OPERASIONAL 07 Desember 2016 ( SPO ) dr. TOMY OEKY PRASISKA Direktur RSIM Sumberrejo
Pengertian skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit
atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama Tujuan Untuk upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama.
Prosedur 1. Petugas IGD merespon dengan cepat terhadap kedatangan pasien.
2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 3 menit : a. Petugas IGD melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan kriteria Glascow Coma Score. b. Petugas IGD melakukan penilaian jalan nafas pasien (airway), dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik). 2) Adanya suara tambahan. 3) Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total. c. Petugas IGD melakukan penilaian pernafasan (breathing) dengan menghitung frekuensi nafas, jika didapatkan pasien dengan kondisi kegawatan sistem pernafasan (henti nafas, bradypnea, ataupun tachypnea) maka pasien langsung dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut. d. Petugas IGD memasang pulse oximeter untuk pemeriksaan sirkulasi darah (circulation) jika didapatkan : 1) Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera lakukan tindakan resusitasi jantung paru sesuai dengan prosedur. 2) Heart rate bradycardia ataupun tachycardia, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut. 3) SaO2 < 90%, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut. SKRINING PASIEN
NomorDokumen Revisike :- JumlahHalaman
2 Page Of 2 RSIM SUMBERREJO
Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 07 Desember 2016 ( SPO ) dr. TOMY OEKY PRASISKA Direktur RSIM Sumberrejo
e. Petugas IGD menanyakan keluhan utama pasien jika terdapat
keluhan yang potensial mengancam nyawa (misalnya : kejang, kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak, nyeri dada, sesak nafas, dan sebagainya) maka pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut. f. Hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase primer ditulis di lembar catatan medis IGD. g. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan secara terintegrasi di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut. h. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan kondisi tidak ada tanda-tanda kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus bedah / non-bedah / obstetri dan ginekologi). UNIT 1. IGD 2. Poliklinik 3. Rekam medis