Anda di halaman 1dari 12

TUGAS EKSPLORASI BATUBARA

STRATEGI DAN ESKPLORASI BATUBARA

Oleh :
YORDAN IRSYADIE A.
111.140.044

MATA KULIAH EKSPLORASI BATUBARA

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2017
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Strategi dan Eksplorasi Batubara
Staregi Eksplorasi
Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan eksplorasi
bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel akan terdapatnya
cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum pencarian yang sesungguhnya.
Menurut Pretorius (1968), yang dimaksud strategi eksplorasi adalah menggeluti
permasalahan mengenai apa yang akan dicari, dimana mencarinya, dan bagaimana cara
mencarinya, dan ini berkisar seputar pengaruh dari teori-teori genetik atau model cebakan
dan hipotesa target dari penemuan di masa yang akan datang.
Kepentingan strategi dalam eksplorasi
. Ada aspek-aspek yang diperlukan dalam eksplorasi, untuk dapat mendekati
keberhasilan dalam mencapai tujuan eksplorasi, aspek-aspek yang memerlukan strategi
tersebut adalah:
1. Aspek peluang atau probabilitas:
Tidak unsur kepastian dalam eksplorasi, yang ada hanyalah peluang dan probabilitas.
2. Aspek pertaruhan dengan resiko sangat tinggi:
Dalam suatu usaha ekonomi tidak ada suatu usaha yang beresiko sangat tinggi seperti
dalam eksplorasi mineral atau minyak dan gas-bumi. Resiko ini terus menerus
menghantui sukses dari suatu usaha eksplorasi, sehingga pada setiap saat harus diambil
keputusan apakah usaha ini dilanjutkan atau tidak.
3. Aspek parameter geologi yang tidak diketahui sebelumnya.
Salah satu masalah dalam eksplorasi adalah bahwa sebelum aktivitas eksplorasi
berlangsung tidak semua parameter geologi sebagai syarat keberadaannya suatu
cebakan mineral dapat diketahui, bahkanmungkin saja ada para meter yang tidak
berlaku.
4. Aspek keberadaan data yang merupakan situasi sesaat.
Keberhasilan eksplorasi sangat tergantung dari kondisi atau situasi geologi yang ada,
atau lebih tepat lagi penafsiran geologi dari suatu daerah berkembang dengan adanya
kemuncullan data baru, karenapenafsiran ini bersifat induktif akumulatif.
5. Aspek kegagalan salah satu aktivitasnya.
Dalam eksplorasi dapat terjadi salah satu metoda eksplorasi tidak menghasilkan gejala
geologi yang diharapkan hadir, sehingga harus diputuskan langkah berikutnya.
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Tujuan Strategi
Tujuan strategi menurut Griffits (1967), adalah bagaimana mengarahkan semua usaha
untuk mencapai sasaran eksplorasi yang dilaksanakan dengan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian semua unsur dalam suatu sistem penyerangan. Namun
tujuan terpenting dalam strategiadalah dari segi ekonomi, yaitu:
1. Efisiensi: mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin
2. Efektivitas: penggunaan metoda atau teknologi secara efektif.
3. manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi: suatu gejala geologi yang menjadi
petunjuk dapat saja dieksplorasidengan suatu metoda tertentu secara akurat, tetapi
biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda yang kurang akurat tetapi cukup
baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini terutama juga tergantung dari besarnya
nilai obyektif yang diharapkan. Misalnya dalam eksplorasi minyak dan gasbumi,
penggunaan seismik yang mahal sering digunakan pada tahap awa dari suatu program
eksplorasi, tetapi dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang
sama, survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya akan sangat
menguntungkan, misalnya menghindari masalah-masalah penambangan dikemudian
hari yang dapatmengakibatkan biaya operasijauh lebih mahal lagi.
4. Memperkecil Resiko: strategi eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko untuk
menderita kerugian besar. Untuk ini harus memberikan kesempatan untuk mengambil
keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan atau tidak atau mengambil alternatif
lainnya sebelum suatu kerugian besar terjadi.
Faktor Pertimbangan Eksplorasi
Strategi eksplorasi juga tidak akan lepas dari Faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan eksplorasi, faktor-faktor tersebut adalah:
 Potensi Resources
 Kondisi Geologi
 Posisi Geograf
 Politik
 Peraturan pemerintah setempat
 Perijinan
 Transportasi hasil eksploitasi
 Biaya
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Progam Eksplorasi Batubara Regional
Strategi untuk Keberhasilan suatu eksplorasi juga tergantung dari program perencanaan
kerjanya yang dibuat, adapun program tersebut adalah sebagai berikut:
 Pemilihan (Selection)
1. Pertimbangan keuangan tersedia untuk perioda >5 thn
2. Pemilihan batubara sesuai demand
3. Pemilihan area sesuai dengan target
4. Pertimbangan metoda yang diinginkan studi literatur; pemetaan geologi
pendahuluan; foto udara pendahuluan; prospektor; aerial fotografi; airborne
geophysisc; ground geophysis; survei geokimia; pemboran; petrological & ore
dressing investigation
 Rencana (Planning)
1. Organisasi personil eksplorasi Penerapan metoda yang dipilih
2. studi pustaka
3. interpretasi foto udara yang tersedia
4. peninjauan kondisi geologi di lapangan
5. peninjauan dari udara
6. pemetaan geologi
7. pemanfaatan tenaga prospektor (pencari)
8. survei airborne dan ground geofisika
9. survei geokimia
10. pemboran
11. analisa petrologi & pemisahan bijih
 Laporan (Reporting)
 Laporan perkegiatan eksplorasi secara khusus
◊ periodik : tiap minggu
◊ final
◊ khusus
 Laporan semua aktifitas eskplorasi
◊ periodik : tiap bulan
◊ periodik : tiap tahun
 Review struktur organisasi personil
 Tenaga ahli (Technical staff)
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
 Field geologist & geophysics
 Office geologist
 Chief geologist

 Field organization (Struktur Organisasi Lapangan
 Personil
◊ geologist + asisten geologist
 Fasilitas base camp di lapangan
◊ penginapan (ruang tidur personil)
◊ apur + ruang makan
◊ ruang rekreasi/istirahat
◊ penerangan + air + sanitasi
 Kendaraan (mobil + pesawat)
◊ mobilitas kegiatan survei
◊ transportasi kebutuhan base camp
 Radio komunikasi

 Mining laws (Peraturan pertambangan)
 Pengetahuan tentang peraturan yang berlaku: lokal & regional
◊ chief geologist

 Periodical review (review secara periodik)
 Aktifitas eksplorasi secara keseluruhan
 Pengeluaran biaya
 Hasil kegiatan eksplorasi
Eksplorasi Batubara
Eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, survei tinjau,
prospeksi, eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini
adalah untuk mengidentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan
dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan
geologi dan kelas sumber daya batubara yang dihasilkan.
1. Survei Tinjau (Reconnaissance)
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi Batu bara yang paling awal dengan
tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi
tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara
lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung
lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan
skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000.
Pada tahap survei awal, pertama dilakukan survei formasi cool-bearing yang
terbuka secara alami dan beberapa pengeboran untuk mengetahui kedalaman dari
lapisan batubara kearah kemiringan dengan maksud memastikan deposit batubara yang
potensial. Kemudian akan berlanjut kepada teknik eksplorasi yang lebih tinggi
menggunakan mesin dan peralatan yang spesifik. Dalam bab ini akan dijelaskan secar
ringkas mengenai survei geologi permukaan yang merupakan dasar dari semua survei
geologi. Namun, lingkup penyelidikan perlu dikembangkan, tidak hanya pada batubara
itu sendiri, tetapi juga kepada penelitian lain seperti penelitian sedimentologi batubara
dan lingkungannya, penelitian palaentologi fosil mikro dan mega, penelitian geokimia,
penelitian struktur terhadap fracture dan lain-lain.
Pada akhirnya, hasil aktural yang diperoleh dari survei umum dan rinci adalah :
Survei Umum Survei Rinci
• Peta geologi 1 : 50.000 - 10.000 1 : 1.000-3.000
• Peta penampang geologi 1 : 50.000 - 10.000 1 : 1.000-3.000
• Peta penampang stratigrafi 1 : 500 - 1.000 1 : 200 - 500
• Peta korelasi penampang 1 : 500 - 1.000
stratigrafi / lapisan batubara
• Peta penampang columnar 1 : 20 - 1.000 1 : 200 - 500
batubara
• Peta kontur lapisan batubara 1 : 25.000-10.000 1 : 1.000-5.000
• Peta isopach lapisan batubara 1 : 10.000 1 : 1.000-5.000
• Peta distribusi kualitas batubara 1 : 10.000 1 : 1.000-5.000
(ash, sulfur, pospor, dll)
• Peta kalkuasai cadangan batubara 1 : 10.000 1 : 1.000-5.000

• Tabel kalkualsi cadangan batu bara


2. Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan
yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran
penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout
drilling), pencontohan dan analisis. Metode tidak langsung, seperti penyelidikan
geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.
Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa
kondisi geologi dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara
dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh
berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat
geomekanik batuan yang menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai maslah yang tidak terhindar apabila hanya
dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting,
terutama lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan
lain lain.
3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta
gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang dilakukan antara
lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran
dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penarnpangan (logging) geofisika,
pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal
geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan.
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas clan kualitas serta
bentuk tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan
geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran, dan pencontohan yang
dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging)
geofisika, pengkajian geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan
pencontohan batuan, batubara dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan
pengkajian lingkungan yang berkaitan denqan rencana kegiatan penambangan

Logging Geofisik
Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi
geologi dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak
hanya untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain,
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik batuan
yang menyrtai penambahan batubara.
Dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya
dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting,
terutama lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan
lain lain.

Jenis dan Prinsip Logging Geofisik


Dari sekian banyak prinsip logging yang ada, yang paling sering digunakan adalah
resistansi listrik, kecepatan gelombang elastis dan radioaktif. Untuk eksplorasi batubara,
logging densitas adalah yang paling efektif dan kombinasi logging densitas dan sinar gama
adalah yang direkomendasi untuk menentukan sifat geologi sekitar lapisan batubara. Setiap
logging mempunyai keistimewaannya masing-masing, oleh karena itu lebih baik
melakukan kombinasi logging untuk analisa menyeluruh.

A. Log Sinar Gama


Kekuatan radiasi sinar gama adalah kuat dari mudstone dan lemah dari sandstone.
Terutama yang dari mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan yang
dari lapisan batubara lebih rendah pada sandstone. Log sinar gama dikombinasikan
dengan log utama, seperti log densitas, netron dan gelombang bunyi, digunakan untuk
memastikan batas antara lapisan penting, seperti antara lapisan batubara dengan langit-
langit atau lantai.

B. Log Densitas
Sinar gama dari sumber radioaktif dipancar oleh tumbukan dengan elektron di
dalam lapisan tanah dan energi sinar gama akan hilanng kepada elektron untuk setiap
tumbukan (efek compton). Densitas elektron di dalam material sebanding dengan
densitas curahan atau masa (bulk or mass density) material.
C. Log Netron
Pada waktui netro berkecepatan tinggi menyebar kedalam lapisan tanah, terjadi
tumbukan berulang-ulang dengan inti atom material pembentuk lapisan tanah yang
mengakibatkan hilangnya energi dan menjadi netron termal berkecepatan rendah.
Kehilangan energi terbesar terjadi pada waktu tumbukan dengan inti atom unsur
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Hidrogen yang massanya sama dengan netron. Sehingga, pengurangan kecepatan netron
ditentukan oleh kerapatan inti atom hidrogen di dalam lapisan tanah. Secara umum,
kerapatan inti atom hidrogen pada batuan sebanding dengan jumlah kandungan cairan
(air) di dalam material. Apabila diasumsikan, bahwa porositas pada batuan diisi oleh air,
maka kerapatan inti atom hidrogen sebanding dengan porositas batuan. Berdasarkan
prinsip ini, maka distribusi netron termal yang diukur berbanding terbalik dengan
distribusi porositas lapisan tanah.
Angka pengukuran tersebut, biasanya besar untuk sandstone dan kecil untuk
mudstone. Dengan kata lain, porositas tampak kecil intuk sandstone dan besar untuk
mudstone. Karena kerpatan inti atom hidrogen pada batubara tinggi, maka pada log
netron menunjukan nilai yang kecil dan mudah membedakan denngan batuan lain.
Tetapi, kadang kala sulit untuk mengenal batas yang jelas apabila penting atau langit-
langit/lantai terdiri dari batuan yang banyak mengandung karbon seperti coaly shale.

D. Log Resistansi
Log resistansi normal dirancang untuk mengukur suatu potensial listrik pada
elektroda pengukur, M, selama arus listrik konstan dialirkan ke dalam lapisan tanah
melalui elektroda A dan potensial tersebut dokonversi kepada resistensi tampak
berdasarkan hukum Ohm dan konfigurasi penempatan elektroda.
Guard electroda logging dirancang untuk mengukur resistansi lapisan tanah setelah
memusatkan distribusi arus listrik kedalam bagian tertentu dari lapisan tanah dengan
menggunakan elektroda tambahan. Dengan demikian akan menaiokan akurasi resistensi
dan kemapuan pengukuran di lapisan tipis. Metoda pengukuran ini disebut juga sebagai
laterolog.

E. Log Gelombang Bunyi (Sonic Log)


Sonic log yang digukan dewasa ini kebanyakan tipe BHC (bore hole compensated).
Metoda ini dapat mengurangi efek pemalsuan (spurious) pada perubahan ukuran lubang
dan juga mengkonpensasi kesalahan karena kemiringan sonde. Karena BHC
menggunakan satu transmitter diatas dan satu transmitter di bawah dua pasang penerima
(receiver), dan interval waktu perambatan gelombang yang diterima kedua set receiver
dirata-ratakan
Interpretasi Lapisan Batubara
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Perusahaan logging mengembangkan peralatan orisinil (khas masing-masing) untuk
memperoleh resolusi logging batubara yang lebih baik.
Long spaced density log digunakan untuk evaluasi lapisan batubara karena
menunjukan densitas yang mendekati sebenarnya berkat pengaruh yang kecil dari dinding
lubang. Sedangkan, sort spaced density log mempunyai resolusi vertikal yang tinggi, maka
cocok untuk pengukuran ketebalan lapisan batubara. Kombinasi probe long dan short
spaced density bersama sinar gama dan caliper dapat memberikan data densitas lapisan
yang sebenarnya secara langsung melalui koreksi oleh data caliper. Dalam hal ini, sensor
sinar gama harus dipisahkan sekitar 2 m dari sumber log densitas agar dapat menghindari
terhadap sensor.

A. Analisa Ketebalan Lapisan Batubara


a. Metoda Rasio Densitas
Prinsip metoda ini adalah membagi dua dengan perbandingan tertentu, antara
batuan dan nilai densitas yang mewakili densitas, yang mengapit batas, di atas kurva
densitas dan mentapkan kedalaman titik tersebut sebagai kedalaman batas.
Perbandingan pembagiannya kadang kala direkomendasi 2/3 atau 4/5 jarak menuju
batubara. Akurasi metoda ini bervariasi dan untuk menentukan perbandingan dengan
pasti diperlukan tes empirik. Umumnya dikatakan mempunyai akurasi kurang lebih
10 cm.
b. Metoda Densitas Rata-rata
Metoda ini mirip dengan metoda diatas, tetapi nilai densitas rata-rata diperoleh
dari nilai densitas yang dikonversi dari chart kalibrasi yang dibuat dengan memplot
count rate sinar gama terhadap nilai pengukuran densitas. Nilai densitas rata untuk
batubara dan batuan pada suatu kontak dihitung dan diplot pada log. Nilai densitas
yang sesuai. Kedalaman titik ini digunakan sebagai kedalaman kontak. Jika skala ini
linier, maka titik tersebut akan terletak ditengah sepanjang defleksi. Dan, jika
skalanya logaritma, titik akan cenderung mendekat ke salah satu log. Perbedaan
kedalaman antara batas langit-langit dan lantai ditetapkan sebagai ketebalan lapisan
batu bara. Akurasi metoda ini untuk tempat yang baik kondisi geologinya, kurang
lebih 2 cm.

c. Metoda Sinar Gama


Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
Kekuatan sinar gama batu bara lebih rendah dibanding batuan. BPB Company
menetapkan titik batas antara lapisan batubara dengan batuan pada 1/3 menuju
batuan, diatas suatu kurva transisional.

B. Penentuan Kandungan Ash


Kandungan ash batubara dapat diperkirakan dengan menggunkan sinar gama atau
log densitas.
a. Sinar Gama
Asumsi dasarnya adalah tingkat radiasi langit-langit dan lantai lapisan
batubara yang terdiri dari mudstone atau silstone yang tipikal, mewakili lapian
dengan kandungan ash 0% diasumsikan sebagai level yang ekivalen dngan nilai
100%. Ash 0% diasumsikan sebagai level yang ekivalen 10%. Sehingga,
kandungan ash yang lain akan mengikuti hubungan linier antara titik-titik
tersebut. Jadi hubungan antara kandungan ash dan counter rate sinar gama juga
menjadi hubungan linier.
b. Log Densitas
Metoda ini didapat memperoleh akurasi dengan orde kurang lebih 0,1 g/cc,
dibawah kondisi terkendali, termasuk untuk daerah densitas rendah. Antara
kandungan ash dan densitas batubara terdapat hubungan yang baik, walaupun
terdapat variasi yang tergantung kepada jenis batubara. Pengukuran LSD dan HRD
dapat digunakn kedunya. Yang pertama memberikan informasi laterl yang baik
dan yang kedua memberikan informasi vertikal yang baik. Apabila dapat
melaksnakan pengeboran yang terkendali baik, dengan berat lumpur (mud) yang
diketahui dan dimeter lubang bor yang dapat diandalkan, maka dimugkinkan untik
membuat chart universal.
Chart ini mengkoreksi variabel-variabel tersebut dan mengkonversi count
yang dibaca dari log menjadi satuan densitas dan mencari kandungan ash. Akurasi
penentuan kandungan ash terhadap lapisan batubara yang tidak diketahui
adalahkurang lebioh 5% untuk kandungan ash sekitar 20 % dan kurang lebih 2 %
untuk kandunan ash sekitar 5%.
Yordan Irsyadie
111.140.044
Eksplorasi Batubara
DAFTAR PUSTAKA

Sucofindo, 2013. Manajemen Eksplorasi Bahan Galian. Halaman 1-16.

Adjat Sudrajat, 1999, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA


MINERAL, Penerbit ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai