Anda di halaman 1dari 15

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak (BBM) di berbagai negara di
dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Hal ini terjadi tidak hanya
pada negara-negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia.
Akhir-akhir ini, dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi berakibat
pada melonjaknya harga. Dengan demikian diperlukan alternatif bahan bakar
untuk minyak bumi. Salah satu yang sekarang digalakkan oleh pemerintah adalah
bioetanol (Komarayati, 2010).
Bioetanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari
substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati, atau selulosa). Dewasa ini
pembuatan bioetanol dilakukan dengan bantuan enzimatis menggunakan suatu
mikroba, salah satunya adalah Saccharomyces cereviceae. Pembuatan bioetanol
secara enzimatis ini dapat menghasilkan produk bioetanol, namun metode ini
memiliki beberapa kelemahan yaitu kemurnian produknya rendah dan mikroba
tidak dapat dapat digunakan kembali. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya
menggunakan teknik imobilisasi sel atau enzim. Dalam bentuk terimobilisasi,
mikroba ini dimasukkan dalam suatu matriks polimer atau terikat pada padatan
pendukung (Yu et al., 2007).
Aplikasi selulosa sebagai matriks untuk imobilisasi sel mikroba, telah
banyak digunakan material polimer baik itu yang sintetik maupun alami. Beberapa
polimer sintetik antara lain polimetakrilat, polistiren, polipropilen dan lain-lain.
Sedangkan polimer berbasis alam antara lain kitosan dan selulosa. Penelitian ini
melakukan fungsionalisasi selulosa dari ampas tebu (bagasse) sebagai matriks
imobilisasi mikroba untuk produksi bioetanol (Yu et al., 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, didapat beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemurnian selulosa dari limbah tebu ?
2. Bagaimana optimalisasi sel mikroba dengan variasi pH pada substrat?

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mendapatkan padatan selulosa yang murni dari limbah tebu
2. Mengoptimalisasi sel mikroba untuk mendapatkan bioetanol dengan
kemurnian tinggi
2

BAB 2. TARGET LUARAN

Target luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Padatan selulosa dari limbah tebu yang digunakan untuk imobilisasi
sel mikroba
2. Artikel ilmiah yang dimuat di jurnal nasional dan dipresentasikan di ajang
Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS)
3. Poster yang di tampilkan di pekan ilmiah

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pengambilan sampel dilakukakan di PTPN XI PG Semboro
Jember.Analisa dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas dan
alat pendukung analisis. Alat-alat utama antara lain: labu leher tiga, thermometer
pengaduk merkuri pendingin balik, pemanas, pemanas mantel, erlenmeyer 250
ml, corong gelas, kertas saring, batang pengaduk. Alat pendukung lainnya yaitu
spektrometer UV/VIS dan FTIR.

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan utam
dan bahan pendukung.Bahan utama adalah: Ampas tebu, sel yeast, H2SO4, KOH,
H2O2, Aquades.

3.2.3 Pengambilan sampel limbah tebu


Sampel limbah tebu diambil dari limbah pabril gula tebu Semboro.Sampel
bagase yang diambil kira-kira sekitar 1 Kg.

3.3 Diagram Alir Penelitian


Tahapan penelitian dilakukan brdasarkan uraian rumusan masalah serta
tujuan, meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pembuatan selulosa dengan cara
pemurnian. Tahap kedua adalah proses mobilisasi sel dan proses ketiga adalah
analisis produk. Garis besar pelaksanaan penelitian ini digambarkan dalam
gambar:
3

Bagasse Tebu

Hidrolisis - Delignifikasi

Bleaching
Selulosa Mikroba

- FTIR

Imobilisasi sel

Substrat Sel terimobilisasi


SF
Fermentasi

Analisa produk

Kandungan glukosa

Kandungan etanol

Produk

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Proses Hidrolisis

H2SO4

• dimasukkan dengan konsentrasi 1% dalam labu leher tiga yang


telah dipasang pada satu set refluks beserta anak stirer
• dimasukkan bagasse dalam labu leher tiga
• dilakukan pemanasan selama 2 jam pada suhu yang konstan 80 oC
• disaring dan dinetralkan dengan air panas
• dilakukan hal yang sama untuk konsentrasi 5%, 10% dan 15%

Hasil

3.4.2 Proses Delignifikasi


4

3.4.3 Proses Bleaching

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil Tercapai


Penelitian tentang Fungsionalisasi Selulosa dari Limbah Tebu untuk
Optimalisasi Produksi Bioetanol ini sudah sampai pada tahap isolasi selulosa dari
bagasse. Proses ini sangat penting untuk penentu pada tahapan selanjutnya. Hasil
yang diperoleh yaitu berupa selulosa hasil optimalisasi dengan H 2SO4 berbagai
variasi konsentrasi dengan karakterisasi FTIR :

Gambar 4.1 Hasil Spektrum FTIR Selulosa H2SO4 1 %


5

Gambar 2. Hasil Spektrum Selulosa H2SO4 5 %

Gambar 4.2 Hasil SEM Selulosa H2SO4 1 %


6

Gambar 4.3 Hasil Spektrum FTIR Selulosa H2SO4 5 %

Gambar 4.4 Hasil SEM Selulosa H2SO4 5 %


7

Gambar 4.5 Hasil SpektrumFTIR Selulosa H2SO4 10 %

Gambar 4.6 Hasil SEM H2SO4 10 %


8

Gambar 4.7 Hasil Spektrum Selulosa H2SO4 15 %

Gambar 4.8 Hasil SEM selulosa dengan H2SO4 15 %


9

Tabel 4.1 Daerah Puncak Serapan Pada Selulosa Bagasse

Bilangan Gelombang Selulosa (cm-1) Sinyal


H2SO4 1 % H2SO4 5 % H2SO4 10 % H2SO4 15 %
3348,05 - 3399,62 (s) - Ikatan O-H
2922,49 (w) 2921,70 (s) 2920,77 (s) 2921,18 (s) Ikatan C-H
sp3
1104,95 1103,61 1159,78 1020,31 Ikatan C-O

Ket : w (weak) → lemah


s (strong) → kuat
Ref : Ikatan O – H → ~ 3300 cm-1
Ikatan C – H sp3 → 3000 cm-1
Ikatan C – O → 1250 – 1050 cm-1

Berdasarkan hasil pembacaan daerah serapan FTIR selulosa dengan variasi


konsentrasi asam sulfat, disimpulkan bahwa perolehan selulosa paling optimal
dengan menggunakan H2SO4 10 %. Berdasarkan hasil ini kegiatan penelitian ini
sudah berjalan 60 % dari keseluruhan target yang akan dicapai. Selain itu dilihat
dari tekstur dari teksturnya selulosa dengan penambahan H2SO4 10 % lebih
mirip dengan selulosa murni.
4.2 Permasalahan dan Penyelesaiannya
4.2.1 Administratif
Di awal pelaksanaan program ketidaktahuan terhadap pengadministrasian
agenda maupun bukti untuk pelaporan menjadi salah satu kendala. Hal ini
bisa diatasi dengan berdiskusi bersama pendamping maupun rekan yang
programnya didanai pada periode sebelumnya. Setelah adanya diskusi ini,
jalannya administrasi menjadi lebih teratur.

4.2.2 Teknis
Masalah yang selanjutnya yaitu kurangnya peralatan di laboratorium
Kimia Organik. Solusi dari masalah ini adalah melakukan penelitian pada hari
10

libur kuliah yaitu hari sabtu untuk proses yang memerlukan peralatan besar untuk
bergantian dengan mahasiswa tingkat akhir yang juga sedang mengerjakan
skripsinya. Selain itu, setelah melakukan musyawarah dengan dosen pendamping
kami juga membeli beberapa peralatan yang dibutuhkan yang ketersediaannya di
laboratorium masih kurang. Sehingga, akibat dari permasalahan tersebut membuat
waktu kerja kami hanya sebatas paling banyak 2 hari dalam seminggu.Selain itu
permasalahan pengadaan barang juga berpengaruh terhadap kerja kami.
Pembelian yeast juga terkendala karena adanya kendala administrasi dalam
pemesanan yeast. Selain itu juga terkendala dalam melakukan penelitian di Lab.
CDAS. Sehingga menyebabkan kemoloran dalam pelaksanaan penelitian.

4.2.3 Organisasi Pelaksana


Organisasi pelaksanaan tidak memiliki kendala, baik antar sesama anggota
maupun dengan dosen pembimbing. Hal ini dikarenakan anggota yang berasal
dari jurusan yang sama sehingga memudahkan untuk berdiskusi mengenai
pelaksanaan program. Organisasi pelaksanaan ini didukung dengan adanya
pembagian tugas masing-masing anggota. Pembagian tersebut meliputi Ketua
pelaksana, sekretaris, bendahara, dan penanggung teknis. Ketua peaksana bertugas
untuk mengurusi dan memantau semua proses baik dalam proses penelitian
maupun proses pengujian. Bendahara bertugas mengelola dan mengatur semua
keuangan baik yang dikeluarkan maupun yang diterima. Sekretaris bertugas
dalam mencatat seluruh agenda yang dilakukan dalam kegiatan penelitian serta
urusan surat-menyurat. Penanggung jawab teknis bertugas mengurus kebutuhan
seperti alat dan bahan.

BAB 5. POTENSI HASIL

Hasil optimalisasi selulosa yang diperoleh dari tahapan isolasi selulosa ini
berpotensi untuk melakukan proses selanjutnya yaitu proses imobilisasi dan
fermentasi. Selulosa yang optimal akan sangat berpengaruh terhadap proses
selanjutnya. Apabila keseluruhan kegiatan berjalan hingga selesai, maka akan
didapat potensi yang cukup besar dalam mendapatkan padatan selulosa dari
limbah tebu yang optimal yang nantinya digunakan sebagai matriks untuk
memasukkan mikroba yang digunakan untuk imobilisasi sel mikroba.

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Proses selanjutnya yang akan dilakukan untuk mencapai target 100 %


yaitu dengan imobilisasi sel yeast dan proses fermentasi substrak dalam
pembuatan bioetanol. Proses imobilisasi sel ini dengan menggunakan selulosa
11

bertujuan untuk membuat sel terkurung oleh selulosa tersebut. Selanjutnya,


dilakukan proses fermentasi untuk mengetahui keefektifan sel termobilisasi dalam
menghasilkan produk bioetanol. Uji yang akan dilakukan untuk mengetahui
keefektifannya yaitu analisis kandungan etanol dan analisis kandungan glukosa.
Prosedur kerja yang akan dilakukan yaitu, Imobilisasi Sel yeast ang akan
dilakukan sekitar bulan Agustus, menunggu yeast yang telah dipesan. Fermentasi
dilakukan dibulan Agustus pula. Uji viabilitas yeast dilakukan untuk mengetahui
berapa banyak sel yeast dapat bertahan hidup pada kultur kerja maupun pada
keadaan terimobilisasi. Hasil dari uji viabilitas dapat diketahui berupa jumlah
populasi sel. Hasil viabilitas sel pada selulosa kemudian dibandingkan dengan
viabilitas sel pada kultur kerja. Uji Kadar Gula dilakukan terhadap bioetanol hasil
pH 4, pH 7 dan pH 9 Parameter yang diamati adalah kadar gula dalam filtrat.
Penentuan kadar gula dilakukan dengan menggunakan sakarometer (Indriany et
al, 2013). Akan dilakukan pula pameran poster di akhir Agustus di pekan Ilmiah
yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Kimia Universitas Jember bersama
dengan HKI (Himpunan Kimia Indonesia) dan Penerbitan artikel ilmiah Ke
sebuah situs Jurnal Online.
12

LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN

Tanggal Keterangan Kuantitas Total (Rp)


Fotocopy dan Jilid
26/01/2015 proposal 1 Rp 28,000.00
27/01/2015 buku kwarto 1 Rp 5,500.00
27/01/2015 Logbook 1 Rp 27,000.00
27/01/2015 Tebu 10 Rp 50,000.00
28/01/2015 Fotokopi 20 Rp 2,800.00
29/01/2015 Fotokopi 6 Rp 2,100.00
30/01/2015 Fotokopi Rp 5,000.00
2/2/2015 Bayar Lab Rp 50,000.00
2/2/2015 Fotokopi 2 Rp 1,300.00
2/2/2015 Foto Rp 2,000.00
2/3/2015 Tisu Rp 15,000.00
2/3/2015 Fotokopi Rp 2,000.00
2/3/2015 KOH 1 Kg Rp 45,000.00
2/3/2015 H2SO4 1 Rp 1,250,000.00
12/3/2015 H2SO4 Rp 875,000.00
13/03/2015 Bak Rp 35,000.00
3/12/2015 Gembok 1 Rp 45,000.00
3/13/2015 Akuades 4L Rp 200,000.00
3/16/2015 Fotokopi ±2,3 lt Rp 5,000.00
3/26/2015 Buku Loogbook Rp 27,000.00
3/26/2015 Map Rp 2,500.00
3/26/2015 Es batu 2 Rp 2,000.00
3/26/2015 Transportasi Rp 50,000.00
3/26/2015 FTIR Rp 200,000.00
3/2/2015 CDR 80 1 Rp 5,000.00
3/4/2015 Fotokopi 1 Rp 4,000.00
3/8/2015 akuades 4 Rp 20,000.00
3/10/2015 materai 1 Rp 14,000.00
3/28/2015 Vial 10 Rp 65,000.00
3/28/2015 Tissue 1 Rp 9,500.00
3/28/2015 Konsumsi Rp 12,000.00
3/28/2015 Magnetik Stirer 1 Rp 50,000.00
3/28/2015 Konsumsi Rp 14,000.00
3/28/2015 Masker dan sikat 1 Rp 32,000.00
3/4/2015 Konsumsi Rp 17,000.00
9/4/2015 CDR RW 1 Rp 5,000.00
13

9/4/2015 FTIR 3 Rp 150,000.00


15/4/2015 Es Batu Rp 3,000.00
24/4/2015 Bagasse Rp 50,000.00
24/4/2015 Transportasi Rp 50,000.00
24/5/2015 honor Penjaga Lab Rp 100,000.00
25/5/2015 Akuades Rp 20,000.00
26/5/2015 FTIR Rp 300,000.00
26/5/2015 Wadah Sampel Rp 15,000.00
30/5/2015 Es Batu Rp 3,500.00
30/5/2015 Tisu Rp 15,000.00
30/5/2015 Fotokopi Rp 22,000.00
10/6/2015 SEM Rp 1,200,000.00
10/6/2015 Klip Plastik Rp 3,000.00
Rp 5,106,200.00
14

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN


15

Anda mungkin juga menyukai