Anda di halaman 1dari 17

Hubungan Obesitas dan Faktor-Faktor Pada Individu dengan Kejadian

Osteoarthritis Genu
The Relation of Obesity and Individual Factors with Knee Osteoarthritis

ABSTRAK
Osteoarthritis merupakan penyakit paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia.
Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor risiko yang meningkatkan kejadian osteoarthritis genu
adalah obesitas. Faktor-faktor pada individu seperti umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan
kebiasaan merokok merupakan faktor resiko terjadinya osteoarthritis genu. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan obesitas dan faktor-faktor pada individu dengan
kejadian osteoartrhritis genu di Rumah Sakit Islam Surabaya. Penelitian ini adalah
observasional dengan rancangan case control. Besarnya sampel adalah 64 yang terdiri dari 32
kelompok kasus dan 32 kelompok kontrol yang datang ke unit radiologi Rumah Sakit Islam
Surabaya untuk foto X-ray. Variabel terikat adalah kejadian osteoarthritis genu. Variabel
bebas adalah obesitas, jenis kelamin, umur,
aktivitas fisik, kebiasaan merokok. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan form
pengukuran BMI . Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan α=0,05 dan untuk
mengetahui besar resiko atau Oods Ratio (OR) menggunakan Statcalc pada program epiinfo.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian
osteoarthritis genu dengan obesitas (p=0,001,OR=7,20), umur (p=0,012,OR=3,67), jenis
kelamin (p=0,005,OR=4,69). Untuk karakteristik kebiasaan merokok (p=0,268,OR=0,56) dan
aktivitas fisik (p=0.919,OR=0,71) tidak berhubungan dengan kejadian osteoarthritis genu di
Rumah Sakit Islam Surabaya. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada hubungan antara
obesitas dengan kejadian osteoarthritis genu di Rumah Sakit Islam Surabaya. Faktor risiko
osteoarthritis genu seperti umur dan jenis kelamin mempunyai hubungan dengan kejadian
osteoartritis genu, sedangkan faktor risiko aktivitas fisik dan kebiasaan merokok tidak
berhubungan dengan kejadian osteoarthritis genu.

Kata kunci : Osteoarthritis genu, obesitas, faktor-faktor pada individu.

ABSTRACT
Osteoarthritis represent disease at most found in the world, including in Indonesia. This
disease cause pain in bone and disability at patient so disturb everyday activity. One of
removed occurrence of knee Osteoarthritis was obesity. Other factors like age, gender,
physical activity, and habit smoke were risk factors of knee Osteoarthritis . This research was
the relationship of obesitas and individuals factors with occurrence knee osteoarthritis at
Surabaya Islamic Hospital. The methods of this research was an observation with case control
design. Level of sampel was 64 which consist of 32 case group and 32 control group from
incomed patient to radiology unit Islamic Hospital Surabaya for X-Ray photo. The dependent
variable was occurence
of knee osteoarthritis . The independent variables were obesity, gender, age, physical activity,
habit smoke. The instrument used was a questionnaire and form BMI measurement. Data
analysis used Chi-Square test with α=0,05 and to know oods ratio (OR) used statclac. The
results showed significant relationship between occurence of knee osteoartritis with obesity
(p=0,001,OR=7,20), age (p=0,012,OR=3,67) , gender (p=0,005,OR=4,69). For the
characteristic of habit smoke (p=0,268,OR=0,56) and physical activity (p=0.919,OR=0,71)
were’nt associated with occurence of knee Osteoarthritis at Surabaya Islamic Hospital. The
conclusion there is relationship between obesity with knee osteoarthritis at Surabaya Islamic
Hospital. Risk factor knee osteoarthritis like gender and age also there were relation with
occurence of knee osteoarthritis , for the risk factor of physical activity and habit smoke
were’nt relation with occurence of knee osteoarthritis.
Keyword : Knee osteoarthritis, obesity, individual factors

PENDAHULUAN yang berkembang lambat dan tidak diketahui


Osteoarthitis (OA) merupakan penyakit sendi penyebabnya, meskipun terdapat beberapa
kronik degeneratif, gangguan yang tidak faktor resiko yang berperan. Keadaan ini
diketahui penyebabnya yang ditandai dengan berkaitan dengan usia lanjut. Kelainan utama
menurunnya kekompakan tulang kartilago pada osteoarthritis, genu adalah hilangnya
secara bertahap (Haq et al., 2003). progresif articular tulang rawan sendi, diikuti
Osteoarthritis oleh American College of dengan penebalan tulang subkondral,
Rheumatology diartikan sebagai kondisi pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan
dimana terdapat gejala kecacatan pada peradangan ringan didasarkan pada anamnesis
integritas articular tulang rawan yang ditandai yaitu riwayat penyakit, gambaran klinis dari
dengan perubaha kapsula sendi . Osteoarthritis pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan
biasanya mengenai sendi penopang berat radiologis. Anamnesis terhadap pasien
badan (weight bearing) misalnya pada osteoartritis genu umumnya mengungkapkan
panggul, lutut, vertebra, tetapi dapat juga keluhan-keluhan yang sudah lama, tetapi
mengenai bahu, sendi-sendi jari tangan, dan berkembang secara perlahan-lahan.
pergelangan kaki (Carlos, 2013). Terdapat 2 Keluhankeluhan pasien meliputi nyeri sendi
kelompok osteoarthritis, yaitu osteoarthritis, yang merupakan keluhan utama yang
primer dan osteoarthritis, sekunder. membawa pasien ke dokter, hambatan gerakan
Osteoartritis primer tidak memiliki hubungan sendi, kaku pagi yang timbul setelah
dengan penyakit sistemik maupun perubahan imobilitas, pembesaran sendi, dan perubahan
lokal pada sendi. Osteoarthritis sekunder gaya berjalan pada sinovium, sehingga tulang
adalah osteoarthritis, yang didasari adanya rawan sendi dan tulang subkondral
faktor patologi predisposisi, idiopatik bersebelahan sehingga terjadi tidemark
osteoarthritis, adalah radang sendi yang paling (pengapura tulang rawan sendi) (Goldring,
banyak dan umumnya adalah suatu penyakit 2006).
progresif yang mempengaruhi 60% laki-laki Diagnosis osteoarthritis biasanya Gambaran
dan 70% wanita di atas umur 65 tahun dengan berupa penyempitan celah sendi yang
menghabiskan biaya ekonomi yang besar asimetris, peningkatan densitas tulang
bersaing dengan penyakit jantung iskemik subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir
(Bromer et al., 2007 ). sendi, dan perubahan struktur anatomi sendi
Osteoarthritis genu adalah suatu penyakit dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis
sendi degeneratif yang berkaitan dengan yang menggunakan pemeriksaan foto polos (
kerusakan kartilago sendi lutut, merupakan Haq et al., 2003). Berdasarkan Riset
suatu penyakit kerusakan tulang rawan sendi Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
prevalensi penyakit sendi secara nasional vertebra, tetapi dapat juga mengenai bahu,
sebesar 30,3% dan prevalensi berdasarkan sendi-sendi jari tangan, dan pergelangan kaki
diagnosis tenaga kesehatan adalah 14%. (Carlos, 2013). Sebuah laporan studi baru
Menurut provinsi, prevalensi penyakit sendi diterbitkan CDC pada tahun 2009 bahwa
tertinggi dijumpai di Provinsi Papua Barat risiko seumur hidup dari gejala radang sendi
(28,8%) dan terendah di Sulawesi Barat lutut (osteoarthritis genu) mungkin hampir
(7,5%). Cakupan diagnosis penyakit sendi oleh satu dari dua, atau 46%. Terjadinya
tenaga kesehatan di setiap provinsi umumnya osteoarthritis genu dipengaruhi oleh faktor-
sekitar 50% dari seluruh kasus yang faktor resiko yaitu usia, jenis kelamin ,
ditemukan. Prevalensi penyakit sendi menurut ras/etnis, genetik, trauma lutut, obesitas,
jenis kelamin di Indonesia cenderung lebih kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kebiasaan
tinggi pada perempuan. Prevalensi olahraga (Haq et al., 2003).
osteoarthritis genu di Indonesia, mencapai 5% Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 (SKRT) tahun 2001 pada kelompok penduduk
tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Di umur 18 tahun ke atas terdapat 10,0% total
Indonesia osteoartritis genu prevalensinya penduduk di Indonesia yang mempunyai berat
cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% badan berlebih dan 11,7% total penduduk
pada wanita (Dinkes, RI, 2007). Penyakit Indonesia yang mengalami obesitas
osteoarthritis menyebabkan nyeri dan berdasarkan pengukuran IMT (Dinkes, RI,
disabilitas pada penderita sehingga 2001). Metode untuk mengukur obesitas
mengganggu aktivitas sehari-hari. Penelitian diantaranya : mengukur lemak bawah kulit
epidemiologi dari Petersson et al. (1997) ( TLBK ), mengukur lingkar lengan atas
menemukan bahwa prevalensi untuk ( LILA), dan menggunakan BMI (Adiningsih,
osteoarthritis, genu untuk usia 18-24 tahun dkk, 2012). Menurut WHO tahun 2005 cara
sebesar 14,2% untuk pria dan 12,7% untuk paling sederhana untuk menilai obesitas adalah
wanita. Pada kelompok usia dewasa 55-59 dengan cara BMI.
tahun prevalensi osteoarthritis genu sebesar BMI adalah nilai yang diambil dari
17% pada pria dan 23% pada wanita, perhitungan antara berat badan (BB) dan
sedangkan pada usia diatas 60 tahun rata-rata kuadrat tinggi badan (TB) seseorang, BMI
15% mengalami masalah osteoarthritis kronik dipercayai dapat menjadi indikator atau
pada lutut. Inggris dan Wales, antara 1,3 dan mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh
1,75 juta orang memiliki gejala osteoarthritis. seseorang. BMI tidak mengukur lemak tubuh
Data dari Arthritis Research menunjukkan secara langsung, tetapi penelitian
bahwa 550 000 orang di Inggris memiliki menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan
osteoarthritis lutut parah dan dua juta orang pengukuran secara langsung lemak tubuh
mengunjungi dokter umum pada tahun lalu seperti underwater weighing dan dual energy
karena osteoarthritis. Lebih dari 80 000 terjadi x-ray absorbtiometry merupakan altenatif
pergantian hip atau lutut pada tahun 2000 di untuk tindakan pengukuran lemak tubuh
Inggris dengan biaya £ 405.000.000. karena murah serta metode skrining kategori
Osteoarthritis merupakan penyebab kecacatan berat badan yang mudah dilakukan (CDC,
(seperti jalan dan tangga mendaki) pada orang 2007). BMI lebih sederhana untuk mengukur
tua di negara barat nomor dua setelah penyakit kelebihan berat badan sehingga individu bisa
kardiovaskular. Pada kelompok orang yang melakukan pengukuran sendiri dirumah dan
berumur lebih dari 60 tahun sekitar 10%-15% pada penelitian ini katagori obesitas dilakukan
mmemiliki beberapa derajat osteoarthritis ( dengan pengukuran BMI pada responden.
Haq et al., 2003). Osteoarthritis biasanya Salah satu faktor resiko dari osteoarthritis
mengenai sendi penopang berat badan (weight genu adalah obesitas atau kegemukan dan
bearing) misalnya pada panggul, lutut, orang
yang mengalami obesitas rentan terhadap dengan kejadian Osteoarthritis genu di Rumah
terjadinya osteoarthritis genu bila terjadi Sakit Islam Surabaya. Tujuan khususnya yaitu:
cedera pada lutut akibat menopang berat badan Menganalisis bahwa kelebihan berat badan
yang berlebih. Obesitas adalah dimana kondisi merupakan salah satu faktor risiko
tubuh dalam keadaan gizi lebih dari zat-zat osteoarthritis genu di Rumah Sakit Islam
makronutrien (karbohidrat, protein, dan Surabaya. Mengidentifikasi faktor-faktor
lemak). Pola makan yang tidak teratur, serta di risiko lain ( umur, jenis kelamin, kebiasaan
dukung dengan aktifitas yang kurang membuat merokok, aktivitas fisik) sebagai penyebab
asupan makanan yang dimakan mengendap terjadinya Osteoarthritis genu di Rumah Sakit
dalam tubuh tanpa pembakaran penuh. Itu Islam Surabaya.
adalah salah satu penyebab terjadinya obesitas. METODE
Obesitas saat ini disebut sebagai the New Pada penelitian ini, studi penelitian yang
World Syndrome, angka kejadiannya terus dipakai adalah penelitian observasional
meningkat dimana-mana. Di seluruh dunia, dengan rancang bangun case control, dengan
kini dilaporkan ada lebih dari satu miliar orang memilih kelompok-kelompok penelitian
dewasa dengan berat badan lebih (gemuk), dan berdasarkan status penyakit, satu kelompok
paling sedikit ada 300 juta orang yang masuk dengan penyakit (kasus) dan kelompok lainnya
kategori obesitas (BMI di atas 30), Banyak tanpa penyakit (kontrol) kemudian memeriksa
penyakit dapat dikaitkan dengan obesitas, secara retrospektif status paparan antara
misalnya Diabetes mellitus, hipertensi, kelompok kasus maupun kontrol, Studi kasus
penyakit jantung koroner, osteoarthritis, kontrol lebih efisien daripada studi kohor jika
stroke, bahkan beberapa penyakit kanker. untuk mempelajari berbagai kemungkinan
Biasanya obesitas timbul karena jumlah kalori faktor risiko penyakit-penyakit langka, Disain
yang masuk melalui makanan lebih banyak tersebut dipilih karena sesuai dengan tujuan
daripada kalori yang dibakar (WHO, 2008). penelitian, yaitu membuktikan faktor-faktor
Penyakit osteoarthritis genu di Rumah Sakit risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya
Islam Surabaya merupakan penyakit nomor suatu penyakit (Murti, 1997). Waktu penelitian
tiga yang terbanyak setelah penyakit dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai
kardiovasculer dan penyakit respiratori bulan Juli 2013.
system. Prevalensi osteoarthritis genu di Penelitian ini dilakukan di unit radiologi dan
Rumah Sakit Islam Surabaya cukup tinggi unit rekam medis Rumah Sakit Islam
sekitar 10,3% pada tahun 2012 dilihat dari Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah pasien yang melakukan pemriksaan semua pasien Rumah Sakit Islam Surabaya
foto roengent. Dilihat dari pengamatan dan yang datang ke unit radiologi untuk foto x-ray.
data catatan medis, pasien yang datang untuk Besar sampel keseluruhan adalah sebanyak 64
melakukan foto roengent dengan klinis pasien yang terdiri dari 32 kelompok kasus
osteoarthritis genu sebagian besar mempunyai dan 32 kelompok kontrol. Kelompok kasus
berat badan lebih. Faktor resiko lain seperti adalah seluruh pasien dengan diagnosis klinis
umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kebiasaan menderita osteoarthritis genu yang dipertegas
merokok juga berperan terjadinya dengan hasil x-ray rontgen dan tercatat di
osteoarthritis genu. Berdasarkan uraian diatas, catatan medis Rumah Sakit Islam Surabaya
maka penulis tertarik untuk membuat dan kelompok kontrol adalah seluruh pasien
penelitian tentang hubungan obesitas dan dengan diagnosis klinis tidak menderita
faktorfaktor pada individu yang berkaitan osteoarthritis genu yang dipertegas dengan
dengan kejadian osteoathritis genu di Rumah hasil x-ray rontgen dan tercatat di catatan
Sakit Islam Surabaya. Tujuan penelitian ini medis Rumah Sakit Islam Surabaya.
untuk mengetahui hubungan antara obesitas
(pengukuran BMI)
Pengambilan sampel pada penelitian ini bahwa antara kelompok kasus dibanding
dilakukan secara systematic random sampling. kelompok control nilainya 1: 1.
Varabel pada penelitian ini dibagi menjadi dua Distribusi Nilai BMI Responden
yaitu : variabel dependen adalah kejadian Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 6
osteoarthritis genu, variabel independen adalah pasien atau 9,4% yang tergolong underweight
nilai BMI pasien, umur, jenis kelamin, dengan BMI kurang dari 18,5 kg/m2, terdapat
kebiasaan merokok, aktivitas fisik sebagai 14
faktor resiko osteoarthritis genu. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pasien atau 21,9% yang tergolong overweight
data primer didapat dari wawancara secara dengan BMI antara 25,5 hingga 29,9 kg/m2 ,
langsung dengan responden menggunakan terdapat 19 pasien atau 29,7% yang tergolong
kuisioner untuk mengetahui karakteristik normal dengan BMI antara 18,5 hingga 24,9
responden yang meliputi nama, umur, jenis kg/m2, , dan terdapat 25 pasien atau 39,1%
kelamin dan gaya hidup yang meliputi yang tergolong obese dengan BMI lebih dari
kebiasaan merokok, aktivitas fisik sehari-hari. 30 kg/m2. Hasil ini menginformasikan bahwa
Pengukuran BMI dilakukan langsung pada sebagian besar pasien yang menjadi subjek
pasien dengan diagnosis klinis osteoarthritis penelitian mempunyai nilai BMI lebih dari 30
genu dengan cara mengukur tinggi badan dan kg/m2 atau mengalami obesitas.
menimbang berat badan dengan alat ukur Distribusi Umur Responden
Height Smic. Hasil tinggi badan dan berat Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 30
badan dicatat ke form pengukuran BMI yang pasien atau 46,9% berumur >55 tahun,
diisi oleh peneliti. Data sekunder meliputi terdapat 34 pasien atau 53.1% berumur 25-55
berat badan dan tinggi badan yang terdahulu, tahun. Hasil ini menginformasikan bahwa
diperoleh dari catatan medis pasien. Teknik sebagian besar pasien yang menjadi subjek
analisis data menggunakan Chi – Square untuk penelitian berumur >55 tahun dan dapat
mencari hubungan dengan menggunakan diketahui bahwa responden untuk kejadian
tingkat kemaknaan α= 0,05 dengan p = 0,05 osteoarthritis sebagian besar terjadi pada
(95% CI) yang diuji pada masing-masing usia lanjut.
variabel dengan menggunakan alat bantu Distribusi Jenis Kelamin Responden
komputer. Untuk mencari angka resiko atau Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 25
Odds Ratio (OR) menggunakan statcalc pada pasien atau 39,1% berjenis kelamin laki-laki,
program epi info. sedangkan yang berjenis kelamin perempuan
HASIL ada 39 pasien atau 60,9%. Hasil ini
Analisis Deskriptif menginformasikan bahwa sebagian besar
Distribusi Kejadian Osteoarthritis Genu pasien yang menjadi subjek penelitian adalah
Subjek pada penelitian ini adalah 64 pasien perempuan.
Rumah Sakit Islam Surabaya yang datang ke Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di
unit radiologi untuk foto x-ray, yang terbagi Rumah Sakit Islam Surabaya Tahun 2013
dalam kelompok kasus dan kelompok kontrol. Variabel Katagori N %
Berdasarkan Tabel 1 diketahui terdapat 32
pasien atau 50% yang positif terkena
osteoarthritis genu, sedangkan yang tidak
positif terkena osteoarthritis genu ada 32
pasien atau 50%. Pasien yang positif
mengalami osteoarthritis genu sebagai
kelompok kasus, sedangkan pasien yang tidak
positif mengalami osteoarthritis genu sebagai
kelompok kontrol, sehingga dapat diketahui
Distribusi Kebiasaan Merokok Responden lebih banyak yang obesitas. Hasil analisis chi
Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 13 square menunjukan bahwa nilai p value =
pasien atau 20,3% merupakan perokok ringan 0,001 menunjukkan bahwa variabel obesitas
yang dalam sehari menghabiskan kurang dari mempunyai nilai p kurang dari tingkat
10 batang rokok, sedangkan 51 pasien lainnya kemaknaan α=0,05, maka H0 ditolak dan
atau 79,7% tidak memiliki kebiasaan merokok. disimpulkan bahwa ada hubungan antara
Tidak ada pasien yang tergolong perokok berat obesitas dengan kejadian Osteoarthritis genu.
yang menghabiskan lebih dari 20 batang rokok Hasil OR= 0,000 menunjukkan bahwa
per hari, dan tidak ada pasien yang tergolong untuk katagori BMI underweight undefinited
perokok sedang yang menghabiskan 10 hingga karena tidak ditemukan pasien yang
20 batang rokok per hari. Hasil ini underweight pada kelompok kasus. Pada BMI
menginformasikan bahwa sebagianbesar overweight didapatkan nilai odds ratio sebesar
pasien yang menjadi subjek penelitian bukan 5,04 menunjukkan bahwa nilai OR untuk BMI
perokok.
Distribusi Aktivitas Fisik Responden
Berdasarkan tabel 1 diketahui terdapat 37
pasien atau 57,8% yang mempunyai aktivitas
fisik ringan dengan nilai PAL antara 1,40
hingga 1,69, terdapat 20 pasien atau 31,3%
yang mempunyai aktivitas fisik sedang dengan
nilai PAL antara 1,70 hingga 1,99, hanya 7
pasien atau 10,9% yang mempunyai aktivitas
fisik berat dengan nilai PAL antara 2,00
hingga 2,39. Hasil ini menginformasikan
bahwa sebagian besar pasien yang menjadi
subjek penelitian tergolong mempunyai
aktivitas fisik ringan.
Hubungan Antara Karakteristik dengan
Kejadian Osteoartritis Genu
Analisis data secara analitik dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara obesitas dan
faktor-faktor pada individu yang meliputi :
umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok,
aktivitas fisik dengan kejadian osteoarthritis
genu di Rumah Sakit Islam Surabaya dapat
dilihat seperti pada tabel 2.
Hubungan Obesitas Dengan Kejadian
Osteoarthritis Genu
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa pada
kelompok yang positif osteoarthritis genu
sebagian besar ( 56,3% ) mempunyai nilai
BMI obese. Pada kelompok yang tidak positif
osteoarthritis genu sebagian besar ( 43,8% )
yang mempunyai nilai BMI normal. Hasil ini overweight tidak bermakna yang berarti risiko
menunjukkan bahwa pasien tidak osteoarthritis untuk terjadinya osteoarthritis genu pada
genu lebih banyak dengan BMI normal responden dengan BMI normal dengan BMI
sedangkan pasien yang osteoarthritis genu overweight sama. Pada BMI Obese didapatkan
nilai odds ratio sebesar 7,20 yang berarti kemaknaan α=0,05, maka H0 ditolak dan
responden dengan BMI obese memiliki risiko disimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis
7,20 kali untuk terkena OA genu dibandingkan kelamin dengan kejadian Osteoarthritis genu.
dengan responden dengan BMI normal. Hasil perhitungan nilai odds ratio sebesar 4,59
Hubungan Umur Dengan Kejadian yang berarti responden dengan jenis kelamin
Osteoarthritis Genu perempuan memiliki risiko 4,59 kali untuk
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa terkena osteoarthritis genu dibandingkan
pada kelompok yang positif osteoarthritis genu dengan responden dengan jenis kelamin laki-
sebagian besar ( 62,5% ) pada usia >55 tahun laki. Berdasarkan hasil analisis statistik di atas
Pada kelompok yang tidak positif menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan
osteoarthritis genu sebagian besar ( 58,1% ) faktor risiko osteoarthritis genu dan jenis
pada usia 25-55 tahun. Hasil ini menunjukkan kelamin
bahwa pasien positif osteoarthritis genu lebih perempuan lebih berisiko dibandingkan
banyak pada usia >55 tahun sedangkan pasien dengan
yang tidak positif osteoarthritis genu lebih jenis kelamin laki-laki.
banyak pada usia 25-55 tahun. Hasil analisis Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian
chi square menunjukan bahwa nilai p value = Osteoarthritis Genu
0,012 menunjukkan bahwa variabel umur Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada
mempunyai nilai p kurang dari tingkat kelompok yang positif osteoarthritis genu
kemaknaan α=0,05, maka H0 ditolak dan sebagian besar (84,4%) bukan perokok. Pada
disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur kelompok yang tidak positif osteoarthritis
dengan kejadian Osteoarthritis genu. Hasil genu sebagian besar ( 75,0% ) bukan perokok.
pehitungan odds ratio sebesar 3,67 yang Hasil ini menunjukkan bahwa pasien yang
berarti responden dengan usia > 55 tahun positif osteoarthrritis genu dan yang tidak
beresiko 3,67 kali untuk terkena osteoarthritis positif osteoarthrritis genu sama-sama
genu dibandingkan dengan usia 25-55 tahun. sebagian besar adalah bukan perokok. Hasil
Berdasarkan hasil analisis statistik analisis chi square menunjukan bahwa nilai p
menunjukkan bahwa umur merupakan faktor value = 0,268 menunjukkan bahwa variabel
resiko osteoarthritis genu dan semakin tua usia obesitas mempunyai nilai p lebih besar dari
semakin beresiko untuk terjadi osteoarthritis tingkat kemaknaan α=0,05, maka H0 diterima
genu. dan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian antara kebiasaan merokok dengan kejadian
Osteoarthritis Genu Osteoarthritis genu. Nilai OR untuk perokok
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada ringan dan bukan perokok tidak bermakna.
kelompok yang positif osteoarthritis genu Risiko untuk terjadinya osteoarthritis genu
sebagian besar ( 78,1%) yang berjenis kelamin pada responden dengan kebiasaan merokok
perempuan. Pada kelompok yang tidak positif yang tergolong perokok ringan dan yang
osteoarthritis genu sebagian besar ( 56,2%) bukan perokok sama untuk terjadi
yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil ini osteoarthritis genu.
menunjukkan bahwa pasien positif Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
osteoarthritis genu lebih banyak yang berjenis Osteoarthritis Genu
kelamin perempuan sedangkan pasien yang Berdasarkan Tabel 2 diketahui pada
tidak positif osteoarthritis genu lebih banyak kelompok yang positif osteoarthritis genu
yang berjenis kelamin laki-laki. Hasil analisis sebagian besar (31,3%) yang melakukan
chi square menunjukan bahwa nilai p value = aktivitas fisik sedang. Pada kelompok yang
0,005 menunjukkan bahwa variabel jenis tidak positif osteoarthritis genu sebagian besar
kelamin mempunyai nilai p kurang dari tingkat ( 56,2% ) yang melakukan aktivitas ringan.
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien yang
positif osteoarthritis genu lebih banyak yang dari dua, atau 46%. Para penulis penelitian
melakukan aktivitas fisik sedang sedangkan juga menemukan bahwa hamper dua dari tiga
pasien yang tidak positif osteoarthritis genu orang dewasa obesitas dapat mengembangkan
lebih banyak yang melakukan aktivitas fisik osteoarthritis lutut menyakitkan selama masa
sedang. Hasil analisis chi square menunjukan hidup mereka. Faktor Resiko untuk
bahwa nilai p value = 0,919 menunjukkan osteoarthritis genu adalah obesitas dan
bahwa variabel aktivitas fisik mempunyai nilai major injury. Pekerjaan berat yang
p lebih besar dari tingkat kemaknaan α=0,05, menggunakan kerja lutut lebih berat
maka H0 diterima dan disimpulkan bahwa meningkatkan resiko osteoarthritis genu,
tidak ada hubungan antara aktivitas fisik Umumnya bertambah berat dengan semakin\
dengan kejadian Osteoarthritis genu. beratnya penyakit sampai sendi menjadi
Berdasarkan nilai OR yang didapat dari hasil kontraktur, Hambatan gerak dapat konsentris
analisis statistik menunjukkan bahwa nilai (seluruh arah gerakan ) maupun eksentris
untuk katagori aktivitas fisik tidak bermakna. (salah satu arah gerakan saja ) Kartilago
Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan tidak mengandung serabut saraf dan
kebiasaan melakukan aktivitas fisik ringan, kehilangan kartilago pada sendi tidak diikuti
aktivitas sedang, dan aktivitas berat dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat
mempunyai resiko yang sama untuk terjadinya diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada
osteoarthritis genu. osteoarthritis berasal dari luar kartilago.
PEMBAHASAN Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien.
Hubungan Antara Obesitas Dengan Nyeri biasanyabertambah dengan gerakan dan
Kejadian sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
Osteoarthritis Genu gerakan dan tertentu terkadang dapat
Hasil yang didapat dari analisis uji menimbulkan rasa nyeri yang melebihi
statistik menunjukkan bahwa ada hubungan gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan
antara obesitas dengan kejadian osteoarthritis meski osteoarthritis masih tergolong dini
genu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (secara radiologis ) ( Felson dan Zhang(b),
obesitas merupakan faktor resiko osteoarthritis 2000). Menurut WHO tahun 2008 , Obesitas
genu , penelitian sebelumnya yang dilakukan meningkatkan risiko terjadinya sejumlah
oleh Pratiwi (2007) menghasilkan nilai OR= penyakit menahun seperti: Penyakit
2,72 untuk penderita osteoarthritis genu yang kardiovascular (serangan jantung dan stroke)
mengalami obesitas berat. Hasil ini senada dimana merupakan penyakit tertinggi
dengan hasil penelitian yang telah penyebab kematian di tahun 2008; Diabetes ;
dilakukannya , dimana besar risiko obesitas penyakit Musculoskeletal (terutama
untuk terserang osteoarthritis lutut berkisar osteoarthritis, penyakit degenerative paling
antara 5 – 12 kali dan pasien osteoarthritis tinggi penyebab kelumpuhan sendi) ; kanker (
lutut dengan obesitas mengalami peningkatan endometrium, payudara, colon ). Obesitas
rasa nyeri yang pada daerah persendian lutut merupakan faktor risiko terkuat yang dapat
dibandingkan dengan pasien yang kurang dimodifikasi. Pada orang yang mengalami
obesitas. Berdasarkan dua hal tersebut dapat obesitas berat badan akan lebih bertumpu dan
dikatakan bahwa obesitas merupakan salah mengakibatkan peningkatan beban pada sendi
satu faktor yang meningkatkan intensitas rasa lutut saat berjalan. Studi di Chingford
nyeri yang dirasakan pada lutut pasien menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan
osteoarthritis. Sebuah laporan studi baru Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 2 unit
diterbitkan CDC pada tahun 2009 bahwa (kirakira 5 kg berat badan), odds rasio untuk
risiko seumur hidup dari gejala radang sendi menderita
lutut (osteoarthritis) mungkin hampir satu
osteoarthritis lutut secara radiografik memungkinkan cairan sinovial mengisi celah
meningkat sebesar 1,36 poin. Penelitian yang terdapat pada kartilago dan membentuk
tersebut menyimpulkan bahwa semakin berat kista subkondral. Osteofit yang terbentuk pada
tubuh akan meningkatkan risiko menderita permukaan sendi dapat terjadi akibat
osteoarthritis lutut. Kehilangan 5 kg berat proliferasi pembuluh darah di tempat rawan
badan akan mengurangi risiko osteoarthritis sendi berdegenerasi, kongesti vena yang
lutut secara simtomatik pada wanita sebesar disebabkan perubahan sinusoid sumsum
50%. Demikian juga peningkatan risiko yang tertekan oleh kista subkondral, atau
mengalami osteoarthritis lutut yang progresif karena rangsangan serpihan rawan sendi
tampak pada orang-orang yang kelebihan berat kemudian terjadi sinovitis sehingga tumbuh
badan. Diagnosis osteoarthritis genu biasanya osteofit pada tepi sendi, perlekatan ligamen
didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat atau tendon dengan tulang. Dengan kata lain,
penyakit, gambaran klinis dari pemeriksaan osteoarthritis lutut pada seseorang yang gemuk
fisik dan hasil dari pemeriksaan radiologis. terjadi karena sebab mekanik adanya sendi
anamnesis terhadap pasien osteoartritis lutut menahan beban lebih.
genu umumnya mengungkapkan keluhan- Hubungan Umur dengan Kejadian
keluhan yang sudah lama, tetapi berkembang Osteoarthritis Genu
secara perlahan-lahan. Keluhan-keluhan Hasil yang didapat dari analisis uji statistik
pasien meliputi nyeri sendi yang merupakan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
keluhan utama yang membawa pasien ke umur dengan kejadian osteoarthritis genu
dokter, hambatan gerakan sendi, kaku pagi dengan nilai OR = 3,67 , dari hasil penelitian
yang timbul setelah imobilitas, pembesaran ini menunjukkan bahwa semakin tua usia
sendi, dan perubahan gaya berjalan. Gambaran semakin berisiko untuk terjadinya
berupa penyempitan celah sendi yang osteoarthritis genu. Proses penuaan
asimetris, peningkatan densitas tulang dianggap sebagai penyebab peningkatan
subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir kelemahan di sekitar sendi, penurunan
sendi, dan perubahan struktur anatomi sendi kelenturan sendi kalsifikasi tulang rawan dan
dapat ditemukan pada pemeriksaan radiologis menurunkan fungsi kondrosit yang semuanya
yang menggunakan pemeriksaan foto polos mendukung terjadinya osteoarthritis Studi
genu pada pasien. Terapi pada penderita mengenai kelenturan pada osteoarthritis telah
osteoarthritis dengan obesitas diharapkan menemukan bahwa terjadi penurunan
dengan cara penurunan berat badan merupakan kelenturan pada pasien usia tua dengan
tindakan yang tidak kalah penting osteoarthritis genu dan Pada orang usia lanjut
dibandingkan terapi non farmakologik lain, terapi non farmakologik sangat penting dan
terutama pada pasien-pasien obesitas. Hal ini meliputi edukasi, terapi fisik, terapi
sangat penting untuk mengurangi beban pada okupasional dan penurunan berat badan. Pada
sendi yang terserang osteoarthritis dan edukasi, yang penting adalah meyakinkan
meningkatkan kelincahan pasien waktu pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu
bergerak. Penurunan berat badan dapat tergantung pada orang lain. Walaupun
dilakukan dengan cara melakukan diet dan osteoarthritis tidak dapat disembuhkan, tetapi
latihan aerobik ( Haq et al., 2003). kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan. (Haq
Menurut Felson dan Zhang(a) (2000), et al, 2003). Menurut American college of
kegemukan yang dalam penelitian ini diwakili Rheumatology tahun 2012 tercatat bahwa
oleh IMT menyebabkan stress abnormal pada hampir setengah dari orang dewasa Amerika
sendi lutut. Stress abnormal menyebabkan mungkin mengalami gejala osteoarthritis
terjadinya perubahan biofisika yang berupa dalam setidaknya pada salah satu lutut pada
fraktur jaringan kolagen dan degradasi usia 85. Berdasarkan data WHO tahun 2008
proteoglikan. Adanya fraktur jaringan kolagen 40% penduduk dunia yang berusia lebih dari
70 tahun mengalami osteoarthritis lutut. sebagai pelindung sendi. Kartilago dilumasi
Menurut Felson dan Zhang(a) (2000), Selama oleh cairan sendi sehingga mampu
ini osteoarthritis sering dipandang sebagai menghilangkan gesekan antar tulang yang
akibat dari proses penuaan dan tidak dapat terjadi ketika bergerak. Kekakuan kartilago
dihindari. Namun telah diketahui bahwa yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai
osteoarthritis merupakan gangguan penyerap tumbukan yang diterima sendi.
keseimbangan dari metabolisme kartilago Perubahan pada sendi sebelum timbulnya
dengan kerusakan struktur yang penyebabnya osteoarthritis lutut dapat terlihat pada
masih belum jelas diketahui. Kerusakan hilangnya kartilago. Kartilago menjadi
tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme berkuran seiring dengan degenerative tulang
perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa dan bertambahnya umur seseorang.
mekanisme lain sehingga pada akhirnya Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian
menimbulkan cedera. Mekanisme pertahanan Osteoarthritis Genu
sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu : Hasil yang didapat dari analisis uji statistik
Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf menunjukkan bahwa ada hubungan antara
sensori aferen dan tulang di dasarnya . jenis kelamin dengan kejadian osteoarthritis
Kapsula dan ligamen-ligamen sendi genu. Nilai OR adjusted = 4,59 yang
memberikan batasan pada rentang gerak menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan
(Range of motion) sendi . Cairan sendi berisiko 4,69 kali terkena OA genu
(sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
pada permukaan sendi sehingga mencegah Osteoarthritis di dunia barat menempati urutan
terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. keempat dampak kesehatan pada wanita dan
Protein yang disebut dengan lubricin ke delapan pada pria. Pada penelitian
merupakan protein pada cairan sendi yang menunjukkan bahwa perempuan memiliki
berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan risiko lebih tinggi menderita osteoarthritis
berhenti disekresikan apabila terjadi cedera genu dibandingkan laki-laki. Hal ini
dan peradangan pada sendi . Ligamen, disebabkan bahwa responden wanita yang
bersama dengan kulit dan tendon, menderita OA lutut berusia antara 45-65 tahun
mengandung suatu mekanoreseptor yang dimana usia lebih dari 50 tahun prevalensi
tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. perempuan lebih tinggi menderita OA
Umpan balik yang dikirimkannya dibandingkan laki-laki karena pada masa usia
memungkinkan otot dan tendon mampu untuk 50 – 80 tahun wanita mengalami pengurangan
memberikan tegangan yang cukup hormone estrogen yang signifikan saat
pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak. menopause. Umur merupakan faktor yang
Otot-otot dan tendon yang menghubungkan penting dalam hal terjadinya gangguan
sendi adalah inti dari pelindung sendi. osteoarthritis. Semakin bertambahnya umur,
Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan terutama yang disertai dengan kondisi
sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang lingkungan yang buruk serta kemungkinan
cukup pada anggota gerak untuk terkena suatu penyakit lain, maka
menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot kemungkinan terjadinya penurunan fungsi
tersebut turut meringankan stres yang terjadi sendi dapat terjadi lebih besar. Seiring dengan
pada sendi dengan cara melakukan deselerasi pertambahan umur, kekuatan imunitas tubuh
sebelum terjadi tumbukan (impact). Tumbukan juga akan menurun. Secara fisiologis dengan
yang diterima akan didistribusikan ke seluruh bertambahnya umur maka kemampuan
permukaan sendi sehingga meringankan organorgan tubuh akan mengalami penurunan
dampak yang diterima. Tulang di balik secara alamiah tidak terkecuali gangguan
kartilago memiliki fungsi untuk menyerap fungsi sendi.
goncangan yang diterima. Kartilago berfungsi
Kondisi seperti ini akan bertambah buruk osteoarthritis genu.
dengan keadaan ekonomi dan faktor-faktor Hasil penelitian ini bertentangan dengan
lain seperti kebiasaan merokok, lama paparan hasil penelitian Amin et al (2006) yang
serta riwayat penyakit yang berkaitan dengan menyatakan perokok dua kali lebih mungkin
persendian. Ratarata organ secara umum pada untuk kehilangan tulang kartilago yang
umur 30 – 40 tahun seseorang akan mengalami signifikan
penurunan dengan semakin bertambah umur dibandingkan dengan yang bukan perokok.
semakin bertambah pula gangguan yang Hubungan kebiasaan merokok terjadinya
terjadi (Haq et al. , 2003). Untuk faktor risiko dengan
jenis kelamin perempuan lebih berisiko osteoarthritis genu disebabkan karena
dibandingkan lak-laki senada dengan merokok
penelitian epidemiologi yang dilakukan dapat merusak sel dan menghambat proliferasi
Petersson et al pada tahun 1997 menemukan sel
bahwa prevalensi untuk osteoarthritis lutut tulang rawan sendi, merokok dapat
untuk usia 18-24 tahun sebesar 14,2% untuk meningkatkan
pria dan 12,7% untuk wanita, sedangkan untuk tekanan oksidan yang mempengaruhi
usia dewasa 55-59 tahun prevalensi OA lutut hilangnya
sebesar 17% pada pria dan 23% pada wanita. tulang rawan, dan merokok dapat
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meningkatkan
prevalensi osteoarthritis genu banyak terjadi kandungan karbon monoksida dalam darah
pada wanita di atas usia 55-59 tahun. Hampir yang
setengah dari orang dewasa Amerika mungkin menyebabkan jaringan kekurangan oksigen
mengalami gejala osteoarthritis dalam dan
setidaknya pada salah satu lutut pada usia 85. dapat menghambat pembentukan tulang
Osteoarthritis lutut-bentuk umum dari arthritis rawan.
yang menipis bantalan tulang rawan lutut Para perokok memiliki nyeri yang lebih tinggi
sendi-adalah penyebab utama kecacatan daripada non perokok karena nyeri pada sendi
arthritis. Pada tahun 2004, $ 14300 juta akan meningkat karena disebabkan hilangnya
dihabiskan untuk biaya rumah sakit yang tulang kartilago, merokok dapat
terkait dengan penggantian lutut total mempengaruhi
(American college of Rheumatology, 2012). stuktur lain di lutut atau mungkin memiliki
Osteoarthritis di Indonesia merupakan efek
penyakit reumatik yang paling banyak ditemui persepsi nyeri. Menurut penjelasan di atas
pada usia lanjut dibandingkan kasus penyakit kebiasaan merokok tetap dapat dikatakan
reumatik lainnya (Depkes, RI, 2007). sebagai
102 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2 faktor risiko osteoarthritis genu karena dalam
Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104 penelitian ini didapatkan hasil tidak ada
Hubungan Kebiasaan Merokok dengan hubungan
Kejadian Osteoarthritis Genu signifikan dikarenakan proporsi responden
Hasil yang didapat dari analisis uji yang
statistik menunjukkan tidak ada hubungan merokok kurang dan hanya terdapat responden
antara yang mempunyai kebiasaan merokok ringan
kebiasaan merokok dengan kejadian dan
osteoarthritis tidak merokok tidak ditemukan responden
genu. Nilai OR adjusted = 0,56 menunjukkan dengan
bahwa baik perokok ringan maupun bukan katagori mempunyai kebiasaan merokok
perokok memiliki risiko yang sama untuk sedang
terjadi
dan kebiasaan merokok berat sehingga tidak Mikroskopis, mengelupas dan fibrilasi (celah
ada vertikal) berkembang sepanjang tulang
pembanding dalam analisis data, di samping kartilago
itu artikular biasanya halus pada permukaan sendi
selain merokok juga terdapat variabel lain osteoarthritis. Seiring waktu, terjadi hilangnya
sebagai tulang kartilago pada ruang sendi. Pada orang
faktor risiko osteoarthritis genu yang berperan. yang menderita osteoarthritis, mengalami
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian kerugian terjadi kehilangan sendi pada
Osteoarthritis Genu daerahdaerah
Hasil yang didapat dari analisis uji statistik yang menahan beban tertinggi. Efek ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan berlawanan dengan arthritides inflamasi, di
antara mana
aktivitas fisik dengan kejadian osteoarthritis terjadi penyempitan celah sendi yang
genu. bersamaan.
Nilai OR yang didapat menunjukkan bahwa Erosi tulang rawan yang rusak dalam
pada kemajuan
responden yang melakukan aktivitas fisik sendi osteoartritik sampai tulang yang
ringan, mendasari
aktivitas sedang, aktivitas berat memiliki terkena. Tulang kartilago pelindung terus
risiko mengartikulasikan dengan permukaan yang
yang sama untuk terjadi OA genu. berlawanan. Akhirnya, tekanan meningkat
Menurut Haq et al (2003) oang yang melebihi kekuatan biomekanik tulang. Tulang
bekerja menggunakan kekuatan lutut memiliki subchondral merespon dengan invasi vaskular
prevalensi lebih tinggi menderita OA genu dan peningkatan cellularity, menjadi menebal
usia dan
lanjut dibandingkan pekerjaan yang tidak padat (proses yang dikenal sebagai eburnation)
banyak pada daerah tekanan. Trauma tulang
menggunakan kekuatan lutut seperti pekerjaan subchondral
yang hanya duduk. Hal ini berkaitan dengan juga dapat mengalami degenerasi kistik, yang
tekanan pada sendi lutut saat seseorang disebabkan baik nekrosis osseus sekunder
melakukan aktivitas fisik berat tersebut. untuk
Tekanan impaksi kronis atau intrusi cairan sinovial.
pada tulang rawan sendi lutut yang berlebihan Kista
secara terus menerus akan menyebabkan osteoarthritic juga disebut sebagai kista
degenerasi meniskal dan robekan yang subchondral, pseudocysts, atau geodes (istilah
memicu Eropa disukai) dan dapat berkisar dari 2
perubahan pada tulang rawan sendi lutut, sampai
sehingga 20 mm. Kista osteoarthritic dalam acetabulum.
rawan terjadi osteoarthritis genu. Menurut Pada daerah-daerah sepanjang margin
Carlos artikular,
(2003), bahwa aktivitas fisik berat vaskularisasi sumsum subchondral, metaplasia
menyebabkan tulang dari jaringan ikat sinovial, dan
tingkat proteoglikan akhirnya turun sangat perkerasan
rendah, tonjolan tulang rawan menyebabkan hasil
menyebabkan tulang kartilago untuk menjadi tidak
lunak dan kehilangan elastisitas dan sehingga teratur tulang baru (osteofit). Fragmentasi
lebih mengorbankan integritas permukaan osteofit
sendi. ini atau dari tulang kartilago artikular sendiri
menghasilkan adanya intra-artikular tubuh. dapat untuk mengukur paparan pengaruh
Seiring dengan kerusakan sendi, osteoarthritis aktivitas
juga dapat menyebabkan perubahan fisik dengan kejadian osteoarthriris genu
patofisiologis sehingga
di ligamen yang terkait dan aparat pengukuran seharusnya dilakukan secara
neuromuskular. kohort
Sebagai contoh, di lateral ligamen kolateral pada waktu sebelum terkena osteoarthritis
kelainan kompleks yang umum pada genu
osteoartritis sampai terjadi osteoarthritis genu. Dalam
lutut. Mekanisme nyeri pada osteoarthritis penelitian ini sebagian besar responden
merupakan gejala utama osteoarthritis, diduga diketahui
muncul dari kombinasi mekanisme, termasuk bahwa sehari-harinya melakukan aktivitas
Niken Enestasia dkk., Hubungan Obesitas sedang
Dan....103 sehingga hasil tidak menunjukkan tidak
yang berikut: Elevasi periosteal Osteophytic , adanya
vascular congestion tulang subchondral, yang hubungan yang signifikan dan tidak
menyebabkan peningkatan tekanan menunjukkan
intraosseous adanya pengaruh antara aktivitas fisik dan
sinovitis dengan aktivasi sinovial nociceptors kejadian osteoarthritis genu karena responden
membrane kelelahan pada otot yang melintasi tidak banyak yang melakukan aktivitas berat.
sendi akibat aktivitas berlebih pada lutut. Terapi yang tepat yang berhubungan
Menurut penjelasan di atas dapat dikatakan dengan kebiasaan aktivitas fisik dengan
bahwa aktivitas fisik termasuk faktor risiko osteoarthritis adalah dengan terapi fisik
Osteoarthritis genu. Pada penelitian ini terdiri
menunjukkan tidak hubungan antara aktivitas dari berbagai modalitas, seperti pendinginan,
fisik pemanasan, latihan atau penggunaan alat
dengan kejadian osteoarthritis genu karena bantu.
terjadi Latihan yang baik adalah yang bersifat
bias recall (bias mengingat kembali) pada penguatan
responden dan untuk pengukuran aktivitas otot, memperluas lingkup gerak sendi dan
fisik ini latihan
hanya berdasarkan aktivitas fisik yang aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada
dilakukan pasien yang tidak menjalani tindakan bedah,
responden pada 1 hari kemarin atau 1 X 24 tetapi
jam juga dilakukan pada pasien-pasien yang akan
pada waktu lampau. Untuk menaksir menjalani tindakan bedah. Dalam hal ini
pengeluaran latihan
energi dan menentukan katagori aktivitas fisik dilakukan sebelum dan sesudah tindakan
yang dilakukan dengan menggunakan nilai bedah,
Physical Activity Level (PAL) yang diperoleh sehingga pasien dapat segera mandiri setelah
dengan mengalikan PAR (Physical Activity pembedahan dan mengurangi berbagai
Ratio) komplikasi
dengan lama melakukan sebuah aktivitas akibat pembedahan Terapi kerja bertujuan agar
dibagi penderita dapat melakukan aktivitas sehari-
24 jam (WHO/FAO, 2001). Dengan hari
menggunakan seoptimal mungkin sehingga tidak tergantung
nilai PAL ( Physical Activity Level ) kurang
pada orang lain. Terapi kerja dilakukan mulai terjadinya osteoarthritis genu. Aktivitas fisik
dari tidak
penilainan aktivitas sehari-hari yang biasa ada hubungan dengan kejadian osteoarthritis
dilakukan pasien, kemudian menetukan alat- genu
alat di Rumah Sakit Islam Surabaya dengan nilai
bantu apa yang diperlukan oleh pasien agar odds
dapat ratio untuk aktivitas fisik adalah 0,71 yang
melakukan aktivitas sehari-hari seperti berarti
sebelum bahwa responden yang mempunyai kebiasaan
sakit (Haq et al., 2003). melakukan aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik
KESIMPULAN DAN SARAN sedang, dan aktivitas fisik berat mempunyai
Kesimpulan resiko
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa yang sama untuk terjadinya osteoarthritis
ada hubungan antara obesitas dengan kejadian genu.
osteoarthritis genu di Rumah Sakit Islam Untuk aktivitas fisik terjadi recall bias (bias
Surabaya dengan nilai odds ratio sebesar 7,20 mengingat kembali) karena pengukuran
yang berarti bahwa obesitas merupakan faktor dilakukan
risiko terjadinya OA genu dan risiko pada 1 X 24 jam pada waktu lampau.
terjadinya Saran
osteoarthritis genu pada orang yang obesitas Bagi pelayanan kesehatan : Melakukan
7,20 skrining awal untuk waspadai gejala awal
kali dibanding dengan orang dengan nilai BMI timbulnya osteoarthritis genu seperti nyeri
normal. Umur berhubungan dengan kejadian sendi,
osteoarthritis Genu di Rumah Sakit Islam kekakuan, kelemahan otot, pembengkakan,
Surabaya dengan nilai odds ratio sebesar 3,67 deformasi sendi/ pembesaran sendi,
yang berarti bahwa umur > 55 tahun berisiko pengurangan
3,67 rentang gerak dan fungsi pergerakan sendi,
kali untuk terjadi osteoarthritis genu adanya
dibandingkan suara retakan dan deritan (krepitus), dan
usia 25-55 tahun. Jenis kelamin berhubungan memberikan penyuluhan kepada pasien supaya
dengan kejadian osteoarthritis genu di Rumah menghindari faktor-faktor risiko osteoarthritis
Sakit Islam Surabaya dengan nilai odds ratio genu terutama obesitas dengan jalan menjaga
sebesar 4,69 yang berarti bahwa jenis kelamin berat badan dan pola makan sehari-hari,
perempuan berisiko 4,69 kali untuk terjadinya 104 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 2
osteoarthritis genu dibandingkan dengan jenis Nomor 1, Januari 2014, hlm. 93-104
kelamin laki-laki. Kebiasaan merokok tidak menghindari aktivitas fisik yang berat dengan
ada menggunakan sendi lutut , meghindari
hubungan dengan kejadian osteoarthritis genu kebiasaan
di merokok.
Rumah Sakit Islam Surabaya dengan nilai Bagi masyarakat : menjaga berat badan
odds ideal supaya tidak mengalami obesitas, baik
ratio untuk kebiasaan merokok adalah 0,56 dengan cara rutin berolah raga maupun
yang melakukan
berarti bahwa antara perokok ringan dengan diet yang seimbang dengan menjaga pola
yang makan
bukan perokok memiliki resiko yang sama dan segera melakukan penanganan jika timbul
untuk gejala awal oteoarthritis genu untuk
menghindari
semakin parahnya penyakit terutama bagi (Rikesdas). Badan Penelitian dan
orang Pengembangan Kesehatan Departemen
yang sudah tua dan yang mempunyai berat Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
badan Felson(a) , DT ., Zhang Y. 2000. The
berlebih dan untuk mengurangi aktivitas fisik Epidemiology
yang terlalu berat yang menggunakan sendi of Knee and Hip Osteoarthritis with a View to
lutut Prevention Arthritis Rheumatology. USA.
juga menghindari kebiasaan merokok terutama Felson(b) , DT ., Zhang Y 2000. The Disease
pada laki-laki. Bagi Peneliti lain : dapat and
melakukan penelitian tentang hubungan Its Risk Factors. Osteoarthritis . Jurnal
obesitas Arthritis Rheumatology 133:635-646. http//
dengan derajat ( grading ) OA genu; dapat www.emedice.med/orthoped/42. 26 Agustus
melakukan penelitian tentang hubungan faktor 2013 ( 15:30)
resiko osteoarthritis genu yang lain seperti ( Goldring, SR and Goldring, MB. 2006.
ras/etnik), genetik , kebiasaan olahraga, Clinical
riwayat aspects, pathology and pathophysiology of
trauma lutut. osteoarthritis. Hospital for Special Surgery
REFERENSI Weill Medical College of Cornell University
Adiningsih, Sri, dkk. 2012. Buku Panduan New York and the New England Baptist
Praktikum Gizi, Edisi Revisi 2. Departemen Bone and Joint Institute & Beth Israel
Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Deaconess Medical Center, Harvard Medical
Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya. School Boston MA . USA.
American College of Rheumatology. Haq I, E Murphy, J Dacre. 2003.
Education, Osteoarthritis.
Treatment, Research. 2012. Osteoarthritis. Academic Centre for Medical Education 4th
http// www.rheumatology.org/REF. 19 april Floor Holborn Union Buildingn Archway
2013 ( 18:51). Campus. 18 December 2003: 377–383.
Amin, Niu Jingbo, Hunter David, et al.2006. London.
Cigarette Smoking and the Risk for Cartilage Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode
Loos and Knee Pain in Men with Knee Riset
Osteoarthritis. Division of Rheumatology Epidemiologi. Gadjah Mada University Press.
Mayo Clinic College of Medicine. USA. Surakarta.
Bronner, Felix, Mary C. Farach-Carson. Petersson, Ingemar F, Torsten Boegård, Tore
2007.Bone and Osteoarthritis. Spinger. USA. Saxne, Alan J Silman, Björn Svensson. 1997.
Carlos, LJ .2013. Training Program. Clinical Radiographic osteoarthritis of the knee
Medicine. Department of Medicine, Division classified by the Ahlbäck and Kellgren &
of Rheumatology and Immunology. Lawrence systems for the tibiofemoral joint in
University of Miami. Terjemahan Leonard M people aged 35–54 years with chronic knee
Miller. Editors Herbert S Diamond. 2013 pain. Annals of the Rheumatic Disease. USA.
School of Medicine. USA. Pratiwi, Eka W, 2007. Faktor-Faktor Resiko
CDC. 2007. BMI. http //www.cdc.gov/bmi . 14 Osteoartritis Lutut ( studi Kasus di Rumah
November 2012 (10:00). Sakit Dokter Kariadi Semarang). Tesis.
CDC. 2009. Obesity. http // Universitas Diponegoro. Semarang.
www.cdc.gov/obesity. WHO. World Health Organization. 2005.
19 April 2013 (18:58). Obesity.
Depkes RI. 2001. Survei kesehatan Rumah http// www.who.int/topics/ obesity/en.
Tangga ( SKRT). Depkes RI. Jakarta. 26 Agustus 2013 ( 15:32 ).
Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar
WHO. World Health Organization. 2008.
Obesity
and Overweight .
http//www.who.int/mediante/factsheet/f5311/e
n. 26 Agustus 2013 (15:31).
WHO/FAO. PAR (Physical Activity Ratio).
2001.
http// www.who.int/topics/ PAR /en. 26
Agustus 2013( 15:45).

Anda mungkin juga menyukai