Anda di halaman 1dari 5

METAL INDUSTRIES DEVELOPMENT CENTER

(MIDC) BANDUNG

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, lingkup kajian, tujuan
praktek kerja lapangan, tanggal, waktu dan tempat pelaksaan praktek kerja
lapangan, jadwal waktu dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap impor pasokan alat
utama sistem pertahanan (Alutsista) dan kemandirian persenjataan militer Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Maka penguasaan teknologi untuk membuat Alutsista
harus dimiliki, agar bangsa kita tidak terus tergantung pada negara lain. Rantai
tank (tracklink) merupakan salah satu komponen Alutsista yang selama ini masih
di impor. Fungsi dari komponen tracklink tank tersebut adalah untuk menapak
pada jalan dan menggerakan kendaraan tempur tank. Karena tracklink sangat vital
pada kendaraan tempur yang dioperasikan, maka komponen tersebut harus
memiliki sifat keamanan yang baik, serta sifat-sifat mekanis lainnya seperti: keras,
tahan aus dan ulet, tahan lama (durability) dan keandalan yang tinggi (realibility).
Peluang pasar komponen tracklink sangat besar dimana saat ini TNI
memiliki armada tank sekitar 1.300 buah tank. Dari data yang diperoleh di
lapangan umur pakai tracklink sangat singkat (consumable) sekitar 1 tahun.
Sedangkan dalam satu tank dibutuhkan tracklink sebanyak 180 buah sehingga
kebutuhan tracklink TNI setiap tahunnya dapat mencapai lebih dari 200.000 buah.
Tank Scorpion merupakan salah satu jenis tank ringan dari jenis Combat
Vehicle Reconnaisance Tracked (CVRT), yang berarti kendaraan intai tempur
beroda rantai. Tank ini berasal dari Inggris dan diproduksi oleh Alvis Vickers yang
mana kemudian saat ini diakuisisi oleh BAE Systems Land System (Weapon &
Vehicles). TNI AD sebagai salah satu pengguna tank Scorpion dipergunakan
untuk memperkuat satuan Kavaleri Kostrad dalam Yon Kav 8 Divisi Infantri 2
Kostrad di Pasuruan, Jawa Timur. Dan Yon Kav 1 Divisi Infantri 1 Kostrad yang
berada di Cijantung, Jakarta.
1
METAL INDUSTRIES DEVELOPMENT CENTER
(MIDC) BANDUNG

Namun sangat disayangkan kebutuhan komponen tracklink masih di impor


oleh negara-negara lain pembuat kendaraan tempur. Mengingat kemampuan
industri pengecoran di dalam negeri masih belum mampu menghasilkan
komponen tracklink yang memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan TNI.
Sudah ada beberapa industri pengecoran yang mencoba membuatnya, tetapi
kualitasnya masih rendah. Pada saat uji coba pemakaiannya sering terjadi
kerusakan, seperti: melengkung dan patah pada bagian tanduknya. Terutama pada
penggunaan di medan yang berat atau pada saat pengoperasian kendaraan tempur
dengan kecepatan yang tinggi menjadi sangat membahayakan.
Dalam pembuatan komponen tracklink yang memiliki bentuk rumit dan
terbuat dari baja paduan khusus (Metal Handbook, 2008). Maka untuk
menghasilkan komponen tracklink yang memiliki kualitas yang baik diperlukan
penguasaan teknologi proses pengecoran yang tepat, seperti disain pengecoran
maupun pemilihan cetakan pasir yang digunakan, pemaduan dan peleburan serta
proses perlakukan panas. Teknologi proses pengecoran adalah salah satu teknik
pengerjaan logam yang dapat menghasilkan produk yang memiliki tingkat
kompleksitas yang tinggi. Pengembangan teknologi pengecoran sangat diperlukan
untuk menghasilkan produk coran berkualitas tinggi dengan karakteristik tertentu,
yaitu sifat-sifat mekanis dan fisik yang tinggi, kandungan cacat-cacat pada produk
cor yang sangat rendah, penampakan produk cor yang baik, kehalusan permukaan
benda cor, ketepatan ukuran benda cor, laju produksi yang tinggi.
Untuk meningkatkan sifat mekanik dan sifat fisik suatu logam dalam
keadaan padat dapat dilakukan dengan cara perlakukan panas (heat treatment)
yaitu suatu kombinasi proses pemanasan dan pendinginan logam dalam waktu
tertentu.
Penelitian ini dibuat untuk memperbaiki sifat material pada pembuatan
tracklink sebelumnya yang disesuaikan dengan teknologi pengecoran di
Indonesia. Dengan tujuan untuk membuat komponen tracklink tank yang bebas
cacat cor karena penyusutan (shrinkage) dengan memodifikasi cetakan, memiliki
bentuk dengan dimensi dan komposisi jenis material yang sesuai serta perlakuan
panas yang tepat.
2
METAL INDUSTRIES DEVELOPMENT CENTER
(MIDC) BANDUNG

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dilakukan pembuatan produk cor


untuk tracklink tank scorpion, yang terbuat dari material baja cor paduan CrMo
yang memiliki sifat tahan aus yang tinggi tetapi memiliki ketangguhan
(toughness) yang baik. Komponen tracklink tank yang dibuat dapat menggantikan
(substitusi) produk impor. Sebagai upaya meningkatkan kemandirian pertahanan
keamanan nasional yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan TNI
untuk menjaga dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

1.2 Lingkup Kajian


Studi ini meliputi kegiatan untuk melaksanakan proses pengecoran dan
menganalisa kegagalan yang terjadi pada komponen produk tracklink tank yang
terdiri dari wing, bolt dan tapak yang mengacu pada standar JIS dengan
dilengkapi dengan kajian analisis data.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1. Mempelajari dan memahami produk hasil coran yang dihasilkan yaitu
komponen tracklink tank yang terdiri dari wing, bolt dan tapak.
2. Mempelajari dan memahami jenis cetakan yang digunakan pada saat
pengecoran komponen tracklink tank.
3. Mempelajari dan memahami tahapan proses yang dilakukan pada saat
pengecoran komponen tracklink tank.
4. Mendapatkan harga atau nilai kekerasan dari komponen tracklink tank
sesuai dengan yang diinginkan.
5. Mendapatkan harga atau nilai uji tarik dari komponen tracklink tank sesuai
dengan yang diinginkan.
6. Mempelajari dan memahami terjadinya cacat coran pada komponen
produk tracklink tank yang terdiri dari wing, bolt dan tapak.

3
METAL INDUSTRIES DEVELOPMENT CENTER
(MIDC) BANDUNG

1.4 Tanggal Waktu dan Tempat Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan


1. Waktu : Juni 2017 s/d Juli 2017 selama 1 (satu) bulan
2. Tempat Pelaksaan : Di Seksi Pengecoran dan Perlakuan Panas
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
INDUSTRI BALAI BESAR LOGAM DAN
MESIN
Jl. Sangkuriang 12 Bandung 40135 Telp. (+62
22) 2504107, 2503171 ; Fax (+62 22) 2503978
Website: www.bblm.go.id ; email:
bblm@kemenperin.go.id

1.5 Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan


1. Waktu PKL : Senin-Kamis (08.00-16.00)
Jum’at (08.00-16.30)
2. Kegiatan PKL :
 Minggu 1 (Divisi Pola)
 Minggu 2 (Divisi Molding)
 Minggu 3 (Divisi Melting)
 Minggu 4 (Divisi Quality Control)

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan kerja praktek ini membahas proses pengecoran dan
menganalisa kegagalan yang terjadi pada komponen produk tracklink tank
yang terdiri dari wing, bolt dan tapak di MIDC Bandung. Sistematika laporan
ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penulisan laporan, lingkup kajian, tujuan penulisan,
waktu dan tempat pelaksanaan, jadwal waktu pkl, dan sistematika
penulisan.
4
METAL INDUSTRIES DEVELOPMENT CENTER
(MIDC) BANDUNG

2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.


Memberikan gambaran secara umum mengenai Kementrian Perindustrian
BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN (BBLM).
3. BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori-teori pendukung meliputi material, proses dan parameter yang
digunakan.
4. BAB IV PROSES DAN PEMBAHASAN
Berisi data-data pengamatan dan data hasil pengujian dan analisis dari
data-data hasil pengujian dan pengamatan.
5. BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi analisa dan pembahasan.
6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai