Pemicu 3 Blok 10
Pemicu 3 Blok 10
Ny. S, 20 tahun, G1P0A0, dengan usia kehamilan cukup bulan, diantar oleh ke Rumah
Sakit dengan keluhan anak belum lahir-lahir setelah 1 hari dirawat di Klinik Bersalin.
Dilakukan pemeriksaan fisik dan obstetri :
Pemeriksaan fisik Vital Sign : sensorium Compos Mentis, Tekanan Darah 110/70
mmHg, Nadi 88 x/menit, tek/volume cukup, RR 16
x/menit, Temperatur 38°C.
Pemeriksaan Obstetri : Tinggi Fundus Uteri 32 cm, bagian terbawah : Kepala,
turunnya 4/5, His 2x20”/10’, DJJ 158 x/menit,
reguler.
More Info I
VT : pembukaan 8 cm, effacement 100%, kepala HI-HII, selaput ketuban (-), SRM 8 jam,
uuk arah jam 11.
Panggul dalam batas normal.
Hasil laboratorium : darah rutin dalam batas normal.
Bagaimana pendapat saudara tentang Ny. S ini ??
Unfamiliar Terms
Effacement : obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran serviks dari
panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi
hampir setipis kertas.
Masalah
Anak belum lahir setelah 1 hari dirawat di klinik bersalin.
↑↑ temperatur.
SRM 8 jam, uuk arah jam 11.
DISTOSIA Page 1
Analisa Masalah
Power ↓↓ HIS ↓↓ pembukaannya terlambat bayi sulit lahir
Kelelahan temperatur ↑↑
Hipotessa
“DISTOSIA HIS.”
Learning Issue
1. Anatomi jalan lahir.
2. Fisiologi persalinan.
3. Patofisiologi persalinan.
4. DD dari pemicu.
5. Distosia :
a) Definisi.
b) Klasifikasi.
c) Etiologi.
d) Overdiagnosis Distosia.
e) Komplikasi.
f) Penatalaksanaan.
6. Indikasi merujuk.
DISTOSIA Page 2
1. Anatomi Jalan Lahir
Jalan lahir terbagi atas :
DISTOSIA Page 3
Ruang panggul terbagi :
1. Pelvis mayor
Terletak di atas linea terminalis atau linea innominata dan tidak banyak
kepentingan dalam obstetri.
2. Pelvis minor
Dibatasi oleh pintu atas panggul (PAP/inlet) dengan pintu bawah panggul
(PBP/outlet). Pelvis minor berbentuk saluran dengan sumbu lengkung ke
depan atau sumbu carus. Diantara PAP dan PBP terdapat rongga panggul
atau pelvis cavity.
1. Jenis Ginekoid
Jenis paling baik untuk wanita dimana bentuk PAP hampir bulat. Panjang
diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter transversa.
Ditemukan pada 45% wanita.
2. Jenis Android
Umunya ditemukan pada pria, bentuk PAP hampir segitiga. Panjang
diameter anteroposterior hampir sama dengan transversa, tetapi
diameter transversa mendekati sakrum. Sehingga bagian belakang
pendek dan bagian depan menyempit ke depan. Ditemukan pada 15%
wanita.
DISTOSIA Page 4
3. Jenis Antropoid
Bentuk panggul lonjong seperti telur. Dimana diameter anteroposterior
lebih panjang dari diameter transversa. Ditemukan pada 35% wanita.
4. Jenis Platipeloid
Diameter transversa jauh lebih besar daripada diameter anteroposterior.
Ditemukan pada 5% wanita.
DISTOSIA Page 5
╬ Bidang Luas Panggul
Bidang terluas dalam panggul wanita membentang antara pertengahan
simfisis menuju pertemuan tulang belakang (os sacrum) kedua dan ketiga.
Ukuran muka belakangnya 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
DISTOSIA Page 6
Bidang Hodge
Bidang Hodge I ialah bidang datar yang melalui bagian atas
simfisis dan promontorium.
Bidang Hodge II ialah bidang yang sejajar H-I terletak setinggi
bagian bawah simfisis.
Bidang Hodge III ialah bidang yang sejajar H-I dan H-II terletak
setinggi spina iskiadika.
Bidang Hodge IV ialah bidang yang sejajar bidang H-I, H-II dan H-
III terletak setinggi os koksigeus.
DISTOSIA Page 7
2. Fisiologi Persalinan
Pada sebagian besar masa kehamilan utherus mengalami episode periodik kontraksi
lemah dan lambat yang di sebut kontraksi Braxton Hicks.
Tambahan kekuatan
dari atas (otot
Kontraksi Braxton abdomen eksklusif
Hicks bayi)
Menimbulkan
tekanan terhadap
↑↑kontraksi Kepala fetus turun
selaput ketuban
utherus pada akhir terus Melalui jalan
kehamilan lahir
↑↑ tekanan
hidrostatik kantong Terjadilah kelahiran
amnion ↑↑kontraksi
utherus tiba-tiba
dalam beberapa jam
menjadi sangat kuat
Dilatasi serviks
Ketuban pecah
DISTOSIA Page 8
Menghasilkan
oksitosis
3. Patofisiologi Persalinan
Inersia uteri.
His terlampau kuat.
Incoordinate utherine action.
DISTOSIA Page 9
4. DD Dari Pemicu
Insersia Uteri
Tetani Uteri
Incoordinate Uterine Action
DISTOSIA Page 10
5. Distosia
a) Definisi
Adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan tenaga
atau his adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya.
b) Klasifikasi
Beberapa penulis membagi his yang abnormal dan mengemukakan insidens
proporsional adalah sebagai berikut :
No. Klasifikasi Insidens proporsional (%)
01. His over efisien :
a. Partus presipitatus Jarang
b. Tetani uteri Jarang
02. His in efisien :
a. Inersia uteri (hipoaktif uteri) 44
b. His in koordinasi hiperaktif 44
- Hiperaktif segmen bawah rahim 40
- Kolikus uteri 2
- Distosia lingkaran konstriksi 2
- Persalinan palsu (false labour)
c. Inefisiensi normotonik (his lemah) 10
d. Distosia servikalis 2
DISTOSIA Page 11
Adalah his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada
relaksasi rahim.
3) Incoordinate Uterine Action
Sifat his yang berubah-ubah, tidak ada kordinasi dan sinkronasi
antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi, kontraksi tidak efisien
dalam mengadakan pembukaan apalagi pengeluaran janin.
c. Etiologi
Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan inersi
uteri sering dijumpai pada multigravida dan grandemulti.
Faktor herediter, emosi dan ketakutan memegang peranan penting.
Salah pimpinan persalinan atau salah pemberian obat-obatan, seperti :
oksitosin dan obat-obat penenang.
Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
rahim, ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan
disproporsi sefalopelviks.
Kelainan uterus, misalnya : uterus bikornis unikolis.
Kehamilan postmatur (postdatism).
d. Overdiagnosis Distosia
Dilatasi serviks atau penurunan janin yang tidak memadai.
Persalinan memanjang-kemajuan lambat.
Persalinan macet-tidak ada kemajuan.
Gaya eksklusif kurang memadai-“mendorong” kurang efektif.
Disproporsi fetopelvik.
Ukuran janin berlebihan.
Kapasitas panggul kurang memadai.
Malpresentasi atau posisi janin.
Pecah ketuban tanpa diikuti persalinan.
e. Komplikasi
pada ibu :
Infeksi intrapartum.
Ruptur uteri.
Cincin retraksi patologis.
Pembentukan fistula.
Cedera otot dasar panggul.
Pada janin :
DISTOSIA Page 12
Kaput suksedaneum.
Moulase kepala janin.
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan distosia His secara umum :
Bila dijumpai pada permulaan persalinan lakukan evaluasi secara
keseluruhan untuk mencari sebab-sebabnya.
Pada partus yang telah berlangsung lama atau terlantar, berikan
pengobatan pendahuluan yang disebut regim rehidrasi, yaitu :
Infus dektrosa 5% atau larutan garam fisiologis 1 L dalam 1 jam
pertama dan selanjutnya menurut kebutuhan.
Bila His menyebabkan rasa sakit yang berlebihan berikan injeksi
petidin 50 mg.
Berikan kortison 200 mg.
Berikan antibiotik secukupnya, apalagi ketuban sudah lama
pecah.
Inersia Uteri :
Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dektrosa 5%
dimulai dengan 12 tetes/menit, dinakikkan setiap 10-15 menit
sampai 40-50 tetes/menit. Maksud dari pemberian oksitosin
adalah supaya serviks dapat membuka.
Pemberian oksitosin tidak usah terus-menerus, sebab bila tidak
memperkuat His setelah pemberian beberapa lama, hentikan
dulu dan ibu di anjurkan beristirahat. Pada malam hari, berikan
obat penenang, misalnya valium 10 mg dan besoknya dapat
diulangi pemberian oksitosin drips.
Bilan inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis, maka
sebaiknya silahkan seksio sesarea.
Bila semula His kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri
sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung lebih dari 24
jam pada primi dan 18 jam pada multi, tidak ada gunanya
memberikan oksitosin drips, sebaiknya partus segera
diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi
obstetri lainnya (ekstrasi vacum atau forsep atau seksio
sesarea).
Tetani Uteri :
DISTOSIA Page 13
Berikan obat seperti morfin, luminal, dsb, asal janin tidak akan
lahir dalam waktu dekat (4-6 jam) kemudian.
Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus diselesaikan
dengan seksio sesarea.
Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan
karena janin lahir tiba-tiba dan cepat.
DISTOSIA Page 14
6. Indikasi Merujuk
DISTOSIA Page 15