Anda di halaman 1dari 7

2.

Penderita Shock / Terkejut

Dalam medis, shock atau renjatan adalah keadaan kesehatan yang


mengancam jiwa ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk
menyediakan oksigen untuk mencukupi kebutuhan jaringan. Kebanyakan
penyebab shock adalah pengurangan pengeluaran kardiak. Shock dapat
dengan cepat menyebabkan kematian bila tidak dilakukan perawatan
medis dengan segera.
Apabila seseorang mengalami shock, wajahnya akan tampak pucat,
tubuhnya dingin dan berkeringat, nafasnya memburu.

 Usahakan untuk membaringkannya dan menempatkan kakinya


pada posisi lebih tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat
luka di kepalanya.
 Selimuti tubunya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas
untuknya.
 Berikan minuman tak beralkohol kepada korban dengan
menambahkan gula atau garam pada minuman tersebut, apabila
korban benar-benar dalam keadaan sadar.
 Ajaklah korban bercakap-cakap atau bujuklah dengan kalimat-
kalimat yang menyenangkan sambil menggenggam tangannya

Pendarahan
Pendarahan berat maupun ringan jika tidak segera dirawat bisa berakibat fatal. Bila
pendarahan terjadi, penting bagi penolong untuk menghentikannya secepat mungkin. Ada dua
jenis pendarahan; pendarahan luar (pendarahan dari luka) dan pendarahan dalam (pendarahan
di dalam tubuh). Pendarahan dalam lebih berbahaya dan lebih sulit untuk diketahui daripada
pendarahan luar. Oleh karena itu tanda-tanda berikut harus diperhatikan.

Cara penanganan pendarahan dalam :

1. Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaiannya yang ketat.


2. Angkat dan tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak.
3. Segera cari bantuan medis.
4. Jangan memberi makanan atau minuman.
5. Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok (shock).

Cara penanganan pendarahan luar (pendarahan dari luka) :

1. Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali bila ada luka di dada.
2. Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika ada, jangan
sentuh luka; gunakanlah bantalan pengikat. Untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian
sebelumnya, “Merawat luka”.
3. Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh yang terluka.
Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain atau baju bersih atau
tangan untuk mengontrol pendarahan sampai menemukan pembalut dan bantalan
yang steril. Jika korban dapat menekan sendiri, suruh korban menekan lukanya, untuk
mengurangi risiko infeksi silang.
4. Balut luka dengan erat.
5. Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban.
6. Jika darah membasahi pembalut, lepaskanpembalut dan gantilah bantalan. Walaupun
pendarahan telah berhenti, jangan terburuburu melepaskan pembalut, bantalan atau
perban untuk menghindari terjadinya hal yang tak terduga.
7. Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami pendarahan.
8. Periksa korban setiap saat kalau-kalau dia mengalami syok (shock).
9. SEGERA cari bantuan medis.

Cara menghentikan pendarahan :

1. Angkat bagian tubuh yang terluka.


2. Tekan bagian yang terluka dengan kain bersih. Jika tidak ada, gunakan tangan Anda.
3. Tetap tekan bagian tubuh yang terluka sampai pendarahan terhenti.
4. Jika pendarahan tidak bisa diatasi dengan menekan bagian tubuh yang terluka, dan
korban telah kehilangan banyak darah, maka dianjurkan untuk:

 Tetap menekan dengan kuat bagian tubuh yang terluka


 Mengangkat bagian tubuh yang terluka setinggi-tingginya
 Mengikat bagian lengan atau kaki yang dekat dengan luka, sedekat-dekatnya .ikat di
antara bagian yang terluka dengan badan korban. Kencangkan ikatan sampai
pendarahan terhenti

Perlindungan Diri Penolong


Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa
memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena
lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong :

1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong


dan korban
2. minimalisasi kontak langsung dengan pasien, dalam memberikan nafas bantuan
sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong
dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh korban
3. selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama
adalah tindakan yang memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru
akan membahayakan penolong sendiri.

3. Korban Kecelakaan yang Syok

Hal pertama yang sering dialami oleh korban kecelakaan adalah terkejut. Hal ini bisa
menyebabkan korban mengalami syok. Syok sebenarnya bukan pertanda yang ringan karena
bisa menyebabkan korban kekurangan oksigen dan gagal pernafasan. Berikut hal pertama
yang harus dilakukan sebagai pertolongan pertama.
 Amati kondisi korban jika mengalami syok dengan beberapa gejala seperti: keringat dingin,
pucat, jika dipegang semuanya dingin, nafas menjadi sangat pendek, sakit kepala, mual,
muntah, dan sulit bernafas dengan baik.
 Amati bagian tubuh korban yang mungkin terluka dan obati jika terjadi pendarahan atau
tidak.
 Baringkan korban dan jika ada bantalan maka berikan pada bagian kaki, sehingga posisi kaki
sedikit lebih tinggi.
 Berikan selimut untuk menghangatkan tubuh korban.
 Jangan memberikan makan atau minum sebelum pihak medis datang.
 Amati kondisi korban hingga bantuan datang.

4. Korban Kecelakaan yang Pingsan

Seringkali korban kecelakaan juga mengalami pingsan. Hal ini bisa disebabkan karena
terkejut, syok, kehilangan banyak darah, benturan atau kekurangan oksigen. Jika hal ini
terjadi maka ada beberapa langkah yang bisa anda lakukan :

ads

 Lakukan pemeriksaan apakah korban bernafas atau tidak? Jika korban tidak bernafas maka
anda harus segera minta bantuan medis atau pihak berwajib.
 Jika korban masih bernafas dengan baik maka baringkan di tempat yang datar dan berikan
bantalan pada bagian kaki sehingga posisi kaki lebih tinggi dibandingkan kepala.
 Agar korban bisa bernafas dengan baik maka longgarkan ikat pinggang dan buat pakaian
menjadi longgar misalnya dengan melepas kancing yang dekat dengan leher.

 Amati jika korban tersadar dengan tanda-tanda bergerak, batuk atau bingung. Usahakan
untuk memberikan ketenangan kepada korban dan meminta korban untuk tidak banyak
bergerak.
 Jika korban tidak segera sadar maka lakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Namun
prosedur ini harus dilakukan oleh orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan CPR.
 Segera meminta bantuan dari pihak medis agar korban segera bisa ditangani.

Daftar Isi Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) – Siapapun tidak
menginginkan terjadinya kecelakan, tetapi kecelakaan dapat terjadi pada siapa saja. Seperti
Definisinya, Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan tidak didugakan
tetapi dapat terjadi pada kapan saja dan dimana saja serta dapat menimpa siapa saja.
Terjadinya suatu kecelakaan di tempat kerja akan sangat merugikan perusahaan dan tentunya
korban kecelakaan itu sendiri, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk dapat
melakukan tindakan pencegahan agar dapat menghindari terjadinya kecelakaan ataupun
mengurangi jumlah kecelakaan sampai di tingkat yang paling rendah.

Tetapi seperti yang dikatakan tadi, Kecelakaan adalah sesuatu kejadian yang tidak dapat
diduga kapan akan terjadinya, maka Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K) di tempat
kerja merupakan hal yang sangat penting. Salah satu persyaratan ataupun perlengkapan wajib
dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah adanya Kotak P3K
beserta isinya. Contoh-contoh kecelakaan di Industri Manufaktur yang bergerak dalam
produksi perakitan Elektronik antara lain seperti luka bakar karena terkena Soldering Iron,
Tersayat oleh pisau saat membuka kotak bahan Produksi, Terjepit oleh Mesin Produksi dan
lain sebagainya.
Isi Kotak P3K besertaJumlah yang diperlukannya

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (PERMENAKER) No. PER-
15/MEN/VIII/2008 tentang PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI
TEMPAT KERJA, Isi Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang harus
disediakan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut :

No. Isi Kotak A Kotak B Kotak C

1 Kasa steril terbungkus 20 40 40

2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6

3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6

4 Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6

5 Plester Cepat 10 15 20

6 Kapas (25 gram) 1 2 3

7 Kain segitiga/mittela 2 4 6

8 Gunting 1 1 1

9 Peniti 12 12 12

10 Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4

11 Masker 2 4 6

12 Pinset 1 1 1

13 Lampu senter 1 1 1

14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1

15 Kantong plastik bersih 1 2 3

16 Aquades (100 ml larutan Saline) 1 1 1

17 Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1

18 Alkohol 70% 1 1 1

19 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1


20 Buku catatan 1 1 1

21 Daftar isi kotak 1 1 1

Keterangan :

 Isi Kotak A P3K untuk perusahaan yang memiliki 25 orang pekerja atau kurang
 Isi Kotak B P3K untuk perusahaan yang memiliki 50 orang pekerja atau kurang
 Isi Kotak C P3K untuk perusahaan yang memiliki 100 orang pekerja atau kurang

Dibawah ini adalah Gambar-gambar perlengkapan yang wajib disediakan dalam Kotak P3K
(Isi Kotak P3K) :

Fungsi dan Cara Penggunaan Obat / Alat dalam Kotak P3K

Setiap Obat ataupun peralatan yang terdapat di dalam Kotak P3K memiliki fungsinya
masing-masing dalam memberikan Pertolongan Pertama kepada korban kecelakaan atau
korban serangan Penyakit mendadak sebelum datangnya bantuan medis. Berikut ini adalah
Fungsi serta cara penggunaan Perlengkapan (Obat/Alat) yang terdapat dalam Kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) :

Kasa Steril terbungkus

Kasa Steril digunakan untuk menutupi luka yang telah dibersihkan. Lipat Kasa Steril untuk
menyesuaikan ukuran lebar Kasa dengan ukuran Luka, Tutup Luka tersebut dan rekatkan
dengan menggunakan Plester.

Perban

Terdapat 2 Ukuran lebar Perban dalam Kotak P3K, diantaranya adalah 5cm dan 10cm.
Perban berfungsi untuk membalut luka yang sudah ditutup dengan Kasa Steril dan juga
sebagai bantalan menghentikan luka pendarahan.
Plester

Pleaster digunakan dalam Kotak P3K adalah plester yang berukuran 1,25cm yang berfungsi
untuk merekatkan luka yang telah ditutupi dengan kasa atau perban.

Plester Cepat

Plester Cepat digunakan untuk menutupi Luka Kecil. Plester Cepat pada umumnya sudah
terdapat Kasa bantalan yang diberi obat luka.Contoh Plester Cepat diantaranya adalah
Hansaplast.

Kapas

Kapas dalam Kotak P3K digunakan untuk membersihkan Luka dan juga sebagai bantalan
Luka. Setelah membersihkan luka dengan kapas, harus pastikan tidak ada Kapas yang tersisa
pada luka.

Kain Segitiga / Mittela

Kain Segitiga atau Mittela digunakan untuk membalut luka pada kepala dan juga dapat
digunakan untuk membalut gendongan tangan.

Gunting

Gunting adalah alat yang digunakan untuk menggunting perban, pleaster ataupun yang
lainnya agar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Peniti

Fungsi Peniti adalah untuk merapikan balutan.

Sarung Tangan sekali pakai (Pasangan)

Sarung Tangan digunakan untuk melindungi tangan petugas P3K agar tidak terjadi Kontak
langsung dengan luka korban dan juga untuk melindungi tangan dari bahaya terkena bahan
kimia

Masker

Masker digunakan sebagai alat perlindungan terhadap pernafasan untuk petugas P3K sendiri
maupun korban. Penggunakan Masker yang baik adalah menutupi hidung dan mulut.

Pinset

Pinset adalah alat yang digunakan untuk mengambil alat steril ataupun benda asing (kotoran)
pada Luka.
Lampu Senter

Lampu Senter dipergunakan untuk memperjelas dalam melihat luka ataupun pupil mata
korban pingsan. Jika Mata Pupil tetap melebar atau antara pupil kanan dan pupil kiri tidak
sama berarti korban benar-benar pingsan, tetapi apabila pupil mata mengecil saat disinari
berarti korban masih sadar.

Gelas untuk cuci Mata

Gelas diperlukan untuk mencuci atau membilas mata dari kotoran atau kontak bahan kimia.
Tempelkan gelas menutupi mata, buka mata dengan lebar dan gerakkan mata, bilas sampai
bersih.

Kantong Plastik Bersih

Kantong Plastik digunakan sebagai tempat untuk menampung bekas-bekas perawatan luka.

Aquades (100ml Larutan Saline)

Aquades dengan larutan Saline digunakan untuk membersihkan kotoran dari Mata dan juga
dapat digunakan untuk membersihkan luka.

Povidon Iodin

Povidon Iodin adalah obat antiseptik digunakan untuk mengobati luka tersayat atau tergores
yang tidak dalam. Oleskan Povidon Iodin pada bagian luka. Jenis Obat Povidon Iodin yang
sering ditemukan di pasaran diantaranya adalah Betadine.

Alkohol 70%

Alkohol 70% digunakan sebagai antiseptik luka dan juga dapat digunakan sebagai
perangsang orang yang pingsan.

Buku Panduan P3K di tempat kerja

Buku yang dipergunakan sebagai panduan dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K). Isi dari buku tersebut diantaranya adalah cara-cara melakukan pertolongan pertama
pada patah tulang, luka bakar, korban keracunan, serangan asthma, korban pingsan, sumbatan
nafas, terpapar bahan kimia, Evakuasi Korban dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai