salah satu ciri-ciri zaman batu tua (paleolitikum) dimana manusia purba memenuhi
kebutuhan akan pangan dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan makanan dari
alam. Pada masa ini juga telah mengenal sistem kepercayaan yang sederhana dan alat-
alat pemenuh kebutuhan hidup yang sederhana. Hidup mereka berkelompok dengan
anggota yang tidak banyak, antara 20 sampai 50 orang. Hidup mereka masih nomaden dan
sangat bergantung pada ketersediaan alam. Perburuan dilakukan oleh kaum laki-laki
sedangkan pengumpulan makanan dilakukan oleh kaum perempuan.
Mereka belum mengenal teknik berkomunikasi lisan. Mereka hanya menggunakan bahasa
tubuh, gambar, atau bunyi-bunyian untuk menyampaikan sesuatu.
Kapak perimbas adalah kapak yang digunakan dengan cara digenggam dan tidak memiliki
tangkai. Kapak ini ditemukan di beberapa tempat di Indonesia dan beberapa negara lain
seperti Malaysia, Tiongkok, Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, dan Filipina.
Kapak genggam adalah kapak yang berukuran lebih kecil daripada kapak perimbas dan
memiliki ujung kecil untuk tempat menggenggam alat tersebut. Kapak ini juga ditemukan di
hampir seluruh wilayah Indonesia.
Pahat genggam adalah alat yang memiliki ukuran lebih kecil dari kapak genggam dan
berfungsi untuk menggali tanah untuk mencari umbi-umbian.
Alat serpih adalah peralatan yang memiliki bentuk yang sederhana berupa serpihan. Alat ini
memiliki fungsi sesuai bentuknya seperti pisau dan alat penusuk. Manusia dapat
menggunakan alat ini untuk mengupas, memotong, dan menggali makanan. Alat serpih
memiliki ukuran sekitar 10 sampai 12 cm dan banyak ditemukan pada goa-goa di Sangiran
(Surakarta), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Maumere (Flores), dan Timor.
Selain dari batu dan serpihan, manusia juga menggunakan tulang hewan untuk dijadikan
alat. Peralatan yang berasal dari tulang antara lain pisau, belati, mata tombak, mata panah,
dll.