Anda di halaman 1dari 2

Sepsis merupakan penyebab utama kematian kedua di bagian noncoronary intensive

care units dan termasuk dalam 10 besar penyebab kematian di Amerika Serikat. Sepsis dialami
sekitar 750.000 orang pertahunnya dan lebih dari 210.000 orang diantaranya meninggal.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) NCHS Data Brief bahwa di
rumah sakit (RS) Amerika Serikat kejadian sepsis meningkat dari 621.000 di tahun 2000
menjadi 1.141.000 di tahun 2008 (CDC, 2008). Hasil survei di India bagian timur mendapatkan
kejadian sepsis berat terdiri 17% dari semua kunjungan di Intensive Care Unit (ICU), dengan
angka kematian yang tinggi yaitu mencapai 45%. Sepsis dapat disebabkan oeh infeksi bakteri
Gram negatif 70% (Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Enterobacter, E. Colli, Proteus,
Neisseria), infeksi bakteri Gram positif 20-40% (Staphyllococcus aureus, Streptococcus,
Pneumococcus), infeksi jamur dan virus 2- 3% (dengue haemorrhagic fever, herpes viruses),
protozoa (malaria falciparum) (Tambajong et, al., 2016).
Hampir 15% dari pasien yang di rawat di ruang rawat intensif dengan severe sepsis,
dimana dua pertiga dari pasien-pasien tersebut mengalami syok septik. Meskipun pemahaman
patofisiologi dan terapi meningkat, didukung oleh terapi antibiotik yang spesifik, sepsis
dilaporkan tetap menjadi penyebab dari kematian noncardiac di Intensive Care Units (ICUs).
Angka kematian tetap tinggi dan sepsis menjadi penyebab kematian tertinggi dibandingkan
penyakit-penyakit umum lainnya di negara-negara barat seperti myocard infarct, stroke dan
trauma. Sepsis merupakan suatu beban berat bagi seluruh pelayanan kesehatan di dunia, baik
dari segi ekonomi maupun sosial. Sepsis merupakan kondisi dengan biaya terapi termahal di
rumah sakit Amerika Serikat yaitu mendekati 15,4 milyar dolar. Sepsis selain merupakan
penyebab utama kematian juga dapat menurunkan kualitas hidup pasien yang bertahan.
Sedangkan penelitian di Prancis yang dilakukan di 36 PICU/NICU didapatkan insidens sepsis
sebanyak 3%, dengan rata-rata mortalitas sebanyak 30- 60%. Dari penderita sepsis tersebut
kira-kira 49% penderita mengalami bakteremia yang terdiri dari 58% dengan bakteri gram
(+),dan 42% dengan bakteri gram (-).(Russel, 2012).
Di Indonesia tingkat penyebaran dari penyakit sepsis di Rumah Sakit Dr. Sutomo ialah
penderita yang jatuh dalam keadaan sepsis berat sebesar 27,08%, syok septik sebesar 14,58%,
sedangkan 58,33% sisanya hanya jatuh dalam keadaan sepsis. Data rekam medik di RSUP
Dr.sardjito menunjukkan pada tahun 2013 sepsis merupakan penyebab kematian pertama
sebesar 84 kasus, dengan angka kejadian penyakit menempati urutan ketiga sebesar 1196
kasus. Berdasarkan data yang diperoleh di RS Prof. dr. R.D. Kandou Manado, jumlah pasien
dengan diagnosis sepsis, sepsis berat dan syok sepsis periode November 2014-November 2015
sebanyak 35 orang terdiri dari 19 perempuan dan 16 laki-laki. Pasien yang dirawat di ICU
dengan diagnosis masuk sepsis yang terbanyak yaitu 29 orang (82,8%) dibandingkan dengan
diagnosis lain yaitu severe sepsis sebanyak 4 orang (11,4%) dan syok sepsis sebanyak 2 orang
(5,7%) (Tambajong et, al., 2016).

SUMBER:
CDC, Health, United States, 2008. Washington DC, 2008: US Department of Health and
Human Services
Tambanjong, R.N., et. al., Profil Penderita Sepsis di ICU RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado
Periode Desember 2014 – November 2015. Manado, 2016: Jurnal e-Clinic

Russell, J.A., Shock Syndromes Related to Sepsis. In: Goldman, L., and Schaffer, A.I., ed.
Goldman’s Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, 2012: Elsevier Saunders, pg.658-
665.

Anda mungkin juga menyukai