Abstrak— Tingkat stabilitas kapal dipengaruhi oleh aktivitas hal ini, diterapkan sistem kendali fuzzy. Pada penelitian
gelombang yang ada di lautan. Gelombang yang besar akan terdahulu, menjelaskan bahwa stabilisasi rolling memiliki
memberikan momen miring yang cukup besar sehingga dapat tindakan untuk mengembalikan kapal ke posisi tegak lurus
mengalahkan momen pengembali kapal. Stabilitas rolling kapal selain meredam penuh dari gerakan periodiknya. Pada Tugas
merupakan kemampuan sistem dalam merespon gangguan untuk
Akhir ini akan diteliti mengenai performansi sistem kendali
berusaha kembali ke keadaan normal. Sistem tersebut adalah
sistem ballast kapal yang akan bekerja secara otomatis dengan
stabilitas rolling pada kapal perang dengan metode logika
pengendali logika fuzzy. Logika fuzzy yang digunakan adalah tipe Fuzzy.
Sugeno-Takagi dengan masukan error sudut rolling dan roll rate
serta keluaran tegangan yang dibutuhkan untuk membuka valve
II. URAIAN PENELITIAN
dimana bukaan valve sebanding dengan laju aliran air yang
dipindahkan pada sistem ballast. Pengujian dilakukan tanpa
gangguan dan dengan gangguan gelombang sea state 1 sampai 7. Tahapan - tahapan yang dilakukan pada Tugas Akhir ini dapat
dalam keadaan normal kapal kelas SIGMA mempunyai sudut dijabarkan melalui flowchart berikut:
rolling maksimal 33°° dan hanya mampu bertahan di gangguan
gelombang sea state 6. dari analisa data didapatkan bahwa pada
gangguan gelombang sea state 6 diperoleh sudut rolling maksimal
26,24°°. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem kendali fuzzy
yang telah dirancang telah sesuai dengan spesifikasi kapal.
I. PENDAHULUAN
ada dinamika kapal terdapat enam macam gerakan yang
P dialami kapal pada saat berada di lautan. antara lain yaw,
heave, surge, sway, roll, dan pitch. Sistem kontrol dari
gerakan kapal tersebut harus mempunyai spesifikasi mampu
menstabilkan dinamika kapal. Kapal dapat bergerak oleng
disebabkan karena kapal mempunyai kemampuan untuk tegak
kembali karena adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal.
Pergerakan maneuver kapal dan aktivitas gelombang
memberikan gangguan pada tingkat stabilitas kapal.
Gelombang yang besar akan memberikan momen miring yang
cukup besar sehingga dapat mengalahkan momen pengembali
kapal. Apabila proses semacam itu terjadi secara terus
menerus, maka pada suatu saat tertentu kapal sudah tidak
memiliki kemampuan lagi untuk tegak kembali. Stabilitas
rolling kapal merupakan kemampuan sistem dalam merespon
gangguan untuk berusaha kembali ke keadaan normal. Untuk
meredam gerakan oleng digunakan beban yang dapat
berpindah untuk menjaga stabilitas kapal. Sistem kendali yang
baik harus mempunyai ketahanan terhadap gangguan dan
Gambar 1. Flowchart Tugas Akhir
mempunyai respon yang cepat dan akurat. Untuk mengatasi
2
(2.2)
Langkah awal dalam perancangan pengendali logika fuzzy 2.5.2 Perancangan Basis Pengetahuan
adalah fuzzifikasi. Pada tahap ini, dilakukan pemetaan nilai Pada Tugas Akhir ini, perancangan basis aturan
crisp masukan (variabel terukur error sudut roll dan roll rate) menggunakan metode pendekatan terhadap sistem rolling
dan keluaran prosentase bukaan valve ke bentuk himpunan kapal. Dimana penyusunan basis aturan berdasarkan
fuzzy dalam suatu semesta pembicaraan. Data masukan pada pengamatan pengaruh perubahan bukaan valve yang dapat
proses pengendalian berbentuk crisp, dan dengan fuzzifikasi mengalirkan air untuk dipompa terhadap perubahan sudut roll
ini, nilai crisp yang teramati dipetakan ke nilai fuzzy yang pada sistem stabilias rolling kapal.
bersesuain dengan rentang kerja (range) setiap variabel Prinsip – prinsip dasar dalam perancangan basis aturan
masukannya. Kemudian data tersebut akan dikelompokkan ke pengendali logika fuzzy digeneralisasikan sebagai berikut :
bentuk variabel linguistik yang sesuai. Jika variabel proses (sudut roll) telah mencapai nilai
Data masukan (error, delta error) dan keluaran yang diinginkan dan perubahan error bernilai nol, maka
(Tegangan) berupa crisp diperoleh dari plant kapal keluaran sinyal pengendali logika fuzzy dipertahankan
perang KRI diponegoro. Untuk sudut roll kapal KRI agar konstan.
Diponegoro didapatkan rentang kerja (range) yang Jika variabel proses (sudut roll) menyimpang dari nilai
digunakan untuk fungsi keanggotaan error adalah antara yang diinginkan, maka keluaran sinyal pengendalian
-33 sampai dengan 33 , delta error(roll rate) antara - tergantung pada tanda nilai error dan delta error, dan
2,33 sampai dengan 2,33, sedangkan fungsi keanggotaan besarnya keluaran sinyal pengendali logika fuzzy akan
keluarannya antara 0 sampai dengan 1 serta penjadwalan berubah sesuai dengan besarnya nilai error dan delta
valve terbuka atau tertutup. error yang dihasilkan.
Setelah diperoleh data nilai crisp masukan dan keluaran, Tabel 2. Basis Aturan Pengendali Logika Fuzzy aksi S
dilakukan perancangan fungsi keanggotaan yang akan ∆e e NB NM ZE PM PB
digunakan untuk menentukan nilai fuzzy. Untuk jumlah NB ZE PM PM PB PB
variabel linguistik error, delta error dan aksi sebanyak
NM NM ZE PM PM PB
tujuh variabel, yaitu NB (Negative Big), NM (Negative
Medium), ZE(Zero), PM(Positive Medium) dan ZE NM NM ZE PM PM
PB(Positive Big). Derajat keanggotaan himpunan fuzzy PM NB NM NM ZE PM
dipilih fungsi segitiga dimana fungsi segitiga menyatakan
derajat keanggotaan (µ) dari x untuk masing – masing PB NB NB NM NM ZE
himpunan variabel linguistik. Ket : = valve 2 open dan valve 1 close
= valve 1 open dan valve 2 close
2.5.3 Metode Pengambilan Keputusan
Proses inferensi yang sering disebut sebagai proses
pengambilan keputusan, merupakan prosedur untuk
mendapatkan sinyal pengendali logika fuzzy berdasarkan basis
aturan yang ada. Nilai masukan (error, delta error) yang
teramati diolah untuk diidentifikasi aturan mana yang
digunakan. Terdapat
Secara sistematis, proses pengambilan keputusan dapat
dijelaskan sebagai berikut, ketika pengendali logika fuzzy
mendapat masukan nilai crisp error sudut roll dan delta error
sudut rolling rate, langkah awal adalah mengubahnya ke dalam
nilai fuzzy berdasarkan fungsi keanggotaan masing – masing,
Gambar 7. Fungsi keanggotaan untuk variabel error sudut dan disesuaikan dengan variabel. Dengan mengacu pada basis
rolling aturan, diperoleh keluaran nilai fuzzy sinyal pengendalian
berdasarkan besarnya nilai fuzzy error sudut rolling dan delta
error (roll rate). Secara tiga dimensi, proses pengambilan
keputusan dapat dijelaskan oleh gambar dibawah ini. Sumbu x
mewakili dari error, sumbu y merupakan delta error, dan
sumbu z adalah keluaran KLF.
Dari diagram blok diatas didapatkan fungsi transfer dari setiap Gambar 13. Diagram Blok Sistem Loop Tertutup
komponen pada system ballast kapal KRI Diponegoro dari
data / spesifikasi komponen system ballast sehingga diperoleh
Pada respon uji loop tertutup diatas, dapat dilihat bahwa Sea State 1 0.029 1.66° 0.2s 0.78s 15s 8 x 10-4
grafik yang dihasilkan adalah stabil di sudut 0°. Hal ini Sea State 2 0.057 0.3s 0.66s 20s 4 x 10-3
3.27°
dikarenakan pada uji loop terbuka ini sistem stabilitas rolling
yang telah dirancang menggunakan metode logika fuzzy tidak Sea State 3 0.103 5.9° 0.45s 1.11s 34s 5 x 10-3
mendapat gangguan apapun. Pada simulasi sistem stabilitas
Sea State 4 0.241 13.81° 0.5s 2.1s 53s 9 x 10-3
rolling ini, sudut rolling yang diinginkan adalah 0°. Oleh
karena itu masukan yang diberikan pada simulasi di setiap Sea State 5 0.334 19.14° 0.6s 3.06s 68s 16 x 10-3
diagram blok adalah 0. Sehingga keluaran pada diagram blok
Sea State 6 0.458 26.24° 0.65s 4.83s 79s 21 x 10-3
sistem loop terbuka ini sesuai yang diinginkan.
Sea State 7 0.831 47.61° 0.78s 14.6s 90s 26 x 10-3
3.1.3 Analisa Uji Sumulasi dengan Gangguan Gelombang
Pada tugas akhir ini, untuk menguji apakah sistem kendali
yang sudah dirancang yang sesuai dengan spesifikasi kapal
atau tidak dapat diketahui ketika sistem diberi gangguan
berupa gelombang. Pada Simulasi dengan gangguan IV. KESIMPULAN
gelombang ini, pada grafik akan diperoleh Maximum 4.1 Kesimpulan
Overshoot (Mp), Peak Time (Tp), Rise Time (Tr), Settling Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh
Time (Ts), dan Error Steady state (Ess). Berikut ini merupakan kesimpulan sebagai berikut :
sea state gelombang. 1. Performansi sistem pengendalian pada saat gangguan
Tabel 3. Sea State Gelombang gelombang
• sea state 1 Mp = 1,66°, Ts = 15s, Ess = 0,08 %
• sea state 2 Mp = 4,98°, Ts = 20s, Ess = 0,4 %
• sea state 3 Mp = 5,9°, Ts = 34s, Ess = 0,5 %
• sea state 4 Mp = 13,81°, Ts = 53s, Ess = 0,9 %
• sea state 5 Mp = 19,14°, Ts = 68s, Ess = 1,6 %
• sea state 6 Mp = 26,24°, Ts = 79s, Ess = 2,1 %
• sea state 7 Mp = 47,61°, Ts = 90s, Ess = 2,6 %
2. Sistem kendali fuzzy yang telah dirancang telah sesuai
dengan spesifikasi kapal. spesifikasi kapal SIGMA dapat
bertahan dengan gangguan gelombang hingga sea state 6
(4-6m). dari analisa data diatas didapatkan bahwa pada
Berikut ini merupakan hasil respon uji simulasi dengan gangguan gelombang sea state 6 diperoleh sudut rolling
gangguan gelombang sea state 1 sampai 7 maksimal 26,24°. Sedangkan dalam keadaan normal kapal
kelas SIGMA mempunyai sudut rolling maksimal 33°.
4.2 Saran
Saran yang perlu disampaikan untuk pengembangan
penelitian ini adalah Untuk meningkatkan performansi sistem
kendali atau dapat pula dilakukan perancangan dengan metode
lain misalnya Fuzzy Adaptive PID.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Anitasari, Ruri., 2010. Tugas Akhir : “Perancangan Sistem Kendali
Manuver Untuk Menghindari Tabrakan pada Kapal Tangki
Berbasis Logika Fuzzy” , Teknik Fisika-FTI-ITS Surabaya
[2]. Asri, Purwidi, dkk., 2010. “Perancangan Sistem Pengendalian Oleng
Kapal Dengan Beban Berpindah Menggunakan Kontroler Fuzzy”,
ITS Surabaya.
[3]. Battacharyya, Rameswar. 1978. “Dynamic of Marine Vehicles”, New
Gambar 15. Grafik respon dengan gangguan gelombang sea
York.
state 1 sampai 7
[4]. Fossen, Thor. I., 1994, “Guidance and Control of Ocean Vehicle”,
John Willy & Son
Tabel 4.Data Analisa Uji Simulasi dengan gangguan [5]. Hantoro, Ridho. 2001. Tugas Akhir : “Perancangan Controller Sistem
gelombang Anti Heeling pada Kapal Kontainer dengan Metode PID Self-
Mp Tuning”, Teknik Fisika-FTI-ITS Surabaya
Gangguan
Tp Tr Ts Ess
Gelombang rad derajat [6]. Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence, Yogyakarta : Graha
Ilmu.
7