Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Z


TEKNIK RELAKSASI OTOT DAN PERNAPASAN PADA Ny. Z

Kunjungan ke-4 Tanggal: 8 Desember 2017

1. Latar Belakang
Keluarga Ny. Z adalah keluarga yang tinggal di RT 06 RW 4 kelurahan Bareng.
Keluarga Ny. Z merupakan keluarga dengan lansia yang terdiri dari Ny. Z (72), Tn. S
(44), Tn. A (38), An. A (12). Pada saat dilakukan pengkajian, Ny. Z mengatakan bahwa
beliau bekerja tidak bekerja dan selalu ada di rumah. Sedangkan yang mencari nafkah
adalah anak Ny. Z yaitu Tn. S dan Tn. A.
Setiap harinya Ny. Z hanya memasak terkadang membersihkan rumah. Karena
Ny. Z sudah lama mengalami stroke jadi kurang bisa mengerjakan pekerjaan rumah
yang berat. Seperti untuk mencuci baju Ny. Z hanya mencuci baju nya sendiri karena
anak-anak nya tidak mau meberatkan Ny. Z itu pun Ny. Z mencuci dengan mesin cuci.
Tetapi ketika menjemur baju Ny. Z harus naik tangga ke lantai 2.
Ketika dilakukan pengkajian, tekanan darah Ny. Z yaitu 160/100 mmHg dan
beliau mengeluhkan sering pusing, leher kaku dan mudah lelah. Hal tersebut sudah
terjadi sudah lama bahkan sebelum beliau terkena Stroke dan sudah dilalukan
pengobatan yaitu kontrol ke dokter dan meminum obat tapi terkadang masih lupa
meminum obat. Ny. Z mengakatan dulu pernah tidak meminum obat sama sekali dan
akhirnya obatnya di ganti karena hal itu Ny. Z sekarang meminum obat dengan rutin
meski terkadang masih sering lupa.
Selain kurang rutinya Ny. Z meminum obat Ny. Z juga kurang berolah raga. Hal
tersebut dikarena menurutnya tubuhnya sudah tidak mampu karena mengalami stroke.
Hal lainnya yang memicu terjadinya kenaikan tekanan darah yaitu pola konsumsi
keluarga. Ny. Y lebih menyukai makanan yang cenderung asin, digoreng, bersantan
tetapi sudah mencoba mengurangi nya.
Saat dilakukan kunjungan kedua, didapatkan bahwa Ny. Z terkadang juga
sering bersosialisasi ke tetangga di sekitar rumahnya NY. Z lebih sering menghabiskan
waktu untuk duduk di rumah sambal menonton TV. Hal tersebut bisa mengakibatkan
terjadinya kenaikan tekanan darah karena kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu,
diperlukan adanya upaya agar Ny. Z mau berolah raga yang tidak memberatkan Ny. Z
tidak menyita waktu dan bisa di lakukan kapan saja.

1
2. Proses keperawatan
a. Diagnosis keperawatan keluarga: Ketidakefektifan managemen kesehatan diri
b. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x60 menit keluarga mampu
memahami dan mempraktekkan tehnik relaksasi otot progresif dan nafas dalam.

c. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan pengertian relaksasi otot dan pernafasan
2. Mampu menjelaskan manfaat relaksasi pernapasan otot dan pernafasan
3. Mampu menjelaskan cara relaksasi otot dan pernafasan
4. Mampu mempraktekkan langkah-langkah relaksasi otot dan pernafasan
dengan benar.

3. Implementasi dan Tindakan Keperawatan


a. Metode : Metode yang digunakan adalah interaktif learning (ceramah,
diskusi dan tanya jawab) dan demonstrasi.
b. Alat : leaflet
c. Waktu dan tempat :
Tempat : Rumah keluarga Ny. Z RT 6 RW 4, kelurahan Bareng
Waktu : Pukul 10.00 WIB

4. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur:
 Persiapan materi
 Persiapan media
b. Kriteria proses:
 Proses pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
 Keluarga antusias selama proses kegiatan diskusi
c. Kriteria hasil:
 Keluarga dapat memahami pengertian relaksasi otot dan pernapasan,
manfaat relaksasi otot dan pernapasan, cara relaksasi otot dan pernapasan,
dan mempraktekkan langkah-langkah relaksasi otot dan pernapasan benar

2
LAMPIRAN MATERI
RELAKSASI PERNAPASAN

A. Pengertian Relaksasi OtoT dan Pernapasan


Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan pada
cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang bertujuan untuk menenangkan
fisik, pikiran dan jiwa dari masalah kehidupan sehari-hari. Teknik relaksasi semakin
sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi keteganggan dan kecemasan
(Utami, 2010). Tetapi banyak juga orang yang enggan melakukan relaksasi karena
kesibukannya bahkan mereka tidak sadar jika relaksasi dapat menghilangkan stres
karena pekerjaan yang mereka alami (Wuryananto, 2008).
Terapi relaksasi otot progresif merupakan salah satu teknik pengelolaan diri
yang didasarkan pada cara kerja sistem saraf simpatis dan parasimpatis (Ramdhani et
al., 2009). Efek dari terapi relaksasi otot progresif adalah dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi dan tanpa adanya efek samping (Alimansur et al.,
2013).
Sedangkan relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara
melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru
dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002).

B. Tujuan dan Manfaat Teknik Relaksasi Otot dan Pernafasan


Terapi relaksasi otot progresif dapat meningkatkan relaksasi dengan
menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis
sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Saraf parasimpatis akan melepaskan
asetilkolin untuk menghambat aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan
kontraktilitas otot jantung, vasodilatasi arteriol dan vena (Muttaqin, 2009). Menurut
Aaronson et al. (2010), asetilkolin yang dibebaskan ke dinding pembuluh darah akan
merangsang sel-sel endothelium pada pembuluh darah untuk mensintesis dan
membebaskan nitrit oksida (NO), NO akan memberikan sinyal kepada sel-sel otot
polos di sekitarnya untuk berelaksasi.
Menurut National Safety Council (2004), bahwa teknik relaksasi nafas dalam
saat ini masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan
karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara normal
tanpa perlu berfikir atau merasa ragu.

3
Sementara Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik
relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan serta menurunkan tekanan darah.

C. Prosedur Teknik Relaksasi Otot dan Pernafasan


 Prinsip relaksasi otot progresif
a. Prosedur setiap gerakan diulangi 2 kali
b. Relaksasi otot progresif ini membutuhkan waktu 15-20 menit
c. Setelah melakukan gerakan harus kembali keposisi rileks terlebih dahulu
 Persiapan
a. Gunakan 2 bantal untuk sandaran
b. dan posisikan badan senyaman mungkin di tempat tidur, Pastikan anda merasa
santai dan tidak tegang
c. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman
d. Lepaskan kaca mata, jam tangan, ikat pinggang dan alas kaki apabila sedang
menggunakannya
 Gerakan 1: Membuat kepalan tangan pada tangan kiri terleih dahulu. Pejamkan mata
dan buat kepalan semakin kuat kemudian rasakan ketegannganya. Tarik napas
dalam dan hembuskan napas dengan panjang selama 10 detik. Lakukan bergantian
pada tangan kanan.

 Gerakan 2: Mengerutkan dahi dan alis sampai ototnya menegang dan kulitnya
keriput, rasakan ketegangan selama 10 detik dan merasakan rileks selama 10 detik.

4
 Gerakan 3: Memoncongkan bibir sekuat-kuatnya, lakukan ketegangan selama 10
detik dan merasakan rileks selama 10 detik.

 Gerakan 4: Gerakan tekuk leher kebawah hingga dagu seperti akan menyentuh dada,
rasakan ketegangan selama 10 detik dan merasakan rileks selama 10 detik.

 Gerakan 5: Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan seperti hingga


menyentuh kedua telinga, rasakan ketegangan selama 10 detik dan rileks selama 10
detik

5
 Gerakan 6: Luruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot pada paha merasa
tegang, rapatkan kedua lutut sehingga lutut terkunci dan rasakan ketegangan pindah
ke otot betis, rasakan ketegangan otot selama 10 detik lalu lepaskan ketegangan dan
rasakan rileks selama 10 detik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC.


Smeltzer, S.C., & Bare, B.G., (2002). Buku ajar keperawatan medical Bedah. Edisi 8.
Volume 2. Alih Bahasa: Agung, W., dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Utami, M.S. tanpa tahun. Prosedurprosedur Relaksasi (dlm Subandi ed.). 2002.
Psikoterapi : Pendekatan Konvensional & Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar & Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM.
Wiryowidagdo, S & Sitanggang, M. 2002. Tanaman Obat untuk Penyakit
Jantung, Darah Tinggi, & Kolesterol. Jakarta: PT Agromedia.
Wuryanano, 2008. Berlatih Teknik Relaksasi – Pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai