Anda di halaman 1dari 2

aa Dermatitis Atopik

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS SUTANYO, SKM


TOILI II Nip. 19630915 1987031 019

1. Pengertian Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan kronis dengan
disertai gatal. Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak dan sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta riwayat atopi pada
keluarga atau penderita
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melaksanakan penatalaksanaan pada pasien
Dermatitis Atopik
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Toili II No. tentang Standar Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Difasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/Langkah- Gambaran Klinis
langkah Gejala utama penderita D.A. adalah pruritus yang dapat hilang timbul
sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibat dari
garukan pasien timbul ujud kelainan kulit berupa papul, likenifikasi, eritema,
erosi, eksoriasi, eksudari dan krusta.
a. Dermatitis Atopik pada Anak (2 bulan sd 2 tahun
Lesi bisa muncul di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulovesikel
yang halus, bila digosok dan pecah terjadi eksudatif dan terbentuk
krusta. Lesi bisa meluas ke tempat lainyaitu ke leher, pergelangan
tangan lengan dan tungkai.
b. Dermatitis Atopik pada Anak (Usia 2 sd 10 tahun
Dapat meruapakan kelanjutan dari infantile atau muncul sendiri. Lesi
lebih kering, banyak papul, likenifikasi dan sedikit skuama. Predileksi di
lipat silku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata
dan leher.
c. Dermatitis Atopik pada remaja dan dewasa
Lesi kulit dapat berupa plak eritematosa, berskuama, plak likenifikasi,
yang gatal. Pada D.A. remaja predileksi di lipat siku, lipat lutut, dahi
dan sekitar mata. Pada D.A. dewasa, predileksi terdapat di pergelangan
tangan, tungkai bawah, lengan dan leher.

1. Petugas melakukan teknik aseptik


2. Beri salam perkenalkan nama
3. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
4. Petugas melakukan anamnese kepada pasien
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien
6. Petugas menegakkan diagnosa
7. Menjelaskan kepada pasien rencana tindakan (Informed Consent)
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, yaitu:
1) Menemukan faktor risiko
2) Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk pakaian sepert
wol atau bahan sintetik
3) Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab
4) Menjaga kebersihan bahan pakaian
5) Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan
6) Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk menghindari
kontak klorin yang terlalu lama
7) Menghindari stress psikis
8) Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat, kotor
9) Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh kencing
atau feses, dan hindari pemakaian bahan-bahan medicatedbaby oil
10) Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri karena
menginduksi resistensi
b. Untuk mengatasi keluhan, farmakoterapi diberikan dengan:
1) Topikal (2x sehari)
 Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal, seperti:
Desonid krim 0.05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan
fluosinolon asetonidkrim 0.025%) selama maksimal 2 minggu.
 Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan
hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat
krim 0.1% atau mometason furoat krim 0.1%).
 Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian
antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
2) Oral sistemik
 Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet) selama
maksimal 2 minggu, atau
 Loratadine 1x10 mg/ hari atau antihistamin non sedatif
lainnya selama maksimal 2 minggu
c. Konselung dan edukasi
1) Penyakit bersifat kronis dan berulang sehingga perlu diberi pengertian
kepada seluruh anggota keluarga untuk menghindari faktor risiko dan
melakukan perawatan kulit secara benar.
2) Memberikan informasi kepada keluarga bahwa prinsip pengobatan
adalah menghindari gatal, menekan proses peradangan, dan menjaga
hidrasi kulit.
3) Menekankan kepada seluruh anggota keluarga bahwa modifikasi gaya
hidup tidak hanya berlaku pada pasien, juga harus menjadi kebiasaan
keluarga secara keseluruhan.
6. Unit terkait Unit Pemeriksaan Umum, UGD, Rawat Inap, PONED, Kesehatan Gigi, Kesehatan
Ibu dan KB, Ruang Kesehatan Balita

7. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai