1.2 Makroskopis
Bentuk oval seperti kacang tanah, mempunyai pinggiran yang cekung disebut
dengan hilus
Besarnya sebesar kepala peniti sampai sebesar buah kenari dan dapat diraba
terutama pada daerah leher, axilla, inguinale dan lain-lain
Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi memproduksi limfosit dan
antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan
Daerah – daerah tubuh yang memiliki nodus limfatikus
1. Daerah Kepala dan Leher bagian lateral dan belakang : yaitu di sepanjang
m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka,
mandibula / dasar mulut
2. Daerah Extrimitas Superior : manus, antebrachi,brachi dan regio axilaris
3. Daerah Mamae di bawah m.pectoralis meliputi kulit dan otot
4. Daerah Thorax : meliputi dinding torax, jantung, pericardium dan paru, pleura,
esophagus, aliran limfe thorax dan kelenjarr mamae masuk ke dalam node
limfatikus anterior dan posterior
5. Daerah Abdomen dan Pelvis : Meliputi daerah peritonium dan sekitar aorta dan
Vena Cava Inferior dan pembuluh darah intestinum. Aliran limfe superficialis
bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk, nn ll axilaris anterior
dan posterior dan dibawah pusat, ke nn limfatisi inguinalis superficial
6. Daerah Extrimitas Inferior : Disepanjang arteri,vena tibialis, regio poplitea, regio
inguinale, alran limfe masuk limfonodus inguinale
1.3 Mikroskopis
Organ bersimpai berbentuk bulat / mirip ginjal, terdiri dari jaringan limfoid.
Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe
Nodus ditemukan di ketiak dan di lipat paha, sepanjang pembuluh-pembuluh besar
di leher dan dalam jumlah besar di toraks dan abdomen terutama dalam
mesenterium
Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dan konkaf (cekung) yg disebut
hilus tempat arteri dan saraf masuk dan vena keluar dr organ
o Korteks luar
- Dibentuk oleh jar.limfoid yang terdiri dari satu jar. sel retikular dan serat retikular
yang dipenuhi oleh limfosit B
- Di dalam jar.limfoid korteks terdapat struktur berbentuk sferis yang disebut nodulus
limfatikus
- Terdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jar.ikat longgar dari
makrofag, sel retikular dan serat retikular
o Korteks dalam
- Merupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa nodulus
- Mengandung banyak limfosit T
o Medulla
- Terdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteks dalam
- Banyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasma
- Korda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yg berdilatasi sinus
limfoid medularis yang mengandung cairan limfe
o Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum
kembali ke sirkulasi darah.
o Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih antigen dan kotoran
lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis makrofag.
Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yang terinfeksi membesar dan
membentuk pusat-pusat germinativum yang banyak dengan proliferasi sel yang aktif
1.4 Fungsi
Drainase cairan dari aliran darah ke jaringan-darah beredar melalui pembuluh sempit
mengarah ke kebocoran cairan atau plasma ke jaringan membawa oksigen dan nutrisi untuk
jaringan dan membawa bahan-bahan limbah dari jaringan ke saluran getah bening. Fluida
mengalir bocor ke pembuluh limfa. Ini membentuk sebuah sistem peredaran darah cairan
dalam tubuh.
Penyaringan dari getah bening pada nodus limfa-simpul berisi sel darah putih yang dapat
menyerang bakteri atau virus yang mereka temukan di getah bening ketika mengalir melalui
getah bening.Sel-sel kanker dapat juga terjebak demikian pula pada getah bening dan
dengan demikian nodus limfa bertindak sebagai indikator seberapa jauh kanker telah
menyebar.
Penyaringan darah-hal ini dilakukan oleh limpa. Limpa menyaring bakteri, virus dan
partikel lain asing.
Meningkatkan kekebalan reaksi dan melawan infeksi-sistem limfatik yang terutama pada
nodus limfa yang lebih aktif dalam kasus infeksi getah bening atau kelenjar sering
membengkak dalam kasus infeksi lokal.
Berdasarkan tempat:
A. Limfadenopati epitroklear
Terabanya kelenjar getah bening epitroklear selalu patologis. Penyebabnya meliputi infeksi
di lengan bawah atau tangan, limfoma,sarkoidosis, tularemia, dan sifilis sekunder.
B. Limfadenopati aksila
Sebagian besar limfadenopati aksila disebabkan oleh infeksi atau jejas pada ekstremitas
atas. Adenokarsinoma payudara sering bermetastasis ke kelenjar getah bening aksila
anterior dan sentral yang dapat teraba sebelum ditemukannya tumor primer. Limfoma
jarang bermanifestasi sejak awal atau, kalaupun bermanifestasi, hanya di kelenjar getah
bening aksila. Limfadenopati antekubital atau epitroklear dapat disebabkan oleh limfoma
atau melanoma di ekstremitas, yang bermetastasis ke kelenjar getah bening ipsilateral.
C. Limfadenopati supraklavikula
Limfadenopati supraklavikula mempunyai keterkaitan erat dengan keganasan.
Padapenelitian, keganasan ditemukan pada 34% dan 50% penderita. Risiko palingtinggi
ditemukan pada penderita di atas usia 40 tahun.Limfadenopati supraklavikula kanan
berhubungan dengan keganasan di mediastinum, paru, atau esofagus. Limfadenopati
supraklavikula kiri (nodus Virchow) berhubungan dengan keganasan abdominal (lambung,
kandung empedu, pankreas, testis, ovarium, prostat).
D. Limfadenopati inguinal
Limfadenopati inguinal sering ditemukan dengan ukuran 1-2 cm pada orang normal,
terutama yang bekerja tanpa alas kaki. Limfadenopati reaktif yang jinak dan infeksi
merupakan penyebab tersering limfadenopati inguinal. Limfadenopati inguinal jarang
disebabkan oleh keganasan. Karsinoma sel skuamosa pada penis dan vulva, limfoma, serta
melanoma dapat disertai limfadenopati inguinal. Limfadenopati inguinal ditemukan
pada 58% penderita karsinoma penis atau uretra.
E. Limfadenopati generalisata
Limfadenopati generalisata lebih sering disebabkan oleh infeksi serius, penyakit
autoimun, dan keganasan, dibandingkan dengan limfadenopati lokalisata. Penyebab jinak
pada anak adalah infeksi adenovirus. Limfadenopati generalisata dapat disebabkan oleh
leukemia, limfoma, atau penyebaran kanker padat stadium lanjut. Limfadenopati sumber
keganasan primer yang mungkin bermetastasis ke kelenjar getah bening tersebut dan
tindakan diseksi leher.
2.5 Manifestasi Klinik
Kelenjar limfoma cenderung teraba kenyal, seperti karet, saling berhubungan, dan tanpa
nyeri. Kelenjar pada karsinoma metastatik biasanya keras, dan terfiksasi pada jaringan
dibawahnya. Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara asimetrik, dan saling
berhubungan, serta kulit di atasnya tampak erimatosa. (Harrison, 1999; 370).
demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC.
sering keringat malam.
Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan.
Timbul benjolan di bagian leher.
Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah
pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding
tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan
pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri.
Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus.
Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak.
Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan),
memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada
leukemia.
SALURAN NAPAS : Batuk lama atau lebih 2 minggu hilang timbul, ASMA, sering
batuk kecil atau berdehem, sering menarik napas dalam.
HIDUNG, TELINGA TENGGOROKAN : Pilek lama lebih dari 2 minggu hilang
timbul, bila pilek lama sering disertai sakit telingasering bersin, hidung buntu,
terutama malam dan pagi hari. MIMISAN, SINUSITIS, hidung sering gatal digosok-
gosok atau hidung sering digerak-gerakkan “rabbit nose”. Kotoran telinga berlebihan,
sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna). Telinga sering berdengung
atau gemuruk .
KULIT : Kulit timbul BISUL, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti
tergigit nyamuk. Timbul warna putih pada kulit seperti ”panu”. Perioral dermatitis
timbul bintil kemerahan atau jerawat di sekitar mulut. Dipinggir kuku kulit sering
terkelupas, kulit dibawah kuku bengkak bahkan sampai terlepas (paronichia) Sering
menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena
gatal.
SALURAN CERNA : Mudah MUNTAH bila menangis, berlari atau makan banyak.
MUAL pagi hari. Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali/hari atau lebih, sulit BAB
(obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang
angin, berak di celana. Sering KEMBUNG, sering buang angin dan bau tajam. Sering
NYERI PERUT. Kadang nyeri di daerah kantung empedu. Waspadai bila nyeri perut
hebat bila divonis usus buntu harus segera second opinion ke dokter lain. Sering salah
diagnosis karena gejala mirip.
GIGI DAN MULUT : Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi
mudah bengkak/berdarah. Bibir kering dan mudah berdarah, sering SARIAWAN,
lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
PEMBULUH DARAH Vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering LEBAM
KEBIRUAN pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. Berdebar-
debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.
OTOT DAN TULANG : nyeri kaki atau kadang tangan, sering minta dipijat
terutama saat malam hari. Kadang nyeri dada. Kadang otot sekitar rahang atas dan
rahang bawah kaku bila mengunyah terganggu, bila tidur gigi sering gemeretak, Otot
di leher belakang dan punggung sering kaku dan nyeri
SALURAN KENCING : Sering minta kencing, BED WETTING
(semalam ngompol 2-3 kali)
MATA : Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area
bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
HORMONAL : rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan
pertumbuhan tinggi badan. Gangguan pada dewasa : rambut rontok, Prementrual
Syndrome (gangguan saat menstruasi), jerawat,
Mengalami Gizi Ganda : bisa kurus, sulit naik berat badan atau kegemukan. Pada
kesulitan kenaikkan erat badan sering disertai kesulitamn makan dan nafsu makan
kurang. Sebaliknya pada kegemukan sering mengalami nafsu makan berlebihan
Kesulitan Makan dan gangguan Makan : Nafsu makan buruk atau gangguan
mengunyah menelan
Kepala,telapak kaki atau tangan sering teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski
dingin (malam atau ac). Keringat berbau.
FATIQUE atau KELELAHAN : mudah lelah, sering minta gendong, Pada dewasa
sering mengeluh “capek”
Daya tahan menurun sering sakit demam, batuk, pilek setiap bulan bahkan sebulan 2
kali. (normal sakit seharusnya 2-3 bulan sekali). Karena sering sakit berakibat
Tonsilitis kronis (AMANDEL MEMBESAR).
2.6 DB
Tiroid
Struma,kista,neoplasma
Neoplasma
Karsinoma metastasis
Limfoma primer
Tumor kelenjar saliva
Tumor badan karotis
Peradangan
Adenopati infeksi akut
Abses kencing leher
Higroma kistik
Kista brankial
Parotitis
Congenital
Kista duktus tiroglosus
Kista dermoid
Tortikolis
Vascular
Aneurisma subklavia
Ektasia subklavia
2.7 Tatalaksana
Pengobatan limfadenopati kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya.
Banyak kasus dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh dengan sendirinya dan
tidak membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah
4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi
dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.
Kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang
adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.
Pembesaran KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri,
walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB
oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari
pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap
antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg)
tiga kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.
Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat
anti tuberkulosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis
maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak
memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan makrolida dan
antimikobakterium. Pemeriksaan penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan,
namun bila berlangsung >2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr
virus, citomegalovirus, hiv, toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana
semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ada dan yang paling mengarahkan
diagnosis.
2.8 Pencegahan
Kehadiran penyakit limfadenopati ini dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan.
Mengingat penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, kuman, bakteri dan lainnya. Memastikan
semua makanan dan minuman yang kita konsumsi bersih dan higenis, menjaga kebersihan
badan dengan rajin membersihkannya memakai sabun secara teratur serta menjaga kebersihan
tempat tinggal adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ini.
Selain itu, melakukan gaya hidup sehat juga dirasa perlu guna menjaga diri jauh dari penyakit
ini.
2.9 Komplikasi
Komplikasi biasanya berkaitan dengan gangguan yang mendasari tertentu yang menyebabkan
limfadenopati tersebut; Namun, limfadenopati itu sendiri dapat menyebabkan komplikasi
yang serius.
Adenopati mediastinum dapat mengakibatkan beberapa komplikasi berpotensi
mengancam nyawa. Pengakuan komplikasi ini penting karena adenopati mediastinum
tidak dapat langsung dinilai secara klinis dan karena itu dapat dengan mudah
terjawab.
Adenopati mediastinum dapat menyebabkan sindrom vena kava superior dengan
obstruksi aliran darah; bronkial atau trakea obstruksi dengan batuk, mengi, dan
obstruksi saluran pernapasan akhirnya (yang dapat mengancam kehidupan); dan
disfagia dari kompresi esofagus. Kadang-kadang, erosi node menjadi bronkus atau
trakea dapat menyebabkan hemoptisis.
Ketika diagnosis suatu keganasan yang tidak terjawab, komplikasi metabolisme yang
serius dapat terjadi. Ini termasuk nefropati asam urat, hiperkalemia, hiperkalsemia,
hipokalsemia, hiperfosfatemia, dan gagal ginjal asam.
Adenopati perut dapat menyebabkan sakit perut atau punggung, sembelit, dan
frekuensi kencing. Obstruksi usus yang disebabkan oleh intususepsi dapat
mengancam nyawa.
2.10 Prognosis
Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam
kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun, dalam
beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pembengkakan
menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi. Penderita dengan
limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis, atau keracunan darah
(septikemia), yang kadang-kadang fatal.
Diagnosis Banding
Etiologi
Sedikit yang diketahui tentang etiologi leukemia limfoblastik akut (ALL) pada orang
dewasa dibandingkan dengan leukemia myelogenous akut (AML). Kebanyakan orang
dewasa dengan ALL tidak memiliki faktor risiko diidentifikasi. Meskipun sebagian besar
leukemia terjadi setelah terpapar radiasi AML daripada ALL, peningkatan prevalensi ALL
tercatat dalam selamat dari bom atom Hiroshima tetapi tidak pada mereka yang selamat
dari bom atom Nagasaki.
Pasien jarang memiliki gangguan yg hematologi (AHD) seperti sindrom
myelodysplastic (MDS) yang berkembang ke ALL. Namun, kebanyakan pasien dengan
MDS yang berkembang untuk leukemia akut mengembangkan AML daripada ALL.
Semakin, kasus ALL dengan kelainan kromosom Band 11q23 setelah pengobatan dengan
topoisomerase II inhibitor untuk keganasan lain telah dijelaskan. Namun, kebanyakan
pasien yang mengembangkan leukemia akut sekunder setelah kemoterapi untuk kanker lain
mengembangkan AML daripada ALL.
Limfoma maligna
Limfoma maligna terbagi menjadi Hodgkin’s limfoma dan Non-Hodgkin’s limfoma.
Limfoma hodgkin dan non-hodgkin dibedakan dengan keberadaan reed-sternberg sel dan T
atau B-cell associated antigens. Sel RS mempunyai ekspresi CD15 (antigen golongan darah
lewis x yang berfungsi sebagai reseptor adhesi) dan CD30.
Tabel 2. Perbedaan limfoma hodgkin dengan limfoma non Hodgkin.
Lokasi kelompok kelenjar limfe tunggal Lebih sering terlibat kelenjar limfe tepi yang
(servikal, mediastinal, paraaortik) multiple
Kelenjar limfe mesentrik dan cincin Sering ditemukan keterlibatan limfe mesentrik
waldeyer jarang terlibat dan cincin waldeyer
Limfoma Hodgkin adalah kanker jaringan limfoid, biasanya pada kelenjar limfe dan limpa.
Penyakit ini adalah salah satu jenis kanker yang paling sering dijumpai pada dewasa muda,
terutama pria muda. Penyakit Hodgkin merupakan gangguan klonal yang berasal dari satu sel
abnormal. Populasi sel abnormal tampak diturunkan dari sel B atau yang lebih jarang dari sel
T atau monosit. (Corwin, 2009)
Walaupun tumor yang berasal dari sel T juga ditemukan (jarang), sekarang disepakati
bahwa, pada sebagian besar kasus limfoma Hodgkin adalah neoplasma sel B pusat
germinativum yang mengalami transformasi. Prognosis setelah radioterapi dan kemoterapi
agresif untuk pasien dengan penyakit ini, termasuk mereka yang mengidap penyakit diseminata
(stadium III dan IV), umumnya sangat baik. (Kumar, 2007)
Limfoma ini memiliki distribusi himodal dengan puncaknya pada dewasa muda dan
puncak yang lain pada manula. Tanda khas pada penyakit ini adalah sel Reed-Stcrnhcrg.
Penyebabnya tidak diketahui. Pemeriksaan epidemiologis/serologis menemukan
kemungkinan adanya kaitan dengan EBV. Genom virus EBV ditemukan pada 80% spesimen
biopsi. Terdapat sedikit peningkatan risiko pada anggota keluarga penderita. Sebagian besar
pasien dalang dengan limfadenopati pada leher dan di tempat lain (lebih jarang). Gejala B
dapat terjadi. Terkadang pasien dalang dengan keluhan akibat limpadenopati masif seperti
obstruksi vena kava superior. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan biopsi pada nodus
limfatikus yang terkena.
Gambaran klinis:
Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai nyeri, terutama di daerah leher dan di bawah
lengan
Dapat timbul demam malam hari dan keringat malam
Penurunan berat badan pada dtadium penyakit
(Corwin, 2009)
o Limfadenitis tuberkulosis
Limfadenitis tuberkulosis (TB) merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah
bening yang disebabkan oleh basil tuberkulosis (Ioachim, 2009). Apabila peradangan terjadi
pada kelenjar limfe di leher disebut dengan scrofula (Dorland, 1998). Limfadenitis pada
kelenjar limfe di leher inilah yang biasanya paling sering terjadi (Kumar, 2004). Istilah scrofula
diambil dari bahasa latin yang berarti pembengkakan kelenjar. Hippocrates (460-377 S.M.)
menyebutkan istilah tumor skrofula pada sebuah tulisannya (Mohaputra, 2009).
Limfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacteria tergolong dalam famili Mycobactericeae dan ordo Actinomyceales. Basil TB
adalah bakteri aerobik obligat berbentuk batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 μm dan
tidak berspora. M. tuberculosis merupakan bakteri tahan asam dan mudah mengikat pewarna
Ziehl-Neelsen atau karbol fuksin (Kumar, 2004).
Gambaran klinis:
Pembengkakan kelenjar limfe dapat terjadi secara unilateral atau bilateral, tunggal
maupun multipel.
Benjolan biasanya tidak nyeri dan berkembang secara lambat dalam hitungan minggu
sampai bulan, paling sering berlokasi di regio servikalis posterior dan yang lebih jarang
di regio supraklavikular
Menunjukkan gejala sistemik seperti demam, penurunan berat badan, fatigue dan
keringat malam.
Makroskopik
1. Kelenjar limfe membesar
2. Dapat digerakan dari jaringan sekitar
3. Berkapsul
4. Konsistensi keras, terutama jika ada fibrosis
Mikroskopik
1. Gambaran jaringan kelenjar limfe dengan sentrum germinativum membesar dan aktif
mengandung limfosit-limfosit muda yang menunjukkan mitosis atau proliferasi sel
retikulum yang sering mengandung kuman atau debris seluler yang telah difagositosis
2. Penambahan sel retikulum dan limfosit dalam sinus disebut sinus catarrh.
3. Fibrosis diantara jaringan limfoid.
4. Kapsul dari nodus limfatikus bisa mengalami periadenitis akan tampak tebal dengan
infiltrasi sel-sel radang kronis.
Tata Laksana
Pengobatan limfadenopati kelenjar getah bening leher didasarkan kepada penyebabnya.
Banyak kasus dari pembesaran kelenjar getah bening leher sembuh dengan sendirinya dan tidak
membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6
minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi
dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.
Kelenjar getah bening yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang
adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.
Antibiotik perlu diberikan apabila terjadi limfadenitis supuratif yang biasa disebabkan oleh
Staphyilococcus. aureus dan Streptococcus pyogenes (group A). Pemberian antibiotik dalam
10-14 hari dan organisme ini akan memberikan respon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi
menuntut untuk dipertimbangkan kembali diagnosis dan penanganannya. Pembedahan
mungkin diperlukan bila dijumpai adanya abses dan evaluasi dengan menggunakan USG
diperlukan untuk menangani pasien ini.
Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka
prinsip--prinsip yang dipakai adalah: Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah
timbulnya kekebalan terhadap OAT.