Sepertinya bulan Juli termasuk bulan yang penuh kemalasan bagiku… ide menumpuk-numpuk,
tapi tak tergerak sedikitpun badan mengerjakan… huft.. semoga tak semakin panjang saja.. ide
menulis topic ini sudah mulai terpikir dari akhir bulan yang lalu, dan sekarang harus begitu
bekerja keras menuliskan ini..
Ketika jaman kuliah S1 dulu, bekerja keras menjelang ujian mengingat-ingat rumus yang harus
diingat, begitu masuk dunia kerja rumus itu begitu saja pergi dari ingatan, begitu kepepet baru
deh obrak-abrik diktat kuliah untuk mencari-cari bahan kuliah jaman dulu. Kali ini coba menulis
rumus-rumus yang sering digunakan di dunia kerja yang kudu diinget nih…
1. Rumus Tetesan Cairan infus
Terkadang sebagai perawat, menghitung tetesan perawat lebih sering dilakukan dengan ilmu
kirologi, walaupun ada beberapa yang tepat, namun tak banyak juga yang benar-benar meleset
jauh, karena kondisi pasien tak bisa semua modal kirologi, beberapa penyakit gagal organ akan
sangat berdampak buruk akibat kelebihn cairan yang kita berikan. Sambil mereview lagi, mari
kita hitung rumus tetesan infuse
Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan modal kita tahu
jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu, maka rumusnya adalah:
Tetes/menit : (jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis, maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal: seorang pasien harus mendapat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam, maka jumlah
tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) = 10000 / 240 = 41,7 = 42
tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal dibalik aja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari macro,
biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi, anak dan pasien
jantung dan ginjal. Rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai berikut:
Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut:
Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (jumlah tetesan dalam menit x 60)
2. Rumus Rumpleed test
Rumpleed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya ptekee (bintik
merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya pembuluh darah kapiler, sehingga
pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh karena itu tujuan rumpled test adalah untuk
mengetahui lebih awal adanya ptekee. Rumus yang dipakai adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalu
tahan 5 – 10 menit. jika terdapat sepuluh atau lebih bintik merah, maka dikatakan rumpled test
positif, jika kurang maka disebut rumpled test negative. Misal kita melakukan tensi darah
hasilnya 120/80 mmHg (systole : 120, Diastole: 80), maka (120 + 80)/2 = 100 mmHg, maka kita
pompa hingga alat tensi darah menunjukkan angka 100 mmHg, kita tutup tepat di angka 100 dan
tahan selama 5 – 10 menit, lepaskan baru kita hitung jumlah bintik merahnya. Rumpleed test
merupakan uji awal adanya gangguan trombosit pada penderita DBD, namun bukanlah hal untuk
menegakkan diagnose DBD.