
Kongenital

Fisiologis/p

Faktor ibu

Antepartum Polidaktili

atologis/ko

Faktor

Peripartum

mbinasi

janin

Postpartum

Merupakan

Faktor

komplikasi

plasenta

dari
neonatal
infeksi

Neonatus aterm

Bayi sesuai untuk


masa kehamilan

Bayi kecil untuk


masa kehamilan

Bayi besar untuk


masa kehamilan

DIAGNOSIS KERJA

PENATALAKSANAAN

Saran Pemeriksaan
0 Pemeriksaan darah rutin ulang
0 Pemeriksaan elektrolit
0 Pemeriksaan urin rutin
0 Pemeriksaan gula darah sewaktu rutin

Prognosis
0 Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
0 Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
0 Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Perjalanan Penyakit

11 November 2015
Hari Perawatan ke-0
S

Rujukan RSIA Kasih Ibu dengan asfiksia sedang, observasi polidaktili jari I dextra dan neonatus aterm. Sesak (+),
merintih (+), kebiruan (-), refleks hisap menurun.

KU: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostal
TTV: HR 136x/m, RR 68x/m, S 36,9 C, BB 2,55 kg, SpO2 : 98% GDS : 246 mg/dl
Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang (-), molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 2,55 x 80 = 204 cc/hari

Asfiksia sedang, observasi infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Advis dr. Herry, SpA:

Rawat di perinatologi

IVFD D10% 10 tpm

Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg

Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg

Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 5 10 cc (sonde)

Pengawasan KU dan TV

12 November 2015
Hari Perawatan ke-1
S

Demam (+), Sesak (+), kejang (-), kebiruan (-)

KU: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostal
TTV: HR 128x/m, RR 52x/m, S 37,7 C, BB 2,55 kg, SpO2 96%, CRP : +24
Kepala: Mesosefali, UUB datar, molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
(Hasil Lab Terlampir)
Kebutuhan cairan : 2,55 x 80 = 229,5 cc/hari

Asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Terpasang O2 headbox 5lpm dan monitor TTV


Rawat di perinatologi
IVFD D10% 10 tpm
Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg
Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 5 10 cc (sonde)
Pengawasan KU dan TV

13 November 2015
Hari Perawatan ke-2
S

Sesak (+), demam (-), kejang(-), kebiruan (-)

KU: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostal
TTV: HR 124x/m, RR 40x/m, S 36,1 C, SpO2 : 98% BB 2,25 kg
Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang (-), molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 2,25 x 90 = 202,5 cc/hari

Asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Terpasang O2 headbox 5lpm dan monitor TTV


Rawat di perinatologi
IVFD D10% 10 tpm
Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg
Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 5 10 cc (sonde)
Pengawasan KU dan TV

14 November 2015
Hari Perawatan ke-3
S

Demam (-), Sesak (+), kejang (-), kebiruan (-)

KU: Menangis kurang kuat, gerak aktif, retraksi (+)


TTV: HR 116x/m, RR 44x/m, S 36.1 C, BB 2,19 kg, SpO2 97%, bilirubin direk 0,05 mg/dL ()
Kepala: Mesosefali, UUB datar, molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 2,19 x 100 = 219 cc/hari

Asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Terpasang O2 headbox 5lpm dan monitor TTV


Rawat di perinatologi
IVFD D10% 10 tpm
Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg
Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 10 15 cc (sonde)
Pengawasan KU dan TV
Fototerapi

3 November 2014 (NICU)


Hari Perawatan ke-3

Sesak (+), demam (-), kejang (-), BAK (+), BAB (+), pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), ASI (-), refleks hisap (+).

KU: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (+) subcostal
TTV: HR 142x/m, RR 30x/m, S 36.7 C, BB 3.2 kg, SpO2 97%
Kepala: Mesosefali, UUB datar, molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), ronki basah halus (+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)

Kebutuhan cairan 100 x 3.2 = 320 cc/ hari


Diuresis 100 cc/10 jam = 3.3 cc/ kgbb/ jam
NGT tertutup

Lab darah: bilirubin direk 0.88

Distres respirasi
Neonatal infeksi (sepsis dini)

Terpasang ET VM duo-PAP FiO2 40 (diturunkan bertahap), PIP 15, PEEP 5 ekstubasi O2 sungkup

Aff NGT

IVFD KAEN1B

Inj. Cefotaxim 2 x 500/3 mg

Inj. Gentamicin 2 x 8 mg

Diit per sonde 8 x 15-20 cc

15 November 2015
Hari Perawatan ke-4
S
O

Sesak (+) , demam (-), kejang(-), kebiruan (-), kuning (+)


KU: Menangis kurang kuat, gerak kurang aktif, retraksi (-), ikterik (+)
TTV: HR 144x/m, RR 44x/m, S 36,8 C, SpO2 : 98% BB 2,19 kg , bilirubin direk 1,19 mg/dL ()
Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang (-), molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 2,19 x 110 = 240,9 cc/hari

Hiperbilirubinemia, asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Terpasang O2 headbox 5lpm dan monitor TTV


Rawat di perinatologi
IVFD D10% 10 tpm
Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg
Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 10 20 cc (sonde)
Pengawasan KU dan TV
Fototerapi

16 November 2015
Hari Perawatan ke-5
Demam (-), Sesak (-), kejang (-), kebiruan (-), kuning (+)
KU: Menangis mulai kuat, gerak mulai aktif, retraksi (-), ikterik (+)
TTV: HR 120x/m, RR 36x/m, S 36.9 C, BB 2,18 kg, SpO2 97%
Kepala: Mesosefali, UUB datar, molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 3,3 x 120 = 396 cc/hari

S
O

A
P

Hiperbilirubinemia, asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Terpasang O2 headbox 5lpm dan monitor TTV


Rawat di perinatologi
IVFD D10% 10 tpm
Injeksi Cefotaxime 2 x 125 mg
Injeksi Glukonas Calc. 1 x 0,6 mg
Injeksi Aminophilin 3 x 2 mg Diet ASI/PASI : 8 x 10 20 cc (sonde)
Pengawasan KU dan TV
Fototerapi

17 November 2015
Hari Perawatan ke-6
S

Sesak (-), demam (-), kejang(-), kebiruan (-), kuning (+)

KU: Menangis kuat, gerak aktif, retraksi (-), ikterik (+)


TTV: HR 148x/m, RR 40x/m, S 36,2 C, SpO2 : 98% BB 2,18 kg , bilirubin direk 1,19 mg/dL ()
Kepala: Mesosefali, UUB datar, tegang (-), molase (-)
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks: SNV (+/+), rh (-/-), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-), g (-)
Abdomen: Supel, BU (+)
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE (-/-)
Kebutuhan cairan : 2,18 x 120 = 240,9 cc/hari

Hiperbilirubinemia, asfiksia sedang, infeksi neonatal, polidaktili, neonatus aterm

Analisis Kasus

Masalah
Kesan umum: Ikterik (+)
Bilirubin direk 1,19 mg/dL ()

Interpretasi

Pada bayi baru lahir, lumen usus halusnya steril sehingga bilirubin konjugasi tidak dapat
diubah menjadi sterkobilin.
Bayi baru lahir mempunyai konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang relatif tinggi didalam
usus yang berasal dari produksi bilirubin yang meningkat, hidrolisis bilirubin glukuronida
yang berlebihan dan konsentrasi bilirubin yang tinggi ditemukan didalam mekonium.
Pada bayi baru lahir, kekurangan relatif flora bakteri untuk mengurangi bilirubin menjadi
urobilinogen lebih lanjut akan meningkatkan pool bilirubin usus dibandingkan dengan anak
yang lebih tua atau orang dewasa. Peningkatkan hidrolisis bilirubin konjugasi pada bayi
baru lahir diperkuat oleh aktivitas B-glukoronidase mukosa yang tinggi dan ekskresi
monoglukuronida terkonjugasi. Pemberian substansi oral yang tidak larut seperti agar atau
arang aktif yang dapat mengikat bilirubin akan meningkatkan kadar bilirubin dalam tinja
dan mengurangi kadar bilirubin serum, hal ini menggambarkan peran kontribusi sirkulasi
enterohepatik

Bayi lahir tanggal 13 November 2015 (7 jam SMRS) secara SC, ibu G3P2A0
hamil 37 minggu, keadaan bayi saat lahir yaitu air ketuban jernih dan skor
APGAR 5-6-7, dengan berat lahir 2550 gram
Saat datang keadaan bayi sesak, merintih, menangis kurang kuat dan gerakan kurang aktif,
kebiruan.

Faktor ibu
Dalam kasus ini tidak ditemukan masalah dari faktor ibu.
Faktor janin
Persalinan dengan tindakan (SC), sehingga tidak adanya tekanan intratorakal
ketika bayi melewati jalan lahir.
Faktor plasenta
Dalam kasus ini tidak ditemukan masalah dari faktor plasenta.

Dilahirkan secara SC

Masalah

Interpretasi

Faktor risiko neonatal infeksi Bell Squash score didapatkan


dinilai dari Bell Squash score, hasil 3, menunjukkan observasi
ditemukan adanya:

neonatal infeksi.

Partus tindakan (SC)

Kelainan

bawaan

(polidaktili)

Asfiksia (1)

Pada Gupte score didapatkan

Sedangkan berdasarkan Gupte hasilnya

yaitu

Score, ditemukan:

Neonatal Infeksi.

Faktor

Asfiksia (2)

yang

Screening

menyebabkan

neonatal infeksi di antaranya:

Antepartum

Peripartum

Postpartum

Masalah

Trombositopenia
147.000
CRP (+) 24
GDS: 246 mg/dl

Kriteria klinis (minimal dua dari tanda-tanda berikut):


: Temperatur >38 C atau <36.5 C
Takikardia >200/menit
Peningkatan frekuensi apneu/ bradikardia
Hiperglikemia >140 mg/dl
BE <-10 mval/L
Perubahan warna kulit
Peningkatan kebutuhan oksigen
CRP >2 mg/dl
I/T ratio >0.2
Leukosit <5/nL
Trombosit <100/nL
Berdasarkan kriteria di atas, pasien sudah memenuhi
kriteria infeksi neonatal.

TINJAUAN
PUSTAKA

Hiperbilirubinemia

IKTERUS/ HIPERBILIRUBINEMIA
0 BATASAN
0 Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit,

konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena


Meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
0 Ikterus akan nyata apabila didapatkan kadar

bilirubin dalam darah > 5 mg% ( 85


mol/L).

Latar Belakang

0 Hiperbilirubinemia pada neonatus adalah

peningkatan kadar bilirubin serum pada


neonatus.
0 60% bayi akan mengalami ikterus

0 Patologis : kadar bilirubin I tidak

terkonyugasi/indirek, berupa ikterus yang


nyata pada minggu pertama kehidupan.
0 Hiperbilirubinemia berat dapat
menyebabkan kerusakan otak permanen
yang serius

Bilirubin
Tidak terkonyugasi:Bil I
0 Bilirubin indirek
0 Tidak larut dalam air
0 Berikatan dengan albumin
untuk transport
0 Komponen bebas larut
dalam lemak
0 Komponen bebas bersifat
toksik untuk otak

Terkonyugasi:BIL II
0 Bilirubin direk
0 Larut dalam air
0 Tidak larut dalam
lemak
0 Tidak toksik untuk otak

Metabolisme Bilirubin

HATI

UCB

(H
em
HEME
+ Globin
CO
eO
ks
ige BILIVERDIN
na
se
)

Alb

Bilirubin terkonyugasi

BILIRUBIN

Bilirubin bebas/
tidak terkonyugasi

Mengapa bayi mengalami ikterus


pada minggu pertama kehidupan?
0 Meningkatnya produksi bilirubin
0 Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
0 Penurunan umur sel darah merah
0 Penurunan ekskresi bilirubin
0 Penurunan uptake dalam hati
0 Penurunan konyugasi oleh hati
0 Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik

Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu

Ikterus pada neonatus:


0 Ikterus neonatorum disebabkan

peningkatan kadar bilirubin serum


pada neonatus.
0 Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5
mg/ dl
0 Hiperbilirubinemia

0 Bayi cukup bulan

12.5gr%

-Bil I >

Ikterus pada neonatus:


MENGAPA KITA KHAWATIR ?
bilirubin bilirubin ensefalopati
Kernikterus
Tahap 1:
Letargi, hipotonia, refleks isap buruk
Tahap 2:
Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3:
Kondisi terlihat membaik
Sekuele:
Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas daya pandang

!! Sebuah tragedi yang dapat dicegah

Keracunan Bilirubin
Kadar bilirubin indirek
20 mg/dl ? > 25 mg/dl ? > 30 mg/dl ?
0 Usia kehamilan
0 Hemolisis
0 Morbiditas lain: asfiksia, hipoglikemia, asidosis,
sepsis
0 Obat yang menggantikan bilirubin dari ikatan
dengan albumin

0 Bayi sering mengalami ikterus pada

minggu pertama kehidupan, terutama


bayi kurang bulan.
0 Dapat terjadi secara normal atau
fisiologis dan patologis.
0 Kemungkinan ikterus sebagai gejala
awal penyakit utama yang berat pada
neonatus.

0 Ikterus perlu ditangani secara seksama,

karena bilirubin akan masuk ke dalam


sel syaraf dan merusak sehingga otak
terganggu dan mengakibatkan
kecacatan sepanjang hidup atau
kematian ( ensepalopati biliaris) .

Faktor risiko :
0 BBLR,
0 Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas

gologan darah ABO.RHESUS


0 Asfiksia atau asidosis,
0 Hipoksia, trauma serebral,
0 Infeksi sistemik ( sepss neonatorum)

Ikterus pada bayi prematur


0 Awitan terjadi lebih dini
0 Puncak lebih lambat
0 Kadar puncak lebih tinggi
0 Memerlukan lebih banyak waktu untuk

menghilang sampai dengan 2 minggu

Penyebab Bayi Kuning Normal


1. Pembentukan bilirubin berlebihan

- Volume sel darah merah/kgBB bayi lebih besar


- Umur sel darah merah bayi lebih pendek
pemecahan sel darah merah tinggi

- Besarnya bilirubin yang kembali dari usus ke


pembuluh darah
2. Gangguan perubahan bilirubin
3. Pengeluaran bilirubin lebih rendah

IKTERUS FISIOLOGIS
0 Ikterus fisiologis pada BCB

0 Awitan terjadi setelah 24 jam


0 Memuncak pada 3 sampai 5 hari
0 Menurun setelah 7 hari

0 BCB rata-rata memiliki kadar bilirubin

serum puncak 5-6 mg/dL


0 Ikterus fisiologis berlebihan
bilirubin serum puncak 7-15 mg/dL
pada BCB.

Ikterus Fisiologis
14
12
10
8

S.Bili mg/dl

6
4
2
0
HARI 1

HARI 3

HARI 5

HARI 7

IKTERUS NON FISIOLOGIS


0 Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
0 Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
0 Tingkat cutof

> 15 mg/dl (12 mg) pada bayi cukup bulan


> 10 mg/dl pada bayi prematur
0 Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
0 Tanda-tanda penyakit lain

Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

fisiologis
non- fisiologis

hari
1

hari
2

hari
3

hari
4

hari
5

hari
6

hari
7

Pemeriksaan Klinis
0 Pemeriksaan klinis ikterus dapat

dilakukan pada bayi baru lahir dengan


menggunakan pencahayaan yang
memadai.
0 Ikterus akan terlihat lebih berat bila
dilihat dengan sinar lampu dan bisa
tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang.

0 Ikterus muncul pertama di daerah wajah,

menjalar ke arah kaudal tubuh, dan ekstremitas.


0 Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan
untuk memastikan warna kulit dan jaringan
subkutan:
0 Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi;
0 Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai;
0 Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki.

Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus
0 Laju sefalokaudal
0 Pemeriksaan secara visual mungkin membuat

kita kurang tepat memahami situasi

Kramer

Zone

SBR
(mol/L)

1
2
3
4
5

100
150
200
250
> 250

1 mg% = 17.1 mol/L

Pembagian ikterus
menurut metode Kremer
0 Derajat Ikterus

Daerah Ikterus

Perkiraan kadar bilirubinI

0I

Daerah Kepala dan leher

5,0 mg %

0 II

Badan atas

9,0 mg%

0 III
0 IV
0V

Badan bawah hingga tungkai


Lengan, kaki bawah, lutut.
Telapak tangan dan kaki

11,4 mg%
12, 4 mg %
16,0 mg%

Bilirubinometer Transkutan
Berguna sebagai alat penapisan
Pengukuran TcB cukup akurat pada
sebagian
besar bayi dengan TSB < 15mg/ dL.
Tidak akurat setelah fototerapi

Pemeriksaan
penunjang

0 Pemeriksaan penunjang kadar bilirubin serum

total saat tanda klinis ikterus pertama ditemukan


sangat berguna untuk data dasar mengamati
penjalaran ikterus ke arah kaudal tubuh.

0 Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan

pemeriksaan penunjang sebagai berikut

0 Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat

kehamilan dan bayi pada saat kelahiran.

Pemeriksaan
penunjang ljt

0 Bila ibu memiliki golongan darah O

dianjurkan untuk menyimpan darah tali


pusat pada setiap persalinan untuk
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan.
Kadar bilirubin serum total diperlukan bila
ditemukan ikterus pada 24 jam pertama
kelahiran

0 Untuk Puskesmas fasilitas penunjang

biasanya jarang tersedia, sehingga


pemeriksaan atau penajaman klinis
sangat diutamakan

Tentukan tingkat keparahan ikterus


secara kasar dengan melihat pewarnaan
kuning pada tubuh metode Kremer.

Pemeriksaan sistematis ikterus


pada neonatus
0 Ibu hamil golongan darah dan jenis Rh
0 Jika ibu Rh negatif atau memiliki golongan darah O

periksa golongan darah/jenis Rh/DAT tali pusat bayi


0 Memantau ikterus pada bayi setidaknya setiap 8
sampai 12 jam
0 Jika tingkat ikterus kelihatannya terlalu tinggi untuk
usia bayi, lakukan pengukuran bilirubin transkutan
atau bilirubin serum total

MANAJEMEN
0 Ikterus fisiologis tidak memerlukan

penanganan khusus dan dapat rawat jalan


dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
0 Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu

untuk menyusui secara dini dan ASI


ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.

0 Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan

ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan


gelas dan sendok.
0 Letakkan bayi ditempat yang cukup

mendapat sinar mata hari pagi selama 30


menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi
tetap hangat.

0 Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat

menimbulkan ensefalopati biliaris.

0 Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran

adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan


laboratorium lanjut; minimal kadar bilirubin serum total,
pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis oleh
karena itu selanjutnya harus dirujuk.
0

0 Pada bayi dengan Ikterus kremer III atau lebih perlu

dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadan bayi


stabil

FOTOTERAPI
BUKAN SINAR UV!
0 Panjang gelombang cahaya 450 sampai 460

nm
0 Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm
0 Gelombang sinar putih: 380 sampai 700 nm
0 Spectral Irradiance: 30 W/cm2 /nm

FOTOTERAPI
Isomer bilirubin non konyugasi natural :
ZZ
ZZ
ZZ

ZE( toksik, tidak perlu konyugasi)


Foto isomerisasi
lumibilirubin

Struktural
ZZ isomerisasi
produk fotooksidasi
fotooksidasi

Panduan terapi sinar berdasarkan


kadar bilirubin serum ( jika
fasilitas tersedia)
0

0 Saat timbul ikterus Bayi cukup bulan sehat


0
0
kadar bilirubin,
0
mg/dl; (umol/l)

Bayi dengan faktor


risiko
kadar bilirubin,
( mg/dl;umol/l)

0 Hari ke 1
0
0 Hari ke 2
0
0 Hari ke 3

Setiap terlihat
ikterus
13 (220)

0 Hari ke 4 dst

Setiap terlihat ikterus


15 (260)
18 (310)

16

(270)

20 (340)

17 (290)

Fototerapi Intensif
0 Sumber cahaya: cahaya alami siang hari,

cahaya putih, cahaya biru, neon fluoresen biru


khusus, lampu halogen tungten, selimut serabut
optik, dioda yang memancarkan cahaya galium
nitrida.

0 Jarak dari cahaya : cahaya fluoresen harus

berada sedekat mungkin (sampai 10 cm dari


bayi), sinar halogen dapat menyebabkan panas
berlebihan

Fototerapi Intensif
0 Daerah permukaan: maksimal, lepas

semua pakaian kecuali popok, popok juga


dapat dilepas
0 Dilakukan secara kontinyu
0 Jaga status hidrasi

Komplikasi fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
0 Pemisahan ibu dengan bayi
0 Peningkatan insensible water loss dan dehidrasi pada

bayi prematur
0 Bronze-baby syndrome (bayi dengan ikterus
kolestatik)

Penurunan bilirubin serum yang


bagaimana yang diharapkan
terjadi
dengan
fototerapi?
0 Kecepatan penurunan bergantung pada efektivitas
fototerapi dan penyebab yang mendasari ikterus.
0 Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat
mencapai 0,5 sampai 1,0 mg/dl/jam pada 4 sampai 8
jam pertama, kemudian menjadi lebih lambat.
0 Dengan fototerapi standard, penurunan yang
diharapkan adalah 6% sampai 20% dari kadar
bilirubin awal pada 24 jam pertama.

Kapan fototerapi harus


dihentikan?
Bergantung kepada:
0 usia bayi dan JIKA Bil Total < 10 mg%
0 Penyebab hiperbilirubinemia
0 Jika fototerapi tidak berhasil menurunkan kadar bil < 10

mg%
0 TRANSFUSI TUKAR

Fototerapi dan Transfusi Tukar pada


BBLSR
(Cashore WJ, Clin Pediatr 2000)
???

Transfusi Tukar
Volume Ganda
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg

Partially packed
Red Blood Cells

Produk sisa

Pemulangan dan
pemantauan lanjutan
0 Nasehati ibunya mengenai pemberian

minum dan membawa kembali jika


menjadi semakin kuning

Asfiksia Neonatorum

Diagnosis

Penanganan Asfiksia pada BBL

Prognosis
0 Pada keadaan yang berat angka kematianya dilaporkan sekitar
25-50%. Kematian biasanya terjadi pada minggu-minggu awal
kehidupan. Disebabkan karena kerusakan multiorgan. Bayi
dengan disabilitas neurologi yang berat biasanya meninggal
karena pneumonia aspirasi atau disebabkan oleh infeksi
sistemik.
0 Pada bayi yang dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang
lama biasanya akan mengalami komplikasi bergantung dari
keparahan penyakit. Pada 80% bayi mengalami komplikasi yang
serius, 10-20% mengalami disabilitas yang serius dan sekitar
10% di antaranya sehat. Pada bayi yang mengalami asfiksia
sedang 30-50% di antaranya mengalami komplikasi jangka
panjang yang serius, 10-20% mengalami gangguan neurologis.

Infeksi Neonatorum

Infeksi Neonatorum
Infeksi yang terjadi pada bayi
baru lahir yang terbagi dua,
yaitu early infection (infeksi
dini) dan late infection (infeksi
lambat).

Infeksi
Antenatal
Kuman
mencapai
janin melalui
sirkulasi ibu
ke plasenta
(melewati
sawar
plasenta).

Infeksi
Perinatal

Infeksi
Postnatal

Mikroorganis
me dari
vagina naik
dan masuk ke
rongga
amnion
setelah
ketuban
pecah.

Terjadi
sesudah bayi
lahir
(kontaminasi,
perawatan
tidak steril,
dll).

Gejala klinis infeksi neonatorum tidak khas.


Gejala yang perlu mendapat perhatian:
Malas minum

Berat badan turun


drastis

Bayi tertidur

Tampak gelisah

Pernapasan cepat

Terjadi muntah dan


diare

Panas badan
bervariasi yaitu
dapat meningkat,
menurun atau
dalam batas normal

Pergerakan aktivitas
bayi makin
menurun

Kuning,
hepatomegali,
kejang

Terjadi edema

Sklerema

Bell Squash score


0
0
0
0
0
0
0
0
0

Partus tindakan (SC, forcep, vakum, sungsang)


Ketuban tidak normal
Kelainan bawaan
Asfiksia
< 4 observasi NI
Preterm
4 NI
BBLR
Infeksi tali pusat
Riwayat penyakit ibu
Riwayat penyakit kehamilan

Prematuritas

Cairan amnion berbau

busuk
Ibu demam

Asfiksia

Partus lama

Vagina tidak bersih

3-5 Screening NI

KPD

5 NI

Gupte
score

Klasifikasi
Infeksi berat
(major
infection)
Infeksi
ringan
(minor
infection)

Sepsis neonatal, meningitis,


pneumonia, diare epidemik,
pielonefritis, osteitis akut, tetanus
neonatorum.
Infeksi pada kulit, oftalmia
neonatorum, infeksi umbilikus
(omfalitis), moniliasis.

Pencegahan
0 Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir.
0 Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi
menularkan infeksi.
0 Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol.
0 Pakai pakaian pelindung dan sarung tangan.
0 Gunakan teknik aseptik.
0 Pegang instrumen tajam dengan hati-hati dan bersihkan dan jika
perlu sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
0 Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin
dan buang sampah.
0 Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi
nosokomial.

Anda mungkin juga menyukai