Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN SELF EFFICACY DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA
YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

Gema Agung
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : Ghemaatkinson@yahoo.com

Meita Santi Budiani


Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : Ita_peha@yahoo.com

Abstract
The purpose of this study is to test the correlation emotional intelligence and self efficacy with stress level college
students who are doing the thesis, there are to independent variables and a dependent variables : (a) Emotional
Intelligence (b) self efficacy (c) Stress Level. This study using Emotional Intelligence scale, self efficacy scale, and
stress level scale which are constructed to measure emotional intelligence, self efficacy, stress level, this study using
quantitative research method. The samples of this study were 34 college students in Faculty of education State
University Surabaya. The subject were selected using purposive sampling method. Data obtained in this study is
processed by Regresi Linier Berganda. The result indicate that are significant correlation between emotional
intelligence and self efficacy with stress level, emotional intelligence have not significant correlation and negative with
stress level, and than self efficacy have significant correlation negative with stress level.
Keyword : Emotional Intelligence, Self Efficacy, Stress Level, College Students

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menguji hubungan Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan tingkat stres
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi Terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu : (a)
Kecerdasan Emosi, (b) Self Efiicacy, dan (c) tingkat stres. Penelitian ini menggunakan skala Kecerdasan Emosi, Self
Efficacy dan Tingkat Stres yang disusun guna mengukur Kecerdasan Emosi, Self Efficacy dan Tingkat Stres. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah 34 mahasiswa di
fakultas ilmu pendidikan universitas negeri Surabaya pada angakatn 2008. subyek dalam penelitian ini diseleksi
menggunakan teknik purposive sampling data dianalisis menggunak teknik Regresi Berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy dengan Tingkat Stres,
Kecerdasan emosi memiliki hubungan yang tidak signifikan dan negatif dengan Tingkat Stres, selanjutnya Self Efficacy
memiliki hubungan yang signifikan dan negatif dengan Perilaku Agresi.
Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Self Efficacy, Tingkat Stres, Mahasiswa skripsi

PENDAHULUAN Banyak hambatan dan kesulitan yang ditemui


Manusia dalam menghadapi hidupnya harus mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi ini, sering
mempunyai kemampuan dan rasa percaya diri untuk dihayati sebagai pemicu munculnya stress. Lazarus
membentuk pribadi yang kuat dan tangguh agar mampu (dalam Taylor, 2000) mendefinisikan stres sebagai
menghadapi atau mengatasi masalah yang timbul di derajat fungsi kesesuain lingkungan personal seseorang.
dalam kehidupan. Manusia dalam hal ini adalah Lazarus menekankan aspek kognitif stres, yaitu cara
mahasiswa, dalam menjalankan kegiatan perkuliahan seseorang menerima atau menilai lingkungan
pasti banyak dihadapkan dengan berbagai macam menentukan apakah terdapat stressor (sumber stres).
permasalahan. Terkadang mahasiswa sedikit mengalami Menurut Maramis (2009), stress yaitu segala masalah
permasalahan akan tugas-tugas yang diberikan para atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat menganggu
dosen, terkadang mahasiswa menganggap setiap tugas- keseimbangan kita dan bila kita tidak mampu
tugas dari dosen dirasakan sebagai beban termasuk mengatasinya dengan baik, maka akan muncul gangguan
menulis skripsi. (Budiono, Mcmahon, dan Adam dalam pada badan ataupun jiwa kita. Stres memiliki ciri identik
Angrita, 2009). Skripsi adalah penelitian atau karya dengan perilaku beradaptasi dengan lingkunganya,
ilmiah yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa dimana lingkungan ini bisa berupa hal di luar diri (outer
tingkat akhir sebagai syarat yang harus ditempuh untuk world), tetapi bisa juga dari dalam diri (inner world). Jadi
mendapat gelar sarjana (Iqbal, 1994). Penelitian akhir orang dikatakan adaptif kalau dia bisa atau mampu
atau skripsi menjadi salah satu syarat wajib yang harus menyesuaikan diri dengan tututan orang lain, tetapi dia
dilakukan mahasiswa program strata satu untuk dapat juga bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. (Sutardjo,
memperoleh gelar sarjana, oleh sebab itu mengerjakan 2007).
skripsi seringkali dirasakan sebagai sebuah tekanan yang Reaksi stres seringkali muncul pada saat
berat bagi mahasiswa yang mengerjakannya. mengerjakan skripsi dapat bersifat positif maupun
negatif, reaksi stres bersifat positif misalnya, mahasiswa
Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 2013

semakin terpacu untuk mencari refrensi-refrensi Universitas khususnya angkatan 2008 yang sedang
tambahan skripsi, mahasiswa juga semakin terpacu untuk mengerjakan skripsi, banyak dari mereka yang mengalami
mengerjakan skripsi dan lain sebagainya. Reaksi stress kesulitan, tidak sedikit dari mereka sering kehilangan
bersifat negatif misalnya, mahasiswa menghindar dengan kontrol, sampai bertindak ke agresi, dan juga emosi yang
tidak mengerjakan skripsi, melakukan aktivitas lain yang meledak ledak ketika ada ketidak sesuaian dengan
dianggap menarik, menunda-nunda dan sebagainya. harapannya, selera humor yang kadang ditunjukan oleh
Reaksi stres yang bersifat negatif akibat skripsi jika mereka seketika menghilang akibat beban yang dirasa
dibiarkan berlarut-larut menyebabkan mahasiswa tidak berat karena banyaknya tuntutan. Kesulitan yang dialami
dapat segera menyelesaikan skripsinya dan tidak dapat berkembang menjadi perasaan negatif yang menimbulkan
segera lulus bangku kuliah, stres yang dibiarkan terus ketegangan dan stres. Stres juga dikarenakan oleh
menerus akan dapat mengakibatkan reaksi fisik atau kurangnya pengendalian emosi dalam diri individu itu
psikologis pada mahasiswa. sendiri. Melihat dari fenomena yang terjadi pada
Menurut hasil wawancara tekanan juga kadang mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dimana
dialami pada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan di mereka banyak memperlihatkan gejala-gejala munculnya
Unesa dalam mengerjakan skripsi misalnya mengalami stres seperti, kehilangan kontrol emosinya, kecemasan dan
kesulitan menemui dosen pembimbing skripsi, kesulitan motivasi yang menurun serta kehilangan kemampuan
dalam proses pengambilan data penelitian, kesulitan untuk memusatkan perhatian pada tugas yang diberikan
dalam pencarian subyek, bahan atau refrensi yang sulit tentang skripsi yang sedang dikerjakan. Berdasarkan
dicari, terbatasnya waktu dan penelitian, adanya data fenomena yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
yang hilang dsb. Pada dasarnya mereka mampu untuk timbulah pertanyaan apakah ada hubungan “hubungan
mengatasi semua hambatan dan juga mampu mencari antara kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat
literatur yang diinginkan, namun mereka cenderung stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi”. Untuk
untuk menghindar dan takut akan ketidaksesuaian hasil menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dilakukan
yang diharapkan nantinya. Kesulitan-kesulitan yang penelitian yang mana penelitian ini nantinya diharapkan
dihadapi oleh mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan akan mampu menambah literatur mengenai kecerdasan
tersebut dapat berkembang menjadi perasaan negatif emosi dan self efficacy dan tingkat stres, serta mampu
yang menimbulkan ketegangan dan stres, hingga menghasilkan saran-saran yang dapat dipertimbangkan
akhirnya menghindari tugas atau skripsi karena perasaan untuk mengurangi munculnya stres.
takut, kekuatiran dan ragu-ragu hal tersebut juga
menimbulkan persepsi ketidakmampuan menyelesaikan METODE
tugas. Untuk mengurangi perasaan negatif tersebut Penelitian ini merupakan jenis penelitian
diperlukan komponen kognitif yaitu perasaan yakin akan kuantitatif, dimana variabel independent dari penelitian
kemampuan untuk menyelesaikan tugas, persepsi atau ini ialah kecerdasan emosi (X1) dan Self efficacy (X2),
keyakinan akan ketidakmampuan diri ini berkaitan erat sedangkan variabel independent ialah Tingkat stres (Y).
dengan tinggi rendahnya self efficacy mahasiswa tersebut. Stres adalah stimulus yang berasal dari suatu
Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) kejadian atau lingkungan yang dapat menyebabkan
mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang seseorang menjadi tegang dan berada dalam tekanan
dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk sehingga menuntut individu untuk beradaptasi atau
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan menyesuaikan diri dengan (Nevid, 2005).
kejadian dalam lingkungan. Semakin tinggi self efficacy kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang maka semakin gigih pula usaha yang seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
dilakukan, banyak penelitian membuktikan bahwa self inteligensi (to manage our emotional life with
efficacy dan meningkatkan kualitas dan psikososial intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
seseorang (Bandura, 1997). Bandura menjelaskan bahwa pengungkapannya (the appropriateness of emotion and
self efficacy yang bagus memiliki kontribusi besar its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,
terhadap motivasi individu, hal ini mencangkup antara pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan
lain: bagaimana individu merumuskan tujuan atau target sosial. (Goleman, 2002).
untuk dirinya, sejauh mana individu memperjuangkan Self efficacy merupakan keyakinan individu
target itu, dan setangguh apa individu itu dapat terhadap kemampuannya bahwa setiap orang mempunyai
menghadapi kegagalan. kemampuan untuk mengatur dan menyelesaikan tugas
Seperti yang dijelaskan di atas menurut tertentu (Bandura, 1997)
Goleman, (2002) seseorang mempunyai self efficacy yang
tinggi akan mengeluarkan usaha yang besar untuk Sampel
mengatasi tantangan yang dihadapi, usaha yang besar Penelitian ini mengunakan sampel sejumlah 34
bisa ditunjukan melalui ketekunan, semangat dan dari 223 populasi dengan karakteristik mahasiswa
kemampuan memotivasi diri dalam mengerjakan skripsi. angkatan 2008 di fakultas ilmu pendidikan Universitas
Ketekunan, semangat dan kemampuan memotivasi diri Negeri Surabaya. Tekhnik pengambilan sampel dengan
merupakan salah satu peranan dari kecerdasan emosional purposive sampling, yaitu teknik pemilihan subjek
yang ada dalam diri seseorang. dengan pertimbangan-pertimbangan atau ketentuan-
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan ketentuan tertentu yang sesuai dengan kriterian yang
pada mahasiswa pada Fakultas Ilmu Pendidikan di sudah ditentukan (Sugiyono, 2003)
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai


Teknik signifikan variabel kecerdasan emosi adalah 0,828 <
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan 0,05, sehingga hipotesis 1 yang diajukan diterima. Hal
dalm penelitian ini adalah mempergunakan skala, yaitu ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan kecerdasan
mengunakan skala likert yang telah dimodifikasi, dimana emosi yang signifikan terhadap stres. Sedangkan nilai
skala ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sinifikasi yang ditunjukan variabel self efficacy adalah
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sebesar 0,00 < 0,05, sehingga hipotesis Ha yang diajukan
sosial (Riduwan, 2003). Skala likert ini dibedakan antara diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan self
item yang posotif (favourable) dan item negatif efficacy yang signifikan dengan stres.
(unfavourable). Skala likert yang sudah dimodifikasi Data dari tabel diatas menunjukan nilai
dimana responden memilih salah satu dari 4 peryataan koefisien regresi pada variabel kecerdasan emosi adalah
yang tersedia dengan menghilangkan pilihan tengah sebesar - 0,024 dengan hubungan yang bersifat negatif.
Hubungan ini menyatakan bahwa kenaikan atau
Teknik Analisa Data penurunan variabel bebas kecerdasan emosi akan
Penelitian ini menggunakan statistic parametrik mengakibatkan kenaikan dan penurunan variabel terikat
oleh karena itu Sebelum melakukan analisa data maka stres. Dapat dikatakan, apabila kecerdasan emosi turun
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, linieritas . satu tingkatan maka stres diprediksi akan mengalami
Analisis data merupakan langkah yang paling kritis kenaikan sebesar -02,4% Sedangkan, jika kecerdasan
dalam penelitian. Analisis data adalah suatu cara yang emosi mengalami penurunan satu tingkatan maka stres
digunakan untuk mengolah atau menganalisis data hasil diprediksi mengalami kenaikan sebesar -02,4%
"
penelitian yang selanjutnya dicari kesimpulan dari hasil!" Nilai koefisien hubungan self efficacy dengan
penelitian yang diperoleh. Sesuai dengan judul, stres adalah -0,813 dengan hubungan yang bersifat
perumusan masalah, dan hipotesis penelitian maka negatif. Hubungan ini menyatakan bahwa kenaikan atau
analisis yang digunakan adalah teknik Regresi Berganda, penurunan variabel bebas self efficacy akan
adalah Menurut
suatu cara yang digunakan
Tulus (2007)untukRegresi
mengolah Berganda
atau menganalisis data hasil
merupakan mengakibatkan penuruna dan kenaikan variabel terikat
penelitian yang selanjutnya dicari kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh.
suatu judul,
Sesuai dengan teknik parametric
perumusan masalah, yang digunakan
dan hipotesis penelitianuntuk menguji
maka analisis yang stres. Sehingga, apabila self efficacy naik satu tingkatan
pertautan
digunakan dua
adalah teknik prediktor
Regresi Berganda,(X 1 danTulus
Menurut X2)(2007)
dengan
RegresiVariabel
Berganda maka diprediksi stres akan mengalami penurunan sebesar
merupakan suatu teknik
kriterium parametric
(Y). Semua yang digunakan
proses untuk menguji
analisa pertautan dua
mengunakan
prediktor (X1 dan X2) dengan Variabel kriterium (Y). Semua proses analisa
!" -81,3%. Sebaliknya, jika self efficacy mengalami
"
program
mengunakan programSPSS
SPSS versi
versi 1818
forfor window
window penurunan satu tingkatan maka stres diprediksi
mengalami kenaikan sebesar -81,3%.
HASIL DAN PEMBAHASAN H ASI L D A N PE M B A H ASA N
adalah
Hasil Hasil
suatu cara yang digunakan untuk mengolah atau menganalisis data hasil Pembahasan
penelitian yang selanjutnya dicari kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh.
Tabel 1. Analilis Regresi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Sesuai dengan judul, perumusan masalah, danSummary
Model hipotesisb penelitian maka analisis yang
digunakan adalah teknik Regresi Berganda, Menurut Tulus (2007) Regresi Berganda antara kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat
merupakanModel
suatu teknik parametric yang digunakan untuk Adjusted
menguji pertautan
Std. Errordua
of
prediktor (X1 dan X2) dengan Variabel R kriterium
R Square(Y). RSemua
Square proses
the Estimate
analisa stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
mengunakan program SPSS1 versi 18 for window
.835
a
0.696 0.677 4.633
Berdasarkan uji analisi data yang dilakukan dengan
mengunakan tehnik analisi data regresi linier berganda
a. Predictors: (Constant), Self_efficacy, Kecerdasan_emosi
H ASI L D A N PE M B A H ASA N diketahui bahwa kecerdasan emosi dan self efficacy
Hasil Tabel diatasTabel diatas menunjukan nilai RSquare sebesar
menunjukan nilai RSquare sebesar 0,696 yang menunjukan besar memiliki hubungan yang signifikan dengan stres. Ini
0,696
kontribusi yangemosi,
kecerdasan danTabel
menunjukan self1.Model
Analilis
besar
efficacy Regresi
dengan kontribusi kecerdasan
stres adalah sebesar 0,696.
Summary
b terlihat dari nilai signifikasi sebesar 0,00 (p< 0,05) yang
Artinya,emosi,
sebesar 69,6%
dan stresself dipengaruhi
efficacy oleh kecerdasan
dengan stres emosi dan selfsebesar
adalah efficacy,
sisanya sebesar
Model30,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang Adjusted tidak dapat diError
Std. ukurof oleh berarti hipotesis ketiga yang mengatakan “ terdapat
0,696. Artinya, sebesar R69,6% stres
R Square dipengaruhi
R Square
peneliti. Nilai signifikasi ditunjukan dengan nilai 0,000, dimana < 0,05. Hal ini the Estimateoleh
hubungan antara kecerdasan emosi dan self efficacy
kecerdasan
menjelaskan emosi
bahwa Ha diterima 1 dan ditolak,
dan selfa efficacy,
.835 sehingga
0.696 sisanya
terdapat
0.677 hubungansebesar
4.633yang dengan tingkat stres” diterima. Masing-masing variabel
signifikan antara dipengaruhi
30,4% variabel bebas dengan oleh variabel terikat.
variabel lain Dapat
yang diambil
tidak kesimpulan
dapat di
bahwa variabela. Predictors: (Constant), Self_efficacy, Kecerdasan_emosi
kecerdasan emosi dan self efficacy secara bersama-sama memiliki (X1 dan X2) memiliki kontribusi dan arah hubungan
ukur oleh
hubungan terhadap stres. peneliti. Nilai signifikasi ditunjukan dengan yang sama.
Tabel 0,000,
nilai diatas menunjukan
dimananilai < R0,05.
Square sebesar
Hal ini 0,696menjelaskan
yang menunjukanbahwa besar
kontribusiTabel
kecerdasan
2 Koefisienemosi,
Antara self efficacy
dan Variabel dengan
Bebas denganstresVariabel
adalah Terikat
sebesar 0,696. Pada pengolahan data diketahui Rsquare sebesar
Hasebesar
Artinya, diterima
69,6% dan ditolak,
stres dipengaruhi olehsehingga terdapat
kecerdasan emosi hubungan
dan self efficacy, 0,696. Nilai tersebut menunjukan bahwa sumbangan atau
sisanyayang
sebesarsignifikan
30,4% dipengaruhi antara variabel
oleh Coefficients
variabel laina bebas
yang tidakdengan variabel
dapat di ukur oleh
kontribusi yang diberikan variabel kecerdasan emosi dan
peneliti. Nilai signifikasi ditunjukan dengan nilai 0,000, dimana < 0,05. Hal ini
terikat.
Model
menjelaskan bahwaDapat
Ha diterima diambil kesimpulan
dan Unstandardized
ditolak, bahwa
Standardize
sehingga terdapat hubunganvariabel
yang self efficacy dengan tingkat stres adalah 0,696. Dalam
d
kecerdasan
signifikan antara variabelemosibebas dan
dengan self efficacy
variabel
Coefficientsterikat.secara
Dapat bersama-sama
diambil
Coefficients kesimpulan arti, sebesar 69.6% variasi pada tingkat stres pada
bahwa variabel kecerdasan emosi dan B self efficacy
Std. Errorsecara bersama-sama
Beta t memiliki
Sig.
memiliki
hubungan
1 terhadap
hubungan terhadap
(Constant)stres. 31.914
stres.17.090 1.867 .071 mhasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dipengaruhi
Kecerdasan_emosi -.024 .111 -.022 .219 .828 oleh variabel kecerdasan emosi dan self efficacy dan
Tabel 2 Koefisien Antara Variabel
Self_efficacy -.813 Bebas dengan
.098 Variabel
-.831Terikat
8.320 .000
a. Dependent Variable: Stres
sisanya sebesar 30,4% disebabkan oleh variabel lain yang
Coefficients
a
tidak diukur oleh peneliti. Menurut Rasmun (2004) setiap
Model Standardize
Unstandardized d individu akan mendapat efek stres yang berbeda-beda.
B
Coefficients
Std. Error
Coefficients
Beta t Sig.
Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu
1 (Constant) 31.914 17.090 1.867 .071 :Kemampuan individu mempersepsikan stressor,
Kecerdasan_emosi
Self_efficacy
-.024
-.813
.111
.098
-.022
-.831
.219
8.320
.828
.000
intensitas terhadap stimulus, jumlah stresor yang harus
a. Dependent Variable: Stres dihadapi dalam waktu yang sama, lamanya pemaparan
stressor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan.
Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 2013

Menurut Bandura (dalam Feist & Feist 2010) restructuring), pemecahan masalah (problem solving),
mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang dan kemampuan sosial (social skill).
dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk Santrock (2003) menyebutkan bahwa faktor-
kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan faktor yang menyebabkan stres terdiri atas: beban yang
kejadian dalam lingkungan. Semakin tinggi self efficacy terlalu berat, konflik dan frustasi yang menyebabkan
seseorang maka semakin gigih pula usaha yang dilakukan perasaan tak berdaya, tidak memiliki harapan, dan faktor
untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, usaha yang kepribadian. Tipe kepribadian berbeda menyebabkan
besar itu dapat ditunjukan melalui ketekunan, semangat berbeda pula tingkat stres yang dialami. Serta faktor
dan kemampuan memotivasi diri dalam mengerjakan kognitif, yang mana penilaian secara kognitif adalah
skripsi. Ketekunan, semangat dan kemampuan istilah yang digunakan oleh Lazarus untuk
memotivasi diri merupakan salah satu peranan dari menggambarkan interpretasi individu terhadap kejadian-
kecerdasan emosional yang ada dalam diri seseorang kejadian dalam hidup mereka sebagai suatu bahaya,
(Goleman, 2002). Bagaimana cara kita dapat mengancam atau menentang dan keyakinan mereka
menempatkan emosi kita di situasi yang benar dan juga dalam mengahdapi kejadian tersebut secar efektif.
adanya keyakinan pada kemampuan diri untuk Selanjutnya untuk hipotesis kedua yang
menyelesaikan tugas sangatlah penting dalam proses berbunyi “ terdapat hubungan yang signifikan antara self
pengerjaan skripsi, untuk itu kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat stres pada mahasiswa yang
efficacy diperlukan untuk menekan stres tersebut agar sedang mengerjakan skripsi” diterima. Berdasarkan hasil
mereka dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul. uji analisis data yang telah dilakukan dengan
Berdasarkan uji analisi data yang dilakukan mengunakan regresi linier berganda diketahui bahwa self
dengan mengunakan tehnik analisi data regresi linier efficacy berhubungan secara signifikan dengan tingkat
berganda diperoleh hasil 0,828, p>0,05. Angka tersebut stres dengan nilai sebesar 0,000, p< 0,05, serta untuk
berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai koefisien regresi yang menunjukan nilai negatif
variabel kecerdasan emosi dengan tingkat stres sebesar -0,813, yang artinya sebesar 81,3% dari variasi
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Dengan tingkat stres dapat diprediksi melalui variabel self
demikian hipotesis 1 yang berbunyi “tidak terdapat efficacy. Arah hubungan negatif berarti semakin rendah
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi self efficacy pada mahasiswa maka semakin tinggi tingkat
dengan tingkat stres mahasiswa yang sedang stres yang dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan
mengerjakan skripsi” diterima. skripsi. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi self
Ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan efficacy maka semakin rendah pula tingkat stres yang
munculnya hasil tersebut. Pertama, adanya faktor-faktor dmiliki mahasiswa.
lain yang berperan lebih besar yang mempengaruhi stres Self efficacy bisa dikatakan sebagai pemicu bagi
yang dialami mahasiswa yang sedang mengerjakan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dalam
skripsi, selain faktor yang berasal dari variabel dalam diri melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang
individu. Faktor-faktor tersebut adalah karakteristik dikehendaki. Self efficacy dalam bidang akademik
kepribadian, hubungan dengan lingkungan sosial dan berkaitan dengan keyakinan mahasiswa akan kemampuan
keluarga, dukungan sosial yang diterima, dan interegasi dalam melakukan tugas-tugas, mengatur kegiatan belajar,
dalam hubungan sosial, serta strategi coping. (Smet, hidup dengan harapan akademis mereka sendiri dan
1994). Konsep stres merupakan hasil interaksi antara orang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
sistem biologis, psikologis dan sosial (Sarafino, 1998). tinggi self efficacy yang dimiliki oleh seseorang
Sehingga banyak factor yang akan mempengaruhi mahasiswa, maka mahasiswa tersebut akan mengeluarkan
penelitian ini. Hal ini sekaligus menjadi kelemahan pada usaha yang cukup besar agar mereka dapat meraih hasil
penelitian ini dimana faktor-faktor tersebut tidak yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dikontrol dengan baik. dilakukan oleh Turner et, al (2009) terhadap 146
Stres disebabkan oleh banyak faktor yang mahasiswa dan ditemukan bahwa motivasi intristik dan
disebut dengan stressor. Stressor secara umum dapat self efficacy akan mempengaruhi akademik performen
diklasifikasikan sebagai stressor internal dan stressor seseorang, dimana seseorang yang yakin akan
eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri kemampuan dirinya untuk mencapai hasil yang
seseorang misalnya kondisi fisik, atau suatu keadan diinginkan maka individu tersebut akan benar-benar
emosi. Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang memperoleh keberhasilan akademiknya.
misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga dan Menurut Bandura (1997), bahwa keyakinan
sosial budaya. (Pooter & Perry, 2005) seseorang akan kemampuan yang dimilikinya
Mereka bisa jadi lebih banyak mengunakan menimbulkan dampak yang beragam. Keyakinan tersebut
upaya-upaya lain untuk mengatasi stres. Sesuai dengan akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan,
peryataan Rice (1999), ada banyak upaya untuk besarnya usaha, ketahanan dalam menghadapi rintangan
melakukan coping. Diantara upaya-upaya tersebut dan kegagalan, pola pikir, stres dan depresi yang dialami.
terdapat empat cara yang memiliki dampak paling kuat Tingkat stres mahasiswa Fakultas Ilmu
pada hasil coping, yaitu pelepasan tegangan (tension Pendidikan Unesa yang sedang mengerjakan skripsi
reduction), restrukturisasi kognitif (cognitive tergolong cukup tinggi, dimana 97,0% mahasiswa berada
dalam kategori tingkat stres tinggi. Hal tersebut dapat
dikarenakan faktor-faktor lain diluar variabel kecerdasan
Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy Dengan Tingkat Stres

emosi dan self efficacy yang kurang bisa dikendalikan peneliti lain yang berminat dengan tema yang sama
dengan baik oleh mahasiswa. hendakya lebih memperhatikan variabel-variabel lain

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan hasil analisis data regresi linier Anggrita, N .2009. efektivitas relaksasi progresif
berganda diperoleh hasil yang signifikan antara terhadap penurunan tingkat stress pada
kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hal Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : Universitas
tersebut dapat dilihat nilai signifikan sebesar 0,000 Airlangga
(<0,05) yang menunjukan bahwa kecerdasan emosi dan
self efficacy secara bersamaan memiliki hubungan yang Azwar, Saifuddin. 2011. Metode penelitian. Yogyakarta:
signifikan dengan tingkat stres, dengan sumbangan yang Pustaka Pelajar
diberikan oleh kecerdasan emosi dan self efficacy sebesar
69,6% . artinya, sebesar 69,6% tingkat stres dipengaruhi Bandura, A. 1997. Self Efficacy: The Exercise of Control.
oleh kecerdasan emosi dan self efficacy. Sedangkan USA: W.H. Freemen dan Company.
sisanya sebesar 30, 4% disebabkan oleh variabel lain
yang tidak diukur dalam penelitian ini. Feist, J & Gregory Feist. 2010. Teori Kepribadian, edisi
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara 7, buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.
kecerdasan emosi dengan tingkat stres pada mahasiswa
yang sedang mengerjakan skripsi, serta menghasilkan Goleman 2002. Working With Emotional Intelligence
nilai koefisien regresi pada kecerdasan emosi sebesar - (terjemahan). Jakarta: PT
0,024 dengan hubungan yang bersifat negatif. Hubungan Gramedia Pustaka Utama.
ini menyatakan bahwa kenaikan atau penurunan variabel
bebas kecerdasan emosi akan mengakibatkan kenaikan Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian dengan
dan penurunan variabel terikat stres. Dapat dikatakan, Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
apabila kecerdasan emosi turun satu tingkatan maka stres
diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar -02,4% Maramis, W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Sedangkan, jika kecerdasan emosi mengalami penurunan Surabaya: Airlangga. University Press
satu tingkatan maka stres diprediksi mengalami kenaikan
sebesar -02,4%. Marta Kritiningsih 2009. Hubungan kecerdasaan
Terdapat hubungan yang signifikan antara self emosional dan kecerdasaan spiritual dengan
efficacy dengan tingkat stres pada mahasiswa yang tingkat stres pada penderita hipertensi Skripsi
sedang mengerjakan skripsi, serta menghasilkan nilai Tidak Diterbitakan. Surabaya : Universitas
koefisien hubungan self efficacy dengan stres adalah - Airlangga
0,813 dengan hubungan yang bersifat negatif. Hubungan
ini menyatakan bahwa kenaikan atau penurunan variabel Nevid, Jeffrey, dkk. 2002. Psikologi Abnormal. Jakarta:
bebas self efficacy akan mengakibatkan penurunan dan Erlangga.
kenaikan variabel terikat stres. Sehingga, apabila self
efficacy naik satu tingkatan maka diprediksi stres akan Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental
mengalami penurunan sebesar -81,3%. Sebaliknya, jika Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
self efficacy mengalami penurunan satu tingkatan maka EGC.
stres diprediksi mengalami kenaikan sebesar -81,3%.
Rasmun, 2004. Pengertian Stres, Sumber Stres, dan Sifat
SARAN Stresor. Dalam: Stres, Koping, dan Adaptasi Edisi
Berdasarkan hasil penelitian tentang stres pada ke-1. Jakarta: Sagung Seto, 9-26
mahasiswa, maka diharapkan konselor mahasiswa atau
dosen pembimbing dalam universitas untuk dapat lebih Rice, P.L. 1998. Stress and Health. Third edition.
memperhatikan dampak-dampak negatif dari stres. Moorhead State University: Brooks/Cole
Tindakan pencegahan dapat berupa pelatihan ketrampilan Publishing Company.
manajemen stres pada mahasiswa tingkat akhir yang Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung :
sedang mengerjakan skripsi. Mahasiswa yang sedang Alfabeta
mengerjakan skripsi diharapkan memiliki mental atau
kesiapan diri serta memotivasi diri dengan menanamkan Santrock, J. W. 2003. Adolescence. Perkembangan
lebih pada keyakinan diri/self efficacy akan kemampuan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga,
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, mempunyai
ketahanan secara mental dan ketekunan menghadapi Taylor. E. Shelley. 2000. Health Psychology. New York:
skripsi sehingga mampu mengurangi stres dan juga giat Mc-Grew-Hill
melakukan aktivitas berolahraga, relaksasi, mencari rasa
nyaman dari orang lain, atau mencari dukungan Tulus. W. 2007. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan
emosional dari orang-orang disekitar dan keluarga. bagi Pendidikan. Malang: UMM Press.
Character, Volume 01, Nomor 02, Tahun 2013

Sutardjo. A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis. PT Rafika


Aditama: Bandung

Anda mungkin juga menyukai