Anda di halaman 1dari 61

0

SKRIPSI

PERBEDAAN DISIPLIN BELAJAR ANTARA


SISWA IPA DAN IPS DI SMA NEGERI 10
KOTA JAMBI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Bimbingan Konseling Universitas Jambi

Disusun Oleh:
AGUS PUTRA
ERA1D012036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan wajib

mendapatkan dukungan penuh dari orang tua baik moral maupun materil yang

bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan

mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan,

karena melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan berbagai potensi yang

dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-

tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan

sosial budaya di mana dia hidup.

Pendidikan mempunyai banyak bentuk, salah satu bentuknya antara lain

adalah lembaga pendidikan yang formal yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat

pendidikan formal yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang mana harus

ditaati oleh seluruh komponen sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat

dimana seseorang mendapatkan pendidikan. Namun, dalam proses pendidikan

juga banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan

pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka. Hal ini disebabkan oleh

karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal

di luar sekolah.

1
2

Di lingkungan sekolah, semua guru adalah pembimbing bagi anak didiknya

dalam proses belajar mengajar. Seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu

pengetahuan kepada anak didiknya, tetapi juga mendampingi mereka dalam

meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menjalani setiap aktivitas dalam belajar

mengajar ini tugas guru adalah juga memberika bimbingan kepada anak didiknya.

Pemperian bantuan kepada anak didik ini dipandang penting agar mereka dapat

memilih, mempersiapkan diri, memegang tanggung jawab, dan mendapatkan hal

yang berharga dari keputusan yang diambilnya. Upaya ini dilakukan dengan

menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif serta dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan. Pemberian bantuan dan bimbingan ini

dilakukan secara terencana, termasuk menggali segala hal yang berkaitan dengan

anak didik, dan harapan dari orang tua peserta didik.

Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu infut dalam hal ini

adalah siswa, karena siswa disini merupakan titik pusat proses belajar mengajar.

Oleh karena itu dalam meningkatkan mutu pendidikan maka harus diikuti pula

peningkatan mutu siswa dalam proses belajar yang diikutinya. Proses belajar

adalah proses di mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat, juga

pikirannya dibina dan dikembangkan. Rencana Pendidikan bagi bangsa yang

sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan

mutlak yang tidak bisa ditawar lagi, perkembangan pendidikan juga harus sejalan

dengan tuntunan pembangunan setahap demi setahap. Maka dari itu, dalam proses

pembelajaran yang diikuti oleh siswa dituntut harus disiplin, dalam artian siswa

harus menjalani seluruh kegiatan dalam belajar dengan teratur dan terarah
3

Cara belajar yang baik adalah dengan adanya keteraturan, yaitu siswa teratur

dalam belajar, teratur membaca materi pelajaran, serta teratur dalam menyiapkan

perlengkapan belajarnya sebagai bentuk kedisiplinan siswa dalam belajar. Disiplin

merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu siswa dalam menghadapi

tata tertib yang ada di lingkungannya. Disiplin merupakan sikap yang menepati

atau mematuhi dan mendukung ketentuan-ketentuan dari tata tertib yang

diterapkan. Dengan adanya sikap disiplin dalam belajar, siswa akan menjadi

termotivasi dan terbiasa dalam menjalani proses belajar tanpa harus disuruh atau

adanya paksaan yang berasal dari orang lain.

Ketidakdisiplinan siswa dalam belajar di sekolah, dapat mengakibatkan

motivasi belajar siswa, keseriusan belajar dan daya tangkap siswa terhadap materi

pelajaran diajarkan menjadi menurun. Demikian halnya dengan ketidak-disiplinan

belajar siswa sewaktu di rumah, hal ini juga mempengaruhi pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran.

Salah satu prinsip pembentukan disiplin adalah mengajari anak-anak

melakukan hal yang benar untuk memperoleh perasaan nyaman yang hakiki saat

melakukan sesuatu dan memberikan kontribusi terhadap apa yang dikerjakannya.

Disiplin tidak sama dengan hukuman. Hukuman adalah sesuatu yang menyakitkan

atau menghina yang dilakukan orang yang lebih berkuasa kepada orang yang

berkuasa dengan harapan akan menghasilkan perubahan prilaku. Saat anak-anak

dihukum, keputusan mereka lebih sering berkenaan dengan cara menghindari

hukuman, menantang orang dewasa atau penyenang orang dari pada memilih

prilaku yang tepat.


4

Banyak tehnik pengelolaan prilaku anak yang diajarkan oleh lembaga

pendidikan dan yang dituruti orangtua saat ini mengandalkan modifikasi prilaku

atau hukuman dan imbalan. Salah satu upaya sekolah dalam mengajarkan perilaku

moral kepada siswa adalah dengan menerapkan disiplin melalui pemberlakuan

tata tertib sekolah. Hapsari, (2009:42) menjelaskan bahwa ‘Tata tertib sekolah

merupakan kumpulan peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan di sekolah

oleh seluruh siswa agar proses belajar mengaja berlangsung dengan lancar.

Namun untuk mewujudkan siswa yang memiliki disiplin diri tidaklah

mudah, diperlukan pembiasaan yang konsisten pada siswa sejak siswa mulai

mengenal bangku sekolah. Munawi (2007:18) menyatakab bahwa disiplin adalah

“sifat bertanggung jawab dari anak terhadap peraturan-peraturan di sekolah

dengan sendirinya, jika setiap individu berdisiplin maka tata tertib di sekolah akan

terwujud”.

Menumbuhkan kepekaan atau kesadaran siswa untuk memiliki sikap

disiplin dalam belajar bukanlah perkara yang mudah. Di sekolah, guru berusaha

untuk dapat menegakkan peraturan atau tata tertib yang disusun sedemikian rupa

untuk dapat membatu pembentukan sikap disiplin belajar dalam diri siswa.

Dengan adanya peraturan sekolah yang wajib ditaati oleh seluruh siswa, maka

diharapkan dapat memberikan dampak pada pembentukan disiplin pada diri siswa,

sehingga dalam sikap disiplin tersebut dapat diaplikasikan siswa dalam setiap

kegiatan yang diikutinya, terutama sekolah untuk meraih prestasi belajar yang

memuaskan serta berguna untuk pendidikannya ke program lanjutan.


5

Setelah lulus dari dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa akan

melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Sekolah Menengah

Atas (SMA). Ditingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA), saat siswa sampai

pada kelas XI maka umumnya siswa akan dibagi dalam dua jurusan. Jurusan yang

umumnya disediakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah jurusan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) dan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Berbicara

tentang kedua jurusan tersebut, memang tidak dapat dilepaskan tentang perilaku

yang dimiliki siswa dari kedua jurusan tersebut, dan yang peling menonjol tentang

perilaku tersebut adalah berkaitan dengan kedisiplinan yang dimiliki oleh siswa.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 merupakan salah satu Sekolah

Menengah Atas terbaik yang terdapat di provinsi Jambi, yang sekarang terus

berbenah dalam mengembangkan kualitas dan mutu pendidikan serta mutu

lulusannya. SMA Negeri 10 Kota Jambi berusaha untuk merealisasikan hal

tersebut dengan banyak perbaikan dan penambahan fasilitas pendukung kegiatan

pembelajaran.

Namun perbaikan serta penambahan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan

pembelajaran tersebut hendaknya diimbangi dengan kesadaran siswa tentang

disiplin dalam belajar. Berdasarkan keterangan yang diberikan guru pembimbing

di SMA N 10 Kota Jambi, diperoleh keterangan yang menyatakan bahwa siswa

kelas XI jurusan IPA terlihat lebih serius dalam mengikuti proses pembelajaran,

lebih banyak pergi kepustakaan untuk mencari buku penunjang materi pelajaran.

Sedangkan siswa kelas XI jurusan IPS terlihat lebih santai, di dalam kelas sering

terdengar ramai saat proses belajar mengajar tengah berlangsung.


6

Perbedaan situasi belajar tersebut menjadi suatu fenomena umum yang

sering terlihat di lingkungan sekolah. fenomena ini terjadi disebabkan oleh banyak

faktor, antara lain seperti gaya belajar antar siswa, materi pelajaran, gaya

mengajar yang diterapkan oleh guru dan lain-lain. Disinilah letak pentingnya

penelitian ini dilakukan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul “Perbedaan Disiplin Belajar

Antara Siswa IPA Dan IPS Di SMA Negeri 10 Kota Jambi”.

B. Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang

dimiliki peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Aspek disiplin belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini hanya pada

aspek-aspek:

a. Disiplin siswa terhadap waktu belajar

b. Disiplin siswa terhadap tempat belajar

c. Disiplin siswa terhadap tata tertib

2. Penelitian ini dilakukan hanya pada siswa kelas XI pada semester ganjil

tahun ajaran 2016/2017 di SMA Negeri 10 Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang dan fenomena yang terjadi di lapangan,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut:

“Bagaimanakah perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPA dengan

siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi”


7

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: “untuk mengetahui bagaimanakah

perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPA dengan siswa kelas XI IPS di

SMA Negeri 10 Kota Jambi”.

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Bagi siswa,

Sebagai cerminan diri, agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan sikap

disiplin dalam belajarnya, sehingga dapat membantu siswa dalam

memahami materi pelajaran di sekolah untuk meraih prestasi belajar yang

memuaskan.

2. Bagi orag tua,

Diharapkan mampu memberikan pemahaman berkaitan dengan kegiatan

belajar siswa di sekolah, bahwa disiplin dan prestasi belajar yang diraih

siswa tidak terlepas dari peran dan pengawasan yang diberikan oleh orang

tua di rumah.

3. Bagi guru pembimbing,

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang bertujuan

untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan tingkat kedisiplinan

siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.


8

F. Anggapan Dasar

Penelitian ini dilaksanakan dengan adanya asumsi atau anggapan yang

terjadi di lapangan, antara lain adalah:

1. Setiap siswa di lingkungan sekolah memiliki tingkat disiplin yang berbeda-

beda.

2. Terdapat perbedaan disiplin antara siswa IPA dengan siswa IPS

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus

diuji kebenarannya dengan jalan penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah: terdapat perbedaan disiplin antara siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI

IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi”.

H. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman terhadap variabel penelitian,

maka berikut ini dijelaskan pengertian dari variabel penelitian, yaitu:

Disiplin belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian

perilaku individu yang menunujukan kepatuhan, ketaatan akan peraturan yang

berlaku di lingkungan tempatnya berada untuk bisa memfokuskan diri dalam

belajar. Yang diindikasikan dengan sikap disiplin siswa berkaitan waktu belajar,

tempat belajar dan terhadap tata tertib.


9

I. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah

seperti berikut :

Disiplin Belajar

Jurusan IPA Jurusan IPS

Munawi (2007)
.
 Disiplin waktu belajar
 Disiplin tempat belajar
 Disiplin terhadap tata tertib
10

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Disiplin

Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan ingatan dan

watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri), atau kebiasaan mematuhi

ketentuan dan perintah. Jadi arti disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk

melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan.

Menurut Djamarah (2002:12) disiplin adalah “Suatu tata tertib yang dapat

mengatur tatanan kehidupan pridadi dan kelompok”. Menurut Arikunto

(2004:114) “disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau

tata tertib, didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya”.

Sedangkan Semiawan (2009: 89) mendefinisikan bahwa disiplin secara luas

dapat diartikan sebagai “semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu

anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan”. Ia menambahkan bahwa

disiplin mempunyai empat unsur pokok yaitu:

1. Peraturan sebagai pedoman perilaku,

2. Konsistensi dalam peraturan,

3. Hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan

4. Penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan.

10
11

Maman Rachman dalam Tu’u, (2004:32) menyatakan disiplin sebagai

“upaya untuk dapat mengendalikan diri dan sikap mental individu atau

masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan

dan tata tertib berdasarkan dorongan/ kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.

B. Pegertian Disiplin Belajar

Kedisiplinan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan

pendidikan. Berkualitas atau tidaknya belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor

yang paling pokok yaitu kedispilan, disamping faktor lingkungan, baik keluarga,

sekolah, kedisiplinan serta bakat siswa itu sendiri.

Belajar adalah suatu panggilan hidup karena tanpa belajar akan

mengakibatkan menurunya kualitas diri seseorang. Hanya saja untuk belajar

secara konsisten tidaklah segampang yang dikira karena membutuhkan kesadaran

diri, dimana kesadaran diri tersebut dapat termanifestasi dalam disiplin belajar.

Disiplin belajar sebenarnya adalah suatu bentuk kesadaran diri yang dimiliki

seorang individu untuk mengendalikan dirinya. Dalam hal ini, disiplin belajar

berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada diri orang tersebut sehingga

belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan penuh sukacita/bersyukur.

Spesifikya yaitu orang yang berdisiplin belajar akan sadar untuk belajar dan terus

belajar tanpa adanya paksaan. Arikunto (2004:113) menjelaskan, bahwa:

“disiplin belajar merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan


keberhasilan sesorang dalam mencapai tujuan belajarnya. Dengan disiplin
yang tinggi siswa dapat belajar dengan teratur dan dapat meraih prestasi
yang baik dan optimal. Kedisiplinan belajar dapat berupa kedisiplinan
dalam waktu belajar, kedisiplinan dalam masuk sekolah, kedisiplinan dalam
mengerjakan tugas”.
12

Memang untuk mengaplikasikan pengertian disiplin belajar ini tidaklah

mudah tetapi tidak berarti tidak mungkin berhasil. Karena untuk mampu disiplin

dalam belajar memerlukan suatu perenungan untuk terus bertanya pada diri

mengapa saya harus belajar hingga orang tersebut memperoleh suatu alasan yang

mendalam dan memuat spiritualitas, emosi dan kognitif mengapa harus belajar.

Menurut Damayanti dalam Anonim (2009:http://orenriffmilano.wordpress.

com) disiplin belajar adalah:”...suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa

untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan,

peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik

persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah

maupun dengan orang tua di rumah”.

Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa siswa yang berdisiplin akan

lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki

peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama siswa dalam hal

belajar. Disiplin akan memudahkan siswa dalam belajar secara terarah dan teratur.

Siswa yang terbiasa belajar teratur baik di rumah maupun di sekolah maka

otaknya akan terlatih setiap hari.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli yang disampaikan di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa disiplin belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah serangkaian perilaku individu yang menunujukan kepatuhan, ketaatan akan

peraturan yang berlaku di lingkungan tempatnya berada untuk bisa memfokuskan

diri dalam belajar.


13

C. Unsur-Unsur Disiplin

Menurut Hurlock dalam Handayani, (2007:85) menyebutkan bahwa terdapat

4 (empat) unsur disiplin yang memberikan pengaruh yang cukup besar untuk

meningkatkan kedisiplinan individu, yaitu sebagai berikut:

1. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk mengatur perilaku. Pola

tersebut bertujuan untuk membekali individu dengan pedoman perilaku

yang disetujui bersama dalam kelompok, rumah, sekolah dalam situasi

tertentu. Peraturan mempunyai 2 fungsi yaitu:

a. Peraturan mempunyai nilai pendidikan, adanya peraturan dapat

membantu mendidik siswa, artinya adanya peraturan yang dibuat

secara tidak langsung mengajarkan kepada siswa mengenai nilai moral

dan juga mengajarkan siswa akan perilaku mana yang benar dan mana

yang salah.

b. Membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, artinya adanya

peraturan atau larangan dapat membatasi perilaku siswa yang tidak

diharapkan dan tidak disetujui oleh lingkungan.

2. Hukuman

Hukuman bertujuan untuk mencegah tindakan yang tidak baik, untuk

mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang salah mempunyai

akibat yang tidak menyenangkan. Hukuman mempunyai 3 fungsi yaitu:

a. Fungsi pertama adalah mengahalangi, hukuman menghalangi

pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.


14

b. Fungsi kedua adalah fungsi mendidik, yakni menyadarkan anak

bahwa setiap perbuatan itu mempunyai konsekuensi.

c. Fungsi ketiga adalah hukuman, yakni memberi motivasi anak untuk

menghindari kesalahan.

3. Penghargaan

Penghargaan yang diberikan kepada siswa sebenarnya tidak perlu

selalu berupa materi, tetapi dapat juga berupa kata-kata, pujian, senyuman,

tepukan punggung dan sebagainya. Penghargaan mempunyai 3 fungsi yaitu:

a. Fungsi pertama penghargaan mempunyai nilai mendidik, agar dengan

diberikannya penghargaan siswa memahami bahwa perilaku yang

diperbuat benar.

b. Fungsi kedua penghargaan ialah sebagai motivasi untuk mengulangi

dan meningkatkan perilaku yang baik dan disetujui oleh lingkungan

sosial.

c. Fungsi ketiga penghargaan ialah memperkuat perilaku, artinya dengan

adanya penghargaan siswa merasa perilaku yang dilakukan tidak

hanya taat aturan tetapi juga memberikan keuntungan bagi dirinya.

4. Konsistensi

Konsisten berarti keseragaman atau tingkat kestabilan, konsisten harus

menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsisten dalam peraturan,

hukuman, dan juga penghargaan, supaya anak tidak bingung. Konsisten

mempunyai 3 fungsi yaitu :


15

a. Fungsi pertama ialah mendidik siswa untuk selalu menjalankan

perilaku disiplin dalam kesehariannya.

b. Fungsi kedua ialah motivasi, siswa yang selalu menerima konsistensi

hukuman atas perilaku yang salah dan penghargaan atas perilaku yang

benar maka akan termotivasi untuk selalu menjalankan perilaku yang

benar.

c. Fungsi ketiga ialah mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan

orang yang berkuasa.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Siswa

Untuk menanamkan disiplin pada setiap anak tidaklah mudah, karena

banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sehingga peserta didik tidak

mampu bersikap disiplin atau dapat pula dikatakan bahwa peserta didik tersebut

memiliki kualitas disiplin yang rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan akan sangat berpengaruh

terhadap hasil dari proses menerapkan kedisiplinan tersebut. Menurut Arikunto

(2004:117) faktor yang dapat memepengaruhi kedisiplinan peserta didik adalah:

1. Faktor pendidikan. Adalah usaha sadar serta sistematis yang berlangsung

seumur hidup pada rangka mengalihkan pengetahuan kepada sesorang

terhadap orang lain.

2. Faktor genetik, yaitu segala sesuatu dibawa pada setiap individu sejak lahir

dan terdapat pula keturunan/ warisan dari orang tua.

3. Faktor lingkungan yang memiliki peranan yang begitu mempengaruhi

terhadap kedisplinan setiap orang. Sifat kedisiplinan setiap orang selain


16

dapat dipengaruhi dari faktor genetik juga dapat dipengaruhi dari faktor

lingkungan, karena jika lingkungan berkondisikan baik, maka pengaruh

yang diambil seseorang tersebut juga baik.

Faktor lingkungan sekolah mempunyai nilai yang cukup tinggi dalam

kedisiplinan peserta didik, misalnya apabila staf sekolah mampu mengikuti

peraturan dan tata tertib serta bekerja dengan disiplin maka secara otomatis

peserta didik juga mampu menerapkan sikap disiplin pada dirinya sendiri dengan

penuh kesadaran, sehingga mampu memberi pengaruh yang positif terhadap

belajarnya.

Sedangkan apabila staf sekolah tidak dapat bersikap disiplin maka pengaruh

negatif yang akan peserta didik terima karena menurut mereka tidak adanya

motivasi sendiri dari pihak sekolah sehingga proses belajar senang sulit

dikendalikan dengan adanya ketidak disiplinan sekolah.

Menurut Suryabrata dalam Tomyli (2011:7) yang menyebutkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang berasal dari luar diri.

Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Faktor non – sosial,

seperti keadaan uadara, suhu udara, waktu, tempat, dan alat –

alat yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar

yang teratur dan memiliki buku penunjang pelajaran cenderung lebih

disiplin dalam belajar.


17

b. Faktor sosial,
terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan kampus,

lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Siswa yang tinggal

dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut akan menjalani

tata tertib yang ada di lingkungannya.

2. Faktor yang berasal dari dalam diri.

Faktor yang berasal dari dalam diri dibagi menjadi dua, yaitu sebagai

berikut:

a. Faktor fisiologis,

Yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,

penglihatan, kesegaran jani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur

dan sakit yang di derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam

menentukan disiplin belajar siswa. Siswa yang tidak menderita sakit

cenderung lebih disiplin dibandingkan mahasiswa yang menderita

sakit dan bedannya keletihan.

b. Faktor Psikologis,

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses

belajar antara lain :

1) Minat

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.

Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu

akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Bila siswa memiliki

minat tinggi terhadap pelajaran, maka cenderung disiplin dalam

proses belajar.
18

2) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam

proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya

akan memperoleh hasil yang lebih baik.

3) Motivasi

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam

belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang

daam belajar untuk mencapai tujuan.

4) Konsentrasi

Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan

energi psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu

secara sadar terhadap suatu obyek (materi pelajaran).

E. Indikator Disiplin Dalam Belajar

Menurut Munawi (2007:22) aspek-aspek disiplin belajar siswa adalah

sebagai berikut:

1. Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar.

Seorang siswa harus mampu mengikuti proses belajar di sekolah

secara tepat waktu dan harus mampu disiplin menggunakan jadwal belajar

dirumah secara teratur.

Seorang siswa juga harus bisa membagi waktu antara belajar dan

membantu orang tua. Disiplin sehubungan dengan waktu akan tampak

sebagai berikut:
19

a. Mengerahkan energi untuk belajar secara kontinue.

b. Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak memberikan waktu

luang.

c. Belajar sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah diatur.

d. Dapat menggunakan waktu dengan baik untuk belajar.

2. Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar.

Seorang siswa wajib menjaga ruang kelas maupun lingkungan sekitar

sekolah seperti menjaga kebersihan dinding, meja, kursi, kamar mandi,

pagar sekolah, dan ruang lain milik sekolah, dan selalu membuang sampah

di tempat sampah.

Selain itu, siswa juga wajib menjaga tempat belajar di rumah, agar

terciptanya suasana yang aman dan nyaman, seperti menjaga meja dan kursi

dan juga lingkungan.

Adapun ciri – ciri anak yang disiplin sehubungan dengan tempat

belajar yaitu:

a. Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu

atau terganggu oleh orang lain.

b. Selalu disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan belajar.

c. Mengikuti pembelajaran di kelas dengan gairah dan partisipasif.

d. Menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan guru dengan baik.


20

3. Disiplin terhadap tata tertib.

Di dalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat

penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata

tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai

dengan rencana. Sedangkan ciri–ciri anak yang disiplin terhadap tata tertib

dapat dilihat berdasarkan pemahaman anak tentang:

1. Mengetahui tata tertib yang diberlakukan di lingkungan sekolah, dan

2. Mampu menaati peraturan yang diberlakukan di sekolah.

Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati

peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas. Untuk melakukan disiplin

terhadap tata tertib dengan baik, maka guru bertanggung jawab

menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib

tersebut.

Berkaitan dengan hal ini, staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja

sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa

adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan

terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah serta

terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.

Sedangkan pendapat Wulandari (2012:http://fadlunastika.blogspot.com)

menyatakan bahwa aspek-aspek kedisiplinan siswa dalam belajar adalah seperti

berikut :
21

1. Disiplin siswa dalam menentukan strategi belajar

Keberhasilan siswa dalam studinya dipengaruhi oleh cara

belajarnya. Siswa yang memiliki cara belajar yang efektip memungkinkan

untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang

tidak mempunyai cara belajar yang efektif.

Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara

efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan

keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan

sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain. Belajar akan lebih

berhasil apabila kita memiliki:

a. Kesadaran atas tanggung jawab belajar,

b. Cara belajar yang efektif,

Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan

disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat

dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam

belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara

belajar yang tepat baginya.

2. Disiplin terhadap pemanfaatan waktu

a. Cara mengatur waktu belajar.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar

atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan

waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki

keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien.


22

Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna

mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisn. Sikap yang

demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu

tidak bermanfaat baginya.

Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan

yang sangat penting, bahkan ada ahli keterampilan studi yang

berpendapat bahwa ”keterampilan mengelola waktu dan menggunakan

waktu secara efisien merupakan hal yang terpenting dalam masa studi

maupun seluruh kehidupan siswa” (Liang gie, 2009:167).

Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan

perolehan yang berharga, keterampilan yang memberikan keuntungan-

keuntungan tidak saja dalam studi, melainkan sepanjang hidup.

Sesungguhnya, kemampuan menggunakan waktu secaara efisien dapat

merupakan salah satu prestasi yang terpenting dari seluruh hidup.

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil

mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup

teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam

disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan

hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga

dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan yang

ada dalam hidupnya.


23

b. Pengelompokan waktu.

Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan

waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi

waktunya untuk macam-macam keperluan, oleh karna itu, berbagai

segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami

sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola

waktu studi.

Beberapa pedoman pokok yang perlu dipahami dan kemudian

diterapkan olah siswa adalah sebagai berikut:

1) Kelompokkanlah waktu sehari-hari untuk keperluan studi,

makan, mandi, olah raga, dan urusan-urusan pribadi atau sosial

2) Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk studi setiap

hari.

3) Setelah mengetahui waktu yang tersedia, setiap siswa

handaknya merencanakan penggunaan waktu itu dengan jalan

menetapkan mata pelajaran berikut urutannya yang harus

dipelajari setiap hari.

4) Setiap siswa perlu pula menyelidiki bilamana dirinya

dapat belajar dengan hasil yang baik.

5) Mata-mata pelajaran yang akan dipalajari diurutkan dari yang

tersukar sampai yang termudah.

6) Siswa hendaknya membiasakan diri untuk seketika mulai

mengerjakan tugas-tugas yang berkorelasi dengan studi.


24

7) Berkaitan dengan pengembagan kesadaran waktu, setiap siswa

hendaknya menyadari ke mana berlalu dan untuk apa waktunya.

c. Penjatahan waktu belajar.

Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan

untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana

kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan

mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus

dikerjakannya.

Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan

terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana

kerja atau daftar waktu dalam belajar. Adapun cara untuk membuat

jadwal yang baik adalah sebagai berikut:

a) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan

tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain.

b) Menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari.

c) Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan

jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus

dipelajari.

d) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk

belajar dengan hasil terbaik.

e) Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk

memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.


25

3. Disiplin terhadap tugas.

a. Mengerjakan tugas rumah

Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan

dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat

berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru,

tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang

ada dalam buku.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat

berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau

pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri

mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah

dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan

dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap

pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.

b. Mengerjakan tugas di sekolah

Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan

tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang

tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu

dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut:

1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir

mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh

sebelumnya).
26

2) Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara

teratur sehari atau dua hari sebelumnya.

3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang

sedang dipelajari kembali itu.

4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah

dikerjakan.

5) Peliharalah kondisi kesehatan.

6) Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan

ditempuh.

7) Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang

diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu,

bereskanlah seawal mungkin

D. Fungsi Disiplin

Djamarah (2002:20) mengungkapkan bahwa adapun fungsi dari disiplin

adalah sebagai berikut:

1. Menata kehidupan bersama

2. Membangun kepribadian

3. Melatih kepribadian

4. Pemaksaan

5. Hukuman

6. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dalam Munawi,

(2007:38) disiplin dapat terjadi dengan cara:


27

1. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan,

dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi serta

dengan bentuk ganjaran dan hukuman.

2. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh karena itu, pembentukan

disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar.

3. Dalam membentuk disiplin, ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar,

sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah

laku yang diinginkannya.

Sikap mental yang baik dalam belajar akan membawa aktivitas yang

mendukung kepada proses keteraturan dalam belajar, sehingga akan tercapai hasil

belajar yang optimal. Salah satu sikap mental tersebut adalah kedisiplinan diri

dalam melakukan aktivitas belajar. Perilaku belajar yang tidak teratur, atau baru

belajar ketika ada ujian menandakan bahwa kedisiplinan dalam belajar itu rendah.

Belajar merupakan aktivitas mental yang tidak tampak dari luar. Seorang

siswa tidak akan tampak apakah ia sedang belajar atau tidak. Seseorang dikatakan

sudah belajar apabila ia dapat menunjukkan hasil belajar dalam kurun waktu

tertentu.

Salah satu aktivitas yang dipandang baik dalam belajar di sekolah adalah

adanya tingkat kehadiran yang tinggi dalam belajar. Meskipun itu bukan jaminan

keberhasilan, tetapi setidaknya sudah mencerminkan adanya satu kebutuhan untuk

belajar.
28

Pentingnya menekankan kedisiplinan siswa dalam belajar adalah untuk

mengatasi kemungkinan rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa. Masalah

yang dihadapi siswa dalam belajar tidak hanya dihadapi oleh mereka yang kurang

kemampuan atau terbelakang tetapi bisa juga dialami oleh siswa yang tergolong

pandai.

E. Penjurusan di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam

pemilihan program pengajaran pada siswa di Sekolah Menengah Aatas (SMA).

Dalam penjurusan ini, siswa diberi kesempatan untuk memilih jurusan yang

paling sesuai dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih jurusan

dapat mempengaruhi keberhasil belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah.

Siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan

jurusan/penjurusan. Jurusan yang tersedia secara umum di SMA meliputi Ilmu

Alam (IPA), Ilmu Sosial (IPS) dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan

dengan minat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Adapun tujuan dari

dilakukannya penjurusan di tingkat SMA ini antara lain adalah:

1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat dan

minat yang relative sama.

2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia

kerja.

3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi belajar

yang akan dicapai diwaktu mendatang.


29

Siswa yang naik kelas XI dan akan mengambil program studi/jurusan

tertentu (IPA,IPS atau Bahasa) boleh memiliki nilai tidak tuntas paling banyak

tiga mata pelajaran. Jurusan IPA adalah program studi yang menitik-beratkan

pada penguasaan konsep-konsep IPA untuk kepentingan siswa menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari, memberikan makna pembekalan agar siswa

tersebut dapat bertahan dipercaturan kompetisi perkembangan sains dan teknologi

bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Maka, penilaian akademik jurusan IPA lebih berfokus pada penguasaan

konsep-konsep IPA dan Keterampilannya dalam melakukan observasi, memahami

dan menemukan konsep-konsep IPA.

Sedangkan untuk jurusan IPS, lebih menitik-beratkan pada pengembangan

keterampilan ilmu sosial. Penilaian akademik difokuskan pada keterampilan sosial

seperti membuat peta, interaksi sosial, sejarah dan adaptif terhadap lingkungan

sosial. Berbeda pula halnya dengan program studi/jurusan bahasa, yang mana

jurusan ini menitikberatkan pengembangan keterampilan bahasa seperti membuat

surat, menyusun karya tulis, mengerjakan instruksi lisan, dialog dan berpidato.

Jurusan IPA dan IPS sama-sama membutuhkan keahlian tersendiri, dan

sama-sama memerlukan minat dan kecerdasan. Maka dari itu, hendaknya orang

tua dan guru mampu untuk bersikap arif dalam melakukan penjurusan tersebut.

Penjurusan hendaknya disesuaikan dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh

siswa itu sendiri, sedangkan guru dan orang tua patut memberikan dorongan dan

dukungan atas hal tersebut.


30

Sedangkan bagi guru pembimbing di sekolah, masalah penjurusan ini adalah

hal yang sangat penting bagi masa depan siswa, hendaknya guru pembimbing

mampu untuk mengenali potensi yang ada pada diri siswa sehingga penjurusan

yang dilakukan sesuai dengan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa.

F. Posisi Disiplin Belajar Dalam Bimbingan Dan Konseling

Disiplin merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam dunia

pendidikan, karena masih banyaknya masalah tentang siswa yang kurang disiplin

di sekolah. Sikap disiplin hendaknya dimiliki oleh seluruh siswa di sekolah,

karena dengan adanya sikap disiplin, maka siswa dapat mengatur dirinya sendiri

dan segala hal yang berkaitan dengan proses belajarnya.

Siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik akan mempunyai kecakan

dalam belajar, sebab berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam usaha belajarnya

tergantung dari bagaimana ia melakukan cara belajar yang baik yang dapat

membuatnya memahami materi dari pelajaran yang ada. dalam layanan bimbingan

dan konseling, masalah disiplin belajar dapat diupayakan pengentasannya melalui

layanan konseling kelompok, yang memiliki tujuan untuk membantu siswa

mengembangkan prilaku atau sikap disiplin dalam belajar.

Layanan konseling kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh kesempatan pembahasan

dan pengentasan dari permasalahan yang dialaminya, melalui dinamika kelompok.

Sukardi (2002:79) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dinamika

kelompok adalah “suasana yang hidup, yang berkembang dan ditandai dengan

adanya interaksi antar sesama anggota kelompok”.


31

Maka dari itu, layanan konseling kelompok dirasa lebih efektif untuk

digunakan dalam usaha mengatasi masalah kedisiplinan siswa dalam belajar. Hal

ini dikarenakan pemanfaatan dinamika kelompok dapat membuat siswa lebih

optimal dalam melakukan pembahasan dan penyelesaian dari masalah yang

terjadi. Terlebih lagi, layanan konseling kelompok adalah merupakan wadah

dimana setiap anggota kelompok memberikan pendapat dan gagasannya masing-

masing terhadap topik permasalahan yang sedang dibahas. Melalui layanan ini,

diharapkan siswa mampu memahami penyebab munculnya masalah disiplin

dalam belajar serta mampu mengentaskan permasalahan tersebut melalui sudut

pandang siswa itu sendiri


32

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong sebagai jenis penelitian komparatif. Arikunto

(2009:13), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian komparatif

adalah “penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada

dua sampel yang berbeda”.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Sutja dkk (2014:85), yang menyatakan bahwa pendekatan

kuantitatif “biasanya menggunakan instrumen (angket), menggunakan angka,

mengolah data secara deduktif (dari umum ke khusus) sehingga menghasilkan

sebuah kesimpulan yang bersifat menguji teori”.

Sesuai dengan penjabaran di atas dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini bersifat

komparatif dengan metode pendekatan kuantitatif, yang berusaha untuk

mengungkapkan apakah terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI

IPA dengan siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sutja, Dkk (2014:87) menjelaskan bahwa populasi penelitian

merupakan “ruang lingkup wilayah atau tempat keberadaan dari

karakteristik subjek yang diteliti”.

32
33

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 10 Kota Jambi, yang terdaftar secara

resmi pada semester genap tahun ajaran 2016/2017, yang mana terdiri dari 2

jurusan, yaitu IPA dan IPS. Secara keseluruhan, jumlah populasi siswa kelas

XI di SMA Negeri 10 Kota Jambi adalah 414 orang siswa. Siswa yang

berada jurusan IPA berjumlah 286 orang yang tersebar ke dalam 7 kelas,

sedangkan siswa yang berada jurusan IPS berjumlah 128 orang yang hanya

memiliki 3 kelas saja. Untuk pemahaman lebih jelasnya tentang sebaran

populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat seperti pada tabel di bawah:

Tabel 1.Sebaran populasi penelitian

Jumlah Jumlah
No Kelas Kelas
populasi populasi
1 XI IPS 1 40 XI IPS 1 40
2 XI IPS 2 42 XI IPS 2 41
3 XI IPS 3 40 XI IPS 3 39
4 XI IPS 4 39 XI IPS 4 38
5 XI IPS 5 41 XI IPS 5 41
6 XI IPS 6 40 XI IPS 6 40
7 XI IPS 7 39 XI IPS 7 39
Jumlah 281 siswa Jumlah 278 siswa

2. Sampel

Menurut Sutja dkk (2014:87) sampel adalah “wakil representatif yang

terdiri dari populasi untuk dijadikan sumber data atau responden”. Untuk

dapat memperoleh jumlah yang sesuai dari masing-masing kelasnya, maka

ditentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas di setiap jurusan yang

ada yaitu jurusan IPS dan IPS.


34

Namun dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel representatif

menggunakan tabel perkiraan sampel representatif dan rumus intrapolasi

yang diungkap oleh Sutja, dkk (2014:93) seperti berikut:

Tabel 2. Perkiraan Sampel Pada Populasi Homogen & Heterogen


Karakteristik populasi
Jumlah
No Heterogen Homogen
Populasi
% n % n
1 0 – 40 100 % 40 90 % 36
2 41 – 70 95 – 79 % 39 – 55 89 – 75 % 37 – 53
3 71 -120 78 60 % 55 – 72 74,9 – 55 % 53 – 66
4 121 - 280 59,5 – 30 % 72 – 84 54,9–25 % 66 – 70
5 281 - 600 29,9–20 % 84-120 24,9 – 15 % 70 – 90
6 601 - 1200 19,9–12,5 % 120-150 14,9–10 % 90 – 120
7 > 1200 > 12, 5 % > 150 < 10 % > 120

Karena jumlah populasi 281 orang berada antara 121-280, dengan

karakteristik populasi homogen, maka sampel penelitian adalah 54,9%-25%

dari anggota populasi yang ada. Untuk mencari jumlah sampel representatif

dengan rumus dan proses perhitungannya adalah seperti berikut:

% 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − % 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
% 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − . {𝑛 − 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙}
𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

54,,9925
54 25  54,9  25 
54,9,9280  121281
54 121
258121 54,9    278  121
 280  121  280  121
29
29,,99160  29,9 
54,9,9
54  137 54,9    157
159
159   159 

54,9,900,18805
54 ,18805137
160 54,9  0,18805157

54,9,930
54 25,,088
76 54,9  29,523889

24,8%
29,1% 24,5%

25% 25%
35

Berdsarkan hasil perhitungan tersebut, maka diketahui bahwa sampel

representatiff dalam penelitian ini sebanyak 25% dari jumlah populasi.

Yang berarti 25% x 281 = 70,25 dan 25% x 278 = 69,5. Dengan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelompok IA dan

IS diwakili oleh 70 orang sampel representatif. Sebaran sampel penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Sebaran Sampel penelitian


Jumlah Jumlah
No Kelas Kelas
Sampel IA sampel IS
1 XI IPS 1 10 XI IPS 1 10
2 XI IPS 2 10 XI IPS 2 10
3 XI IPS 3 10 XI IPS 3 10
4 XI IPS 4 10 XI IPS 4 10
5 XI IPS 5 10 XI IPS 5 10
6 XI IPS 6 10 XI IPS 6 10
7 XI IPS 7 10 XI IPS 7 10
Jumlah 70 siswa Jumlah 70 siswa

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik purposive sampling yaitu sampel penelitian ditetapkan

berdasarkan populasi yang dianggap terdekat dan mengetahui

informasi/permasalahan yang di teliti yaitu siswa kelas XI IA dan IS.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Menurut Sutja dkk (2014:100) di dalam suatu penelitian, terdapat dua

jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Dengan demikian, maka data

dalam penelitian ini tergolong sebagai data primer. Artinya data tentang

disiplin belajar siswa dihimpun secara langsung dari siswa yang

bersangkutan.
36

2. Sumber Data

Sumber data merupakan objek yang diminta keterangan atau informasi

mengenai apa-apa yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Adapun sumber

data penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan IPS di SMA Negeri 10

Kota Jambi.

D. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu berupa angket, yang disusun untuk mendapatkan data tentang

disiplin belajar siswa kelas XI IPS dan IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini di susun dengan mengikuti

proses pembuatan angket penelitian yang di mulai dengan pengkajian teroritis,

pembuatan definisi operasional, pembuatan kisi-kisi dan akhirnya di judge oleh

tim ahli.

Langkah – langkah pembuatan pengembangan kisi-kisi adalah sebagai

berikut :

- Mengadakan identifikasi variabel penelitian.

- Menjabarkan variabel menjadi indikator.

- Mengurutkan setiap deskriptor dari setiap indikator.

- Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir–butir item angket.

- Menimbang (Judgment) butir–butir item angket.

- Melengkapi angket sesuai dengan hasil judment.

Adapun rancangan pengembangan kisi-kisi angket dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut:


37

Tabel 4. Pengembangan kisi-kisi angket penelitian


No
Variabel Indikator Deskriptor
Item
disiplin belajar a. Disiplin siswa 1. Mengerahkan energi 1-4
Munawi (2007) terhadap untuk belajar secara
waktu belajar kontinue
2. Melakukan belajar dengan 5-7
kesungguham
3. Belajar sesuai dengan 8-11
jadwal
4. Dapat menggunakan 12-15
waktu dengan baik
b. Disiplin siswa 1. Belajar pada tempat yang 16-18
terhadap telah disediakan
tempat belajar 2. Selalu menjaga kebersihan 19-21
lingkungan belajar
3. Mengikuti pembelajaran 22-25
dengan pastisIPStif
4. Menyelesaikan tugas 26-29
dengan baik
c. Disiplin siswa 1. Mengetahui tata tertib 30-32
terhadap tata yang diberlakukan di
tertib sekolah
2. Mampu menaati peraturan 33-35
yang berlaku di sekolah

Sedangkan skala option jawaban dari angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan model Dichotomis, yaitu angket yang

menyediakan 2 option jawaban (Ya –Tidak).

E. Teknik Analisa Data

1. Skor dan Pengelompokan Data

Analisis data adalah salah satu kegiatan dalam penelitian yang

berguna untuk menarik kesimpulan. Pada penelitian ini analisis data

dilakukan dengan menggunakan alat bantu menghitung yaitu kalkulator

casio fx3600Pv dan Program Excel pada komputer.


38

Karena sifat item angket yang terdiri dari item positif dan negatif,

maka penskoran data dilakukan dengan cara pada pernyataan yang bersifat

positif akan diberi bobot 1 pada jawaban YA, dan 0 pada jawaban TIDAK,

dan pada pernyataan yang bersifat negatif, maka akan diberi bobot 0 pada

jawaban YA dan 1 pada jawaban TIDAK.

2. Analisis Persentase

Formula ini digunakan untuk menguji dan mengungkapkan kualitas

dari disiplin belajar siswa kelas XI IA dan siswa kelas XI IS di Kota Jambi,

maka data dari jawaban angket siswa yang diperoleh akan dianalisis

menggunakan teknik persentase.

Adapun rumus persentase formula C sebagaimana yang dikemukakan

Sutja, dkk (2017:105) adalah sebagai berikut:


 fb  100
 n.(i)(bi)
Keterangan : P = Persentase yang dihitung
 fb = Jumlah bobot dari frekuensi yang diperoleh
n = banyaknya data / subjek
i = banyaknya item / soal
bi = bobot ideal

3. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan syarat yang harus dilakukan sebelum

melakukan analisis uji beda (T-test). Adapun jenis-jenis pengujian dalam uji

asumsi statistik dalam penelitian ini adalah


39

a. Uji Normalitas Data, adalah uji beda atau uji hubungan, yang

bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau

tidak.

b. Uji Homogenitas Data, ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah dari kelompok data penelitian memiliki varians yang sama

atau tidak.

c. Uji Reliabilitas Instrumen, dilakukan untuk mengetahui apakah kedua

variabel berhubungan secara langsung atau tidak..

Untuk hasil yang lebih akurat, maka pelaksanaan uji asumsi statistik

dalam penelitian ini akan di lakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS 21.0.

4. Analisis T-test (Uji Beda)

Untuk melihat apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa laki-laki

dengan siswa perempuan dalam penelitian ini, digunakan analisis T-test

(Uji Beda). Adapun formula yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

X1 − X 2
𝑡=
S1 S2
√ +
n1 − 1 n2 − 1

Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari
X1 : angka rata-rata 1
X2 : angka rata-rata 2
S1 : standar deviasi 1
S2 : standar deviasi 2
n1 : jumlah data 1
n2 : jumlah data 2
40

Agar dapat menghemat waktu dan mengurangi resiko kesalahan dalam

menganalisis data penelitian, maka pelaksanaan uji beda dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan aplikasi program SPSS 21.0 dengan metode

Independent Sample Test.

5. Kriteria Penafsiran

Penafsiran hasil analisis data menggunakan kriteria penafsiran, hal ini

dilakukan agar mempermudah untuk menjabarkan dalam bentuk kalimat-

kalimat bahasa penelitian yang sesuai dengan patokan atau acuan dalam

memberikan atau mengambil suatu kesimpulan.

Kriteria penafsiran rata-rata dari variabel penelitian, menggunakan

kriteria penafsiran presentase aspek kualitas, seperti berikut:

Tabel5. Kriteria tafsiran persentase


Persentase Kualitas
89-100 Sangat Baik
60-88 Baik
41-59 Sedang
12-40 Kurang Baik
<12 Tidak Baik
(Sumber: Sutja, dkk 2017:99)
41

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini disajikan data tentang hasil penelitian mengenai perbedaan

disiplin belajar antara siswa IPS dan IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi. Data

yang dikumpulkan adalah mengenai tiga indikator yaitu, Disiplin siswa terhadap

waktu belajar, Disiplin siswa terhadap tempat belajar dan Disiplin siswa terhadap

tata tertib.

Item pertanyaan mengenai perbedaan disiplin belajar antara siswa IPS dan

IPS terdiri dari 35 item, yang tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang

utuh mengenai perbedaan disiplin belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPS

dan disiplin belajar yang dimiliki siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota

Jambi.

Setelah angket siap untuk diedarkan, kemudian peneliti mengunjungi

sekolah tempat penelitian dan dengan izin Kepala Sekolah peneliti meminta waktu

kepada setiap guru kelas yang sedang mengajar di setiap kelas yang menjadi

sampel penelitian yaitu kelas XI atau kelas 2. Setelah angket diisi oleh siswa yang

dijadikan sampel penelitian, maka data (informasi) yang telah terkumpul pada

lembaran jawaban angket dimasukan ke dalam tabel tabulasi data untuk kemudian

dilakukan pengolahan penskoran jawaban angket siswa.

Berikut disajikan hasil penskoran jawaban angket responden berdasarkan

tabulasi data dalam penelitian ini, sebagaimana tampilan pada tabel deskripsi data

di bawah ini:

41
42

Tabel 6. Deskripsi data jawaban angket responden penelitian untuk siswa kelas XI
IA IS
No Sifat Jawaban No Sifat Jawaban
Item Item Ya Tdk Item Item Ya Tdk
1 + 68 2 1 + 65 5
2 - 29 41 2 - 48 22
3 + 43 27 3 + 29 41
4 + 61 9 4 + 55 15
5 + 63 7 5 + 54 16
6 + 64 6 6 + 60 10
7 + 58 12 7 + 52 18
8 - 7 63 8 - 13 57
9 + 58 12 9 + 41 29
10 - 8 62 10 - 10 60
11 + 65 5 11 + 64 6
12 + 40 30 12 + 28 42
13 + 62 8 13 + 48 22
14 + 37 33 14 + 64 6
15 + 48 22 15 + 50 20
16 + 22 48 16 + 19 51
17 + 59 11 17 + 65 5
18 - 18 52 18 - 34 36
19 - 11 59 19 - 19 51
20 + 63 7 20 + 51 19
21 - 21 49 21 - 35 35
22 + 54 16 22 + 50 20
23 + 56 14 23 + 52 18
24 - 19 51 24 - 26 44
25 - 32 38 25 - 41 29
26 + 70 0 26 + 70 0
27 + 56 14 27 + 47 23
28 - 10 60 28 - 40 30
29 + 54 16 29 + 58 12
30 - 5 65 30 - 35 35
31 + 65 5 31 + 45 25
32 - 2 68 32 - 19 51
33 + 70 0 33 + 65 5
34 - 2 68 34 - 19 51
35 + 70 0 35 + 66 4

Tabel di atas hanya menampilkan deskripsi data yang diperoleh dari hasil

pengkoreksian jawaban angket responden sesuai dengan tabulasi data. Untuk

dapatmengungkapkan rata-rata disiplin belajar siswa perhatikan tabel berikut:


43

Untuk dapat mengungkapkan rata-rata disiplin belajar siswa kelas XI di

SMA Negeri 10 Kota Jambi, maka data pada tabel di atas harus diberikan nilai

bobot pada masing-masing item pernyataan angket penelitian, yang hasilnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil analisis data jawaban disiplin belajar siswa kelas XI IA

No Sifat Jawaban Bobot


Item Item Ya % Tdk % B %
1 + 68 97,1 2 2,9 68 97,1
2 - 29 41,4 41 58,6 41 58,6
3 + 43 61,4 27 38,6 43 61,4
4 + 61 87,1 9 12,9 61 87,1
5 + 63 90,0 7 10,0 63 90,0
6 + 64 91,4 6 8,6 64 91,4
7 + 58 82,9 12 17,1 58 82,9
8 - 7 10,0 63 90,0 63 90,0
9 + 58 82,9 12 17,1 58 82,9
10 - 8 11,4 62 88,6 62 88,6
11 + 65 92,9 5 7,1 65 92,9
12 + 40 57,1 30 42,9 40 57,1
13 + 62 88,6 8 11,4 62 88,6
14 + 37 52,9 33 47,1 37 52,9
15 + 48 68,6 22 31,4 48 68,6
16 + 22 31,4 48 68,6 22 31,4
17 + 59 84,3 11 15,7 59 84,3
18 - 18 25,7 52 74,3 52 74,3
19 - 11 15,7 59 84,3 59 84,3
20 + 63 90,0 7 10,0 63 90,0
21 - 21 30,0 49 70,0 49 70,0
22 + 54 77,1 16 22,9 54 77,1
23 + 56 80,0 14 20,0 56 80,0
24 - 19 27,1 51 72,9 51 72,9
25 - 32 45,7 38 54,3 38 54,3
26 + 70 100,0 0 0,0 70 100,0
27 + 56 80,0 14 20,0 56 80,0
28 - 10 14,3 60 85,7 60 85,7
29 + 54 77,1 16 22,9 54 77,1
30 - 5 7,1 65 92,9 65 92,9
31 + 65 92,9 5 7,1 65 92,9
32 - 2 2,9 68 97,1 68 97,1
33 + 70 100,0 0 0,0 70 100,0
34 - 2 2,9 68 97,1 68 97,1
35 + 70 100,0 0 0,0 70 100,0
Jumlah 1470 60,0 980 40,0 1982 80,9
44

Tabel 8. Hasil analisis data jawaban disiplin belajar siswa kelas XI IS

No Sifat Jawaban Bobot


Item Item Ya % Tdk % B %
1 + 65 92,9 5 7,1 65 92,9
2 - 48 68,6 22 31,4 22 31,4
3 + 29 41,4 41 58,6 29 41,4
4 + 55 78,6 15 21,4 55 78,6
5 + 54 77,1 16 22,9 54 77,1
6 + 60 85,7 10 14,3 60 85,7
7 + 52 74,3 18 25,7 52 74,3
8 - 13 18,6 57 81,4 57 81,4
9 + 41 58,6 29 41,4 41 58,6
10 - 10 14,3 60 85,7 60 85,7
11 + 64 91,4 6 8,6 64 91,4
12 + 28 40,0 42 60,0 28 40,0
13 + 48 68,6 22 31,4 48 68,6
14 + 64 91,4 6 8,6 64 91,4
15 + 50 71,4 20 28,6 50 71,4
16 + 19 27,1 51 72,9 19 27,1
17 + 65 92,9 5 7,1 65 92,9
18 - 34 48,6 36 51,4 36 51,4
19 - 19 27,1 51 72,9 51 72,9
20 + 51 72,9 19 27,1 51 72,9
21 - 35 50,0 35 50,0 35 50,0
22 + 50 71,4 20 28,6 50 71,4
23 + 52 74,3 18 25,7 52 74,3
24 - 26 37,1 44 62,9 44 62,9
25 - 41 58,6 29 41,4 29 41,4
26 + 70 100,0 0 0,0 70 100,0
27 + 47 67,1 23 32,9 47 67,1
28 - 40 57,1 30 42,9 30 42,9
29 + 58 82,9 12 17,1 58 82,9
30 - 35 50,0 35 50,0 35 50,0
31 + 45 64,3 25 35,7 45 64,3
32 - 19 27,1 51 72,9 51 72,9
33 + 65 92,9 5 7,1 65 92,9
34 - 19 27,1 51 72,9 51 72,9
35 + 66 94,3 4 5,7 66 94,3
Jumlah 1537 62,7 913 37,3 1699 69.3

Berdasarkan hasil analisis data dari masing-masing kelompok responden,

diketahui bahwa rata-rata disiplin belajar siswa kelas XI IA di SMA Negeri 10

Kota Jambi adalah sebesar 80,9%. Sedangkan rata-rata dari disiplin belajar siswa

kelas XI IS di SMA Negeri 10 Kota Jambi hanya sebesar 69,3% saja.


45

B. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan syarat untuk melakukan perhitungan uji beda

(t-test) dengan menggunakan ststistik parametrik atau non-parametric.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka hasil uji asumsi statistik yang dilakukan

adalah sebgai berikut:

1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji beda atau uji hubungan, yang bertujuan

untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak, serta

untuk melihat apakah fungsi distribusi kumulatif hasil pengamatan

berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria penafsiran dalam

pengambilan keputusan uji normalitas data adalah sebagai berikut :

Jika nilai Asympt Sig > 0,05 = Data berdistribusi normal


Jika nilai Asympt Sig < 0,05 = Data tidak berdistribusi normal

Data yang sebelumnya telah diperoleh dari jawaban angket responden,

kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS 21, sehingga

outputnya adalah seperti berikut:

Tabel 9. Hasil uji normalitas data


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Disiplin belajar Disiplin belajar
siswa IA siswa IS

N 70 70
Mean 28,31 24,27
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 3,899 4,809
Absolute ,113 ,163
Most Extreme Differences Positive ,085 ,118
Negative -,113 -,163
Kolmogorov-Smirnov Z ,943 1,366
Asymp. Sig. (2-tailed) ,337 ,058
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
46

Pada output di atas, terlihat bahwa nilai Asymplotic.sig adalah 0,337

dan 0,058. Sesuai dengan kriteria penafsiran di atas, maka diketahui ke dua

nilai Asympt Sig variabel > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh

data yang ada dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah dari kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau

tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang

diteliti memiliki karakteristik yang sama. Uji homogenitas dengan program

SPSS memiliki kriteria penafsiran, yaitu jika nilai:

Sign > 0,05 = variasi data adalah homogen.


Sign < 0,05 = variasi data adalah berbeda (heterogen).

Perhitungan uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan

metode Uji Levene, dengan menggunakan aplikasi SPSS 21.0, hasil output

yang diperoleh adalah seperti berikut ini:

Tabel 10. Hasil uji homogenitas data

Test of Homogeneity of Variances Test of Homogeneity of Variances


Disiplin belajar siswa IA Disiplin belajar siswa IS
Levene Statistic df1 df2 Sig. Levene Statistic df1 df2 Sig.

,788 12 55 ,660 ,918 13 56 ,541

Sesuai dengan tampilan output di atas, diketahui bahwa nilai Sig. yang

diperoleh adalah lebih besar dari 0,05 yaitu 0,660 dan 0,541. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa variansi data yang ada dalam penelitian ini adalah

homogen.
47

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,

apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten

jika pengukuran tersebut diulang. Dengan kriteria penafsiran yang

digunakan adalah jika nilai:

Cronbach's Alpha > rtabel = Instrumen reliabel


Cronbach's Alpha < rtabel = Instrumen tidak reliabel

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 21

dengan metode Cronbach's Alpha, sehingga output yang diperoleh seperti

berikut:

Tabel 11. Hasil uji reliabilitas instrumen


Reliability Statistics IS Reliability Statistics IA

Cronbach's Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items

,752 35 ,718 35

Sesuai dengan hasil analisis statistik dan output SPSS di atas,

diketahui bahwa nilai dengan nilai Cronbach's Alpha lebih besar

dibandingkan nilai r tabel yakni (0,0,752 dan -,718 > 0,2335). Dengan hasil

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen dalam penelitian

ini adalah reliabel.

C. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan uji asunsi statistik tentang kenormalan dan

kehomogenitasan data, yang mana ditemukan bahwa seluruh data yang diambil

merupakan homogen dan berdistribusi normal. Dengan demikian, dalam proses

analisis uji perbedaannya, dilakukan dengan menggunakan formula statistik

parametrik, yaitu t-tes sample independent.


48

Untuk melakukan analisis uji t dengan sampel independent menggunakan

program aplikasi SPSS, maka disusun perolehan skor masing-masing responden

dalam penelitian ini seperti pada tabel berikut:

Tabel 12. Perolehan skor disiplin belajar antara siswa IA dengan siswa IS
Nilai Disiplin Nilai Disiplin
Responden Belajar siswa Responden Belajar siswa
Siswa IA Siswa IS siswa IA siswa IS
Responden 1 31 33 Responden 36 31 26
Responden 2 23 21 Responden 37 29 17
Responden 3 30 27 Responden 38 33 24
Responden 4 21 25 Responden 39 30 24
Responden 5 29 24 Responden 40 33 28
Responden 6 31 26 Responden 41 33 23
Responden 7 26 17 Responden 42 31 16
Responden 8 20 24 Responden 43 31 17
Responden 9 21 24 Responden 44 23 18
Responden 10 23 28 Responden 45 30 29
Responden 11 28 23 Responden 46 21 27
Responden 12 27 16 Responden 47 29 33
Responden 13 34 17 Responden 48 31 31
Responden 14 28 18 Responden 49 26 26
Responden 15 32 29 Responden 50 20 25
Responden 16 32 27 Responden 51 21 24
Responden 17 32 33 Responden 52 23 26
Responden 18 22 31 Responden 53 28 17
Responden 19 29 31 Responden 54 27 24
Responden 20 27 30 Responden 55 34 24
Responden 21 33 17 Responden 56 28 28
Responden 22 32 20 Responden 57 32 33
Responden 23 24 26 Responden 58 32 21
Responden 24 27 25 Responden 59 32 27
Responden 25 30 24 Responden 60 22 25
Responden 26 30 26 Responden 61 29 24
Responden 27 33 17 Responden 62 27 26
Responden 28 29 24 Responden 63 33 17
Responden 29 27 24 Responden 64 32 24
Responden 30 26 28 Responden 65 24 23
Responden 31 27 33 Responden 66 27 16
Responden 32 28 21 Responden 67 30 17
Responden 33 26 27 Responden 68 30 18
Responden 34 29 25 Responden 69 33 29
Responden 35 34 24 Responden 70 26 27
49

Setelah menyusun data perolehan skor dari masing-masing responden, maka

selanjutnya data diinput ke dalam program SPSS dan dilakukan analisis

menggunakan rumus t-test. Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil

analisis, maka sebelumnya perlu ditentukan batas penerimaan hasil analisis

penelitian.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan pada awal penelitian yang

menyebutkan bahwa: terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPS

dan siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi (H0), maka lawan dari

hipotesis awal tersebut adalah hipotesis alternatif (Ha) yang menyebutkan bahwa:

tidak terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPS dan siswa kelas

XI IPS di SMA Negeri 10 Kota Jambi.

Untuk dapat digunakan dalam penginterprestasian hasil analisis data, maka

hipotesis di atas disusun menjadi hipotesis statistik seperti berikut ini:

Terima Ho jika thitung > ttabel, pada α=0,05 dan df=69

Tolak Ho dan terima Ha jika thitung < ttabel, pada α=0,05 dan df=69

Setelah menentukan batas penerimaan hipotesis beserta hipotesis

statistiknya, maka berdasarkan analisis t-test independent sample yang telah

dilakukan diperoleh output sebagai berikut:

Tabel 13. Output 1.(Hasil analisis t-test independent sample)


Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

disiplin belajar siswa IA 70 28,31 3,899 ,466

siswa IS 70 24,27 4,809 ,575


50

Pada output di atas, terlihat bahwa rata-rata disiplin belajar untuk siswa

kelas XI IA adalah 28,31 dan rata-rata isiplin belajar untuk siswa kelas XI IS

adalah 24,27. Bersdasarkan hasil tersebut, maka jelas bahwa rata-rata dsisiplin

belajar siswa di SMA Negeri 10 Kota Jambi berbeda antara siswa kelas XI IA dan

siswa kelas XI IS. Sedangkan untuk melihat apakah perbedaan ini memang nyata

(signifikan) secara statistik, maka perlu kita perhatikan pada output bagian kedua,

yakni sebagai berikut:

Tabel 14. Output II. (Hasil analisis t-test independent sample)


Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of Means
Variances
95%
Std. Confidence
Mean
Sig. (2- Error Interval of the
F Sig. t df Differen
tailed) Differen Difference
ce
ce
Lower Upper
disiplin Equal
1,453 ,230 5,463 138 ,013 4,043 ,740 2,580 5,506
belajar variances
assumed
Equal
5,463 132,345 ,035 4,043 ,740 2,579 5,507
variances not
assumed

Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai Fhitung Levene test yang diperoleh

adalah sebesar 1,453 dengan probabilitas 0,230. Dikarenakan nilai probabilitas >

dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variansi data dalam penelitian ini adalah

sama. Dengan demikian, analisis uji beda (t-test) harus menggunakan Equal

variances assumed.

Pada tabel di atas bagian Equal variances assumed, diketahui bahwa nilai

thitung yang diperoleh adalah sebesar 5,463 dengan probabilitas sebesar 0,013 (two

tail). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar

siswa di SMA Negeri 10 Kota Jambi berbeda antara siswa kelas XI IA dan IS.
51

Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini, berdasarkan nilai thitung yang

diperoleh dibandingkan dengan nilai ttabel, diketahui bahwa nilai thitung >ttabel pada

α=0,05 dan df=69, yakni 5,463 > 1.66724, dengan hasil tersebut maka Terima Ho

dan tolak hipotesis lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPS dan siswa

kelas XI IPS di SMA Negeri 10Kota terbukti secara nyata melalui analisis

statistik.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Melalui analisis data dengan menggunakan analisis persentase dan uji beda

dengan program aplikasi SPSS 21.0. berdasarkan hasil analisis data dengan teknik

persentase maka diperoleh kualitas rata-rata disiplin belajar dari masing-masing

kelompok responden, yaitu sebagai berikut:

Persentase Rata-rata Disiplin Belajar Siswa Kelas


XI IA dengan Siswa Kelas XI IS di SMA Negeri 10
Kota Jambi
100.0%

90.0%
80.9%
80.0%
69.3%
70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
siswa kelas XI IA siswa kelas XI IS
52

Terlihat pada chart di atas, bahwa persentase rata-rata dari disiplin belajar

siswa kelas XI IA di SMA Negeri 10 Kota Jambi adalah sebesar 80,9%. Hasil ini

memberikan gambaran bahwasannya disiplin belajar siswa kelas XI IA di SMA

Negeri 10 Kota Jambi berada pada kualitas yang baik. sedangkan perolehan

persentase rata-rata dari disiplin belajar siswa XI IS di SMA Negeri 10 Kota

Jambi berada pada kualitas yang baik namun persentase rata-rata sebesar 69,3%,

terbukti lebih rendah dibandingkan dengan perolehan rata-rata siswa jurusan IA.

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam

pemilihan program pengajaran pada siswa di Sekolah Menengah Aatas (SMA).

Dalam penjurusan ini, siswa diberi kesempatan untuk memilih jurusan yang

paling sesuai dengan karakteristik dirinya. Ketepatan dalam memilih jurusan

dapat mempengaruhi kedisiplin siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di

sekolah.

Selain itu, menurut Arikunto (2004:117) salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kedisiplinan peserta didik adalah:

1. Faktor genetik, yaitu segala sesuatu dibawa pada setiap individu sejak lahir

dan terdapat pula keturunan/ warisan dari orang tua.

2. Faktor lingkungan yang memiliki peranan yang begitu mempengaruhi

terhadap kedisplinan setiap orang. Sifat kedisiplinan setiap orang selain

dapat dipengaruhi dari faktor genetik juga dapat dipengaruhi dari faktor

lingkungan, karena jika lingkungan berkondisikan baik, maka pengaruh

yang diambil seseorang tersebut juga baik.


53

Siswa kelas X SMA yang naik ke kelas XI akan mengalami pemilihan

jurusan/penjurusan. Jurusan yang tersedia secara umum di SMA meliputi Ilmu

Alam (IPS), Ilmu Sosial (IPS) dan Ilmu Bahasa. Penjurusan akan disesuaikan

dengan minat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Adapun tujuan dari

dilakukannya penjurusan di tingkat SMA ini antara lain adalah:

1. Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat dan

minat yang relative sama.

2. Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia

kerja.

3. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi belajar

yang akan dicapai diwaktu mendatang.

Siswa yang naik kelas XI dan akan mengambil program studi/jurusan

tertentu (IPS,IPS atau Bahasa) boleh memiliki nilai tidak tuntas paling banyak tiga

mata pelajaran. Jurusan IPS adalah program studi yang menitik-beratkan pada

penguasaan konsep-konsep IPS untuk kepentingan siswa menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, memberikan makna pembekalan agar siswa tersebut

dapat bertahan dipercaturan kompetisi perkembangan sains dan teknologi bagi

kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Maka, penilaian akademik jurusan IPS lebih berfokus pada penguasaan

konsep-konsep IPS dan Keterampilannya dalam melakukan observasi, memahami

dan menemukan konsep-konsep IPS. Sedangkan untuk jurusan IPS, lebih menitik-

beratkan pada pengembangan keterampilan ilmu sosial. Penilaian akademik

difokuskan pada keterampilan sosial seperti membuat peta, interaksi sosial,


54

sejarah dan adaptif terhadap lingkungan sosial. Berbeda pula halnya dengan

program studi/jurusan bahasa, yang mana jurusan ini menitikberatkan

pengembangan keterampilan bahasa seperti membuat surat, menyusun karya tulis,

mengerjakan instruksi lisan, dialog dan berpidato.

Jurusan IPS dan IPS sama-sama membutuhkan keahlian tersendiri, dan

sama-sama memerlukan minat dan kecerdasan. Maka dari itu, hendaknya orang

tua dan guru mampu untuk bersikap arif dalam melakukan penjurusan tersebut.

Penjurusan hendaknya disesuaikan dengan minat dan potensi yang dimiliki oleh

siswa itu sendiri, sedangkan guru dan orang tua patut memberikan dorongan dan

dukungan atas hal tersebut.

Menurut Hurlock dalam Handayani, (2007:85) menyebutkan bahwa terdapat

4 (empat) unsur disiplin yang memberikan pengaruh yang cukup besar untuk

meningkatkan kedisiplinan individu, yaitu sebagai berikut:

1. Peraturan,
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk mengatur perilaku. Pola
tersebut bertujuan untuk membekali individu dengan pedoman perilaku
yang disetujui bersama dalam kelompok, rumah, sekolah dalam situasi
tertentu.
2. Hukuman,
Hukuman bertujuan untuk mencegah tindakan yang tidak baik, untuk
mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang salah mempunyai
akibat yang tidak menyenangkan.
3. Penghargaan,
Penghargaan yang diberikan kepada siswa sebenarnya tidak perlu
selalu berupa materi, tetapi dapat juga berupa kata-kata, pujian, senyuman,
tepukan punggung dan sebagainya.
4. Konsistensi,
Konsisten berarti keseragaman atau tingkat kestabilan, konsisten harus
menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsisten dalam peraturan,
hukuman, dan juga penghargaan, supaya anak tidak bingung.
55

Sedangkan hasil analisis uji beda yang dilakukan dengan program aplikasi

SPSS 21.0 menggunakan analisis t-test independent sample membuktikan bahwa

rata-rata dsisiplin belajar siswa di SMA Negeri 10 Kota Jambi berbeda antara

siswa kelas XI IA dan siswa kelas XI IS. Selanjutnya diketahui bahwa nilai

Fhitung Levene test yang diperoleh adalah sebesar 1,453 dengan probabilitas

0,230. Dikarenakan nilai probabilitas > dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

variansi data dalam penelitian ini adalah sama. Dengan demikian, analisis uji beda

(t-test) harus menggunakan Equal variances assumed.

Pada tabel di atas bagian Equal variances assumed, diketahui bahwa nilai

thitung yang diperoleh adalah sebesar 5,463 dengan probabilitas sebesar 0,013 (two

tail). Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa di SMA Negeri 10

Kota Jambi berbeda secara nyata antara siswa kelas XI IA dan IS. Untuk

pengujian hipotesis, diketahui bahwa nilai thitung >ttabel pada α=0,05 dan df=69,

yakni 5,463 > 1.66724, dengan hasil tersebut maka Terima Ho dan tolak hipotesis

lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan disiplin belajar antara siswa kelas XI IPS dan siswa kelas XI IPS di

SMA Negeri 10 Kota terbukti secara nyata melalui analisis statistik.


56

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis uji statistik yang dilakukan, maka pada dasarnya

hasil penelitian ini sejalan dengan teori-teori yang diungkkapkan oleh para ahli

pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang diperoleh sebagai hasil dari analisis data

dengan menggunakan analisis persentase dan analisis uji beda sampel bebas (t-test

independent sample) dengan bantuan aplikasi SPSS 21.0 mambuktikan bahwa:

1. Persentase rata-rata disiplin belajar siswa kelas XI IA berada pada kualitas

baik dengan persentase rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 80,9%.

2. Persentase rata-rata disiplin belajar siswa kelas XI IS berada pada kualitas

baik dengan rata-rata yang didapat adalah sebesar 69,3%.

3. Diketahui bahwa nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 5,463 dengan

probabilitas sebesar 0,013 (two tail). Maka dapat disimpulkan bahwa

disiplin belajar siswa di SMA Negeri 10 Kota Jambi berbeda secara nyata

antara siswa kelas XI IA dan IS. Untuk pengujian hipotesis, diketahui

bahwa nilai thitung >ttabel pada α=0,05 dan df=69, yakni 5,463 > 1.66724,

dengan hasil tersebut maka Terima Ho dan tolak hipotesis lainnya. Maka

dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

disiplin belajar antara siswa kelas XI IPS dan siswa kelas XI IPS di SMA

Negeri 10 Kota terbukti secara nyata melalui analisis statistik.

56
57

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diperoleh, maka

peneliti dapat mengajukan saran-saran kepada pihak yang terkait dalam penelitian

ini, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi siswa,

Disarankan kepada siswa untuk dapat mempertahankan dan

meningkatkan sikap dan kebiasaan disiplin dalam belajarnya terutama bagi

siswa kelas XI IS, agar dapat membantu siswa dalam memahami materi

pelajaran sehingga siswa lebih berpeluang untuk meraih prestasi belajar

yang memuaskan.

2. Bagi orag tua,

Diharapkan dan disarankan kepada seluruh orang tua untuk mampu

memberikan pemahaman berkaitan dengan kegiatan belajar yang baik bagi

siswa, hal ini disebabkan oleh disiplin belajar yang baik dan prestasi belajar

yang diraih siswa di sekolah tidak terlepas dari peran dan pengawasan yang

diberikan oleh orang tua di rumah.

3. Bagi guru pembimbing,

Disarankan kepada guru pembimbing untuk mampu mengoptimalkan

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sehingga mampu

membantu siswa meningkatkan kualitas disiplin belajarnya di sekolah

terutama bagi siswa kelas XI IS, Selain itu, sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.


58

C. Implikasi Terhadap BK

Dengan ditemukannya hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas,

maka memberikan implikasi tentang betapa pentingnya sikap disiplin dalam

kegiatan belajar siswa yang diikuti oleh siswa disekolah agar siswa mampu

meraih prestasi belajar yang memuaskan. Sikap disiplin dalam belajar yang

dimiliki siswa berkaitan erat dengan pengawasan yang diberikan guru dan orang

tua terhadap anak, sehingga siswa mampu untuk tidak melanggar disiplin di

lingkungan manapun ia berada.

Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah, terutama konselor

di sekolah untuk dapat mengusahakan dan menjalin suatu bentuk komunikasi serta

kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Selain itu guru

pembimbing di sekolah dapat menyelenggarakan pelaksanaan layanan informasi

berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan disiplin siswa dalam belajar

Ketataan dan sikap disiplin siswa hendaknya tidak hanya terjadi di

lingkungan sekolah saja, dirumahpun diharapkan siswa mampu mempertahankan

kedisipilinannya dalam belajar, dan akan sangat baik sekali, jika tercipta suatu

hubungan kerja sama antara orang tua dan konselor sekolah untuk berusaha

memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak untuk mengoptimalkan

disiplin belajar siswa. Sehingga dengan terciptanya kedisiplinan siswa dalam

belajar, maka akan membantu siswa dalam usaha untuk meraih prestasi belajar

yang lebih baik di sekolah.


59

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Bentuk-perhatian-orang-tua-dalam-membentuk-disiplin-


anak. [Online]. Tersedia : http://orenriffmilano. wordpresscom.
Akses: Kamis, 19 Maret 2015
Arikunto. (2009). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta
Arikunto,. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, (2002). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Handayani, Rinawati. (2007). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada
Anak Prasekolah. Jakarta: Gramedia.
Liang Gie, (2009). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta : Liberty.
Munawi, (2007). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: PT. Tiga Serangkai.
Semiawan, Conny R. (2009). Penerapan Pembelajaran Pada Anak.
Jakarta: PT Ideks

Sukardi, (2008). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik. Rineka


Cipta, Jakarta
Sutja.A, Dkk. (2014).Panduan penulisan skripsi. Program studi bimbingan
dan konseling FKIP. Universitas Jambi
Tomyli, SK. (2011). Kedisiplinan-belajar-mahasiswa. Universitas Negeri
Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo.
Wulandari. (2012). Pengertian-dan-peranan-kedisiplinan-belajar-siswa.
[Online]. Tersedia: http://fladunkablogspot.com. Akses: Jumat,
13 Maret 2015
60

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai