Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Gema Agung
Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Gema Agung
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN SELF EFFICACY DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA
YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI
Gema Agung
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : Ghemaatkinson@yahoo.com
Abstract
The purpose of this study is to test the correlation emotional intelligence and self efficacy with stress level college
students who are doing the thesis, there are to independent variables and a dependent variables : (a) Emotional
Intelligence (b) self efficacy (c) Stress Level. This study using Emotional Intelligence scale, self efficacy scale, and
stress level scale which are constructed to measure emotional intelligence, self efficacy, stress level, this study using
quantitative research method. The samples of this study were 34 college students in Faculty of education State
University Surabaya. The subject were selected using purposive sampling method. Data obtained in this study is
processed by Regresi Linier Berganda. The result indicate that are significant correlation between emotional
intelligence and self efficacy with stress level, emotional intelligence have not significant correlation and negative with
stress level, and than self efficacy have significant correlation negative with stress level.
Keyword : Emotional Intelligence, Self Efficacy, Stress Level, College Students
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menguji hubungan Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan tingkat stres
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi Terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu : (a)
Kecerdasan Emosi, (b) Self Efiicacy, dan (c) tingkat stres. Penelitian ini menggunakan skala Kecerdasan Emosi, Self
Efficacy dan Tingkat Stres yang disusun guna mengukur Kecerdasan Emosi, Self Efficacy dan Tingkat Stres. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah 34 mahasiswa di
fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Surabaya pada angakatn 2008. subyek dalam penelitian ini diseleksi
menggunakan teknik purposive sampling data dianalisis menggunak teknik Regresi Berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan Tingkat Stres,
Kecerdasan emosi memiliki hubungan yang tidak signifikan dan negatif dengan Tingkat Stres, selanjutnya Self Efficacy
memiliki hubungan yang signifikan dan negatif dengan Perilaku Agresi.
Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Self Efficacy, Tingkat Stres, Mahasiswa skripsi
semakin terpacu untuk mencari refrensi-refrensi Universitas khususnya angkatan 2008 yang sedang
tambahan skripsi, mahasiswa juga semakin terpacu untuk mengerjakan skripsi, banyak dari mereka yang mengalami
mengerjakan skripsi dan lain sebagainya. Reaksi stress kesulitan, tidak sedikit dari mereka sering kehilangan
bersifat negatif misalnya, mahasiswa menghindar dengan kontrol, sampai bertindak ke agresi, dan juga emosi yang
tidak mengerjakan skripsi, melakukan aktivitas lain yang meledak ledak ketika ada ketidak sesuaian dengan
dianggap menarik, menunda-nunda dan sebagainya. harapannya, selera humor yang kadang ditunjukan oleh
Reaksi stres yang bersifat negatif akibat skripsi jika mereka seketika menghilang akibat beban yang dirasa
dibiarkan berlarut-larut menyebabkan mahasiswa tidak berat karena banyaknya tuntutan. Kesulitan yang dialami
dapat segera menyelesaikan skripsinya dan tidak dapat berkembang menjadi perasaan negatif yang menimbulkan
segera lulus bangku kuliah, stres yang dibiarkan terus ketegangan dan stres. Stres juga dikarenakan oleh
menerus akan dapat mengakibatkan reaksi fisik atau kurangnya pengendalian emosi dalam diri individu itu
psikologis pada mahasiswa. sendiri. Melihat dari fenomena yang terjadi pada
Menurut hasil wawancara tekanan juga kadang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimana
dialami pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan di mereka banyak memperlihatkan gejala-gejala munculnya
Unesa dalam mengerjakan skripsi misalnya mengalami stres seperti, kehilangan kontrol emosinya, kecemasan dan
kesulitan menemui dosen pembimbing skripsi, kesulitan motivasi yang menurun serta kehilangan kemampuan
dalam proses pengambilan data penelitian, kesulitan untuk memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan
dalam pencarian subyek, bahan atau refrensi yang sulit tentang skripsi yang sedang dikerjakan. Berdasarkan
dicari, terbatasnya waktu dan penelitian, adanya data fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
yang hilang dsb. Pada dasarnya mereka mampu untuk timbulah pertanyaan apakah ada hubungan “hubungan
mengatasi semua hambatan dan juga mampu mencari antara kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat
literatur yang diinginkan, namun mereka cenderung stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi”. Untuk
untuk menghindar dan takut akan ketidaksesuaian hasil menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dilakukan
yang diharapkan nantinya. Kesulitan-kesulitan yang penelitian yang mana penelitian ini nantinya diharapkan
dihadapi oleh mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan akan mampu menambah literatur mengenai kecerdasan
tersebut dapat berkembang menjadi perasaan negatif emosi dan self efficacy dan tingkat stres, serta mampu
yang menimbulkan ketegangan dan stres, hingga menghasilkan saran-saran yang dapat dipertimbangkan
akhirnya menghindari tugas atau skripsi karena perasaan untuk mengurangi munculnya stres.
takut, kekuatiran dan ragu-ragu hal tersebut juga
menimbulkan persepsi ketidakmampuan menyelesaikan METODE
tugas. Untuk mengurangi perasaan negatif tersebut Penelitian ini merupakan jenis penelitian
diperlukan komponen kognitif yaitu perasaan yakin akan kuantitatif, dimana variabel independent dari penelitian
kemampuan untuk menyelesaikan tugas, persepsi atau ini ialah kecerdasan emosi (X1) dan Self efficacy (X2),
keyakinan akan ketidakmampuan diri ini berkaitan erat sedangkan variabel independent ialah Tingkat stres (Y).
dengan tinggi rendahnya self efficacy mahasiswa tersebut. Stres adalah stimulus yang berasal dari suatu
Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) kejadian atau lingkungan yang dapat menyebabkan
mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang seseorang menjadi tegang dan berada dalam tekanan
dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk sehingga menuntut individu untuk beradaptasi atau
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan menyesuaikan diri dengan (Nevid, 2005).
kejadian dalam lingkungan. Semakin tinggi self efficacy kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang maka semakin gigih pula usaha yang seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
dilakukan, banyak penelitian membuktikan bahwa self inteligensi (to manage our emotional life with
efficacy dan meningkatkan kualitas dan psikososial intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
seseorang (Bandura, 1997). Bandura menjelaskan bahwa pengungkapannya (the appropriateness of emotion and
self efficacy yang bagus memiliki kontribusi besar its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,
terhadap motivasi individu, hal ini mencangkup antara pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan
lain: bagaimana individu merumuskan tujuan atau target sosial. (Goleman, 2002).
untuk dirinya, sejauh mana individu memperjuangkan Self efficacy merupakan keyakinan individu
target itu, dan setangguh apa individu itu dapat terhadap kemampuannya bahwa setiap orang mempunyai
menghadapi kegagalan. kemampuan untuk mengatur dan menyelesaikan tugas
Seperti yang dijelaskan di atas menurut tertentu (Bandura, 1997)
Goleman, (2002) seseorang mempunyai self efficacy yang
tinggi akan mengeluarkan usaha yang besar untuk Sampel
mengatasi tantangan yang dihadapi, usaha yang besar Penelitian ini mengunakan sampel sejumlah 34
bisa ditunjukan melalui ketekunan, semangat dan dari 223 populasi dengan karakteristik mahasiswa
kemampuan memotivasi diri dalam mengerjakan skripsi. angkatan 2008 di fakultas ilmu pendidikan Universitas
Ketekunan, semangat dan kemampuan memotivasi diri Negeri Surabaya. Tekhnik pengambilan sampel dengan
merupakan salah satu peranan dari kecerdasan emosional purposive sampling, yaitu teknik pemilihan subjek
yang ada dalam diri seseorang. dengan pertimbangan-pertimbangan atau ketentuan-
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan ketentuan tertentu yang sesuai dengan kriterian yang
pada mahasiswa pada Fakultas Ilmu Pendidikan di sudah ditentukan (Sugiyono, 2003)
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres
Menurut Bandura (dalam Feist & Feist 2010) restructuring), pemecahan masalah (problem solving),
mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang dan kemampuan sosial (social skill).
dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk Santrock (2003) menyebutkan bahwa faktor-
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan faktor yang menyebabkan stres terdiri atas: beban yang
kejadian dalam lingkungan. Semakin tinggi self efficacy terlalu berat, konflik dan frustasi yang menyebabkan
seseorang maka semakin gigih pula usaha yang dilakukan perasaan tak berdaya, tidak memiliki harapan, dan faktor
untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, usaha yang kepribadian. Tipe kepribadian berbeda menyebabkan
besar itu dapat ditunjukan melalui ketekunan, semangat berbeda pula tingkat stres yang dialami. Serta faktor
dan kemampuan memotivasi diri dalam mengerjakan kognitif, yang mana penilaian secara kognitif adalah
skripsi. Ketekunan, semangat dan kemampuan istilah yang digunakan oleh Lazarus untuk
memotivasi diri merupakan salah satu peranan dari menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-
kecerdasan emosional yang ada dalam diri seseorang kejadian dalam hidup mereka sebagai suatu bahaya,
(Goleman, 2002). Bagaimana cara kita dapat mengancam atau menentang dan keyakinan mereka
menempatkan emosi kita di situasi yang benar dan juga dalam mengahdapi kejadian tersebut secar efektif.
adanya keyakinan pada kemampuan diri untuk Selanjutnya untuk hipotesis kedua yang
menyelesaikan tugas sangatlah penting dalam proses berbunyi “ terdapat hubungan yang signifikan antara self
pengerjaan skripsi, untuk itu kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat stres pada mahasiswa yang
efficacy diperlukan untuk menekan stres tersebut agar sedang mengerjakan skripsi” diterima. Berdasarkan hasil
mereka dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul. uji analisis data yang telah dilakukan dengan
Berdasarkan uji analisi data yang dilakukan mengunakan regresi linier berganda diketahui bahwa self
dengan mengunakan tehnik analisi data regresi linier efficacy berhubungan secara signifikan dengan tingkat
berganda diperoleh hasil 0,828, p>0,05. Angka tersebut stres dengan nilai sebesar 0,000, p< 0,05, serta untuk
berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai koefisien regresi yang menunjukan nilai negatif
variabel kecerdasan emosi dengan tingkat stres sebesar -0,813, yang artinya sebesar 81,3% dari variasi
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Dengan tingkat stres dapat diprediksi melalui variabel self
demikian hipotesis 1 yang berbunyi “tidak terdapat efficacy. Arah hubungan negatif berarti semakin rendah
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi self efficacy pada mahasiswa maka semakin tinggi tingkat
dengan tingkat stres mahasiswa yang sedang stres yang dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan
mengerjakan skripsi” diterima. skripsi. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi self
Ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan efficacy maka semakin rendah pula tingkat stres yang
munculnya hasil tersebut. Pertama, adanya faktor-faktor dmiliki mahasiswa.
lain yang berperan lebih besar yang mempengaruhi stres Self efficacy bisa dikatakan sebagai pemicu bagi
yang dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dalam
skripsi, selain faktor yang berasal dari variabel dalam diri melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang
individu. Faktor-faktor tersebut adalah karakteristik dikehendaki. Self efficacy dalam bidang akademik
kepribadian, hubungan dengan lingkungan sosial dan berkaitan dengan keyakinan mahasiswa akan kemampuan
keluarga, dukungan sosial yang diterima, dan interegasi dalam melakukan tugas-tugas, mengatur kegiatan belajar,
dalam hubungan sosial, serta strategi coping. (Smet, hidup dengan harapan akademis mereka sendiri dan
1994). Konsep stres merupakan hasil interaksi antara orang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
sistem biologis, psikologis dan sosial (Sarafino, 1998). tinggi self efficacy yang dimiliki oleh seseorang
Sehingga banyak factor yang akan mempengaruhi mahasiswa, maka mahasiswa tersebut akan mengeluarkan
penelitian ini. Hal ini sekaligus menjadi kelemahan pada usaha yang cukup besar agar mereka dapat meraih hasil
penelitian ini dimana faktor-faktor tersebut tidak yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dikontrol dengan baik. dilakukan oleh Turner et, al (2009) terhadap 146
Stres disebabkan oleh banyak faktor yang mahasiswa dan ditemukan bahwa motivasi intristik dan
disebut dengan stressor. Stressor secara umum dapat self efficacy akan mempengaruhi akademik performen
diklasifikasikan sebagai stressor internal dan stressor seseorang, dimana seseorang yang yakin akan
eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri kemampuan dirinya untuk mencapai hasil yang
seseorang misalnya kondisi fisik, atau suatu keadan diinginkan maka individu tersebut akan benar-benar
emosi. Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang memperoleh keberhasilan akademiknya.
misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga dan Menurut Bandura (1997), bahwa keyakinan
sosial budaya. (Pooter & Perry, 2005) seseorang akan kemampuan yang dimilikinya
Mereka bisa jadi lebih banyak mengunakan menimbulkan dampak yang beragam. Keyakinan tersebut
upaya-upaya lain untuk mengatasi stres. Sesuai dengan akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan,
peryataan Rice (1999), ada banyak upaya untuk besarnya usaha, ketahanan dalam menghadapi rintangan
melakukan coping. Diantara upaya-upaya tersebut dan kegagalan, pola pikir, stres dan depresi yang dialami.
terdapat empat cara yang memiliki dampak paling kuat Tingkat stres mahasiswa Fakultas Ilmu
pada hasil coping, yaitu pelepasan tegangan (tension Pendidikan Unesa yang sedang mengerjakan skripsi
reduction), restrukturisasi kognitif (cognitive tergolong cukup tinggi, dimana 97,0% mahasiswa berada
dalam kategori tingkat stres tinggi. Hal tersebut dapat
dikarenakan faktor-faktor lain diluar variabel kecerdasan
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres
emosi dan self efficacy yang kurang bisa dikendalikan peneliti lain yang berminat dengan tema yang sama
dengan baik oleh mahasiswa. hendakya lebih memperhatikan variabel-variabel lain