Anda di halaman 1dari 24

PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN

SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU


GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya
terdiri atas sumber daya alam tanah, air dan vegetasi serta sumber daya manusia sebagai
pelaku pemanfaat sumber daya alam tersebut. DAS di beberapa tempat di Indonesia memikul
beban amat berat sehubungan dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan
pemanfaatan sumber daya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini
bahwa kondisi DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor,
erosi dan sedimentasi, dan banjir. Di sisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam
menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian
besarnya.

Sungai sebagai sistim pembawa aliran dari DAS memerlukan ruang yang layak dalam
menjalankan fungsinya baik untuk mengalirkan debit aliran rendah maupun saat harus
mengalirkan debit banjir, sering dengan perkembangan kota dan batas antara sungai sebagai
sistem pembawa aliran dan wilayah pemukiman serta pemanfaatan lahan yang lain semakin
bergeser ke arah sungai dan ini tentu saja akan menganggu fungsi sungai sebagai pembawa
aliran dan juga mengurangi nilai pemanfaatan lahan yang ada mengingat akan sering
tergenang di saat kondisi banjir.

Berkaitan dengan hal tersebut maka pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera II yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pengembangan sungai-sungai yang tercakup
dalam wilayah kerjanya berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan identifikasi, inventarisasi
dan pengukuran batas sempadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan
Sungai Serdang agar dapat dibuat usulan penetapan jalur sempadan sungai sesuai peraturan
menteri PU, sehingga terbentuk kawasan sempadan sungai yang berfungsi menjaga
keberlangsungan sungai dalam tugasnya membawa aliran dalam suatu sistim DAS untuk
memberi manfaat yang besar bagi masyarakat sekaligus menjada kelestarian sungai dan juga
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

mengurangi banjir serta bencana yang sering terjadi akibat adanya penggunaan daerah
bantaran sungai yang tidak terkontrol.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

MAKSUD:
 Melakukan inventarisasi kondisi sungai dan melakukan sosialisasi/konsultasi publik
dengan para pemangku kepentingan di sepanjang tepi sungai;
 Melakukan pengukuran kadaster di sepanjang tepi sungai;
 Melakukan konsultasi dengan Pemerintah setempat/Instansi terkait dan TKPSDA
untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi.

TUJUAN:
 Untuk memperoleh dokumen usulan penetapan garis sempadan sungai untuk dapat
diajukan kepada Menteri Pekerjaan Umum.

SASARAN
 Ditetapkannya usulan Garis sempadan sungai menjadi ketetapan garis sempadan
sungai melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum;
 Tersedianya dokumen yang dapat digunakan dalam mengatur ruang sempadan sungai
dan daratan agar fungsi sungai dan kegiatan manusia tidak saling terganggu.

1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup Lingkup Kegiatan meliputi
1. Kegiatan A : Pekerjaan Persiapan
2. Kegiatan B : Pekerjaan Inventarisasi
3. Kegiatan C : Pekerjaan Hidrologi
4. Kegiatan D : Pekerjaan Survei Topografi
5. Kegiatan E : Pertemuan Konsultasi Masyarakat
6. Kegiatan F : Pekerjaan Analisis Teknis dan Penggambaran Garis Sempadan
7. Kegiatan G : Penyusunan Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai
8. Kegiatan H : Pembuatan Laporan dan Diskusi
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Kegiatan A : Tahap Persiapan, meliputi :


A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi antara lain :
A. Persiapan administrasi
B. Mobilisasi Personil dan Peralatan
C. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk membahas jadwal pelaksanaan kegiatan
(time schedule), jadwal penugasan personil, peralatan dan draft RMK.
D. Melakukan pengumpulan data sekunder
Data sekunder yang diperlukan sbb:
 Peta Citra/ Foto udara
 Gambar memanjang dan melintang dari sungai dan pelengkapnya (bila ada)
 Data demografi desa, kecamatan, kota / kabupaten yang dilalui sungai;
 Data tata ruang dan tata wilayah desa, kecamatan, kota/ kabupaten yang dilalui
sungai.
 Informasi menyeluruh mengenai prasarana sungai yang ada disepanjang sungai,
berikut kondisinya.
 Peta topografi sungai;
 Peta DAS;
 Peta Desa/ Kecamatan/ Kota/ Kabupaten yang dilalui sungai;
 Peta Tata Guna Lahan;
 Data titik BM (Koordinat)
E. Melaksanakan orientasi lapangan dan survey pendahuluan;
F. Finalisasi Rencana Mutu Kontrak (RMK) oleh penyedia jasa yang disetujui oleh
Direksi yang dapat diterapkan sebagai system manajemen mutu selama pelaksanaan
pekerjaan. Form penyusunan RMK mengacu ke permen PU No.04/PRT/M/2009
tentang system manajemen mutu
G. Penyusunan Laporan Pendahuluan, yang berisikan metode kerja, rencana kerja dan
program pelaksanaan pekerjaan.

B. Pekerjaan Inventarisasi
a) Melakukan inventarisasi sungai yang disesuaikan dengan parameter penentuan
sempadan sungai yang terdapat dalam PP No.38 Tahun 2011 tentang Sungai, yaitu:
- Data Tanggul
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

- Berada di kawasan perkotaan atau di luar kawasan perkotaan


- Pengaruh pasang air laut
- Kedalaman sungai
- Luas DAS
b) Menginventarisasi data karakteristik geomorfologi sungai (bentuk sungai yang
berkoordinat), antara lain :
1. Fluktuasi aliran sungai
2. Perubahan kandungan sedimen disungai, dan;
3. Kecenderungan perubahan geometri sungai yang meliputi: Lebar dasar sungai,
tinggi tebing, kemiringan memanjang sungai, pembentukan (meander) dan jalinan
(braided) atau menganalisanya dari data-data primer maupun sekunder yang ada.
c) Menginventarisasi data kondisi social budaya masyarakat setempat;
d) Menginventarisasi data jalan akses bagi peralatan, bahan dan sumber daya manusia
untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan;
e) Menginventarisasi data rinci jumlah dan jenis bengunan yang terdapat di dalam
sempadan.

C. Pekerjaan Hidrologi
a. Menentukan daerah aliran sungai (DAS) beserta luasnya;
b. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun yang terkait dengan DAS dengan data
minimal 15 tahun;
c. Mengumpulkan data debit dari peilschall dan AWLR;
d. Menganalisis pengaruh pasang surut air laut terhadap DAS

D. Pekerjaan Survey Topografi


Melakukan pengukuran topografi di sepanjang tepi kiri dan kanan Sungai Percut, Sungai
Belumai, Sungai Batugingging dan Sungai Serdang.
Adapun ketentuan pengukuran adalah sebagai berikut :
 Apabila telah terdapat data hasil pengukuran sungai maka wajib dilakukan
pengecekan ulang di lapangan;
 Pada sungai bertanggul, pengukuran hanya dilakukan pada bagian luar tanggul
dengan lebar sesuai dengan aturan pada PP No.38 tahun 2011 tentang sungai (tidak
perlu dilakukan pengukuran profil melintang pada sungai);
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

 Jika belum terdapat data hasil pengukuran, maka wajib dilakukan pengukuran
topografi dengan rincian kegiatan sebagai berikut;
a. Pemasangan benchmark, control point dan patok kayu sebagai batas terluar
sempadan dengan jarak disesuaikan dengan kondisi meandering sungai dan
lingkungan setempat di ruas sungai tersebut;
b. Pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang pada sungai tidak
bertanggul. Jarak potongan melintang pada ruas sungai yang lurus disesuaikan
dengan kondisi meandering sungai dan lingkungan setempat di ruas sungai
tersebut (jarak maksimum 250m);
c. Perhitungan/ pengolahan data;
d. Penggambaran
 Gambar detil denah, potongan melintang dan letak garis sempadan pada tiap
ruas sungai dengan skala 1: 2.000 dan peta ikhtisar;
 Gambar sketsa rincian bangunan yang terletak di sempadan sungai;
 Letak patok-patok sempadan sungai dan tanggal penetapan;
 Gambar sketsa/ skema garis sempadan sungai yang informatif dan publikasi
berdasarkan parameter tersebut di atas.

E. Pertemuan Konsultasi Masyarakat


Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi dan sosialisasi tentang rencana
penetapan garis sempadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan
Sungai Serdang. Berdasarkan kajian yang sedang dibuat sekaligus menerima masukan-
masukan untuk dipertimbangkan dalam analisis.
a. Melakukan sosialisasi dan konsultasi public menyangkut rencana penetapan garis
sempadan sungai berdasarkaan alternative-alternatif usulan sempadan sungai yang
dibuat;
b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota / Pemerintah Kabupaten dan
instansi terkait;
c. Sosialisasi dan konsultasi public dilaksanakan pada tingkat kecamatan yang
berkepentingan, dengan melibatkan pihak-pihak terkait dibawah pengarahan
Pemerintah Kota/ Pemerintah Kabupaten setempat;

F. Pekerjaan Analisis Teknis dan Penggambaran Garis Sempadan


PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

a. Analisis lebar sempadan sungai berdasarkan parameter-parameter yang telah


diinventarisasi
b. Kajian beberapa aspek penetapan sempadan sungai meliputi aspek : hukum
(peruntukan lahan, status kepemilikan lahan), lingkungan, social, ekonomi dan
teknis.

G. Penyusunan Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai


a. Melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi Pengelolahan Sumber Daya Air
(TKPSDA) WS Belawan-Ular-Padang;
b. Membuat dokumen usulan daerah sempadan sungai yang dilengkapi dengan
gambar situasi yang menunjukan letak usulan garis sempadan sungai sesuai
dengan hasil koordinasi dengan TKPSDA di bawah pengarahan pihak Balai
Wilayah Sungai Sumatera II.

H. Pembuatan Laporan dan Diskusi


Laporan yang dibuat harus berdasarkan hasil pekerjaan dan diskusi yang dilakukan.

Hasil keluaran dari kegiatan ini adalah :

No Uraian Jumlah (Set)


1 Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) 3.00
2 Laporan Bulanan (5 Bln x 3 buku) 15.00
3 Laporan Pendahuluan 5.00
4 Laporan Interim 5.00
5 Laporan Pengukuran/ Buku Ukur dan Hitungan 3.00
6 Laporan Inventarisasi 5.00
7 Album Gambar Pengukuran Sempadan ukuran A3 3.00
8 Laporan Draft Akhir 5.00
9 Laporan Akhir 10.00
10 Dokumen Usulan Penetapan Garis Sempadan Sungai 20.00
11 Softcopy (Eksternal Disk) 1.00
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

1.4 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan studi ini adalah di Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging
dan Sungai Serdang di
wilayah Kota Medan dan
Kabupaten Deli Serdang,
Propinsi Sumatera Utara.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB II
GAMBARAN UMUM SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI,
SUNGAI BATU GINGGING DAN SUNGAI SERDANG

2.1. KAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI,


SUNGAI BATU GINGGING DAN SUNGAI SERDANG

a. Sungai Percut
Sungai Percut merupakan salah satu induk sungai pada satuan wilayah sungai
(SWS) Belawan-Ular-Padang, dengan 2 anak sungai, panjang Sungai Percut
sebesar 70 km dan untuk DAS Sungai Percut seluas 278 km2. Sungai Percut
beserta anak dan ranting sungainya mengalir dari Kecamatan Sibiru- Biru,
Kecamatan Patumbak, Kota Medan dan Kecamatan Percut Sei Tuan sebelum
bermuara ke Selat Malaka. Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di
Kecamatan Sibiru-biru, sedangkan bagian tengah berada di Kecamatan
Patumbak dan Kota Medan, sedangkan bagian Hilir berada di Kecamatan Percut
Sei Tuan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan salah satu kawasan di Sumatera
Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS Percut
terletak pada 03o18’- 03o40’ LU dan 98o30’- 99o00 BT, dengan sungai utama
yang melaluinya adalah Sungai Percut. Sungai Percut ini mengalir dari daerah
hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan STM Hulu dan kecamatan
Sibolangit, hingga bermuara pada daerah hilir di kecamatan Percut Sei Tuan dan
kemudian terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera
Utara).
Daerah pengaliran (catchment area) Sungai Percut berbentuk bulu burung yang
meliputi beberapa bagian dari kecamatan Percut Sei Tuan, Batang Kuis, Pantai
Labu, Sibolangit, Tanjung Morawa, Patumbak, Biru-biru, STM Hulu dan STM
Hilir. Tidak seluruh luasan dari masing-masing kecamatan tersebut masuk ke
dalam daerah pengaliran Sungai Percut, akan tetapi hanya beberapa bagian saja.
Ada tiga stasiun penakar curah hujan pada DAS Percut yaitu Saentis, Batang
Kuis dan Medan Amplas. Dari ketiga stasiun penakar hujan yang ada hanya
Saentis dan Batang Kuis yang berfungsi dengan baik.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Data kondisi DAS Percut yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Deli Serdang adalah sebagai berikut.
Luas total daerah pengaliran Sungai Percut (A) = 276,8 km2
Lebar Maksimum sungai = 45 m
Panjang sungai Percut (L) = 70 km.
Kelerengan/kemiringan (S) = 0,02500 m
Kondisi tata guna lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut terdiri dari
permukiman, perkebunan, sawah, tegalan, hutan dan tambak. Permukiman di
kawasan DAS Percut dapat digolongkan pada kawasan dengan kepadatan yang
sedang, sebagian besar kawasan DAS Percut berupa kawasan pertanian, hutan
dan perkebunan. Berdasarkan peta tata guna lahan yang ada, DAS Percut dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa penggunaan lahan yang luas masing-masing
lahan adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Data Penggunaan Lahan pada DAS Percut
No. Tata Guna Lahan Luas (km2) Keterangan

1 Permukiman 86.8

2 Hutan 23.5

3 Sawah 38.6

4 Kebun Campuran 52.6

5 Perkebunan

6 - Tebu 26.3

- Kelapa Sawit 34.5

- Coklat 5.4

7 Tambak 2.2

Lainnya 2.7

Total 276.8

Sumber : Data Primer


PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

b. Sungai Belumai
Sungai Belumai merupakan anak sungai dari salah satu induk sungai pada
Satuan Wilayah Sungai (SWS) Belawan-Ular-Padang dengan 5 anak sungai.
Panjang Sungai Belumai sebesar 64 km dan untuk luas DAS Sungai Belumai
sebesar 690 km2. Sungai Belumai beserta ranting sungainya mengalir dari
Kecamatan STM Hilir, Kecamatan Tanjung Morawa, dan Kecamatan Batang
Kuis sebelum masuk ke Sungai Serdang.
Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan STM Hilir, sedangkan
bagian tengah berada di Kecamatan Tanjung Morawa, dan hilir berada di
Kecamatan Batang Kuis.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Belumai merupakan salah satu kawasan di
Sumatera Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS
Belumai terletak pada 03o13’- 03o37’ LU dan 98o380- 98o50 BT, dengan sungai
utama yang melaluinya adalah Sungai Belumai. Sungai Belumai ini mengalir
dari daerah hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan STM Hulu dan
kecamatan Sibolangit, hingga bermuara pada daerah hilir di Sungai Serdang dan
kemudian terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera
Utara).

c. Sungai Batu Gingging


Sungai Batugingging merupakan anak sungai dari salah satu induk sungai pada
satuan wilayah sungai (SWS) Belawan-Ular-Padang, dengan anak sungai panjang
Sungai Batugingging sebesar 16,90 km dan untuk DAS Sungai Batugingging
sebesar 116.60 km2. Sungai Batugingging beserta ranting sungainya mengalir dari
Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Galang, Kecamatan Pagar Merbau,
Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Lubuk Pakam, dan Kecamatan Beringin
sebelum masuk ke Sungai Serdang.
Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan Bangun Purba, Tetapi
dalam kegiatan ini Hulunya dari pertemuan Sungai Batu Gingging dan Sungai Batu
Rata di Kecamatan Lubuk Pakam, sedangkan bagian tengah berada di Kecamatan
Tanjung Morawa, dan Kecamatan Lubuk Pakam, dan hilir berada di Kecamatan
Beringin.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batu Gingging merupakan salah satu kawasan di
Sumatera Utara yang kondisinya kritis atau rawan banjir. Secara geografis DAS
Batu Gingging terletak pada 03o21’- 03o37’ LU dan 98o48’- 98o50’ BT, dengan
sungai utama yang melaluinya adalah Sungai Batu Gingging. Sungai Batu
Gingging ini mengalir dari daerah hulu yang terletak di sebagian kecil kecamatan
Bangun Purba, hingga bermuara pada daerah hilir di Sungai Serdang dan kemudian
terus mengalir sampai ke Selat Malaka (Pantai Timur Sumatera Utara).

d. Sungai Serdang
Sungai Serdang merupakan salah satu induk sungai pada satuan wilayah sungai
(SWS) Belawan-Ular-Padang, panjang Sungai Serdang sebesar 14.3 km dan luas
DAS Sungai Serdang sebesar 154.20 km2. Sungai Serdang beserta 1 anak sungai
dan ranting sungainya mengalir dari Kecamatan Sibiru- Biru, Kecamatan
Patumbak, Kota Medan dan Kecamatan Percut Sei Tuan sebelum bermuara ke
Selat Malaka. Demikian 1 anak sungai lainnya dan ranting sungainya mengalir dari
Kecamatan Galang, Kecamatan Pagar Merbau, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kecamatan Lubuk Pakam, dan Kecamatan Beringin sebelum bermuara ke Selat
Malaka Bagian Hulu sungai pada umumnya berada di Kecamatan Beringin,
sedangkan bagian Hilir berada di Kecamatan Pantai Labu.

Tabel 2.1. Anak Sungai dari Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging,
dan Sungai Serdang
Induk
Anak Sungai Daerah Pengaliran
Sungai

1. S.Rotan Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Percut
Sungai Percut
Kabupaten Deli Serdang, Sungai
2. S.Seruai
Percut
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Induk
Anak Sungai Daerah Pengaliran
Sungai

1. S.Bakasa Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Belumai.

Kabupaten Deli Serdang, Sungai


2. S.Bakosa
Belumai.

Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Sungai Belumai 3. S. Bemang
Belumai.

Kabupaten Deli Serdang, Sungai


4. S. Pangarutan
Belumai.

5. S Bampu Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Belumai.

Induk
Anak Sungai Daerah Pengaliran
Sungai

Sungai 1. S.Kuala Namu Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Batugingging Batu Gingging.

Induk
Anak Sungai Daerah Pengaliran
Sungai

1. S.Belumai Kabupaten Deli Serdang, Sungai


Serdang.
Sungai Serdang
Kabupaten Deli Serdang, Sungai
2. S.Batugingging
Serdang.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang dapat
digolongkan atas tiga bagian yakni, induk sungai, anak sungai, dan ranting sungai yang
disajikan pada table di bawah ini.

Tabel 2.2. Penggolongan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai
Serdang

A. Daerah Hulu
Pada daerah hulu, Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai
Serdang mengalir melalui daerah perbukitan dengan topografi yang beragam, antara lain
landai, terjal dan curam sehingga terdapat beberapa terjunan. Kondisi ini memberi efek
yang baik pada proses self purification karena alirannya cenderung turbulen sehingga
proses aerasi dapat berlangsung dengan baik. Hal ini turut didukung oleh banyaknya
batuan yang terdapat pada badan air.

Pemanfaatan lahan daerah pengaliran sungai di hulu antara lain sebagai daerah pertanian,
perikanan dan pemukiman serta kawasan hutan. Sedangkan air sungai dimanfaatkan
untuk irigasi, rekreasi air serta air baku air minum. Pertanian terutama terdapat di
Kecamatan Bangun Purba, di Kecamatan Galang, Kecamatan, perikanan terutama
terdapat di desa Lau Mulgap. Irigasi terdapat diberbagai lokasi, rekreasi air terdapat
Pemandian Alam Pantai Sari Laba Biru Indah, Pemandian ALam Pantai Kasanova, dan
Pemandian Alam Lau Sigembur, Danau Linting, Gua dan Air Panas Penen, Pantai Pasir
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Putih, Sampuran Putih Desa Sembahe. Pemanfaatan air sungai sebagai air baku air
minum terdapat di Desa Pamah Kecamatan Percut, Sungai Belumai, Sungai
Batugingging, dan Sungai Serdang Tua.

B. Daerah Pertengahan

Pada daerah pertengahan topografi di daerah pengaliran sungai Percut, Sungai Belumai,
Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang cennderung landau dengan kemiringan 0.31 %.
Hal ini menyebabkan laju air air sungai lebih lambat dibandingkan daerah hulu. Pada laju
air yang lebih lambat, proses aerasi juga berkurang dengan demikian self purificstion jugs
menurun.

Didaerah pertengahan pemanfaatan lahan di sekitar daerah pengaliran sungai adalah


untuk pemukiman, perkantoran dan industry. Daerah pertengahan merupakan pusat kota,
sentral jasa dan perdagangan.

Terdapat banyak kegiatan yang menimbulkan degradasi sungai pada daerah ini,
pemukiman kumuh pada bantaran sungai, pembuangan limbah domestic dan indutri,
pembuangan sampah, pengubah alur sungai pengerasan benteng sungai dengan beton dll.
Pada lokasi-lokasi pemukiman kumuh, penduduk memanfaatkan sungai sebagai tempat
mandi, cuci, dan juga kakus. Pada umumnya limbah domestic yang masuk ke Sungai
Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang tidak mengalami
pengengolahan lebih dahulu.

C. Daerah Hilir
Topografi daerah hilir Sungai Percut dan Sungai Serdang semakin landai dengan
kemiringan 0,2% laju air pada daerah ini semakin lambat, terutama ke arah muara.
Daerah hilir terdapat beberapa daerah industri, dan semakin ke hilir daerah industry
tambak/perikanan.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

2.2 IKLIM
Iklim di daerah air Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai
Serdang menunjukan sedikit perbedaan antara musim kemarau dan musim hujan. Suhu
udara berkisar antara 24.00C-32.50C dan suhu rata-rata tahunan adalah 27.40 C.

A. Curah Hujan
Menurut catatan Stasion Klimatologi Sampali pada Tahun 2012, terdapat rata-rata 15 hari
hujan, dengan volume rata-rata curah hujan tahunan diperkirakan 189 mm/tahun, curah
hujan maksimum terjadi pada bulan Mei yaitu 364 mm dengan hari hujan sebanyak 18
hari sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Pebruari sebesar 78 mm
dengan hari hujan 12 hari. Musim hujan mulai bulan Desember sampai bulan Maret
sedangkan musim kemarau mulai bulan Juni sampai bulan September. Namun demikian,
hujan dapat terjadi setiap bulan, sehingga perbedaan antara musim hujan dan kemarau
kurang jelas.

B. Debit Air
Debit air sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging, dan Sungai Serdang dari
tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini terutama karena konversi hutan yang terjadi
pada daerah hulu sungai. Pada saat ini terdapat empat station pengukuran debit air sungai
Percut, Sungai Belumai, Sungai Batugingging yakni di sekitar Jembatan Lintas Timur,
dan Sungai Serdang yakni di sekitar Jembatan Kereta Api lintas Sta Medan Kota –
Bandara Kuala Namu.

2.3 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang tinggal di daerah tangkapan air Sungai Percut, Sungai Belumai,
Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang sekitar 1,071,724 jiwa dan 871,086 jiwa
diantaranya bermukin di Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan
perincian di bawah ini. Jumlah penduduk pada kecamatan yang dilalui Sungai Percut,
Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang di Kabupaten Deli Serdang
dan Kota Medan menurut sensus tahun 2012 adalah sebagai berikut :
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Tabel 2.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli
Serdang dan Kota Medan pada Basin Sungai Percut, Sungai Belumai,
Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang

Banyaknya Kepadatan Persentase


Luas Wilayah Banyaknya Penduduk
Kecamatan Desa/Kelur Penduduk Penduduk
(Km2) (Jiwa)
ahan (Jiwa/Km2) (%)

(1) (2) (3) (3) (3) (3)


02. STM. Hulu 20 223.38 12,690 57.00 0.69
07. Biru-Biru 17 89.69 35,090 392.00 1.90
08. STM. Hilir 15 190.50 31,547 166.00 1.71
09. Bangun Purba 24 129.95 22,237 172.00 1.20
10. Galang 29 150.29 63,476 423.00 3.44
11. Tjg. Morawa 26 131.75 198,514 1,507.00 10.76
12. Patumbak 8 46.79 91,545 1,957.00 4.96
17. Percut Sei Tuan 20 190.79 396,656 2,080.00 21.49
19. Pantai Labu 19 81.85 44,440 543.00 2.41
20. Beringin 11 52.69 54,078 1,027.00 2.93
21. Lubuk Pakam 13 31.19 83,530 2,679.00 4.53
22. Pagar Merbau 16 62.89 37,921 603.00 2.05
Jumlah 218 1,381.76 1,071,724 776.00 58.07
Jumlah Deli Serdang 394 2,497.72 1,845,615.00 739.00 100.00
Sumber : Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka, 2012
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

BAB III
SURVEY LAPANGAN DAN SOSIALISASI

3.1. Survey Topografi


Maksud dan tujuan dari kegiatan pengukuran topografi ini adalah untuk mendapatkan
data/informasi topografi yang lengkap dan jelas berupa peta situasi Sungai Percut,
Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang.

3.1.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini meliputi kegiatan persiapan administrasi dan perijinan kepada
instansi terkait, persiapan peronil dan peralatan, base camp dan tenaga lokal,
pembuatan patok, persiapan material, logistik dan kebutuhan lainnya.

 Mobilisasi dan Demobilisasi


Kegiatan ini meliputi Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan personil yang
diperlukan selama kegiatan pengukuran. Adapun peralatan yang dimobilisasi dan
didemobilisasi untuk keperluan survey lapangan disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Peralatan Lapangan


No Nama Peralatan Jumlah Keterangan
1. Total Station (TS) 2 unit Baik
2. GPS Geodetic 1 unit Baik
3. Waterpass 2 unit Baik
4. Hand GPS 2 unit Baik
5. Rol meter @ 50 m 2 bh Baik
6. Digital kamera 2 unit Baik
7. Sepeda motor 2 unit Baik
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

 Pemasangan Bench Mark (BM)


Bench Mark (BM) dipasang pada tempat yang aman, mudah dilihat dan dijangkau.
 Pengukuran Polygon
Pengukuran Poligon dilakukan untuk menentukan letak dan posisi koordinat masing-
masing patok.
 Pengukuran Waterpass
Pengukuran waterpass dilakukan untuk menetukan letak dan posisi koordinat masing-
masing patok.
 Pengukuran Koordinat dan Elevansi
Setelah pengukuran polygon dan waterpass dilakukan, selanjutnya dilakukan
penghitungan koordinat dan elevasi pada masing-masing titik.
 Pengolahan Data dan Penggambaran / Pemetaan hasil pengukuran
Setelah perhitungan koordinat dan elevasi diperoleh hasilnya, kemudian dilakukan
penggambaran/pemetaan sesuai dengan kebutuhan perencanaan.

3.1.2. Pembuatan dan Pemasangan Patok Kayu


Dalam hal ini konsultan mengadakan dan memasang patok-patok kayu pada salah satu
sisi Sungai Deli guna menentukan lokasi pengukuran tampang melintang (cross
section) dan tampang memanjang profil sungai. Selanjutnya ketentuan-ketentuan
mengenai dimensi, kuantitas serta jarak pemasangannya dan lain-lain mengikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Patok kayu berukuran (5 x 7) cm2, panjang 70 cm;
b. Patok kayu dipilih yang betul-betul dari jenis kayu yang keras dan tidak mudah
lapuk;
c. Patok kayu dipasang tepat pada jalur sungai yang akan diukur dan betul-betul
tegak;
d. Patok kayu ditanam cukup kuat sedalam 40 cm sehingga yang tampak di
permukaan tanah asli 30 cm dan dicat;
e. Patok kayu dipasang setiap jarak 50 m sepanjang sungai yang akan diukur;
f. Semua patok diberi tanda/nomor yang jelas;
g. Bagian atas patok diberi paku, untuk centering dalam pengukuran poligon;
h. Semua patok yang telah dipasang diberi tanda supaya mudah dicari.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Patok kayu yang dibuat akan dicat warna merah untuk memudahkan identifikasi awal,
dalam hal ini konsultan mengadakan dan memasang patok-patok kayu pada salah satu
sisi Sungai Deli guna menentukan lokasi pengukuran. Patok kayu yang dipilih betul-
betul dari jenis kayu yang keras dan tidak mudah lapuk. Patok kayu ditanam sedalam
40 cm setiap jarak 50 m sepanjang sungai yang akan diukur.

3.1.3. Pembuatan dan Pemasangan Patok Beton BM


Dalam Pengukuran Topografi, patok-patok beton BM akan berfungsi sebagai titik-titik
ikat pada pengukuran berikutnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh
sebab itu patok-patok BM ini diletakkan di tempat-tempat yang strategis, aman dan
tidak midah berubah posisinya, yang diletakkan di bantaran Sungai Percut, Sungai
Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang. Untuk itu, dalam pembuatan dan
pemasangan patok-patok BM ini mengikuti ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
SK Dir Jen Air No. 185 / th. 1986, seri PT 02 dan ketentuan-ketentuan dibawah ini:
a. Ukuran patok beton BM adalah (20 x 20 x 100) cm;
b. Bentuk patok beton sesuai dengan bestek;
c. Campuran/adukan beton adalah 1 PC : 2 ps : 3 kr;
d. Beton berkerangka besi dengan ukuran 10 mm;
e. Patok beton ditanam betul-betul kuat dan tegak, serta kelihatan 20 cm dari
tanah asli;
f. Lokasi tempat pembuatan patok beton dilaporkan kepada Direksi;
g. Patok beton BM dipasang setiap jarak ± 7000 m sepanjang bantaran Sungai
Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan Sungai Serdang yang akan
diukur;
h. Pemasangan patok beton pada tepi sungai dipasang di sebelah kiri kanan
sungai;
i. Patok beton diberi tanda / nomor yang jelas dengan Nomenklatur tertulis pada
bate manner ukuran (12 x 12) cm2;

Penempatan patok BM diletakkan di bantaran Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu
Gingging dan Sungai Serdang. Pemasangan Patok Beton BM harus dilakukan pengikatan
dengan Titik Tinggi Geodesi yang terdekat di lokasi pengukuran.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

3.1.4. Pengukuran Situasi


Pengukuran situasi pada pekerjaan ini dilakukan untuk mendapatkan data situasi lokasi
pekerjaan secara terestris di lapangan untuk menghasilkan peta situasi terbaru.
Pengukuran potongan memanjang (long section) dimaksudkan untuk mendapatkan
potongan memanjang dan melintang rencana saluran transmisi. Adapun teknis
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
 Penampang Memanjang
- Pengukuran trase dilakukan pada alur Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai
Batu Gingging dan Sungai Serdang yang direncanakan untuk penyusunan
sempadan sungai.
- Jarak pengukuran beda tinggi maksimum 100 m, kecuali pada tempat-tempat
khusus yang kemiringannya cukup besar dan kondisin medan yang spesifik,
maka pengukuran harus dilaksanakan secara lebih teliti (dirapatkan).
- Pada titik-titik pengukuran sungai, harus diberi tanda dengan menggunakan
patok kayu sehingga secara jelas dapat dibuat pedoman didalam pelaksanaan
pengukuran.
 Penampang Melintang
- Lebar potongan melintang adalah 40 m ke kanan dan 40 m ke kiri.
- Dibuat tiap 250 meter pada kondisi tertentu (belokan) tiap 30 meter.
- Alat ukur yang digunakan adalah Total Station (TS).
- Interval penampang 250 m pada tempat yang lurus, pada tikungan dirapatkan
sesuai kondisi tikungan.
- Pengukuran posisi titik penampang menggunakan cara poligon sedang
ketinggian dengan cara tachymetri.

3.1.5. Pengukuran Titik Tetap Geodesi


Pengukuran situasi, memanjang dan melintang dilakukan secara bersamaan dengan
mengikuti pengukuran titik tetap geodesi. Titip tetap geodesi atau titik referensi yang
akan digunakan adalah Jaringan Titik Tetap Geodesi nasional (TTG) dari
Bakosurtanal. Titik TTG biasanya terdapat disepanjang jalan Nasional/Provinsi pada
setiap jarak 5 km dan biasanya diletakkan pada bangunan-bangunan milik Negara,
seperti : sekolah, kantor pemerintah, dan sebagainya.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

TTG terlihat terbentuk kotak beton dengan tinggi tidak lebih dari setengah meter dari
permukaan tanah, yang ditandai dengan pelat keterangan dan batangan logam di satu
sisi vertikal dan pelat keterangan di sisi atas (horisontal). Pada pelat sisi vertikal
tertulis “Jaring Kontrol Tinggi Geodesi, TTG [nomor kode TTG], Bakosurtanal 1988”.

Pada pekerjaan pengukuran untuk Penyusunan Rencana Ketetapan Garis Sempadan


mengambil Tititp Tetap Geodesi (TTG) Nasional dari Bakorsurtanal yang terdekat,
terletak halaman Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika di Desa Sampali, dengan
nama titik SAMP, Koordinat X = + 468.318,052 ; Y = + 400.308,599 dan elevasi Z =
+ 41,687. Pemindahan koordinat dan elevasi dari titik referensi nasional TTG akan
dilakukan dengan GPS Geodetic Sokkia Stratus single frekwensi L1.

Benchmark yang akan dipasang di bantaran Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai
Batu Gingging dan Sungai Serdang sesuai volume pekerjaan dan KAK, terdapat 15
buah BM. Pemindahan koordinat dan elevasi dari titik referensi nasional (TTG) akan
dilakukan dengan GPS Geodetic Sokkia Stratus single frekwensi L1 yang memiliki
ketelitian sangat tinggi, yaitu ketelitian koordinat (X,Y) maksimum (static) = 5 mm
dan ketelitian elevasi maksimum (Z) (static) 12 mm dengan jarak pengukuran sampai
20 km. Dengan metode ini, maka penggunaan metode poligon sudah tidak diperlukan
lagi karena memiliki ketelitian yang lebih rendah dan tidak efisien.

3.1.6. Hasil Pekerjaan Pengukuran


3.1.6.1 Deskripsi BM
Untuk mempermudah pencarian kembali patok BM dilapangan (bilamana diperlukan)
yang mana akan dipasang pada titik – titik tertentu dilokasi pekerjaan, maka setiap
patok BM akan dibuat deskripsinya didalam format kertas A4 yang berisikan posisi
dan sketsa, koordinat dan elevasi (x, y dan z) dari BM yang bersangkutan. Sketsa
lokasi penempatan patok BM/CP dan visualisasi dari masing – masing patok BM
dapat dilihat pada Lampiran Laporan Topografi yaitu “Laporan Diskripsi BM”.
3.1.6.2 Koordinat dan Elevasi BM
Patok BM berfungsi sebagai titik kontrol terhadap kerangkan poligon maupun
pengukuran sipat datar. Secara khusus daftar koordinat dan elevasi (x, y dan z), patok
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

– patok tetap (BM) yang berada di lokasi pekerjaan disusun dalam tabel titik kontrol
permanen (Benchmark) untuk memudahkan penggunaannya di kemudian hari.

Jumlah BM yang kan dipasang dilokasi kegiatan sebanyak 15 buah, patok BM


tersebut berfungsi sebagai titik kontrol terhadap kerangka poligon maupun
pengukuran sipat datar.

Berikut ini adalah tabel yang nantinya merupakan hasil pengukuran koordinat dan
elevasi dari patok BM.

Tabel 3.2 Jumlah BM yang akan terpasang di lokasi pekerjaan


No BM/CP Koordinat
Elevasi
X (m) Y (m) Z (m)
1 BM 01
2 BM 02
3 BM 03
4 BM 04
5 BM 05
6 BM 06
7 BM 07
8 BM 08
9 BM 09
10 BM 10
11 BM 11
12 BM 12
13 BM 13
14 BM 14
15 BM 15

3.2 SURVEY INVENTARISASI


Survey inventarisasi ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan data kondisi
bangunan secara visual yang ada di sepanjang sempadan sungai. Survey inventarisasi
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

yang telah dilaksanakan di Sungai Deli dan bangunan Cannal pengendalian banjir di
Kecamatan Medan Johor sampai muara Sungai Deli di Kecamatan Medan Belawan.
Survey inventarisasi ini menelusuri sungai tersebut yang dilaksanakan oleh team
survey.

Adapun hasil dari pengumpulan data berdasarkan inventarisasi yang telah


dilaksanakan sebagai berikut:
A. Panjang tanggul = 47 km
B. Dimensi Bangunan
 Bangunan Perkantoran Pemerintah = 44.700 m2
 Bangunan Perkantoran Swasta = 529.800 m2
 Rumah masyarakat = 525.183 m2
C. Jumlah jembatan = bh
D. Jumlah bangunan air
 Pintu klep = 3 bh
 Cannal Bangunan Pengendalian Banjir = 1 bh

3.3 SOSIALISASI DAN KONSULTASI MASYARAKAT


Sempadan sungai saat ini masih sering dijadikan lokasi untuk membangun bangunan
tempat tinggal dan tempat usaha yang permanen. Padahal dalam peraturan
pemerintah, di sepanjang sempadan sungai tidak boleh mendirikan bangunan dengan
jarak minimum 3 meter dari sungai. Di sisi lain, daerah sempadan sungai dapat
dimanfaatkan oleh warga sebagai ruang terbuka dan ruang hijau yang memberikan
kesegaran lingkungan bagi masyarakat sekitarnya.

Untuk mensosialisasikan pemanfaatan dan pengaturan sempadan, konsultan hanya


melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat – masyarakat yang tinggal di sempadan
sungai, khususnya di Sungai Deli. Kegiatan acara sosialisasi di bulan September, yang
telah dilaksanakan pada Kec. Medan Deli, Kec. Medan Belawan, Kec. Medan
Labuhan, Kec. Medan Sibiru –biru, Kec. Sibolangit, Kec. Tuntungan dan Kec.
Namorambe.
PENYUSUNAN RENCAMA KETETAPAN GARIS SEMPADAN
SUNGAI PERCUT, SUNGAI BELUMAI, SUNGAI BATU
GINGGING, DAN SUNGAI SERDANG

Acara ini diselenggarakan oleh konsultan yang didampingi dengan tim teknis dari
Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Masyarakat yang hadir berasal dari kecamatan –
kecamatan yan diundang, yang juga merupakan masyarakat yang tinggal di bantaran
Sungai Deli.

Di dalam paparan sepadan Sungai Percut, Sungai Belumai, Sungai Batu Gingging dan
Sungai Serdang sepanjang masing – masing 73 kilometer dan 26 kilometer akan
menetapkan garis sempadan untuk mengatur pemanfaatan sempadan sungai tersebut.
Jika ada masyarakat kecamatan baik masyarakat setempat maupun pendatang yang
ingin membangun atau berjualan di sepanjang sepadan, akan ingatkan oleh
pemerintah kecamatan tentang peraturan yang berlaku sesuai dengan PP No. 38
Tahun 2011. Di dalam peraturan tidak boleh mendirikan bangunan apalagi permanen
di sempadan sungai. Pelanggaran memiliki resiko bangunannya dibongkar tanoa
penggantian, jadi sebelum terjadi, pemerintahan kecamatan semua saling menjaga dan
mengingatkan.

Dalam diskusi, masyarakat Kecamatan Medan Belawan dan Medan Labuhan


mengeluhkan tentang kualitas air sungai Deli saat ini tidak dapat lagi di manfaatkan
untuk mandi oleh masyarakat. Mengenai hal tersebut bahwa kualitas air sungai tidak
hanya di muaranya saja melainkan dari hulunya ( Kecamatan Gedung Johor) yang
kualitas airnya sudah sangat buruk, ini disebabkan oleh limbah domestik dan non
domestik yang dibuang ke sungai Deli. Hal ini kontribusinya juga sangat besar dan
peran masing – masing individu serta warga masyarakat dalam ikut melestarikan dan
menjaga kebersihan sungai amatlah besar. Mengenai limbah industri bahwa setiap
industry diharuskan memiliki sistem pengolahan limbah dan juga dipantau oleh
pemerintah.

Sungai Babura yang merupakan anak Sungai Deli, melewati 18 (delapan belas)
kecamatan di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Sungai Deli merupakan salah
satu sungai yang dimanfaatkan oleh PDAM untuk sumber air baku Kota Medan.
Bangunan pengolahan air ini di IPA Deli Tua yang dibangun PDAM Tirtanadi pada
tahun 1989 secara bertahap, dimulai dari 350 liter/detik hingga selesai tahap terakhir
kapasitasnya menjadi 1.400 liter/detik.

Anda mungkin juga menyukai